You are on page 1of 10

Dampak globalisasi dalam bidang ekonomi, antara lain :

Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup yang lebih tinggi. Semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar negara-negara kaya dengan negara-negara miskin. Munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang. Munculnya lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, WTO.

Dampak Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya :


Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.

Dampak Globalisasi dalam bidang Politik


Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para pengambil kebijakan

publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisasi ( dambaan akan kebebasan ).

Globalisasi dalam Bidang Pendidikan :


Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi baru ini yaitu harus menyiapkan siswa untuk menghadapi

semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Kemampuan untuk berbicara bahasa asing dan kemahiran komputer adalah dua kriteria yang biasa diminta masyarakat untuk memasuki era globalisasi baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Maka dengan adanya komputer yang telah merambah di segala bidang kehidupan manusia hal itu membutuhkan tanggung jawab sangat tinggi bagi sistem pendidikan kita untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran komputer.

Globalisasi Produksi :
Di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah.

Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.

Globalisasi Pembiayaan :
Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia.

Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.

Globalisasi tenaga kerja


Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti

penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.

Globalisasi jaringan informasi


Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui:

TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.

Globalisasi Perdagangan
Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan

nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.

Globalisasi Industri
Pada tanggal 23 April 1966, sepuluh tahun setelah kapal kontainer pertama dikonversi berlayar, Laut-Land Fairland berlayar dari Port Elizabeth di Amerika Serikat ke Rotterdam di Belanda dengan 236 kontainer. Ini adalah perjalanan internasional pertama dari kapal kontainer.

Sementara itu, selama cepat membangun-up ke Perang Vietnam, militer AS dihadapkan dengan masalah logistik mendapatkan pasokan untuk pasukan. Ini entah bagaimana untuk mengangkut pasokan massal ke zona perang di Asia Tenggara melalui port kurang dikembangkan tunggal di Sungai Saigon dan kereta api yang berfungsi sebagian. Pemerintah berpaling ke pengiriman kontainer sebagai pilihan paling efisien. Kontainer pengiriman mulai membuktikan nilainya di tingkat internasional. Dari titik ini industri mulai tumbuh ke titik di mana ia dengan cepat akan menjadi tulang punggung perdagangan global, meskipun hanya sedikit pada waktu itu akan membuat prediksi berani tersebut. 1968 dan 1969 adalah tahun Baby Boomer untuk pengiriman kontainer. Pada tahun 1968 saja, 18 kapal kontainer dibangun, sepuluh dari mereka dengan kapasitas 1.000 TEUs yang besar untuk waktu. Pada tahun 1969, 25 kapal dibangun dan ukuran kapal terbesar meningkat mendekati 2.000 TEU. Pada tahun 1972, kapal-kapal kontainer pertama dengan kapasitas lebih dari 3.000 TEU diselesaikan oleh Shipyard Howaldtwerke di Jerman. Sekarang seluruh industri muncul, menuntut investasi belum pernah terjadi sebelumnya di pembuluh, kontainer, terminal, kantor dan teknologi informasi untuk mengelola logistik yang kompleks. Sepanjang tahun 1970-an dan 1980-an industri pelayaran kontainer tumbuh secara eksponensial. Sekarang ada hubungan antara Jepang dan Amerika Serikat pantai barat, dan Eropa dan pantai timur AS. Rute Eropa-Asia mulai dilayani oleh konsorsium (sekelompok pembawa berbagi ruang pada kapal) pada awal tahun 1970 serta beberapa layanan independen. Pada akhir dekade, pengiriman antara Eropa, Asia Tenggara dan Asia Timur, Afrika Selatan, Australia / Selandia Baru, Amerika Utara dan Amerika Selatan semua sebagian besar peti kemas. Pada tahun 1973, US, Eropa dan Asia containership operator membawa 4 juta TEU seluruh dunia. Tahun 1983, ini akan meningkat menjadi 12 juta TEUs kontainer dimana waktu juga tiba di Timur Tengah, subBenua India, dan Timur dan Afrika Barat. Industri sekarang ini adalah benar-benar global dan menyentuh semua kehidupan kita dengan cara kita tidak bisa membayangkan. Bahkan, Mark Levinson, seorang ekonom mencatat, menunjukkan bahwa kontainer dan pengiriman kontainer sebagian besar bertanggung jawab untuk pertumbuhan perdagangan global. Membaca sebuah kutipan dari bukunya, The Box: Cara Pengiriman Container Dibuat Dunia kecil dan Ekonomi Dunia lebih besar.

You might also like