You are on page 1of 4

Konsep Dasar Kestabilan Tegangan Kestabilan tegangan adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga untuk selalu siap

mempertahankan tegangan yang diterima disetiap bus dalam sistem tersebut saat beroperasi normal dan atau setelah mengalami gangguan. Suatu sistem memasuki situasi ketidakstabilan tegangan ketika terjadi gangguan, meningkatnya permintaan beban atau perubahan dalam kondisi sistem yang mengakibatkan perubahan yang drastis dan tidak terkontrolnya penurunan tegangan. Penyebab utama ketidakstabilan tegangan adalah ketidakmampuan suatu sistem tenaga untuk memenuhi permintaan daya reaktif. inti dari permasalahannya adalah penurunan tegangan yang terjadi ketika daya aktif dan reaktif mengalir melalui reaktansi induktif yang dihubungkan dengan jaringan transmisi[2]. Kriteria kestabilan untuk suatu tegangan dapat dipenuhi jika besarnya tegangan pada setiap bus dalam suatu sistem yang sedang beroperasi akan meningkat besarnya seiring dengan meningkatnya injeksi daya reaktif pada bus yang sama. Suatu sistem dikatakan tidak stabil jika dalam sistem tersebut sedikitnya terdapat sebuah bus yang mengalami penurunan besarnya tegangan bersamaan pada saat injeksi daya reaktif diberikan pada bus yang sama. Atau dengan kata lain tegangan suatu sistem stabil jika sensitivitas V-Q nya positif untuk setiap bus, dan menjadi tidak stabil jika sensitivitas V-Q nya negative setidaknya pada sebuah bus[2,4]. Ketidakstabilan tegangan dapat terjadi dalam beberapa cara yang berbeda, untuk menjelaskannya dapat ditunjukkan seperti pada gambar 6.1.[2] yaitu dengan mengilustrasikan jaringan dengan dua buah terminal yang berisi sebuah sumber tegangan konstan (Es) yang mensuplai beban (ZLD) melalui sebuah impedansi seri (ZLN)

ZLN

VR PR+j QR

I E s

ZLD

Gambar 6.1. Sistem Radial Sederhana Untuk Mengilustrasikan Fenomena Kestabilan Tegangan.[2].

Dari gambar 6.1. akan diperoleh persamaan arus

yaitu:

..................................................................................(6.21) Dengan dan adalah phasor, dan

Maka besarnya arus akn menjadi: (6.22) Atau .(6.23) Dengan


2

+2

..(6.24)

Sehingga besar tegangan dan daya penerima yang disuplai ke bebn menjadi: ..(6.25)

...(6.26)

6.4. Nilai Eigen Solusi dari persamaan aljabar untuk mendapatkan nilai eigen dan vektor eigen dari satu matriks bujur sangkar A adalah sebuah vektor x yang tidak nol dan skalar seperti pada parsamaan di bawah : Ax=, x 0 (6.27)

Skalar adalah nilai eigen dari A dan vektor x 0, adalah sebuah vektor eigen yang berhubungan ke . Skalar dan vektor x yang dihubungkan oleh persaman (6.27) dikenal dengan pasangan eigen (eigen pair). karena Ax = x yang sama dengan Ax x= 0, maka dengan menuliskan x = /x, persamaan (6.28) menjadi : (A- l) x = 0, x 0 (6.28)

Jika A l adalah non singulir, maka persaman (6.28) hanya akan memenuhi persaman trivial x = 0, karena itu untuk mendapatkant vektor eigen dari A harus di cari terlebih dahulu nilai yang mana A l adalah singulir dan selanjutnya di selesaikan dengan sistem homogen dalam persaman (6.28) untuk mendapatkan solusinya dengan membuat, Det(A- l) = 0.....(6.29) Dari persamaan (6.29) akan di peroleh nilai eigen dari sebuah matriks A Rnxn dimana akar akarnya merupakan karakteristik dari polynomial P(z) = det(zl-A). keseluruhan dari akarakar ini disebut spectrum yang diberikan oleh (A). jika (A) = {1,.,n}, hal ini berarti bahwa det(A) = 1, 2, 3, , n,[9,10] 6.5. Vektor Eigen Jika (A) maka sebuah matriks vektor bukan nol x Rn akan memenuhi Ax = x yang

diberikan sebagai sebuah vektor eigen dari matriks A. dari hubungan eigen A(xi)=ixi dan dengan mengambil koordinat relative terhadap x, akan diperoleh[11]: [A(xi)] = [ixi]

Atau [A][xi] = [i][ xi] Karena matriks x diberikan oleh X =[ [x1][x2][xn]] Maka akan diperoleh A Koli(x) = i Koli(x) Jadi, kolom-kolom matriks pendiagonal x adalah vektor-vektor eigen dari matriks A. Selanjutnya x adalah sebuah vektor eigen kanan untuk jika Ax = x dan menjadi eigen vektor kiri jika xH A = xH, kecuali tercatat sebaliknya, vektor eigen dimaksudkan sebagai vektor eigen kanan. Karena vektor-vektor eigen kiri dan kanan berhubungan dengan nilai eigen yang sama, maka xH.x = Ci dimana Ci adalah konstanta tidak nol, dan karena vektor-vektor eigen ini hanya ditentukan untuk perkalian scalar maka secara praktis akan menormalisasikan vektor-vektor ini sehingga xH.x = 1[2,9].

You might also like