You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Setelah kejatuhan Daulah Umayyah I, umat islam kembali menyusun atur strategi baru untuk meluaskan empayar islam di Andalusia. Islam bangkit dalam perkembangannya pada masa Daulah Umayyah II, atau yang lebih tepatnya Islam di Andalusia. Andalusia yang kita kenal sekarang semula disebut Vandal yang kemudian oleh bangsa Arab disebut Andalusia. Dan untuk lebih detailnya tentang perkembangan Islam di Andalusia ini akan diuraikan dalam bab pembahasan.

1.2 Rumusan Masalah a. b. Bagaimana kemunculan daulah Umayyah II, serta cara-cara yang Masa kejayaan daulah Umayyah, yaitu membahas mengenai pada

ditempuh hingga daulah Umayyah II ini berdiri. masa khalifah siapakah masa kejayaan itu terjadi dan prestasi apa saja yang pernah diraih. c. Runtuhnya daulah Umayyah II, yaitu menjelaskan sebab-sebab mengapa daulah Umayyah II runtuh.

1.3 Tujuan Sesuai dengan apa yang telah menjadi perumusan makalah yang telah penulis kemukakan di atas, maka tujuan makalah ini adalah untuk pembaca mengetahui tentang sejarah pemerintahan Umayyah II dan hal-hal yang berkait dengan proses tersebut. Makalah ini juga bertujuan menambahkan ilmu pengetahuan para pembaca untuk digunakan dalam kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Berdirinya Daulah Umayyah II 1. Islam masuk di Andalusia Andalusia yang semula bernama Vandal pada abad ke-2 sampai ke-5 Masehi merupakan wilayah kekuasaan Romawi, tapi kemudian ditaklukan oleh bangsa Vandal pada awal abad ke-5 Masehi. Setelah itu datanglah bangsa Gothia ke Andalusia memerangi bangsa Vandal dan menguasai Andalusia. Pada Awalnya bangsa Gothia ini kuat sekali tapi kemudian banyak perpecahan dan menyebabkan kemunduran kerajaan itu. Kemudian setelah Witiza, raja Gothia meninggal digantikan oleh Roderick. Kenaikan Roderick ini tidak disukai oleh putra Witiza, dan untuk merebut kekuasaan mereka bekerja sama dengan Graf Julian yang meminta bantuan pada Musa bin Nushair, gubernur Muawiyah di Afrika. Musa kemudian minta ijin pada Khalifah walid bin Abdul Malik yang berkedudukan di Damascus, dan segera dikirmlah pasukan sebanyak 500 orang dibawah pimpinan Tharif bin Malik untuk menyerbu Spanyol. Setelah kemenangan pasukan ini, Musa mengirimkan pasukan gerak cepat di bawah komando Thariq bin Ziyad, yang kemudian terkenal dengan selat Gibraltar atau Jabal Thariq. Mendengar kemenangan Thariq, Musa akhirnya tertarik untuk melakukan penyerangan terhadap Spanyol. Jika Thariq menaklukan kota bagian barat maka Musa menaklukan bagian timur seperti Sevilla, Marida, dan Toledo. Dan setelah keduanya bergabung mereka menaklukan Aragon, Castilia, Katalona, Saragosa dan Barcelona hingga ke pegunungan Pyrenia. Hingga akhirnya Musa wafat di penjara akibat korban sepucuk surat. Setelah jatuhnya wilayah Andalusia ke tangan pemerintahan Daulah Umayyah, diperkirakan terdapat enam orang gubernur yang bertugas mewakili pemerintahan Umayyah di Damaskus, mereka adalah: a. Abdul Aziz bin Musa bin Nushair, yang berkuasa selama 2 tahun (715-717 M). Pada masa ini dapat dikuasai beberapa wilayah seperti Evora, Santarem, Cainbra, Malaga, dan Ellira. b. Ayub bin Habib, pada masa pemerintahannya Cordova dijadikan sebagai pusat pemerintahan.

c. Al-Harun bin Abdurrahman al-Tsafiqi (716-719 M) d. Saman bin Malik Al-Chaulany (719-721 M) e. Anbasah (723-726 M), pada masa pemerintahannya ia berhasil menguasai wilayah Gallia, Setpimia dan terus ke lembah sungai Rhone. f. Abdul Rahman al-Ghafiqi (730 M), pada masa ini ia dapat menguasai Hertongdom dan Aquitania yang termasuk wilayah kekuasaan Prancis. 2. Pendiri Daulah Umayyah II

Ketika Daulah Abbasiyah berkuasa, banyak pemuka yang mendukung pemerintahan Daulah Umayyah dan bani Umayyah dikejar-kejar serta ditangkap. Salah seorang yang selamat dari kejaran para pendukung Daulah Bani Abbas adalah Abdurrrahman. Melalui Palestina dan Afrika Utara, ia berhasil memasuki wilayah Andalusia. Keberhasilannya tidak dicapai dengan mudah tetapi melalui usaha yang gigih, karena pada saat itu Andalusia diperintah oleh Yusuf bin Abdurrahman al-Fikry. Pada masanya banyak terjadi pertentangan antara sesama kabilah Arab serta bangsa Barbar. Pertentangan ini membuka peluang bagi Abdurrahman untuk ikut serta dalam percaturan politik saat itu, dan ia berhasil memperoleh pengikut yang banyak Masuknya Abdurrahman ke wilayah Andalusia membuat Yusuf marah. Ia berusaha mengusir Abdurrahman dari wilayah kekuasaannya itu. Akibat dari tindakan Yusuf itu Abdurrahman melakukan perlawanan, sehingga terjadi pertempuran antara keduanya di dekat Cordova pada tahun 139 H/ 758 M. Peperangan ini dimenangkan oleh Abdurrahman Al-Dakhil, dengan demikian ia memasuki Cordova dengan membawa kemenangan dan sejak saat itulah Abdurrahman mendirikan kerajaan Islam di Andalusia. Karena keberhasilannya itulah ia diberi gelar al-Dakhil, artinya orang yang berhasil memasuki wilayah Andalusia dan selamat dari kejaran pemerintah Daulah Abbasiyah. Sementara itu, Abu Jafar al-Manshur memberinya gelar saqar Quraiys, artinya rajawali Quraiys yang mampu terbang jauh ke wilayah Eropa di Andalusia. 3. A. Masa pemerintahan amir-amir Bani Umayyah Abdurrahman Al-Dakhil ( 757-788 M )

Setelah mendirikan kerajaan besar di Andalusia, langkah pertama yang dilakukannya adlah memperbaiki keadaan dalam negri. Hampir seluruh usianya dipergunakan untuk memerangi lawan-lawannya seperti ancaman dari Abu Jafar AlManshur (khalifahAbbasiyah kedua), perlawanan dari raja Frank, Prancis, dan

sebagainya. Setelah dirasa aman barulah Abdurrahman melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya. Diantaranya adalah mendirikan masjid agung di Cordova, yaitu masjid Al-Hambra dan setelah beliau wafat pembangunan kemudian dilanjutkan putranya Hisyam I. Abdurrahman wafat di usianya yang ke-61 dan ia telah memerintah selama kurang lebih 31 tahun lamanya. B. Hisyam bin Abdurrahman ( 796-822 M )

Ia seorang yang salih dan adil. Dalam bidang pendidikan ia sangat mengutamakan sehingga lahirlah jabatan hakim (Qadli). Dan di bidang pembangunan ia menyelesaikan mesjia raya Cordova. C. Hakam I bin Hisyam ( 796-822 M )

Tabiatnya sangat berbeda dengan ayahnya, ia suka sekali bermubuat maksiat terhadap rakyatnya, sehingga banyak terjadi pemberontakan pada saat itu. D. Abdurrahman II / Al-Ausath ( 822-852 M )

Ia dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu1, usaha-usaha yang dilakukannya pun begitu banyak baik di bidang politik, ekonomi, maupun pembangunan. 4. Masa Pemerintahan Khalifah

Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar An-Nashr sampai munculnya raja-raja kelompok yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif. 2.2 Masa Kejayaan Daulah Umayyah II 1. Perkembangan Kota dan Seni Bangun Ketika Al-Dakhil berkuasa, Cordova menjadi ibu kota Negara. Ia

membangun kembali kota ini dan memperindahnya, serta membangun benteng di sekeliling kota dan istananya.Sepeninggal al-Dakhil, Cordova terus berkambang dan menjadi salah satu kota terkemuka di dunia.Peninggalan al-Dakhl yang kini masih tegak berdiri adalah Masjid Jami Cordova.

1 Ahmad Syalabi, Mausuah al Tarikh al Islami wa al-Hadharah al-Islamiyah, Jilid 4, (Kairo: Maktabah Al-Nahdhah Al-Mishriyah, 1979 M), hal.41-50.

Pada masa Hisyam 1 dimana ia memugar kembali jembatan tua yang

dibangun oleh al-khaulani, di samping menanbah bangunan-bangunan megah dan taman-taman yang indah. Pemugaran selanjutnya dilakukan pada masa AlMustanshir dan Al-Manshur. Pada masa Al-Mustanshir dan Al-Muayyah yang merupakan perkembangan paling pesat yang terjadi pada saat itu dimana pusat kota yang dikelilingi oleh tembok dengan tujuh pintu gerbangnya, pada waktu itu sudah berada di tengah, karena berkembangnya daerah pinggiran di sekitarnya. Kebanggan Cordova tidak lengkap tanpa: 1. Al-Qashr al-Kabir adalah kota satelit yang dibangun oleh Ad-Dakhil dan disempurnakan oleh beberapa orang penggantinya. 2. Al-Rushafah Adalah sebuah istana yang dikelilingi taman yang luas dan indah, yang dibangun al-Dakhil disebelah barat laut Cordova.Istana ini mencontoh bentuk istana dan taman Rushafah yang pernah dibangun oleh nenek moyangnya di Syria. 3. 4. 5. Masjid Jami Cordova Jembatan Cordova Al-Zahrar

Dibangun al-nashir di sebuah bukit di pegunungan Sierra Morena sekitar tiga mil di sebelah utara Cordova.Kemegahan al-Zahra hampir menyamai al-Qashr alkabir.Termasuk keistimewaan al-Zahra emas. Selain membangun al-Zahra, al Nashir membangun saluran air yang menembus gunung sepanjang 80 km, karena Wadi al-Kabir yang mengaliri al-Zahra dan Cordova pada musim kemarau airnya tidak bisa diminum 6. Al-Zahirah Dibangun Al-Manshur di pinggir Wadi Al-Kabir, tidak jauh dari Cordova. Didalamnya dibangun istana besar dan indah tempat kediaman al-Manshur, gedung-gedung pemerintahan, gudang makanan dan gudang senjata, tempat tinggal para menteri, perwira militer, dan pegawai tinggi lainnya. Sebagaimana ialah kolam-kolam marmer buatan konstantinopel berukir aneka macam bentuk, sebagian diantarannya berlapis

halnya al-Zahra, al-Zahirah dilengkapi taman-taman indah, pasar-pasar, tooktoko, masjid-masjid, dan bangunan umum lainnya. Perkembangan al-Zahirah begitu pesat, sehingga pada satu sisinya kemudian bersambung dengan Cordova, sedang sisinya yang lain bersambung denagn al-Zahra yang dalam perkembangan selanjutnya telah menjadi bagian depan kota Cordova. 2. Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab

Bahasa Arab masuk ke Andalusia bersamaan dengan masuknya Islam ke daratan itu.Syalibi yang mengutip keterangan Nicholson menyatakan bahwa pada permulaan abad IX M bahasa arab sudah menjadi bahasa resmi di Andalusia. Sejalan dengan perkembanga bahaAsa arab, berkembang pula kesusastraan Arab yang dalam arti sempit, disebut adab, baik dalam bentuk puisi maupun prosa. Diantar jenis prosa adalah khithabnah, tarrasul, maupun karta fiksi lainnya.Menurut Amer AliOrang arang Arab Andalusia adalah penyair-penyair alam.Mereka menemukan bermacam jenis puisi, yang kemudian dicontoh oleh orang-orang Kristen di Eropa selatan. Diantara sastrawan terkemuka Andalusia adalah: 1. Abu Amr Ahmad ibn Muhammmad ibn Abd Rabbih Ia menekuni ilmu kedokteran dan musik, tetapi kecenderungan lebih banyak kepada sastra dan sejarah.Ia semasa dengan empat orang khalifah Umayyah yang bagi mereka telah ia gubah syair-syair , sehingga ia memperoleh kedudukan terhormat di istana. 2. 3. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid Ibn Hazm orang penyair sufi yang banyak mengubah puisi-puisi cinta.Pu Baik prosa maupun puisi, hanya beberapa potong saja yang ditemukan Isi-puisi yang dihimpun dalam antologi Permata seorang dara, berisi gambaran aspek-aspek percintaan dari pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain 4. itu Seirama dengan perkembangan syair, berkembang pula musik dan seni suara.Hasan Ibn Nafi yang lebih dikenal dengan panggialn Ziryab mempunyai keahlian dalam seni musik dan tarik suara, pengaruhnya masih membekas sampai sekarang, bahkan dia dianggap peletk dasar dari musik Spantol modern. Muluk al-thawaif dianggap penyair paling besar di Andalusia pada masa

3.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Pemisahan Andalusia dari Bagdad secara politis, tidak berpengaruh terhadap transmisi keilmuan dan peradaban antara keduanya.Banyak muslimi Andalusia yang menuntut Ilmu di negeri Islam belahan timur itu, dan tidak sedikit pula paa ulama dari timur yang mengembangkan ilmunya di Andalusia. Kebanyakan umat Islam menganut paha Maliki dimana dasar pemikiran hukumnya adalah hadits.Perhatian muslim Andalusia terhadap hadits Rasulilllah saw amat besar pada waktu itu.Mahzab ini diperkenalkan pertama kali oleh Ziyad ibn Abd alRahman Ibn Ziyad al-lahmi.Tokoh lain yang tidak kalah populernya dalam pengembangan ilmu fiqih ialah Abu Bakar Muhmmad ibn Marwan ibn Zuhr. Ilmu agama yang berkembang amat pesat adalah Ilmu Qiraat, yaitu ilmu yang membahas fadh-lafadh Al-Quran yang baik dan benar. Abu Amr al-Dani Utsman ibn Said adalah ulama ahli Qiraat kenamaan dari Andalusia yang mewakili generasinya. Sejalan dengan perkembangan filsafat, berkembang pula ilmu-ilmu lain. Ilmu pasti yang banyak digemari bangsa Arab berpangkal dari buku India Sinbad yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-Fazari. Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan filsafat pada masa itu tidak terlepas kaitannya dari kerjasama yang harmonis antara penguasa, hartawan dan ulama. Umat Islam di Negara-negara Islam pada masa itu berkeyakinan bahwa memajukan ilmu pengetahuan dan kebudayaan umumnya, merupakansalah satu kewajiban pemerinthan.Kesadaran kemanusiaan dan kecintaan akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para pendukung ilmu telah menimbulkan hasrat untuk mengadakan perpustakaanperpustakaan, disamping mendirikan lembaga-lembaga pendidikan. Sekolah dan perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan pribadi, banyak dibangun di berbagai penjuru kerajaan, sejak dari kota-kota besar hingga ke desa-desa. Andalusia pada kala itu sudah mencapai tingkat peradaban yang sangat maju, sehingga hampir tidak ada seorang pun penduduknya yang buta huruf. Dari Andalusia ilmu pengetahuan dan peradaban arab mengalir ke negara-negara Eropa Kristen, melalui kelompok-kelompok terpelajar mereka yang pernah menuntut ilmu di Universitas Cordova, Malaga, Granada, Sevilla atau lembaga-lembaga ilmu pengetahuan lainnya di Andalusia.

2.3 Runtuhnya Daulah Umayyah II Keruntuhan daulah Umayyah II di Andalusia dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Konflik Islam dengan Kristen Pada penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerejaan kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka memperahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata.Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan tentara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran. 2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

Kalau di tempat tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai orang islamyang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang orang Arab tidak pernah menerima orang orang pribumi. Setidak tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka msih memberi istilah ibad danmuwalladun kepada para mukalaf, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersrbut. Hal ini menunjukan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, disamping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu. 3. Kesulitan Ekonomi

Di paruh ke dua masa islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat membertkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer. 4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan

Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawif muncul. Granada yang

merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinan dan Isabella, diantaranya juga disebabkan permasalahan ini. 5. Keterpencilan

Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Daulah bani Umayyah II didirikan oleh salah seorang keluarga bani Umayyah yang berhasil meloloskan diri dari kejaran orang-orang bani Abbasiyah, yaitu Abdurrahman. Selanjutnya karena kemampuannya meloloskan diri ke Andalusia dia diberi julukan AdDakhil. Dalam perkembangan selanjutnya daulah Umayyah di Andalusia meneruskan usaha perluasan wilayah Islam ke beberapa daerah di Eropa. Bukan hanya usaha perluasan wilayah saja yang mereka lakukan, melainkan juga pengembangan seni, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan. Hal ini bisa mereka lakukan karena daulah ini bisa bekerja sama dengan negeri-negeri tetangganya, termasuk daulah Abbasiyah yang semula menjadi musuh mereka. Letak Andalusia yang berada di benua Eropa memungkinkan berkembangnya ilmu pengetahuan ke berbagai wilayah Eropa. Sehingga bisa dikatakan kemajuan yang dicapai daulah Umayyah II hampir sama dengan kemajuan daulah Abbasiyah di Baghdad. Seperti halnya daulah-daulah Islam yang dahulu, daulah Umayyah II juga mengalami keruntuhan akibat perebutan kekuasaan. Meskipun penyebab terburuknya adalah serangan kaum Kristen, namun kondisi umat Islam di Andalusia saat itu sedang melemah sedangkan kondisi umat Kristen berada dalam kemajuan yang pesat. B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan, jadi penulis secara terbuka mengharapkan adanya masukan-masukan dan kritikan-kritikan yang baik serta membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Hassan, Hassan Ibrahim. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: 1989. Ibrahim, Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Jahdan Ibnu Human, Yogyakarta: Kota Kembang, 1989. Sodiqin, Ali. Fathurrahman, Dudung, dkk., Sejarah Peradaban Islam (dari masa klasik hingga masa Modern),cet Ke-II Yogyakarta: LESFI, 2004. Syalaby, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam, I, terj. Muhtar Yahya, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983. Yatim, Badri, Dr., MA, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyyah II), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993. Ahmad Syalabi, Mausuah al Tarikh al Islami wa al-Hadharah al-Islamiyah, Jilid 4, (Kairo: Maktabah Al-Nahdhah Al-Mishriyah, 1979.

You might also like