You are on page 1of 33

Pengertian Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang

bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan. Berbagai definisi asam Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Sure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis. Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air. Menurut Svante Arrhenius : asam adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion [H+]. Asam merupakan senyawa yang dapat menghasilkan ion Hidrogen [H+], larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.

Teori Dasar Svante August Arrhenius pada tahun 1887 menyatakan bahwa : Molekul-molekul elektrolit selalu menghasilkan ion-ion negatif dan positif jika dilarutkan dalam air Selanjutnya pada tahun 1900 Svante Arrhenius mengemukakan teori yang dikenal samapi sekarang yaitu Teori Asam Basa Arrhenius. asam merupakan suatu senyawa yagn dapat menghasilkan ion Hidrogen [H+] bila dilarutkan dalam air dan Basa merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan ion Hidroksida (OH) bila dilarutkan dalam air. Asam 1. Asam Nitrat dalam air HNO3 H+ + NO3 2. Asam Klorida dalam air HCl H+ + ClSetiap molekul HNO3 dan HCl hanya dapat menghasilkan 1 ion H+ disebut Valensi Asam. Asam semacam ini disebut juga asam monoprotik. Asam yang setiap molekul cairnya menghasilkan 2 ion H+ disebut asam diprotik. Asam yang setiap molekul cairnya menghasilkan 3 ion H+ disebut asam triprotik.

Asam diprotik dan asam triprotik dikelompokkan kedalam asam poliprotik. Brnsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brnsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius). Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan. Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas cakupannya, definisi Brnsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan. Dalam definisi ini, keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium dan basa konjugat terlarutnya ketika senyawa tersebut telah memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada. Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi. Sistem asam/basa; tak ada perubahan bilangan oksidasi dalam reaksi asam-basa. Sifat-sifat Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

1. Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air. 2. Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat. 3. Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam. 4. Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit. Sifat kimia Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan air, yang berperan sebagai basa, HA + H2O A- + H3O+ Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan air:

Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107. Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 10-5.

Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF, relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3, H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah. Larutan asam lemah dan garam dari basa konjugatnya membentuk larutan penyangga. Contoh Asam RUMUS ASAM ASAM
HF HCl HBr HI HCN H2S HNO3 H2SO4 H3PO3 H3PO4 H2CO3 H2C2O4 Asam Asam Asam Asam Asam Asam Asam Asam Asam Asam Asam Asam Flurida Clorida Bromida Iodida Sianida Sulfida Nitrat Sulfat Pospit Pospat Karbonat Oksalat HF HCl HBr HI HCN H2S HNO3 H2SO4 H2PO3 H2PO4 H2CO2 H2C2O4

NAMA

REAKSI IONISASI

Keterang an

Valensi Asam 1 1 1 1 2 1 2 3 3 2 2

H+ + FMonoprotik H+ + Cl- Monoprotik H+ + Br Monoprotik H+ + IMonoprotik H+ + CN- Monoprotik H+ + S2+ Diprotik H+ + NO3 Monoprotik H+ + Diprotik SO42+ H+ + PO33- Triprotik H+ + PO43- Triprotik H+ + CO32- Diprotik H+ + C2O4 -

Sejarah Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis, termasuk Antoine Lavoisier, secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena ia tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asam-asam halida, HCl, HBr, dan HI. Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari kata bahasa Yunani yang berarti "pembentuk asam". Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin

teridentifikasi

dan

ketiadaan

oksigen

dalam

asam-asam

halida

ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut harus ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy,

berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Kimiawan Swedia Svante Arrhenius lalu menggunakan landasan ini untuk mengembangkan definisinya tentang asam. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1884. Pada tahun 1923, Johannes Nicolaus Bronsted dari Denmark dan Martin Lowry dari Inggris masing-masing mengemukakan definisi protonik asam-basa yang kemudian dikenal dengan nama kedua ilmuwan ini. Definisi yang lebih umum diajukan oleh Lewis pada tahun yang sama, menjelaskan reaksi asam-basa sebagai proses transfer pasangan elektron.

Asam Asetat
Pengertian

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.

Asam asetat

Penamaan Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa

Informasi Nama sistematis Asam etanoat Asam asetat Asam metanakarboksilat Asetil hidroksida (AcOH) Hidrogen asetat (HAc) Asam cuka CH3COOH 60.05 g/mol 1.049 g cm3, cairan 1.266 g cm3, padatan
[1]

Nama alternatif Rumus molekul Massa molar Densitas dan fase Titik lebur Titik didih Penampilan Keasaman (pKa)

16.5 C (289.6 0.5 K) (61.6 F) kata Latin 118.1 C (391.2 0.6 K) (244.5 F)[1] Cairan tak berwarna atau kristal 4.76 pada 25C

ini adalah asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas-air membentuk kristal mirip es pada 16.7C, sedikit di bawah suhu ruang. Singkatan yang paling sering digunakan, dan merupakat singkatan resmi bagi asam asetat adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3C(=O).

Pada konteks asam-basa, asam asetat juga sering disingkat HAc, meskipun banyak yang menganggap singkatan ini tidak benar. Ac juga tidak boleh disalahartikan dengan lambang unsur Aktinium (Ac). Sejarah Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Cuka dihasilkan oleh berbagai bakteria penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping dari pembuatan bir atau anggur. Penggunaan asam asetat sebagai pereaksi kimia juga sudah dimulai sejak lama. Pada abat ke-3 Sebelum Masehi, Filsuf Yunani kuno Theophrastos menjelaskan bahwa cuka bereaksi dengan logam-logam membentuk berbagai zat warna, misalnya timbal putih (timbal karbonat), dan verdigris, yaitu suatu zat hijau campuran dari garamgaram tembaga dan mengandung tembaga (II) asetat. Bangsa Romawi menghasilkan sapa, sebuah sirup yang amat manis, dengan mendidihkan anggur yang sudah asam. Sapa mengandung timbal asetat, suatu zat manis yang disebut juga gula timbal dan gula Saturnus. Akhirnya hal ini berlanjut kepada peracunan dengan timbal yang dilakukan oleh para pejabat Romawi. Pada abad ke-8, ilmuwan Persia Jabir ibn Hayyan menghasilkan asam asetat pekat dari cuka melalui distilasi. Pada masa renaisans, asam asetat glasial dihasilkan dari distilasi kering logam asetat. Pada abad ke-16 ahli alkimia Jerman Andreas Libavius menjelaskan prosedur tersebut, dan membandingkan asam asetat glasial yang dihasilkan terhadap cuka. Ternyata asam asetat glasial memiliki banyak perbedaan sifat dengan larutan asam asetat dalam air, sehingga banyak ahli kimia yang mempercayai bahwa keduanya sebenarnya adalah dua zat yang berbeda. Ahli kimia Prancis Pierre Adet akhirnya membuktikan bahwa kedua zat ini sebenarnya sama.

Pada 1847 kimiawan Jerman Hermann Kolbe mensintesis asam asetat dari zat anorganik untuk pertama kalinya. Reaksi kimia yang dilakukan adalah klorinasi karbon disulfida menjadi karbon tetraklorida, diikuti dengan pirolisis menjadi tetrakloroetilena dan klorinasi dalam air menjadi asam trikloroasetat, dan akhirnya reduksi melalui elektrolisis menjadi asam asetat. Sejak 1910 kebanyakan asam asetat dihasilkan dari cairan piroligneous yang diperoleh dari distilasi kayu. Cairan ini direaksikan dengan kalsium hidroksida menghasilkan kalsium asetat yang kemudian diasamkan dengan asam sulfat menghasilkan asam asetat. Sifat-sifat kimia Keasaman Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (COOH) dalam asam karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat (CH3COO). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4.

Dimer siklis

Dimer siklis dari asam asetat, garis putus-putus melambangkan ikatan hidrogen. Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Dimer juga dapat dideteksi pada uap bersuhu 120 C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni. Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen (misalnya air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.066.0 kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154157 J mol1 K1. Sifat dimerisasi ini juga dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya. Sebagai Pelarut Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia. Reaksi-reaksi kimia

Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue (Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat larut dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat. Contoh reaksi pembentukan garam asetat: Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g) NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya asam asetat diangkut dengan tangki-tangki aluminium.

Dua reaksi organik tipikal dari asam asetat Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan garam asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi dengan logam, dan menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi dengan garam karbonat atau bikarbonat. Reaksi organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol melalui reduksi, pembentukan turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida asetat melalui substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi

dua molekul asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi Fischer, dan juga pembentukan amida. Pada suhu 440 C, asam asetat terurai menjadi metana dan karbon dioksida, atau ketena dan air. Deteksi Asam asetat dapat dikenali dengan baunya yang khas. Selain itu, garam-garam dari asam asetat bereaksi dengan larutan besi(III) klorida, yang menghasilkan warna merah pekat yang hilang bila larutan diasamkan. Garam-garam asetat bila dipanaskan dengan arsenik trioksida (AsO3) membentuk kakodil oksida ((CH3)2As-OAs(CH3)2), yang mudah dikenali dengan baunya yang tidak menyenangkan. Biokimia Gugus asetil yang terdapat pada asam asetat merupakan gugus yang penting bagi biokimia pada hampir seluruh makhluk hidup. Gugus asetil yang terikat pada koenzim A (Asetil-KoA), merupakan enzim utama bagi metabolisme karbohidrat dan lemak. Namun demikian, asam asetat bebas memiliki konsentrasi yang kecil dalam sel, karena asam asetat bebas dapat menyebabkan gangguan pada mekanisme pengaturan pH sel. Berbeda dengan asam karboksilat berantai panjang (disebut juga asam lemak), asam asetat tidak ditemukan pada trigliserida dalam tubuh makhluk hidup. Sekalipun demikian, trigliserida buatan yang memiliki gugus asetat, triasetin (trigliserin asetat), adalah zat aditif yang umum pada makanan, dan juga digunakan dalam kosmetika dan obat-obatan. Asam asetat diproduksi dan diekskresikan oleh bakteri-bakteri tertentu, misalnya dari genus Acetobacter dan spesies Clostridium

acetobutylicum. Bakteri-bakteri ini terdapat pada makanan, air, dan juga tanah, sehingga asam asetat secara alami diproduksi pada buahbuahan/makanan yang telah basi. Asam asetat juga terdapat pelumas vagina manusia dan primata lainnya, berperan sebagai agen antibakteri.[5] Biosintesis asam asetat Asam asetat merupakan produk katabolisme aerob dalam jalur glikolisis atau perombakan glukosa. Asam piruvat sebagai produk oksidasi glukosa dioksidasi oleh NAD+ terion lalu segera diikat oleh Koenzim-A. Pada prokariota proses ini terjadi di sitoplasma sementara pada eukariota berlangsung pada mitokondria. Produksi

Pabrik pemurnian asam asetat di tahun 1884 Asam asetat diproduksi secara sintetis maupun secara alami melalui fermentasi bakteri. Sekarang hanya 10% dari produksi asam asetat dihasilkan melalui jalur alami, namun kebanyakan hukum yang mengatur bahwa asam asetat yang terdapat dalam cuka haruslah berasal dari proses biologis. Dari asam asetat yang diproduksi oleh industri kimia, 75% diantaranya diproduksi melalui karbonilasi metanol. Sisanya dihasilkan melalui metode-metode alternatif.[6] Produksi total asam asetat dunia diperkirakan 5 Mt/a (juta ton per tahun), setengahnya diproduksi di Amerika Serikat. Eropa

memproduksi sekitar 1 Mt/a dan terus menurun, sedangkan Jepang memproduksi sekitar 0.7 Mt/a. 1.51 Mt/a dihasilkan melalui daur ulang, sehingga total pasar asam asetat mencapai 6.51 Mt/a.[7][8] Perusahan produser asam asetat terbesar adalah Celanese dan BP Chemicals. Produsen lainnya adalah Millenium Chemicals, Sterling Chemicals, Samsung, Eastman, dan Svensk Etanolkemi. Karbonilasi metanol Kebanyakan asam asetat murni dihasilkan melalui karbonilasi. Dalam reaksi ini, metanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam asetat CH3OH + CO CH3COOH Proses ini melibatkan iodometana sebagai zat antara, dimana reaksi itu sendiri terjadi dalam tiga tahap dengan katalis logam kompleks pada tahap kedua. (1) CH3OH + HI CH3I + H2O (2) CH3I + CO CH3COI (3) CH3COI + H2O CH3COOH + HI Jika kondisi reaksi diatas diatur sedemikian rupa, proses tersebut juga dapat menghasilkan anhidrida asetat sebagai hasil tambahan. Karbonilasi metanol sejak lama merupakan metode paling menjanjikan dalam produksi asam asetat karena baik metanol maupun karbon monoksida merupakan bahan mentah komoditi. Henry Dreyfus mengembangkan cikal bakal pabrik karbonilasi metanol pada perusahaan Celanese di tahun 1925. Namun, kurangnya bahan-bahan praktis yang dapat diisi bahan-bahan korosif dari reaksi ini pada

tekanan yang dibutuhkan yaitu 200 atm menyebabkan metoda ini ditinggalkan untuk tujuan komersial. Baru pada 1963 pabrik komersial pertama yang menggunakan karbonilasi metanol didirikan oleh perusahaan kimia Jerman, BASF dengan katalis kobalt (Co). Pada 1968, ditemukan katalis kompleks Rhodium, cis[Rh(CO)2I2] yang dapat beroperasi dengan optimal pada tekanan rendah tanpa produk sampingan. Pabrik pertama yang menggunakan katalis tersebut adalah perusahan kimia AS Monsanto pada 1970, dan metode karbonilasi metanol berkatalis Rhodium dinamakan proses Monsanto dan menjadi metode produksi asam asetat paling dominan. Pada akhir 1990'an, perusahan petrokimia British Petroleum mengkomersialisasi katalis Cativa ([Ir(CO)2I2]) yang didukung oleh ruthenium. Proses berbasis iridium ini lebih efisien dan lebih "hijau" dari metode sebelumnya, sehingga menggantikan proses Monsanto. Oksidasi asetaldehida Sebelum komersialisasi proses Monsanto, kebanyakan asam asetat diproduksi melalui oksidasi asetaldehida. Sekarang oksidasi asetaldehida merupakan metoda produksi asam asetat kedua terpenting, sekalipun tidak kompetitif bila dibandingkan dengan metode karbonilasi metanol. Asetaldehida yang digunakan dihasilkan melalui oksidasi butana atau nafta ringan, atau hidrasi dari etilena. Saat butena atau nafta ringan dipanaskan bersama udara disertai dengan beberapa ion logam, termasuk ion mangan, kobalt dan kromium, terbentuk peroksida yang selanjutnya terurai menjadi asam asetat sesuai dengan persamaan reaksi dibawah ini. 2 C4H10 + 5 O2 4 CH3COOH + 2 H2O Umumnya reaksi ini dijalankan pada temperatur dan tekanan sedemikian rupa sehingga tercapai suhu setinggi mungkin namut

butana masih berwujud cair. Kondisi reaksi pada umumnya sekitar 150 C and 55 atm. Produk sampingan seperti butanon, etil asetat, asam format dan asam propionat juga mungkin terbentuk. Produk sampingan ini juga bernilai komersial dan jika diinginkan kondisi reaksi dapat diubah untuk menghasilkan lebih banyak produk samping, namun pemisahannya dari asam asetat menjadi kendala karena membutuhkan biaya lebih banyak lagi. Melalui kondisi dan katalis yang sama asetaldehida dapat dioksidasi oleh oksigen udara menghasilkan asam asetat. 2 CH3CHO + O2 2 CH3COOH Dengan menggunakan katalis modern, reaksi ini dapat memiliki rasio hasil (yield) lebih besar dari 95%. Produk samping utamanya adalah etil asetat, asam format dan formaldehida, semuanya memiliki titik didih yang lebih rendah daripada asam asetat sehingga dapat dipisahkan dengan mudah melalui distilasi. Penggunaan Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil. Keamanan Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar,

kerusakan mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung tangan latex tidak melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam asetat pekat juga dapat terbakar di laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39 C (102 F), dan dapat membentuk campuran yang mudah meledak di udara (ambang ledakan: 5.4%-16%).

Asam asetat adalah senyawa korosif

Konsentrasi berdasar berat

Molaritas

Klasifikasi

Frase-R

10%25%

1.674.16 mol/L 4.1614.99 mol/L >14.99 mol/L

Iritan (Xi)

R36/38

25%90%

Korosif (C) R34

>90%

Korosif (C) R10, R35

Larutan asam asetat dengan konsentrasi lebih dari 25% harus ditangani di sungkup asap (fume hood) karena uapnya yang korosif dan berbau. Asam asetat encer, seperti pada cuka, tidak berbahaya.

Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat adalah berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah.

Teori Basa
Pengertian Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Menurut Svante Arrhenius : Basa merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion Hidroksida [OH], bila dilarutkan dalam air mempunyai rasa pahit dan bersifat kaustik. Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.

Reaksi: Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat > Kalsium Sulfat + Air Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 > CaSO4(aq) + 2H2O Teori Dasar Svante August Arrhenius pada tahun 1887 menyatakan bahwa : Molekul-molekul elektrolit selalu menghasilkan ion-ion negatif dan positif jika dilarutkan dalam air Selanjutnya pada tahun 1900 Svante Arrhenius mengemukakan teori yang dikenal samapi sekarang yaitu Teori Asam Basa Arrhenius. Basa merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan ion Hidroksida (OH) bila dilarutkan dalam air. Pada kimia modern basa dapat menghasilkan ion Hidroksida (OH-) dengan 2 cara : 1. Senyawa Basa dalam pelarut air menghasilkan ion Hidroksida (OH-) secara langsung. NaOH Na+ + OH2. Senyawa Basa yang bereaksi dengan air menghasilkan ion Hidroksida (OH-). NH3 + H2O NH4+ + OHUntuk menunjukan sifat basa, larutan NH3 sering ditulis NH4OH. Jumlah ion (OH-) yang dapat menghasilkan oleh suatu molekul basa disebut Valensi Biasa. Contoh Basa

RUMU S BASA NH3 NH3OH NHOH KOH Mg (OH)2 Ca (OH)2 Sr (OH)2 Ba

NAMA BASA Amoniak Amonium Hidroksida Natrium Hidroksida Kalium Hidroksida Magnesium Hidroksida Kalsium Hidroksida Stronsium Hidroksida Barium Hidroksida

Reaksi Ionisasi

Valensi Asam

NHOH Na+ + OH1 KOH K+ + OH1 2+ Mg (OH)2 Mg + 2OH 2 Ca (OH)2 Ca2+ + 2OH- 2 Sr (OH)2 Sr2+ + 2OH2

Ba (OH)2 Ba 2+ + 2OH- 2 Al (OH)2 Al 2+ + 3OH- 3 Fe (OH)2 Fe 2+ + 2OH- 2 Fe (OH)3 Fe2+ + 3OH- 3

(OH)2 Al (OH)2 AlumuniumHidroksida Fe Besi (II) Hidroksida (OH)2 Fe (OH)3 Besi (III) Hidroksida

Teori Garam
Pengertian Dalam kimia, garam ialah senyawa netral yang terdiri atas ion-ion. Garam juga bisa berarti:

Garam

dapur, digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan klorida, bahan baku utama garam dapur

Natrium Garam Bisa

(kriptografi), vektor inisialisasi sandi rahasia blok

juga merujuk pada tiap arti ganda penggaraman

Garam (kimia) Natrium klorida (NaCl) adalah bahan utama garam dapur Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam. Larutan garam dalam air merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah. Reaksi kimia untuk menghasilkan garam antara lain 1. Reaksi antara asam dan basa, misalnya HCl + NH3 NH4Cl. 2. Reaksi antara logam dan asam kuat encer, misalnya Mg + 2 HCl MgCl2 + H2 Keterangan: logam mulia umumnya tidak bereaksi dengan cara ini. Pendahuluan Garam dapat melalui reaksi antara asam dan basa. Produk reaksi yang lain adalah air. Reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air,

reaksi ini disebut Reaksi Netralisasi. Akan tetapi kenyataannya larutan garam tidak selalu bersifar netral.
NaCl

bersifat netral bersifat asam bersifat basa

NH4Cl

NaCH3COO

Mengapa larutan garam ada yang bersifat asam, basa dan netral? Hal ini dapat dijelaskan dengan konsep HIDROLIS. Asam Klorida + Natrium Hidroksida Natrium Klorida + Air Asam + Basa Garam + Air Garam dipisahkan dari air dengan metode evaporasi. Beberapa garam yang dihasilkan melalui reaksi netralisasi antara lain : Asam Klorida + Kalsium Hidroksida Kalsium Klorida + Air Asam Sulfat + Kalium Hidroksida Kalium Sulfat + Air Asam Nitrat + Lithium Hidroksida Lithium Nitrat + Air Pengertian Hidrolis Garam adalah termasuk elektrolit kuat, maka jika garam dilarutkan didalam air akan mengalami penguraian menjadi komponenkomponennya yaitu kation dan anionnya. Untuk beberapa kasus, ionion tersebut merupakan asam atau baa yang lemah. Reaksi antara ionion tersebut dengan air membentuk H3O+ atau OH disebut Reaksi Hidrolisis (hidro = air dan lisis = penguraian)

Penentuan pH Larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam. Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa. Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah dapat bersifat asam, basa dan netral. Ini tergantung pada bergantung pada kekuatan relatif asam atau basa dari garam yang terbentuk. Untuk jenis garam ini baik kation maupun anion dapat bereaksi dengan air (ter hidrolis), maka dapat dikatakan bahwa garam jenis ini mengalami hidrolis total. Untuk menentukan pH larutan garam yang bersal dari Asam lemah dan Basa lemah, secara kuantitaif sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsentrat garamnya. pH yang tepat hanya dapat ditentukan dengan cara pengukuran. Namun pH garam dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus : [H+] = Kw x Ka e Kb

Asam sulfat

Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, merupakan asam mineral yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua kepekatan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia dan proses pembuatan. Ia digunakan secara meluas sebagai bahan kimia pengilangan. Kegunaan utama termasuk produksi baja, memproses bijih mineral, sistesis kimia, pemrosesan air limbah dan penapisan minyak. Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, ia mampu mendidih. Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan isipadu kedua cairan. Air kurang padu berbanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi terhasil boleh dianggap sebagai membentuk ion hidronium, seperti: H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4-. Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen pengeringan yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk H2S2O7. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau, jarang-jarang sekali, asam Nordhausen. Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan asam Asam sulfat dipercayai pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad ke-9.

pH KELARUTAN ASAM & BASA


Indikator Universal Ungu tua Ungu kurang tua Ungu muda Ungu lebih muda Ungu sangat muda Indigo Biru Hijau Kuning Jingga Merah sangat muda Merah lebih muda Merah Merah agak tua pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Dalam air murni harga [H+] sama dengan [OH-] yaitu 10-7, harga pH asam dan basa mulai dari 1 sampai 14. Untuk meyederhanakan penulisan seorang ahli kimia Denmark, S.P.L Sorensen (1868 1939) pada tahun 1909 menggunakan skala untuk menyatakan konsentrasi H+ suatu larutan. Skala tersebut diberi nama skala pH. Nilai pH sama dengan negatif Logaritma konsentrasi ion H+. dituliskan sebagai berikut :

pH = - Log [H+] Jika [H+] = x kali 10-n maka pH = n log x Jika [H+] = 1 x 10-n maka pH = n Sebaliknya Jika pH = n maka [H+] = x kali 10-n maka pOH = - Log [OH+] pH merupakan suatu parameter untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7 Larutan basa memiliki pH lebih dari 7 Larutan Netral pH = 7 pH dapat ditentukan dengan menggunakan indicator universal atau dengan pH meter. Batas-batas pH ketika indicator mengalami perubahan warna disebut Trayek Perubahan Warna. Trayek Perubahan Warna warna lakmus adalah 5,5 8,8. Trayek Perubahan Warna Beberapa Indikator INDIKATOR Metil Jingga Meril Merah Bromtimol biru Fenolftalein Kertas Lakmus Trayek Perubahan Warna Perubahan Warna 2.9 4.0 Merah Kuning 4.2 6.3 Merah Kuning 6.0 7.6 Kuning Biru 8.3 10.0 Tidak berwarna Merah

Kertas Lakmus merah menjadi biru dalam larutan basa dan lakmus biru menjadi merah dalam larutan asam. Lakmus berwarna merah dalam larutan dengan rentang pH sampai 5,5. lakmus berwarna biru dalam larutan mulai pada pH = 8,8. Pada larutan dengan pH 5,5 sampai 8,8 warna lakmus merupakan kombinasi warna merah dan biru. Menghitung pH Larutan Asam dan Basa Asam Kuat [H+] = M x Valensi Asam Asam Kuat mengion sempurna dalam air, pH larutan dapat ditemukan jika [H+] diketahui : Asam Lemah [H+] = eKa x M = a x M Asam Lemah tidak mengion sempurna dalam air, pH larutan dapat ditemukan jika [H+] diketahui : Dimana : Ka = Tetapan ionisasi asam M = Konsentrasi asam = Derajat ionisasi Basa Kuat

[OH+] = M x Valensi Basa Basa Kuat mengion sempurna dalam air, pH larutan dapat ditemukan jika [OH+] diketahui : Basa Lemah Basa Lemah tidak mengion sempurna dalam air, pH larutan dapat ditemukan jika [OH+] diketahui : [OH+] = eKb x M = a x M Kb = Tetapan ionisasi basa M = Konsentrasi basa = Derajat ionisasi Jika tetapan Ionisasi asam (Ka) terdiri dari dua yaitu Ka1 dan Ka2, maka harga Ka merupakan hasil perkalian dari Ka1 dan Ka2 seperti : Asam Poliprotik Ka Asam diprotik Ka = Ka1 . Ka2 Ka Asam triprotik Ka = Ka1 . Ka2 . Ka3 Tetapan Ionisasi Asam (Ka) dan Basa (Kb) Monoprotik Nama Asam Benzoat Asam Florida Asam Sianida Asam Nitrit Asam Asetat Asam Laktat Asam Format Amonia Rumus Kimia C6H5COOH HF HCN HNO2 CH3COOH HC3H5O3 HCOOH NH3

Hidrasin Hidroksiamin Anilin

H2H4 NH2OH C6H6NH2

6.7 x 10-6 6.7 x 10-6 6.7 x 10-10

Tetapan Ionisasi Asam (Ka) dan Basa (Kb) Monoprotik Tetapan Ionisasi Ka1 Ka2 Sangat Besar 1.2 x 10-2 4.3 x 10-7 5.6 x 10-11 -2 1.5 x 10 1.0 x 10-7 7. 9 x 10-5 1.6 x 10-12

Nama Asam Asam Asam Asam Sulfat Karbonat Sulfit Askorbat

Rumus Kimia H2SO4 H2CO3 H2SO3 H2C6H3O3

Indikator Asam Basa Zat yang bersifat asam basa banyak terdapat dalam kehidupan seharihari. Yaitu :
Asam

Sitrat C tidak lain dari asam Askorbat

Vitamin Asam Asam Asam

Asesat yaitu cuka karonat memberikan rasa segar dalam minuman ringan. Sulfat untuk akumular

Contoh Basa :
Amoniak Soda

untuk pelarut disinfektan

api (natrium Hidroksida) untuk membersihkan cairan bak cuci Hidrosida dan Magnesium Hidrosida untuk membuat

Alumunium

obat nyeri lambung Sifat-sifat Asam :

Rasanya Korosif

asam

(bersifat merusak) warna lakmus biru menjadi merah

Merubah

Sifat-sifat Basa :
Rasanya Kaustik

pahit

(bersifat licin) warna lakmus merah menjadi biru

Merubah

Tabel Indikator untuk menunjukan Asam dan Basa Warna dalam Larutan Asam Basa Merah Biru Merah Biru Tidak berwarna Merah Kuning Merah Merah Kuning Merah Kuning Merah Jingga Kuning

Nama Indikator Lakmus Merah Lakmus Biru Fenolftalein Fenol Merah Metil Merah Metil Kuning Metil Jingga

Asam Kuat atau Basa Kuat : asam atau basa yang dalam air sebagian besar atau seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion Asam Lemah atau Basa Lemah : asam atau basa yang dalam air sebagian kecil molekulnya terurai menjadi ion-ion

KEMBANG SEPATU SEBAGAI PENENTU ASAM BASA

Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kembang Sepatu Alkohol Saringan Asam Sitrat Soda Kue Air Botol Plastik Pipet

Langkah percobaan A. Pembuatan Larutan Kembang Sepatu 1. 2. 3. Potong kecil-kecil kembang sepatu, Tuang alkohol sampai kembang sepatu terendam semua, Biarkan selama 30 menit, lalu saring.

B. Pemeriksaan Asam Basa 1. 2. 3. 4. 5. Satu sendok asam sitrat dilarutkan dalam setengah gelas Satu sendok soda kue dilarutkan dalam setengah gelas air. Tuang air ke dalam botol plastik, beri tanda C, Teteskan masing-masing 10 tetes larutan kembang sepatu Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.

air. Tuang ke dalam botol plastik, beri tanda A, Tuang ke dalam botol plastik, beri tanda B,

ke dalam botol A, B, dan C,

Hasil Pengamatan

Warna larutan kembang sepatu adalah merah keunguWarna larutan hijau menunjukkan adanya alkali. Amoniak

unguan.

adalah alkali (basa) yaitu unsur logam yang bergabung dengan hidroksida. Amoniak adalah racun bila di minum. Larutan asam dapat menetralkan racun itu. Kesimpulan Larutan kembang sepatu dapat digunakan untuk menentukan asam basa. Kalau ditambahkan ke alrutan asam sitrat (asam) warnanya merah cerah. Kalau ditambahkan ke larutan soda kue (basa) warnanya mula-mula hijau, lalu berubah menjadi ungu.

You might also like