You are on page 1of 44

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada umumnya pengertian tentang tanah dilihat dari kepentingannya dan siapa yang memandangnya. Menurut pandangan para ahli tanah, pengertian tanah ada dua segi: a. Tanah dipandang sebagai bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan serta manusia, yang mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh sebagai faktor yang membentuknya di alam. b. Tanah dipandang sebagai sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman. Untuk mendapatkan hasil pengolahan yang maksimal, perlu memilih sistem pengolahan yang tepat sesuai dengan keadaan tanah yang akan diolah. Karena pentingnya tanah dalam sektor pertanian, maka perlu benar-benar diperhatikan cara pengolahannya agar bisa mendapatkan hasil olahan yang maksimal. Tanah yang subur sangat bagus untuk dilakukan pananaman, karena banyak mengandung unsur hara yang diperlukan bagi tananaman. Sehingga hasil tanam akan didapatkan maksimal. Dengan pengolahan ini tentunya petani akan dapat memperoleh keuntungan, karena tanamannya dapat tumbuh dengan baik.

Untuk pengusaha pertanian, tanah adalah lapisan atas bumi yang dapat diolah menurut kepentingannya. Menurut Haryadi (1988), tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting yang dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman. B. Maksud dan tujuan Tujuan dari praktikum pengolahan tanah ini agar praktikan mampu memahami dan melakukan pengolahan dengan baik.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan elemen penting dalam sektor pertanian. Oleh karena itu, perlu dilakukan perlakuan-perlakuan khusus pada tanah agar bisa menjadi media tanam yang bagus. Hal itu bisa dilakukan dengan cara mengolah tanah. Pengolahan tanah bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain (Haryadi, 1988): 1. Pengolahan tanah dengan sistem glebagan/ buruhan. 2. Sistem parit. 3. Sistem sawah. 4. Sistem reynoso. Dalam bercocok tanam, tanah merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan tanaman, karena tanah memiliki peranan penting antara lain (Haryadi, 1988): 1. Sebagai tempat tumbuh dan tempat perkembangan akar. 2. Menyediakan unsur hara dan air bagi tanaman. 3. Menyediakan air bagi tanaman. 4. Merupakan media bagi pertumbuhan flora dan fauna, khususnya mikroflora dan mikrofauna yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Pengolahan tanah dimaksudkan untuk memecahkan gumpalan tanah menjadi gembur dan mengatur kesuburan tanah sehingga sesuai untuk ditanami. Pengolahan tanah bertujuan untuk (Sastroatmodjo, 1980): 1. Menciptakan struktur yang ideal bagi tanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi baik. 2. 3. Membersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman. Memperbaiki aerasi dan drainase. Menurut intensitasnya, ada tiga cara pengolahan tanah : 1. 2. 3. Pengolahan tanah dengan tenaga manusia. Pengolahan tanah dengan tenaga hewan (ternak). Pengolahan tanah dengan tenaga mesin (mekanis). Pada umumnya konsentrasi dari tekanan tinggi akan diikuti dengan konsentrasi tegangan basar yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya peruntuhan (failure). Pemecahan elemen terjadi akibat penetrasi kerucut (cone) ke dalam blok tanah yang berkelanjutan sampai terjadi pemecahan clod oleh beban vertikal tersebut. Untuk keperluan tertentu pemadatan diperlukan untuk memperkuat bagian tanah yang lemah. Deformasi yang terjadi apakah stabil atau tidak akan sangat tergantung pada bentuk tegangan (stress state) dan karakteristik dari tanah. Karakteristik dari tanah mempunyai dua arti dalam kaitannya dengan stabilitas, karena bentuk tegangan dalam suatu proses pengolahan tanah juga dipengaruhi oleh sifat tanah: pada tanah yang sangat plastis, deformasi yang berlebihan kadang-kadang menghambat adanya bentuk tegangan atau favor unstable phenomena (asepsaepudin.blogspot.com).

III.

BAHAN, ALAT DAN PROSEDUR KERJA

A. Bahan 1. B. Alat 1. 2. 3. 4. Cangkul Tali rafia Bambu Sabit Sepetak tanah

C. Prosedur kerja 1. Alat dan bahan yang akan digunakan seperti meteran, tali rafia, bambu, cangkul, dan sabit dipersiapkan. 2. Tanah yang sudah disediakan dengan ukuran 3,2 m x 4 m kemudian diolah atau digemburkan. Dimana sebelumnya lahan sudah diberi tanda menggunakan tali raffia dan bambu. 3. Dibuat drainase antara satu petak dengan petak lain dengan ukuran 0,5 meter dengan kedalaman 30 cm untuk drainase. 4. Sambil dicangkul atau digemburkan, gulma yang tersisa dan batu-batu kecil dibuang atau dibersihkan. 5. 6. Lahan yang sudah dicangkul kemudian diratakan menggunakan bamboo. Didiamkan hingga waktu menanam tiba sekitar tiga hari.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

Keadaan lahan/tanah sebelum diolah: a. Belum ditanami tanaman dan masih terdapat banyak gulma. b. Banyak kerikil/batu kecil. c. Tanah masih kasar dank eras. d. Masihter bekas tanaman jagung e. Belum terdapat saluran air.

2.

Keadaan lahan/tanah satelah diolah: a. Tanah sudah bersih dari gulma. b. Tanah masih menggumpal dan rata. c. Lahan/tanah sudah bisa ditanami. d. Tidak terdapat batu-batu kecil. e. Sudah terdapat saluran air. Mengolah tanah berarti mengolah tanah pertanian dengan menggunakan alat

pertanian yang telah tersedia sehingga diperoleh susunan yang sebaik-baiknya ditinjau dari struktur dan porositas tanah. Agar tanah dapat ditanami, maka haruslah memiliki unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah yang tidak subur harus diolah terlebih dahulu agar menjadi gembur dan dapat ditanami. Pengolahan tanah dimaksudkan untuk memecahkan gumpalan tanah menjadi gembur dan mengatur permukaan tanah sehingga sesuai untuk ditanami (Haryadi, 1988).

Pemecahan tanah melibatkan fenomena fisika-mekanika sebagai berikut: pada satu elemen dan pada suatu skala mikro, pembebanan akan menyebabkan tekanan pada tanah dan dalam keadaan tertentu tegangan yang timbul tidak tersebar secara merata tetapi terkonsentrasi pada beberapa lokasi pada kumpulan elemen tersebut. Tekanan ini akan menyebabkan pecahnya ikatan antara partikel-partikel tanah pada lokasi-lokasitersebut (asepsaepudin.blogspot.com). Dalam praktikum pengolahan tanah kali ini dilakukan dengan cara manual yaitu dengan tenaga manusia. Alat yang digunakan juga sederhana yaitu cangkul dan sabit. Hal ini karena lahan yang dikerjakan terbatas dan tidak terlalu luas hanya berukuran 4 m x 3,2 m. Melakukan penggemburan tanah sambil membuang gulma yang masih tersisa dan membuang batu-batu kecil yang terdapat dalam lahan kemudian tanah diratakan dibuat seperti bedengan dengan menggunakan cangkul dan bambu dan dibuat saluran air dengan lebar 50 cm dan tinggi 30 cm. Hasilnya setelah tanah diolah yaitu: bersih dari gulma dan batu-batu kecil, sudah terdapat parit, sudah bisa ditanami, dan tanah tidak menggumpal atau gembur serta sudah rata. Tanah yang diolah, maka sifat-sifat fisik tanah akan terjadi perubahan yang mana sebelumnya sifat tersebut berkurang karena sudah digunakan untuk bertanam ataupun belum dipergunakan. Gulma yang ada dibuang atau dicabut hingga keakarakarnya agar tidak tumbuh lagi, karena gulma akan sangat menganggu pertumbuhan tanaman. Penggemburan bertujuan meremahkan tanah supaya akar berkembang maksimal, semakin gembur tanah akan mendukung pertumbuhan awal tanaman (perkecambahan/pertumbuhan tanaman muda). Pembuatan bedengan bertujuan

sebagai tempat tumbuh tanaman dan mengatur jalannya air. Kemiringan lahan perlu dijadikan acuan dalam menentukan arah bedengan, hal ini bertujuan agar drainase bisa lancar (theagricoachinc.wordpress.com). Proses pengolahan tanah pada dasarnya terjadi dari empat jenis pengolahan yaitu: pembajakan, pembajakan semu, cara-cara tambahan untuk persiapan tanah, pengolahan untuk pemeliharaan tanah (penggemburan, pembuatan parit, dan pemupukan). Pembuatan parit bertujuan agar tidak terjadi genangan air pada tanah olahan sehingga kelembaban tanah tetap terjaga. Untuk mendapatkan kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, perlu mempersiapkan tanah sebagai lahan atau tempat budidadaya dengan sebaik-baiknya dan melalui tahap memperhatikan beberapa faktor (Sanchez, 1993). Untuk menghindari sebab-sebab kemerosotan struktur tanah dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: Usahakan agar tanah jangan sampai terlalu lama tergenang air, jangan sampai menggunakan pupuk yang mengandung Na pada tanah yang mudah pecah, pada tanah yang telalu basah jangan sampai pengolahannya menggunakan mesin-mesin yang berat, jangan sampai membiarkan tanah menjadi gundul, lebih-lebih pada musim penghujan, usahakan tanaman penutup tanah, pada tanah yang bersifat asam pakailah pupuk yang mengandung Ca karena Ca dapat menetralisir keasaman tanah, dan pergunakanlah bahan organik sebanyak mungkin, seperti pupuk kandang, sisa tanaman, jerami dan pupuk hijau yang lain (Sastroatmodjo, 1980).

V.

SIMPULAN

1.

Pengolahan tanah dimaksudkan untuk memecahkan gumpalan tanah menjadi gembur dan mengatur kesuburan tanah sehingga sesuai untuk ditanami.

2.

Penggemburan merupakan hal utama yang dilakukan disamping pemupukan dan pengairan.

3.

Proses pengolahan tanah pada dasarnya terjadi dari empat jenis pengolahan yaitu: pembajakan, pembajakan semu, cara-cara tambahan untuk persiapan tanah, pengolahan untuk pemeliharaan tanah (penggemburan, pembuatan parit, dan pemupukan).

4.

Tanah yang diolah, maka sifat-sifat fisik tanah akan terjadi perubahan yang mana sebelumnya sifat tersebut berkurang karena sudah digunakan untuk bertanam ataupun belum dipergunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2010.

Perlakuan

Pengolahan

Tanah.

http://www.agrocoachinc.wordpress.com. Diakses tanggal 20 Juni 2010. Haryadi, M.M. Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT Gramedia. Saepudin, Asep. 2010. Pengolahan Tanah. http://www.asepsaepudin.blogspot.com. Diakses tanggal 20 Juni 2010. Sanchez, Pedro A. 1993. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Bandung: Penerbit ITB. Sastroatmodjo, P.L.A. 1980. Pembukaan Lahan dan Pengolahan Tanah. Jakarta: Penunjang Pembangunan nasional.

10

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Kegiatan penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya tanaman. Dalam penanaman ada dua macam cara, yaitu langsung ditanam pada media tanam dan melalui persemaian terlebih dahulu. Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanam. Kekeliruan pada tahap ini bukan saja dapat menurunkan produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Seringkali terjadi para petani melakukan penanaman akan tetapi hanya dengan asal tanam saja tanpa memperhatikan langkahlangkahnya secara baik, sehingga produksi yang dihasilkan rendah. Oleh karena itu, dalam proses penanaman harus benar-benar diperhatikan langkah-langkahnya agar tanaman dapat tumbuh sebagai mana mestinya. Tanaman yang ditanam dengan cara yang benar akan dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Dalam penanaman yang paling penting adalah waktu tanam dan persiapan tanah, selain itu bibit juga sangat mempengaruhi produksi dari tanaman tersebut. Bibit yang unggul akan dapat menghasilkan varietas tanaman yang baik. Dalam hal varietas unggul perlu diperhatikan cara-cara mempertahankan kemurnian varietas, dengan isolasi waktu dan isolasi tempat untuk varietas-varietas yang menyerbuk silang, atau dengan isolasi fisik.Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka akan bisa menghasilkan produksi yang baik.

11

B. Maksud dan tujuan 1. Mempelajari cara menanam tanaman semusim, yaitu kacang hijau dan jagung. 2. Mempelajari cara menanam secara monokultur dan tumpang sari pada suatu lahan. 3. Mengetahui jarak yang baik untuk sistem tanam secara tumpang sari dan monokultur.

12

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanam. Kekeliruan yang terjadi pada tahap ini tidak saja dapat menurunkan produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Sehingga cara menanam perlu dipelajari dengan baik, agar kegagalan dapat dihindari. Karena kesalahan dalam bercocok tanam hanya akan membuang biaya, tenaga dan waktu (Haryadi, 1988). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan supaya tanaman dapat tumbuh dan memberikan hasil yang baik, dalam arti tanaman yang ditanam dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang optimal. Faktor-faktor tersebut antara lain (Haryadi, 1988): 1. Tanah Menurut ahli tanah, tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman (AAK, 1984). Kondisi tanah harus diatur agar fungsi tanah dapat berperan sebagaimana mestinya. Tanah memiliki beberapa fungsi antara lain: a. Sebagai tempat tegaknya tanaman.

b. Sebagai media tumbuh yang menyediakan unsur hara, air dan udara. c. Sebagai tempat tumbuhnya akar, umbi, polong yang bersifat sebagai cadangan makanan pada beberapa tanaman.

13

Karena peranan tanah yang sangat penting, maka kondisi tanah harus benar-benar dijaga dengan cara pengolahan tanah yang baik. Dimana tujuan dari pengolahan tanah itu sendiri antara lain, adalah: 1. Mermperbaiki suhu, peredaran air dan udara dalam tanah. 2. Meningkatkan sifat fisik tanah. 3. Mempermudah penggunaan obat-obatan dan pupuk dalam tanah. 2. Jenis tanaman yang diusahakan. Setiap jenis tanaman memiliki cara penanaman yang berbeda-beda. Ada jenis tanaman yang bijinya dapat ditanam langsung. Ada tanaman yang perlu disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam di lapang. Jenis tanaman juga berpengaruh pada pengolahan tanah. Ada yang menghendaki pengolahan tanah yang sempurna dan ada yang hanya memerlukan pengolahan tanah sebagian. 3. Bahan tanam yang digunakan. Bahan tanam menentukan cara menanam dan pertumbuhan tanaman, misalnya tebu dengan stek pucuk dapat ditanam dengan direbahkan, tetapi bibit yang berupa rayungan harus ditanam tegak. Untuk bibit yang berbentuk tanaman muda ada yang setelah ditanam memerlukan perlindungan terlebih dahulu sebelum tanaman cukup kuat untuk menerima cahaya matahari secara langsung. 4. Musim dan waktu tanam. Tanaman harus ditanam di musim yang tepat. Tanaman yang tidak ditanam pada musim yang tepat pertumbuhannya akan lambat, atau mudah terserang serangan hama/ penyakit sehingga produksinya akan berkurang. Tiap tanaman memiliki waktu

14

tanam yang berbeda, ada tanaman yang baik ditanam pada musim hujan, kemarau dan akhir musim hujan, atau akhir musim kemarau. Pada penanaman, benih dapat disebar langsung di tempat tanam permanen atau mula-mula dalam wadah atau tempat dimana tanaman muda dapat dipindahkan (transplanting) sekali atau dua kali sebelum penanaman permanen. Penyemaian atau pembibitan ditujukan untuk mananam bibit atau semai untuk memberikan pengaturan lingkungan yang lebih tepat, selama tahap perkecambahan yang gawat dan awal pertumbuhan bibit. Dalam penanaman padi sawah, untuk menghemat waktu selama pengerjaan tanah yang makan waktu lama, benih telah ditebar dulu di pesemaian khusus. Kedalaman tanam tergantung pada tipe perkecambahan, kandungan air dan oksigen pada tanah. Pada umumnya, bibit dengan keping biji yang muncul ke atas tanah , biasanya memerlukan penanaman lebih dangkal daripada bibit yang keping bijinya tertinggal dalam tanah (AAK, 1984).

15

III.

BAHAN, ALAT DAN PROSEDUR KERJA

A. Bahan 1. Benih jagung hibrida 2. Benih kacang hijau 3. Pupuk Urea, KCl, dan SP-20 B. Alat 1. Tugal 2. cangkul C. Prosedur kerja 1. Tanah seluas 4m x 3,2 m diolah kemudian diratakan. Lubang dibuat dengan tugal dengan jarak tanam jagung 160 cm x 40 cm dan kacang hijau 40 cm x 20 cm. 2. Bibit dimasukkan ke dalam lubang, dalam satu lubang dimasukkan sebanyak dua biji baik untuk jagung maupun kacang hijau. Kemudian ditutup dengan tanah. 3. Diberikan pupuk urea, SP-20, dan KCl di sekitar lubang tempat benih ditanam. 4. Pengamatan terhadap variable yang harus diamati dilakukan setiap dua minggu hingga 3 bualn.

16

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lahan tumpang sari jagung manis dan kacang hijau 3,2 m 40cm

4m

160cm

20 cm Keterangan : = kacang hijau 1. Kebutuhan benih a. Jagung a) Luas petak: 4m x 3,2 m= 12,8 m2 = jagung

17

b) Luas jarak tanam: 160 cm x 40 cm= 6400 cm2 c) Kebutuhan benih= = = 20 benih

d) Perlubang 2 biji, maka: 20 x 2= 40 biji b. Kacang hijau a) Luas petak: 4m x 3,2m= 12,8 m2 b) Luas jarak tanam: 40 cm x 20 cm= 800 cm2 c) Kebutuhan benih= = = 160 benih

d) Tiap lubang 2 biji, maka: 160 x 2= 320 biji 2. Kebutuhan pupuk Diketahui: Kebutuhan N per ha= 50 kg Dosis SP-20= 75 kg/ha Dosis KCl= 50 kg/ha a. b. c. 3. Kebutuhan Urea per petak= Kebutuhan SP-20 per petak= Kebutuhan KCl per petak= x 50 kg= 0,064 kg= 64 gram x 75 kg= 0,096 kg= 96 gram x 50 kg= 0,064 kg= 64 gram

Kebutuhan pupuk pertanaman a. Jagung a) Kebutuhan Urea= gram= 1,6 gram

18

b) Kebutuhan SP-20= c) Kebutuhan KCl= b. Kacang hijau a) Kebutuhan Urea= b) Kebutuhan SP-20= c) Kebutuhan KCl=

gram= 2,4 gram gram= 1,6 gram

gram= 0,2 gram gram= 0,3 gram gram= 0,2 gram

Untuk menentukan suatu sistem pertanaman yang akan digunakan, baik itu pola tanam monokultur atau pola tanam tumpang sari, perlu dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk penentuan tersebut di antaranya: 1. Tanaman yang toleran terhadap naungan dapat ditanam dengan tanamantanaman yang tinggi atau tanaman-tanaman yang diajir. 2. Setelah salah satu tanaman campuran berakhir, tipe tanaman lain harus dipilih untuk melanjutkan pola tanam berikutnya. Dalam menanam, yang perlu diperhatikan juga adalah pemupukan. Pemberian pupuk tergantung pada jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Pemberian secara broadcast, menunjuk pada penebaran terserak dari bahan secara merata pada permukaan tanah, biasanya dilakukan sebelum tanaman ditanamkan. Pemberian pupuk yang lebih efektif yaitu cara top dressing, yaitu penempatan pupuk langsung di

19

atas tanaman tumbuh. Bila tanaman peka terhadap kerusakan atau kebakaran pupuk, pupuk dapat ditempatkan sepanjang sisi tanaman sebagai side dressing. Cara ini sering dilaksanakan bersama penyiangan, jadi tercampur dengan tanah. Pupuk dapat juga ditempatkan dalam jaluran tak terputus di antara barisan (band placement) atau dapat dijatuhkan di belakang bajak di dasar aluran, yang disebut plowsole placement (Haryadi, 1988). Persiapan lain yang penting yaitu persiapan benih. Benih yang memiliki kualitas genetik yang baik maka tingkat produksinya juga baik. Memilih benih yang baik adalah langkah awal penanaman guna mencapai produksi yang tinggi. Benih yang baik berasal dari suatu jenis tanaman yang dihasilkan oleh varietas yang mempunyai syarat-syarat berikut: Daya adaptabilitas tinggi terhadap kondisi tertentu, kemurniannya baik, daya hasil baik, mempunyai sifat-sifat yang diinginkan, tahan terhadap hama dan penyakit, serta memenuhi kualitas yang dikehendaki. Secara fisik benih yang baik mempunyai penampilan sebagai berikut: Berdaya kecambah tinggi, warna dan berat biji seperti yang dikehendaki, tingkat keseragaman tinggi, bebas dari penyakit benih bawaan, bebas dari rerumputan, kerusakan biji, dan campuran dengan varietas lain (Kamil, 1982). Biji yang dipakai pada praktikum ini adalah biji jagung hibrida dan kacang hijau. Dimana dalam penanamannya setiap lubang terdapat dua biji baik jagung maupun kacang hijau. Jumlah biji jagung yang dibutuhkan pada lahan sebanyak 40 biji, sedangkan untuk biji kacang hijau dibutuhkan sebnyak 320 biji. Setelah biji ditanam di dalam tanah kemudian disampingnya diberikan pupuk Urea, KCl, dan SPbebas dari

20

20. Kebutuhan pupuk pertanaman jagung yaitu: 1,6 gram Urea dan KCl, 2,4 gram SP20, sedangkan untuk tanaman kacang hijau pertanaman membutuhkan pupuk Urea dan KCl 0,2 gram, SP-20 0,3 gram. Tujuan pemberian pupuk SP-20 adalah untuk mempercepat pertumbuhan akar selain itu juga untuk mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya serta untuk meningkatkan biji-bijian dan memperkuat tubuh tanaman. Sedangkan tujuan dari pemberian pupuk KCl adalah untuk meningkatkan kualitas biji serta untuk meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit. Sifat pertumbuhan jagung hibrida adalah apikal dominan yang berarti titik dominasi pertumbuhan adapada pucuk batang. Sifat ini dapat menyebabkan tongkol yang paling atas berkembang lebih besar daripada yang bawah dan terjadi konpetisi antar tongkol. Sifat apikal dominan juga menghambat pemunculan tongkol baru yang akan tumbuh. Akibatnya untuk setiap tanaman jagung bisa dipetik 3-5 tongkol jagung hibrida tergantung daerah penanaman. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6 - 7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil

(kacierkusuma.blogspot.com). Karakteristik kacang hijau pada lahan kering akan ditanam pada musim kemarau sesudah komoditas utama, yaitu padi gogo atau jagung. Kacang hijau

21

ditanam sebagai tanaman ketiga untuk lahan kering beriklim basah dengan pola padi gogo-jagung-kacang hijau, padi gogo-kedelai-kacang hijau, atau jagung-kedelaikacang hijau. Pada lahan kering beriklim kering ditanam dengan pola: jagung-kacang hijau, dan/atau kacang tanah-kacang hijau. Tanaman kacang hijau tumbuh baik pada tanah Latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20oC -30o C, iklim kering, curah hujan antara 6001.500 mm/tahun, dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl. Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan lainnya, kacang hijau memiliki kelebihan ditinjau dari segi agronomi dan ekonomis, seperti: lebih tahan kekeringan, serangan hama dan penyakit lebih sedikit, dapat dipanen pada umur 55-60 hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan cara budidayanya mudah. Pada lahan sawah tanaman kacang hijau ditanam pada musim kemarau setelah padi. Sedangkan dilahan tegalan dilakukan pada awal musim hujan (litbang.deptan.go.id).

22

V.

SIMPULAN

1.

Penanaman merupakan pekerjaan menempatkan benih atau bibit pada tanah yang sudah disiapkan dengan tujuan agar tumbuh dan berkembang dengan harapan memberi hasil yang optimum.

2.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam penanam yaitu tanah, pola tanam, jarak tanam, saat menanam, cara menanam, dalamnya tanam, jenis tanaman yang diusahakan, bahan tanam, musim atau iklim.

3.

Pada sistem penanaman yang lebih menguntungkan adalah pada tumpang sari karena kemungkinan gagal yang lebih sedikit, selain itu juga hasilnya tidak hanya satu macam tanaman saja.

23

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1984. Dasar- Dasar Bercocok Tanam. Jakarta: Kanisus. Anonim. 2010. Bercocok Tanam Jagung. http://www.kacierkusuma.blogspot.com. Diakses tanggal 20 Juni 2010. Anonim. 2010. Budidaya Kacang Hijau. http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 20 Juni 2010. Harjadi, Sri Setyati. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia. Kamil, Jurnalis. 1982. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian Unibraw.

24

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Pada rangkaian proses budidaya tanaman yang dilakukan setelah tanaman di tanam adalah pemeliharaan tanaman. Di dalam memelihara tanaman harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil tanaman yang dihasilkan. Pemeliharaan pada tiap-tiap tanaman berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang ditanam. Semakin baik cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman dan begitu juga sebaliknya. Pemeliharaan tanaman disini dimaksudkan dengan semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil atau produksi yang maksimal. Seringkali para petani melalaikan pemeliharaan teradap tanaman, sehingga mangalami kerugian. Hal ini tentunya bukanlah yang diharapkan oleh mereka. Ada beberapa perlakuan tanaman yang diberikan agar diperoleh hasil tanaman bermutu baik. Iklim tidak dapat

dikontrol. Yang masih bisa dipengaruhi adalah Ketersediaan air, penyerbukan dan jumlah buah yang dihasilkan. B. Maksud dan tujuan Praktikum pemeliharaan tanaman bertujuan untuk mempelajari berbagai macam pemeliharaan tanaman pada berbagai jenis tanaman.

25

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemeliharan yang dimaksud adalah usaha manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil yang maksimal. Menurut sifatnya pemeliharaan tanaman menyangkut dua macam tindakan (AAK, 1984), yaitu: 1. Yang bersifat umum, antara lain: penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyebab penyakit, irigasi dan drainase. 2. Yang bersifat khusus, antara lain: pemangkasan, pembumbunan, pemberian seresah atau mulching. Perlakuan terhadap tanaman saat pemeliharaan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman, iklim atau keadaan lingkungan sekitar tanaman itu tumbuh. Jadi keberhasilan tanaman tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik tetapi juga ditentukan oleh faktor lingkungan dan pemeliharaan yang diberikan. Pemeliharaan tanaman diberikan dengan harapan hasil tanaman yang diperoleh akan lebih baik bila dibandingkan dengan hasil tanaman tanpa pemeliharaan. Secara umum, jagung tumbuh pada curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi,

pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu

26

optimum antara 23oC-30oC. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8%. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl (kacierkusuma.blogspot.com). Tanaman kacang hijau dapat tumbuh pada tanah liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik, struktur tanah gembur, pH 5,8-7,0 optimal 6,7. Curah hujan optimal 50-200 mm/bln. Temperatur 25o-27o C dengan kelembaban udara 50-80% dan cukup mendapat sinar matahari. Pada lahan sawah tanaman kacang hijau ditanam pada musim kemarau setelah padi. Sedangkan, dilahan tegalan dilakukan pada awal musim hujan (litbang.deptan.go.id). Penggunaan bibit unggul, bercocok tanam yang baik, tata air yang baik, pemupukan dengan macam dan dosis yang tepat, serta pemberantasan hama dan penyakit. Semua itu adalah cara-cara pemeliharaan tanaman yang sering disebut dengan panca usaha tani (Sunarjono, 1984). Tindakan yang termasuk dalam pemeliharaan tanaman adalah pendangiran, pemangkasan. Pendangiran dimaksudkan agar tanah menjadi gembur dan bisa bernafas karena dengan pendangiran tanah dibalik. Melakukan pemeliharaan berarti harus mengetahui akan kebutuhan tanaman, baik pupuk, air, pestisida, dan unsur hara yang lain. Pupuk diperlukan oleh semua tanaman budidaya untuk pertumbuhannya, karena dalam pertumbuhannya, tanaman membutuhkan unsur-unsur hara atau mineral yang ada di dalam tanah (Haryadi, 1988).

27

III.

BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR KERJA

A. Bahan 1. Tanaman jagung 2. Tanaman kacang hijau 3. Pupuk B. Alat 1. Sabit 2. Cangkul C. Prosedur kerja 1. Pemupukan dasar dilakukan dengan cara dibenamkan dalam tanah di sebelah tanaman. 2. Penyulaman dilakukan dengan cara menanam kembali benih yang tidak tumbuh atau mengganti tanaman yang pertumbuhannya tidak sempurna (terhambat). 3. Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan dicabut atau menggunakan alat sederhana seperti cangkul atau sabit. 4. Pembumbunan dilakukan dengan cara menimbun tanah disekeliling tanaman agar batang tanaman menjadi kokoh dan tidak mudah rebah. 5. Pemberian pupuk lanjutan dilakukan dengan tujuan meningkatkan jumlah tongkol yang bermutu tinggi.

28

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi (Wikipedia.com). Terdapat beberapa perlakuan yang dapat diberikan bagi tanaman jagung dan kacang hijau sehingga diperoleh hasil yang bermutu tinggi. Faktor yang masih bisa dipengaruhi adalah bentuk tanaman, kesuburan tanah, ketersediaan air, penyerbukan dan jumlah yang dihasilkan. Pemeliharaan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kondisi lingkungan yang baik bagi tanaman. Pemeliharaan tanaman meliputi pemberian pupuk dasar, penyiraman, pemupukan susulan, penyulaman, penyiangan, pembubunan, detaseling dan pengendalian hama dan penyakit (Nazarrudin, 1995).

29

Pada praktikum ini melakukan pemeliharaan terhadap tanaman jagung hibrida dan kacang hijau. Pemeliharaan dilakukan setiap dua minggu sekali, dimana saat pemeliharaan dilakukan penyiangan rumput-rumput yang terdapat pada lahan dengan cara dicabuti, dan mengukur tanaman sampel sesuai dengan variable yang diamati seperti pengukuran intensitas cahaya di lahan, dibawah dan diatas daun. Penyulaman dilakukan pada dua minggu pertama, yaitu mengganti tanaman yang mati atau tumbuh tidak sehat dengan tanaman baru. Terjadi penambahan tinggi dan penambahan daun setiap harinya. Berarti tanaman mengalami pertumbuhan yang baik. Penyiraman tidak dilakukan karena pada saat itu sedang musim hujan, jadi kebutuhan air terpenuhi dari air hujan. Pembumbunan dilakukan setiap kali pengamatan, dilakukan dengan cara menimbun tanah disekitar tanaman agar tanaman tidak mudah roboh. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan sehingga pembubunan selalu dilakukan setelah lahan bersih dari gulma. Pemeliharaan tidak sesuai dengan yang pada umumnya dilakukan karena hanya bertujuan untuk mendapatkan bobot kering tanaman atau bobot akhir tanaman. Tanaman kacang hijau relatif tahan kering, namun tetap memerlukan pengairan terutama pada periode kritis pada waktu perkecambahan, menjelang berbungan dan pembentukan polong. Hal ini sangat baik untuk peningkatan produksi tanaman. Pemupukan pada tanaman jagung hibrida dan kacang hijau merupakan suatu keharusan. Pupuk yang diberikan biasanya pupuk buatan yaitu berupa Urea, SP-20, dan KCl. Pemupukan terdiri dari pemupukan dasar dan pemupukan susulan. Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pada saat penanaman, pupuk dasar

30

terdiri atas urea, SP-20, KCl dan Furadan. Tujuan pemberian pupuk dasar yaitu untuk merangsang pertumbuhan akar, batang serta daun serta mempercepat pembungaan. Tujuan pemberian pupuk urea yaitu mempercepat pertumbuhan batang dan daun, menyebabkan warna daun lebih hijau. pemberian pupuk susulan dilakukan pada dua minggu pertama. Tanaman kacang-kacangan bisanya tidak tanggap terhadap pupuk nitrogen (N), terutama apabila ditanam di tanah yang subur dan ada bakteri bintil akar yang aktif. Hal ini disebabkan karena kacang-kacangan pada umumnya dapat mengikat N dari udara bebas dengan menggunakan bintil akar. Hama yang ditemui biasanya pada tanaman jagung hibrida adalah ulat grayak, sedang pada tanaman kacang hijau ditemui lalat kacang, ulat, dan kutu trips. Untuk mencegah terjadinya serangan hama ini, maka digunakan benih yang tahan penyakit.

31

V.

SIMPULAN

1.

Pemeliharaan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kondisi lingkungan yang baik bagi tanaman.

2.

Pemeliharaan tanaman meliputi pemberian pupuk dasar, penyiraman, pemupukan susulan, penyulaman, penyiangan, pembubunan, detaseling dan pengendalian hama dan penyakit.

3. 4.

Apabila pemeliharaan dilakukan dengan baik maka hasilnya akan optimal. Faktor yang masih bisa dipengaruhi adalah bentuk tanaman, kesuburan tanah, ketersediaan air, penyerbukan dan jumlah yang dihasilkan.

32

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1984. Dasar- Dasar Bercocok Tanam. Jakarta: Kanisus. Anonim. 2010. Bercocok Tanam Jagung. http://www.kacierkusuma.blogspot.com. Diakses tanggal 20 Juni 2010. Anonim. 2010. Budidaya Kacang Hijau. http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 20 Juni 2010. Anonim. 2010. Jagung dan Kacang Hijau. http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 23 Juni 2010. Harjadi, Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia. Sunarjono, Hendro. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayuran-Sayuran Penting di Indonesia. Bandung: C.V. Sinar Baru.

33

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Dalam usaha-usaha di bidang pertanian kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman penting sekali untuk diperhatikan dari sejak penyiapan lahan penanamannya sampai kepada penyimpanan hasil-hasil tanamannya. Tanpa memperhatikan kegiatan penanganan atau pengelolaan tersebut sudah dapat dipastikan usaha pertanaman akan mengalami kegagalan atau kalau menghasilkan maka hasilnya akan kurang memuaskan baik dalam kuantitas maupun dalam kualitas (Haryadi, 1988). Hasil produksi yang optimal dari suatu tanaman, tidak begitu saja kita dapatkan setelah kita menanamnya, tetapi tanaman tersebut harus kita pelihara dengan baik. Sebaik-baik kita memelihara tanaman tersebut atau bisa dikatakan sempurna, tetapi tetap saja sepanjang hidupnya tanaman itu banyak sekali musuhmusuhnya dan sangat mengganggu serta merugikan tanaman tersebut, oleh karena itu harus diberantas. Pemberantasan yang baik dan efisien bisa kita lakukan jika kita mengatahui gangguan tersebut, yang bisa berasal dari hama, patogen dan gulma. Produk pertanian mempunyai sifat yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Cara panen disesuaikan dengan jenis tanaman yang dibudidayakan. B. Tujuan Mahasiswa mampu menerapkan teknik budidaya tanaman semusim dengan pola tanam tumpangsari dan mengelola usaha tani dengan baik.

34

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Panen adalah proses pengambilan komponen-komponen produksi dari tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan untuk dikonsumsi, diolah, dipasarkan atau digunakan untuk keperluan lainnya. Panen yang dapat dikatakan berhasil nantinya harus menyesuaikan pada waktu panen, cara panen dan produksi yang tepat. Tujuan penanganan saat panen yaitu agar diperoleh hasil yang memuaskan, baik kualitas maupun kuantitas (sesuai dengan yang diharapkan pasar atau konsumen) yang kesemuanya itu akan lebih menguntungkan petani penanamnya. Dengan adanya penanganan dan pengelolaan saat panen diharapkan nantinya: Tidak banyak hasil yang terbuang, dan tidak banyak hasil yang rusak (Sutaryo, 1995). Pada umumya, panen jagung dilakukan sekitar umur 95-100 hst, dimana pada saat tersebut, buah tanaman sudah dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah mongering (menguning), bila kelobot dibuka biji sudah tampak kisut 100%, serta ada black layer pada daerah titik tumbuh, dan bila biji ditakan dengan kuku maka tidak tampak bekas ditekan. Waktu panen dipengaruhi oleh cuaca dan tingkat kemasakan. Apabila waktu pemanenan tingkat kemasakannya masih kurang masak, maka butir menjadi keriput dan pecah. Cara memanen jagung dengan mengambil tongkol dengan dipatahkan dari batangnya (ichal.blogspot.com).

35

Kacang hijau dipanen sesuai dengan umur varietas. Tanda-tanda lain bahwa kacang hijau telah siap untuk di panen adalah berubahnya warna polong dari hijau menjadi hitam atau coklat, kering, dan mudah pecah. Keterlambatan panen dapat mengakibatkan polong pecah saat dilapangan. Panen dilakukan dengan cara dipetik. Panen dapat dilakukan satu, dua atau tiga kali tergantung varietas. Jarak antara panen kesatu dan ke dua adalah 3-5 hari. Budidaya tanaman kacang hijau umumnya ditanam pada awal dan akhir musim hujan di sawah (teknis, setengah teknis, dan tadah hujan) serta lahan kering. Dengan pola tanam rotasi (tumpang gilir) dan atau tumpang sari dengan tanaman setahun lainnya, umpama jagung, padi, tebu, dan ketela pohon (litbang.deptan.go.id). Peningkatan produksi dan perbaikan mutu dari hasil pertanian merupakan masalah penting karena permintaan akan hasil pertanian dan bahan olahannya terus mengalami kenaikan. Oleh karena itu setelah melakukan pemanenan hasil tanaman yang diusahakan, sebelum hasil yang dipanen itu dipasarkan perlu dilakukan tindakan-tindakan tertentu agar hasil yang dipanen mempunyai mutu yang baik. Tindakan tersebut dikatakan sebagai penanganan pasca panen. Di samping penanganan pasca panen, tindakan yang tidak kalah penting adalah penanganan saat panen (Haryadi, 1988).

36

III.

BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR KERJA

A. Bahan 1. Tanaman jagung hibrida siap panen 2. Tanaman kacang hijau siap panen B. Alat 1. Oven 2. Kantong plastik 3. Kertas koran 4. Timbangan analitik 5. Alat tulis C. Prosedur kerja 1. Tanaman jagung sampel dan jagung selain sampel, diambil tongkolnya, dihitung jumlah tongkol pada masing-masing tanaman jagung. 2. Kacang hijau sampel dicabut dan diambil polongnya,kacang hijau pada petak efektif juga diambil polongnya. Polong dipisah antara kacang hijau sampel dengan yang ada pada petak efektif. 3. Dilakukan perhitungan sesuai dengan variable yang diamati, yaitu: variabel pertumbuhan, komponen hasil, hasil, dan kondisi lingkungan. Variable tanaman jagung yang diamati: tinggi tanaman setiap dua minggu, luas daun, biomassa tanaman, bobot tongkol, bobot biji pertongkol. Variable tanaman kacang hijau

37

meliputi: tinggi tanaman setiap dua minggu, luas daun, bobot brangkasan, jumlah daun trifoliat, jumlah cabang produktif, polong hampa, hasil biji pertanaman, hasil biji per petak efektif. Variable lingkungan yang diamati: inteensitas cahaya setiap dua minggu menggunakan light meter, dinyatakan dalam lux. Dilakukan di atas dan di bawah tajuk tanaman jagung dan kacang hijau. 4. Dilakukan analisis data terhadap veriabel yang telah diamati.

38

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil: terlampir. Menurut Hendro Sunarjono (1984), Pemungutan hasil tanaman harus dalam waktu yang tepat, tidak tergesa-gesa atau terlambat. Pemungutan yang terlalu cepat dapat menurunkan kualitas maupun hasilnya. Sedangkan pemungutan yang terlambat dapat menurunkan kualitasnya. Akibat pemungutan yang tidak tepat waktu akan berakibat: Hasilnya cepat rusak, banyak bagian -bagian yang terbuang, rasanya tidak seenak yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, 2 hal utama yang perlu diperhatikan pada pemanenan (AAK, 1984), yaitu: 1. Menentukan waktu panen yang tepat. Yaitu menentukan kematangan yang tepat dan saat panen yang sesuai, dapat dilakukan berbagai cara, yaitu : a. Cara visual/penampakan: misal dengan melihat warna kulit, bentuk buah, ukuran, perubahan bagian tanaman seperti daun mengering dan lain-lain b. Cara fisik: misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras, buah mudah dipetik dan lain-lain. c. Cara komputasi, yaitu menghitung umur tanaman sejak tanam atau umur buah dari mulai bunga mekar.

39

d. Cara kimia, yaitu dengan melakukan pengukuran/analisis kandungan zat atausenyawa yang ada dalam komoditas, seperti: kadar gula, kadar tepung, kadar asam, aroma dan lain-lain. 2. Melakukan penanganan panen yang baik. Yaitu menekan kerusakan yang dapat terjadi. Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu diperhitungankan, disesuaikan dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan (sesingkat mungkin) dan dengan biaya yang rendah. Pada praktikum kali ini, panen dilakukan setelah jagung dan kacang hijau berumur 3 bulan setelah tanam. Jagung diambil tongkolnya pada tanaman sampel untuk kemudian dilakukan pengamatan dan juga yang bukan sampel yang bisa dibawa pulang. Tongkol jagung dari tanaman sampel kemudian dibawa ke Laboratorium untuk ditimbang bobot tongkol dengan kelobot dan bobot tongkol tanpa kelobot. Tanaman kacang hijau sampel dicabut kemudian diamati lebih lanjut, sedangkan yang bukan sampel diambil polongnya sebagai hasil dari petak lahan efektif. Tanaman kacang hijau sampel dihitung jumlah polong yang berisi dan jumlah polong hampa, dihitung jumlah biji yang ada pada satu tanaman. Setelah itu, biji dari tanaman sampel dan dari petak efektif dibawa ke Laboratorium untuk ditimbang. Karena pada saat panen banyak polong yang sudah busuk maka berat dari petak efektif tidak maksimal. Jagung hibrida merupakan jagung dengan sifat unggul dengan ciri-ciri, yaitu: hasil biji persatuan luas tinggi, rspon terhadap pemupukan, umur genjah (dipanen <85 hst.), berdaya hasil tinggi, toleran terhadap hama dan penyakit penting, tegap dan

40

tahan rebah, tanaman berbatang pendek, kulit jagung menutupi tongkol secara rapat, biji keras dengan warna rata, dan kandungan protein biji cukup tinggi. Agar daya hasil tinggi, persiapan tanam yang harus dilakukan, yaitu: pemilihan lahan yang subur, benih yang bagus, waktu tanam yang tepat, perlu persiapan dalam pengendalian hama dan penyakit serta gulma, penyiapan tanah (Haryadi, 1988). Untuk mendapatkan hasil kacang hijau yang lebih tinggi masih

memungkinkan jika kendala dalam pertumbuhannya dapat diatasi dengan teknologi budidaya yang tepat. Komponen teknologi yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman kacang hijau antara lain: (1) penggunaan varietas unggul; (2) penyiapan lahan; (3) penanaman; (4) pemupukan; (5) penggunaan mulsa jerami; (6) penyiangan gulma; (7) pengairan; (8) pengendalian hama; (9) pengendalian penyakit; dan (10) panen dan pascapanen (litbang.deptan.go.id). Analisis dilakukan setelah semua variable yang diamati selesai diamati. Pengukuran luas daun jagung, tinggi tanaman, cabang produktif, bobot biji sampel, bobot petak efektif, dam bobot kering tanaman pada uji DMRT semuanya menunjukkan hasil yang tidak signifikan, seingga perlakuan tidak berpengaruh terhadap hasil. Tetapi pada perlakuan bobot kering jagung ada yang menunjukkan hasil yang signifikan yang berarti bahwa perlakuan berpengaruh terhadap hasil. Sedangkan, pada tanaman kacang hijau variable yang diamati, yaitu: tinggi tanaman, luas daun, bobot biji sampel, jumlah cabang produktif, jumlah polong, hasil biji pertanaman,bobot petak efektif, dan berat kering pada Uji DMRT menunjukkan hasil yang tidak signifikan yang berarti perlakuan tidak berpengaruh terhadap hasil.

41

Sistem tumpang sari merupakan penataan pertanaman dari dua jenis atau lebih tanaman yang umurnya tidak banyak berbeda. Tanaman ditanam bersama-sama di tempat yang sama. Jagung dan kacang hijau mempunyai umur yang tidak banyak berbeda sama-sama sudah mempunyai hasil ketika waktunya panen. Dari praktikum ini, analisis data merupakan gabungan dari sistem tanaman monokultur jagung manis, jagung hibrida, kacang hijau dan tumpang sari antara jagung hibrida-kacang hijau dengan jagung manis-kacang hijau. diambil dari 3 kelas yaitu D, E, dan F.

42

V.

SIMPULAN

1.

Panen adalah proses pengambilan komponen-komponen produksi dari tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan untuk dikonsumsi, diolah, dipasarkan atau digunakan untuk keperluan lain.

2.

Cara memanen jagung dengan mengambil tongkol dengan dipatahkan dari batangnya, sedangkan kacang hijau dengan mengambil polongnya.

3.

Analisis data menunjukkan bahwa semua variable yang diamati menunjukkan hasil yang tidak signifikan artinya perlakuan tidak mempengaruhi hasil.

43

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1984. Dasar- Dasar Bercocok Tanam. Jakarta: Kanisus. Anonim. 2010. Budidaya Kacang Hijau. http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 20 Juni 2010. Harjadi, Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia. Ichal. 2010. Cara Bercocok Tanam Jagung. http://www.ichal.blogspot.com. Diakses tanggal 23 Juni 2010. Sunarjono, Hendro. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayuran-Sayuran Penting di Indonesia. Bandung: C.V. Sinar Baru. Sutaryo, R; G. Groban dan H Sutarno, 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss.

44

You might also like