You are on page 1of 22

BAB I TINJAUAN PUSTAKA CHEPALGIA PENDAHULUAN Nyeri kepala merupakan masalah umum yang sering dijumpai dalam praktek

sehari-hari, meskipun sebenarnya terutama dari jenis menahun jarang sekali disebabkan oleh gangguan organik. Penelitian yang dilakukan di Surabaya menunjukkan bahwa di antara 6488 pasien baru, 1227 (18,9%) datang karena keluhan nyeri kepala, 180 di antaranya didiagnosis sebagai migren. Sedangkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta didapatkan 273 (17,4%) pasien baru dengan nyeri kepala diantara 1298 pasien baru yang berkunjung selama. Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan daerah wajah. IHS tahun 1988 menyatakan bahwa nyeri pada wajah termasuk juga dalam sakit kepala. Dalam buku-buku teks dan jurnal banyak memakai klasifikasi 1962, dan klasifikasi terbaru adalah INS 1988 yang akan dipakai dalam ICD-WHO ke-X ada beberapa terminologi yang harus dibedakan seperti: Pusing = vertigo, ringan kepala = like headedness, pening = dizziness, rasa ingin pingsan = faintness, kepala berdenyut tujuh keliling dan sebagainya. Definisi menurut IASP (International assosiation for the study of pain), nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang

sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan.

MEKANISME NYERI KEPALA Ada beberapa teori mengenai mekanisme nyeri kepala : - Teori Melzack & Wall (1985): Teori gerbang nyeri Nyeri diteruskan dari perifer melalui saraf kecil A delta dan C rasa raba, mekanik dan termal melalui A delta A beta dan C ( serabut besar, kecepatan hantar serabut besar lebih tinggi dari serabut kecil ). Disubstamtia Gelatinosa (SG) ada sel-sel gerbang yang dapat bekerja menutup dan membuka sel T (targaet). Serabut besar aktif merangsang sel gerbang di SG, sel gerbang aktif dan sel T tertutup, maka nyeri tidak dirasa. Serabut kecil aktif, sel SG tidak aktif, dan sel T terbuka maka nyeri dirasa. Bila dirangsang bersamasama, misal antara rasa raba, mekanik,vibrasi,dll dengan rangsang nyeri maka nyeri tidak dirasa (seperti pada teknik tens, DCS, koyo, dll.)

Didapatkan kontrol desenden ke medulla spinalis dari pusat2 supra spinal (emosi,pikiran, dll). - Konsep II: Central Biasing mekanism Diduga ada daerah batang otak jadi CBM yang menyebarkan impuls nyeri keberbagai tempat diotak dan dapat menimbulkan inhibisi ke medulla spinali . s Ternyata formatioreticularis periacuaductus dan peri-ventriculer kaya akan reseptor2 morpin dan serotonin. - Konsep III ; Pembangkit pola

Bila nyeri khronik telah membuat pola (gambar diotak), yang dapat dicetuskan oleh input sensorik lain.

Struktur kepala yang sensitive terhadap nyeri Struktur kepala tertentu sensitif terhadap nyeri, sedangkan otak sendiri tidak sensitif terhadap nyeri, strutur kepala tersebut adalah :
y y y y y y y y

Kulit kepala Aliran darah ke kulit kepala Otot kepala dan leher Pembuluh darah di rongga sinus Pembuluh darah di daerah selaput otak Serabut saraf otak ( saraf cranial V,IX,X ) Pembuluh darah besar di otak besar Bagian dari selaput otak yang merupakan dasar dari otak

Beberapa sakit kepala bisa disebabkan oleh suatu penyakit serius : 1. Sakit kepala berat yang datangnya tiba-tiba. 2. Sakit kepala yang disertai oleh gangguan mental, demam, kejang atau tanda gangguan saraf. 3. Sakit kepala yang baru diderita di usia lebih dari 50 tahun. Penyakit-penyakit serius yang dapat menyebabkan sakit kepala :
y y y

Tumor otak Metastase Tumor otak Abses

y y y

Hematoma subdural Perdarahan Otak Perdarahan subarachnoid

y y y

Meningitis Arteritis temporalis Hipertensi

y y

Hidrochepalus Glaucoma

KLASIFIKASI Nyeri kepala merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kelainan baik struktural maupun fungsional, maka diperlukan klasifikasi dan kriteria diagnosis dan masing-masing jenis nyeri kepala agar didapatkan kesamaan pengertian. Usaha klasifikasi tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun, melibatkan para pakar dari seluruh dunia, dan pada tahun 1988 dihasilkan klasifikasi nyeri kepala oleh International Headache Society (IHS). Sakit kepala bisa merupakan keluhan primer atau sekunder: 1. Primer : suatu nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab struktural organik merupakan diagnosis utama, bukan disebabkan karena adanya penyakit lain. 2. Sekunder : sakit kepala merupakan gejala ikutan karena adanya penyakit lain hipertensi, radang sinus, premenstrual disorder, dll. Klasifikasi IHS 1988 PRIMER 1. migrain 2. nyeri kepala tension 3. nyeri kepala cluster dan hemicrania kronik paroksismal 4. nyeri kepala yang tidak berhubungan lesi structural SEKUNDER 1. nyeri kepala berhubungan dengan cedera kepala 2. nyeri kepala berhubungan dengan gangguan vaskuler 3. nyeri kepala berhubungan denagn gangguan intrakranial non vaskuler 4. nyeri kepala berhubungan dengan zat-zat atau putus zat obat

5. nyeri kepela berhubunggan dengan infeksi non cephalic 6. nyeri kepala berhubungan dengan gangguan metabolic 7. nyeri kepala atau nyeri wajah dengan gangguan tengkorak, leher, mata, hidung, gigi, mulut, atau struktur-struktur wajah kranium 8. neuralgia cranialis, nyeri batang syaraf dan nyeri deafness 9. nyeri kepala yang terklasifikasi

DIAGNOSIS Diagnosis nyeri kepala sebagian besar didasarkan atas keluhan, maka anamnesis memegang peranan penting. Dalam praktek sehari-hari, jenis yang paling sering dijumpai ialah nyeri kepala tipe tegang (tension-type headache) dan migren (migraine), baru kemudian nyeri kepala yang dikaitkan dengan penyakit sistemik, atau gangguan di sekitar wajah, telinga, mata, gigi dan sinus paranasal. Nyeri kepala akibat radang, aneurisma, tumor atau abses otak jarang ditemukan, meskipun harus tetap merupakan perhatian karena penatalaksanaan yang berbeda.

Lokasi Nyeri kepala migren dapat dirasakan di manapun, paling sering di daerah temporal (pelipis), bisa unilateral, bilateral atau berganti-ganti. Nyeri kepala unilateral di sekitar orbita dapat disebabkan oleh nyeri kepala klaster. Nyeri kepala akibat gangguan gigi-geligi, sinus atau mata biasanya dirasakan di daerah frontal, dapat menjalar ke oksipital dan Jeher, sedangkan nyeri bitemporal dapat disebabkan oleh tumor sella/parasella. Nyeri kepala akibat tumor, bergantung letaknya, bila supratentorial umumnya dirasakan di frontal atau vertex, sedangkan bila letaknya infratentorial/fossa posterior biasanya dirasakan di oksipital. Bila tumor itu melibatkan dura atau tulang, maka nyerinya dirasakan setempat. Hematoma subdural dapat menyebabkan nyeri kepala yang sedang, dirasakan di sekitar lesi, umumnya di daerah frontoparietal, bersifat kronis, intermiten, dimulai sejak trauma terjadi. Meskipun nyeri kepala tipe tegang terutama dirasakan di daerah oksipital, leher dan sekitar bahu, kadang-kadang juga bisa dirasakan di frontal, bisa unilateral maupun bilateral. Nyeri daerah leher dan/atau bahu harus dibedakan dengan yang disebabkan oleh gangguan diafragma atau iskemi miokard. Frekuensi Pola serangan nyeri dapat merupakan petunjuk diagnosis, terutama tipe klaster yang khas, berupa serangan-serangan singkat antara 3090 menit, berulang 26 kali sehari selama beberapa hari, kemudian dapat remisi selama beberapa minggu sampai beberapa tahun. Migren juga dapat bersifat sporadik, sedangkan

nyeri kepala tipe tegang umumnya bersifat menetap, berangsur-angsur memberat atau berfluktuasi selama berhari-hari. Sifat Nyeri berdenyut dapat disebabkan oleh demam, migren, hipertensi atau tumor hemangioma. Nyeri kepala akibat tumor atau meningitis biasanya menetap dan nyeri, kadang-kadang juga terasa berdenyut. Nyeri kepala tipe tegang dirasakan menekan, persisten dan kadang-kadang dirasakan seperti diikat. Nyeri paling hebat disebabkan oleh pecahnya aneurisma, meningitis, demam, migren atau yang berhubungan dengan hipentensi maligna, nyeri hebat dan mendadak (thunderclap), apalagi bila disusul dengan rasa lemah dan penurunan kesadaran harus dicurigai disebabkan oleh aneunisma intrakranial yang pecah, di lain pihak, perdarahan yang terlokalisasi di parenkim otak tidak akan menyebabkan nyeri kepala, kecuali bila bocor ke ruang ventrikel atau subanakhnoid. Nyeri kepala akibat tumor atau abses biasanya bersifat sedang, demikian juga dengan nyeri yang disebabkan oleh proses di daerah sinus, gigi geligi atau mata. Nyeri kepala migren jarang berlangsung lebih dari 14 jam, yang khas ialah adanya periode bebas keluhan di antara serangan; sedangkan nyeri kepala tipe tegang dapat berlangsung berhari-hari, bahkan bertahun-tahun. Nyeri yang terutama dirasakan di pagi hari, selain yang disebabkan oleh tumor, juga dapat ditimbulkan oleh hipertensi, atau migren biasa. Mignen timbul di saat ketegangan emosional, cuaca panas, kesibukan yang meningkat, sedangkan nyeri kepala yang berhubungan dengan sinus muncul saat infeksi saluran napas, di saat pergantian musim atau berkaitan dengan alergi.

Gejala penyerta Gejala prodromal berupa perubahan suasana hati atau nafsu makan dapat dirasakan 1 2 hari sebelum serangan migren, selain itu juga migren kadangkadang didahului semacam aura berupa skotoma dan/atau parestesi.

Pembengkakan mukosa hidung dan/atau injeksi konjungtiva, selain disebabkan oleh alergi juga dapat ditemukan pada serangan migren, tetapi bila unilateral, umumnya berkaitan dengan nyeri kepala klaster. Keluhan gastrointestinal berupa anoreksia, mual, muntah biasanya dikaitkan dengan migren, meskipun demikian sebenarnya dapat ditemukan pada setiap jenis nyeri kepala; makin berat nyeri kepala, makin sering gejala-gejala tersebut dirasakan. Muntah tanpa didahului mual dapat merupakan gejala tumor intrakranial, terutama yang terletak di fossa posterior, pada migren dapat ditemukan gejala mual dan/atau muntah saja tanpa nyeri kepala yang berarti, selain itu pernah dijumpai keluhan-keluhan lain seperti diare, konstipasi dan rasa kembung. Poliuri merupakan gejala yang berkaitan dengan migren, sedangkan pada tipe tegang, yang meningkat adalah frekuensinya. Gejala-gejala psikik seperti insomnia, rasa lelah, anoreksi, malaise dan gangguan libido merupakan gejala-gejala depresi yang umum menyertai penyakit-penyakit kronis, perlu diwaspadai adanya gangguan kebiasaan atau pola pikir yang dapat berkaitan dengan tumor intrakranial, seperti apati, keadaan gelisah atau euforia. Pasien yang sedang menderita migren biasanya lebih suka tidak diganggu, sedangkan nyeri kepala tipe tegang dapat diringankan dengan massage. Keluhankeluhan neurologik yang mungkin ditemukan berupa rasa lemah, parestesi, afasi, diplopi, gangguan visus, vertigo, adanya gejala-gejala tersebut, selain dapat

merupakan bagian dari serangan migren, juga dapat menandakan adanya lesi organik. Vertigo juga kadang-kadang dirasakan, dapat menyertai nyeri kepala pasca trauma atau tipe tegang. Faktor pencetus Migren dapat dicetuskan oleh banyak hal, seperti alkohol, obat-obatan, cahaya terang, rasa lelah, kurang tidur, stres, hipoglikemi, selain itu juga sering berkaitan dengan menstruasi dan dalam banyak kasus sembuh selama hamil. Nyeri kepala yang dicetuskan oleh exercise atau orgasme dapat disebabkan oleh pecahnya aneurisma. Penderita migren lebih suka duduk tegak, berbeda dengan nyeri kepala akibat tumor yang penderitanya lebih suka berbaring dan menghindari perubahan posisi, terutama bangkit dari tidur. Mengejan atau batuk dapat mencetuskan semuajenis nyeri kepala, kecuali tipe tegang. Pasien nyeri kepala kiaster tidak dapat tenang selama serangan, bahkan dapat kelihatan panik, tanda ini khas karena tidak ditemui pada nyeri kepala jenis lain. Guncangan kepala (head jolt) memperberat nyeri kepala, terutama akibat tumor, kadang- kadang dijumpai juga pada nyeri kepala di saat demam, pasca trauma atau meningitis, nyeri kepala tipe tegang tidak banyak dipengaruhi. Gangguan tidur yang menyertai nyeri kepala biasanya disebabkan oleh anxietas atau depresi. Riwayat keluarga umumnya dijumpai di kalangan pasien migren. PEMERIKSAAN FISIK Meliputi pemeriksaan umum berupa pencatatan fungsi vital tekanan

darah, frekuensi nadi, pernapasan, suhu tubuh untuk menyingkirkan penyakit-

penyakit sistemik, funduskopi penting untuk mendeteksi adanya papiledema dan/atau tanda-tanda hipertensi. Palpasi daerah kepala dan leher dilakukan untuk mendeteksi kelainan lokal. Rasa nyeri di daerah kepala, sinus dan/atau gigi geligi bisa menyertai serangan migren dan beberapa saat sesudahnya, otot-ototjuga bisa terasa nyeri, baik pada migren maupun pada nyeri kepala tipe tegang, kadangkadang nyeri ditimbulkan saat menyisir rambut. Rasa nyeri ini perlu dibedakan dengan yang disebabkan oleh miositis. Pada tumor atau hematoma subdural, kadang-kadang nyeri dapat dibangkitkan oleh perkusi di daerah yang terkena. Nyeri fokal dapat dijumpai di daerah bekas luka kepala. Penekanan daerah arteri seperti di daerah temporal, supraorbital atau oksipital dapat mengurangi nyeri kepala migren atau yang berkaitan dengan hipertensi. Nyeri kepala tipe tegang dapat dikurangi dengan massage dan/atau kompres hangat di daerah otot-otot kepala/leher, sebaliknya memberat bila otot/ daerah tersebut dimanipulasi terlalu keras. Pemeriksaan neurologik, selain funduskopi, meliputi pemeriksaan tanda rangsang meningeal (Kernig, Brudzinsky, kaku kuduk), fungsi saraf otak (pupil, gerak bola mata, sensibilitas wajah), kekuatan motorik dan refleks, fungsi sensorik/sensibilitas dan fungsi mental terutama perubahan tingkah laku dan kebiasaan. Ptosis dapat menyertai serangan migren (oftalmoplegik), tetapi harus diwaspadai kemungkinan disebabkan oleh tumor, aneurisma, terutama bila disertai midriasis dan refleks cahaya melambat. Nyeri kepala tipe klaster kadangkadang dapat menyebabkan sindrom Homer (miosis, ptosis, enoftalmus), sedangkan fotofobia dapat disertai injeksi sklera/konjungtiva pada meningitis, kelainan sinus/mata, tumor, migren atau nyeri kepala tipe tegang. Papiledema

merupakan tanda adanya massa intrakranial (tumor, hematom) kadang-kadang ditemukan pada ensefalopati nipertensif. Sebagian besar sakit kepala merupakan ketegangan otot, migren atau nyeri kepala tanpa penyebab yang jelas. Sakit kepala banyak yang berhubungan dengan kelainan di mata, hidung, tenggorokan, gigi dan telinga. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan perasaan berdenyut di kepala, tetapi tekanan darah tinggi jarang menyebabkan sakit kepala menahun. Biasanya dokter bisa menentukan penyebab sakit kepala dari riwayat kesehatan penderita dan hasil pemeriksaan fisik. Kadang dilakukan pemeriksaan darah untuk menentukan penyebabnya. Pungsi lumbal (pengambilan sejumlah kecil cairan dari kolumna spinalis untuk diperiksa dibawah mikroskop) dilakukan jika diduga penyebabnya adalah suatu infeksi (misalnya meningitis). Hanya sebagian kecil sakit kepala yang disebabkan oleh tumor otak, cedera otak atau berkurangnya oksigen ke otak. Jika diduga suatu tumor, stroke atau kelainan otak lainnya, maka dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI.

Jenis

Ciri Khas Sakit kepala sering terjadi Nyeri hilang timbul, tidak terlalu berat & dirasakan di kepala bagian depan & belakang, atau penderita merasakan kekakuan menyeluruh Nyeri dimulai di dalam & di sekitar mata atau pelipis, menyebar ke satu atau kedua sisi kepala, biasanya mengenai seluruh kepala tetapi bisa hanya pada satu sisi kepala, berdenyut & disertai

Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit fisik Penilaian faktor psikis & kepribadian Jika diagnosisnya masih meragukan & sakit kepala baru terjari, dilakukan CT scan atau MRI atau

Ketegangan otot

Migren

dengan hilangnya nafsu makan, mual & diberikan obat migren muntah untuk melihat efeknya
y

Sakit kepala cluster


y

Serangannya singkat (1 jam) Nyeri sangat hebat & dirasakan di satu sisi kepala Serangan terjadi secara periodik dalam sebuah kelompok (diselingi periode bebas sakit kepala) & terutama menyerang pria Disertai dengan pembengkakan mata, hidung meler & mata berair pada sisi yg sama dengan nyeri

Obat migren diberikan untuk melihat efeknya (misalnya sumatriptan, metisergid atau obat vasokonstriktor, kortikosteroid, indometasin atau menghirup oksigen

Tekanan darah tinggi (hipertensi) y

Jarang menyebabkan sakit kepala, kecuali pada tekanan darah tinggi yg berat karena adanya tumor di kelenjar Analisa kimia darah, adrenal pemeriksaan ginjal Nyerinya berdenyut & dirasakan di kepala bagian belakang atau di puncak kepala

Kelainan mata (iritis, glaukoma)

Nyeri dirasakan di kepala bagian depat atau di dalam & di seluruh mata, bersifat sedang sampai berat & seringkali Pemeriksaan mata memburuk jika mata dalam keadaan lelah Nyeri bersifat akut atau subakut (tidak menahun), dirasakan di kepala bagian depan, bersifat tumpul atau berat & Rontgen sinus biasanya memburuk di pagi hari, membaik di siang hari & memburuk dalam keadaan dingin atau lembab Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul, bersifat ringan sampai berat, dirasakan di satu titik atau di seluruh kepala Kelemahan di salah satu sisi tubuh MRI atau CT scan semakin meningkat, kejang, gangguan penglihatan, kemampuan berbicara hilang, muntah, perubahan mental

Kelainan sinus

Tumor otak

Infeksi (abses)

Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul, otak bersifat ringan sampai berat, dirasakan MRI atau CT scan di satu titik atau di seluruh kepala Sebelumnya penderita mengalami

infeksi telinga, sinus atau paru-paru atau penyakit jantung rematik atau penyakit jantung bawaan
y

Infeksi pada jaringan di sekitar otak y (meningitis)

Nyeri baru dirasakan, menetap, berat & dirasakan di seluruh kepala, menjalar ke leher Pemeriksaan Penderita tampak sakit, disertai pungsi lumbal demam, muntah & sebelumnya mengalami nyeri tenggorokan atau infeksi pernafasan, leher sulit ditekuk

darah,

Hematoma subdural

Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul atau terus menerus, bersifat ringan sampai berat, bisa dirasakan di satu titik atau di MRI atau CT scan seluruh kepala, menjalar ke leher Sebelumnya telah terjadi cedera, bisa disertai penurunan kesadaran MRI atau CT scan, Nyeri baru dirasakan, menyebar, hebat jika hasilnya negatif & menetap, kadang dirasakan di dalam dilakukan pungsi & di sekitar mata, kelopak mata turun lumbal Nyeri bersifat tumpul sampai berat & dirasakan di seluruh kepala atau di puncah kepala Demam tidak terlalu tinggi dan Pungsi lumbal terdapat riwayat sifilis, tuberkulosis, kriptokokosis, sarkoidosis aatau kanker

Perdarahan subaraknoid

y Sifilis Tuberkulosis Kriptokokosis y Sarkoidosis Kanker

A. Sakit kepala tipe cluster Dimulai pada usia 25 tahun dan paling telat usia 45 tahun . laki-laki : wanita = 5 : 1. Nyeri unilateral, lokasi orbital, supraorbital, temporal. Sakit kepala ini biasa terjadi dalam waktu yang singkat dan berulang secara periodic, awitan 15 menit sampai 3 jam dan ada periode bebas nyeri. Tipe cluster dalam 4-8 minggu terjadi sakit kepala 1-2 kali perhari selama sakit.

Patofisiologi: adanya letupan paroxysmal parasympatis, pembengkakan dinding a.carotis interna, dan pelepasan histamin. Terapi; abortif : O2 inhalasi jam, ergot alkaloid, sumatripan dan pengobatan preventif : veramil, ergot alkaloid, indomethazin (NSAID). Gejala Sakit kepala yang tanpa disertai aura , lokasi disekitar dan dibelakang salah satu mata. Sakitnya sangat berat , lamanya sekitar 20-60 menit . Sakit kepala ini kadang dapat disertai hidung mampet , hidung seperti flu dan salah satu mata merah, sakit sampai kepala .

Kemungkinan penyakit dari sakit kepala tipe cluster 1. Neuralgia trigeminal 2. Migrain siklik 3. Infeksi sinus 4. Neuralgia paratrigeminal Readers

B. Tension Headache Nyeri kepala tegang otot merupakan nyeri kepala yang timbul karena kontraksi terus-menerus otot-otot kepala dan tengkuk (m. Splenius kapitis, m. Temporalis, m. Masseter, m. Sternokleidomastoideus, m. Trapezius, m. Servikalis posterior, dan m. Levator skapulae). Sakit kepala biasanya menetap dan biasanya terjadi didaerah temporal seperti ada band dan dapat menjalar ke daerah dahi atau belakang kepala. Hal ini juga sering disebut sebagai sakit kepala kontraksi otot. Sampai sekarang penyebabnya masih dalam perdebatan, ada yang mengatakan adanya faktor psikologi. Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat, pegal, seperti diikat tali yang melingkari kepala, kencang dan menekan. Kadang-kadang disertai nyeri kepala berdenyut. Sakit kepala dapat terjadi 30 menit sampai 7 hari. Bila berlangsung lama, pada palpasi dapat diketemukan daerah-daerah yang membenjol, keras dan nyeri tekan. Nyeri kepala yang timbuk akibat kontraksi terus menerus otot-otot kepala dan tengkuk karena ketegangan jiwa, misalnya kecemasan kronik atau depresi : nyeri kepala kontraksi/tegang otot primer, atau karena rangsangan langsung striktur peka nyeri, nyeri acuan (refered pain), secara refleks: nyeri kepala kontraksi otot sekunder, misalnya karena perangsangan fisik, kelainan pada mata, THT, leher, gigi dan mulut.

Penatalaksanaan: Analgetikum, anxiolitik, antidepresan, latihan pengendoran otototot, misalnya latihan relaksasi, akupuntur, yoga, psikoterapi, semedi, dll

C. Migraine Migren adalah nyeri kepala vaskular yang paroksismal dan berulang, berlangsung 2-72 jam, serta bebas dari nyeri kepala dan kelainan neurologik antar serangan. Sering ada faktor keturunan. Gejala Klinis Migrain mempunyai variabel serangan yang bervariasi tapi biasanya 1-2 kali per bulan. Beberapa migrain mempunyai keluhan sakit kepala 3-4 kali setahun . Pada beberapa wanita dilaporkan keluhan migrain biasanya dihubungkan dengan menstruasi. Serangan nyeri kepala timbul secara tiba-tiba dan biasanya unilateral (80%), paroksismal dan rekuren. Nyeri kepala dirasakan sebagai nyeri kepala yang berdenyut, menusuk-nusuk rasa kepala mau pecah, rasa mual dan terkadang hingga muntah. Migrain biasanya mulai pada usia pubertas dan jarang mulai terjadi setelah usia 40 tahun.

Fase-fase komplit 1. Prodromal : pada fase ini dapat terjadi beberapa jam sampai beberapa hari dan terdapat perubahan mood , tingkah laku , nafsu makan dan kognitif . 2. Aura : dapat terjadi dalam 1 jam sakit kepala dan sering terdapat gangguan penglihatan dan sensoris. 3. Sakit kepala : Sakit kepala sering terjadi sebelah dan berdenyut 4. Sakit kepala terminasi 5. Postdromal : sesudah fase sakit kepala terminasi , serangan komplit migraine telah selesai.

Gejala prodromal atau aura yang dapat terjadi bersamaan atau mendahului serangan migren, berupa : 1. Fenomena visual positif (penglihatan berkunang-kunang seperti melihat kembang api, bulatan-bulatan terang kecil yang melebar sampai gejala fortifikasi yang berupa gambaran benteng dari atas)

2. Fenomena visual negatif (penglihatan semakin kabur, seperti berawan sampai semuanya tampak gelap). 3. Anoreksia, mual, muntah, diare, takut cahaya, dan atau kelainan otonom lainnya. Kadang-kadang terdapat kelainan neurologik (misalnya gangguan motorik, sensorik, kejiwaan) yang menyertai, timbul kemudian atau mendahului serangan migren dan biasanya berlangsung sepintas atau revesibel. Faktor pencetus meliputi stres, kejutan emosional, kesibukan atau relaksasi setelah kesibukan, musim panas, selama haid, sebelum haid, atau terlambat haid, makanan tertentu atau alergen yang spesifik, kelelahan fisi dan mental, k kontrasepsi oral, dll. Beberapa makanan yang diidentifikasi menjadi pencetus migraine adalah makanan yang banyak mengandung Thyramine (keju), makanan yang

mengandung Monosodium Glutamate (MSG), makanan yang mengandung Nitrat (bologna, mi, daging, rokok), makanan yang difermentasi, alcohol, caffein (softdrink, teh, kopi) Penatalaksanaan 1. Istirahat total, mengurangi atau menghindari faktor pencetus dan kompres dingin. 2. Simtomatik : misalnya metoklopramid 10 mg peroral atau parenteral atau bisa juga domperidon 10 mg peroral bila mengeluh mual.

3. Abortif : asetosal tablet dosis 600-1500mg/hari, ergotamin 1mg/ kofein 100mg tablet. 4. Sedativum hipnotikum, golongan benzodiazepin atau barbiturat peroral atau parenteral. 5. Preventif 6. Latihan pengendoran otot-otot misalnya latihan relaksasi,

psikoterapi, yoga, semedi, biofeedback, manipulasi servikal, tusuk jarum, dll.

D. Nyeri Kepala Pasca Trauma Kepala Kontusio atau komosio serebri bahkan trauma kapitis ringan seringkali dihubungkan dengan sakit kepala, pusingn kepala dan keluhan lainnya yang mnyangkut kepala. Bila dari anamnesa diketahui benar bahwa keluhan-keluhan itu timbul setelah mengidap trauma kapitis, maka perhatian dan analisa harus diarahkan kepada kemungkinan adanya perdarahan subdural akut, shunt arteriovenosa post traumatik, whiplash injury dan kerusakan kulit kepala setempat. Apabila masih diragukan, bahkan terungkap bahwa sebelum kecelakaan memang sakit kepala, sering kali menjadi pendorong untuk mengunjungi dokter, maka sakit kepala ini merupakan gejala-gejala bagian dari sindroma pasca trauma kapitis yang bersifat neurotik. Pemeriksaan: Foto tulang tengkorak AP dan lateral, EEG.

E. Nyeri Kepala Pada Trombosis Arteri Karotis Interna

Kira-kira 50% dari orang-orang dengan trombosis arteri karotis interna (TAKI) sesisi mendapat sakit kepala ipsilateral. Sebaliknya, korelasi antara sakit kepala dengan trombosis arteri serebri jauh lebih rendah daripada dengan TAKI. Gambaran klinis klinisnya dikenal sebagai TIA (Transient Ischemic Attack) yang dapat berupa hemiparesis, hemiparestesia, afasia atau hemianopia yang semuanya cepat sembuh kembali. Selama keadaan-keadaan tersebut diatas berlangsung atau sebelumnya sakit kepala sesisi (ipsilateral) seringkali sudah dirasakan. Sifatnya ialah berdenyut. Adakalanya sakit kepala itu dirasakan beberapa bulan sebelum suatu stroke terjadi. Bahwasanya sakit kepala itu harus dianggap sebagai manifestasi dari TAKI, dapat dibuktikan oleh adanya kelainan vaskular pada konjungtiva bulbi/ palpebrale ipsilateral. Disitu terlihat arteri dan vena yang berukuran sedang dalam keadaan vasodilatasi. Hal demikian merupakan reaksi vaskular terhadap hipoksia iskemik. Penatalaksaan 1. Pemberian obat untuk mencegah terjadinya embolisasi dari trombus didalam arteri karotis interna. 2. Pemeberian obat untuk mencegah oklusi arteri karotis interna (dapat diberikan aspirin dosis 2 x 300mg/ hari). F. Nyeri Kepala Pasca Pungsi Lumbal Sakit kepala ini mungkin disebabkan oleh penurunan tekanan intrakranial akibat bocornya selaput arakhnoid, sehingga likuor serenrospinalis tetap merembes keluar ruang subarakhnoidal. Sifat sakit kepala pasca pungsi lumbal ialah bukan nyeri tetapi perasaan tidak enak dikepala, kadang bersifat nyeri

tumpul berdenyut. Lokasinya ialah bitemporal atau suboksipital, bahkan servikal bagian atas. Duduk dan berdiri dapat membangkitkan sakit kepala akan tetapi dengan berbaring akan meredakan nyeri kepala tersebut. Jika menggelengkan kepala dapat memperberat sakit kepala. Pencegahan ialah dengan mempergunakan jarum pungsi lumbal yang halus dan tajam (18G). Selain itu, setelah pungsi lumbal penderita disuruh berbaring telungkup selama 4 jam dan kemudian beristirahat mutlak ditempat tidur selama 24 jam. Penatalaksanaan: 1. Istirahat total ditempat tidur selama 3 sampai 5 hari dan minum sebanyak mungkin. 2. Dapat diberikan analgetika. 3. Mobilisasi diatur secara bertahap.

G.

Nyeri Kepala Pada Meningitis Dan Ensefalitis

Nyeri kepala pada ensefalitis dan mengitis merupakan salah satu gejala prodormal dan juga gejala utama diantara gejala-gejala serebral lainnya. Sebagai manifestasi prodormal sakit kepala itu bersifat umum, seperti sakit kepalasewaktu mengidap flu. Gejala klinis pada penderita biasanya adanya sakit kepala yang berat, demam tinggi, muntah-muntah dan nyeri kuduk, dapat juga disertai adanya penurunan kesadaran (delirium). Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan ialah adanya, fotofobia, paresis saraf otak (pada meningitis), hemiparesis, monoparesis

(pada ensefalitis), kejang fokal (pada ensefalitis dan meningoensefalitis), kejang umum (meningitis dan ensefalitis), dan papiledema bilateral. Penatalaksanaan 1. Dengan segera dirawat di Rumah Sakit. 2. Dilakukan pungsi lumbal. 3. Pemberian antibiotika, antivirus. 4. Pada penderita yang mengalami kejang dapat diberikan

antikonvulsan.

You might also like