You are on page 1of 2

Air Lindi Komposter Aerob

Rahasia Air Lindi / Pupuk Cair Komposter Aerob TidakBerbau Busuk


Masalah umum yang menimbulkan keengganan kita mengolah sampah dapur menjadi kompos dengan komposter adalah timbulnya aroma bau busuk dari cairan yang keluar dari komposter tersebut. Air yang keluar dari komposter (air lindi - pupuk cair) sebenarnya kaya akan unsur hara dan kandungan mickroorganisme yang diperlukan oleh tanaman, proses lingkungan dekomposisi inilah yang nantinya akan menentukan apakah air lindi nantinya akan berbau busuk atau tidak. Proses dekomposisi sampah organik dapur dapat terjadi pada lingkungan tanpa/minim oksigen atau yang biasa kita kenal dengan proses anaerob dan proses yang memerlukan oksigen atau aerob. Proses anaerob cenderung akan menimbulkan bau busuk karena proses terjadinya pembusukan pada sampah sedangkan proses aerob dapat menimbulkan aroma menyegarkan seperti aroma wangi tape atau aroma cincau hitam. LembahPinus.Com melakukan riset pengolahan sampah organik dapur menggunakan wadah terbuka berupa pot plastik berukuran besar dan bioaktivator MikroDek sebagai mikroorganisme pemacu pembentukan kompos. Karena volume wadah komposter yang besar makaLembahPinus.Com terpaksa meminta bantuan sampah dapur tetangga dan 4 karung kulit pisang dari pedagang pisang goreng. Proses dimulai dengan merajang sampah organik hingga berukuran sekitar 1 - 2 Cm, tandan pisang yang keraspun tidak dilewatkan untuk di rajang. Setelah proses perajangan selesai, sedikit MikroDek (sekitar 0.5% s/d 1% berat sampah) ditambahkan pada sampah organik dan di aduk merata. Selesai pencampuran, sampah organik dimasukkan kedalam wadah komposter dan ditutup dengan karung plastik. Proses penutupan ini diperlukan untuk menjaga kelembaban material, suhu dan siraman air hujan serta sinar matahari langsung. Mikroorganisme yang terkandung di dalam MikroDek adalah mikroorganisme termofilik, yaitu mikroorganisme yang dapat bertahan hidup pada temperatur mencapai 80C. Salah satu tujuan penutupan plastik pada media sampah organik adalah untuk menjaga suhu agar tetap 'tinggi', suhu tinggi ini diperlukan agar proses pematangan kompos dapat berjalan dengan lebih cepat. Pembalikan pertama dilakukan setelah media berusia 1 minggu, pembaikan ini ditujukan selain untuk mengatur kembali kelembaban juga untuk memberikan oksigen pada lapisan terbawah media. Pada pembalikan terlihat uap mengepul dari media yang suhunya kini mencapai 50C Dalam waktu 2 minggu terlihat warna sampah organik sudah berubah menjadi kehitaman, suhu material mulai turun, dan tampak genangan air lindi di sekitar wadah komposter. Jika diinginkan, air lindi yang merupakan pupuk cair dapat ditampung dan disimpan di dalam botol sebagai pupuk hayati. LembahPinus.Com sudah memiliki cukup banyak persediaan pupuk cair ini sehingga pada percobaan kali ini memutuskan untuk membuang saja pupuk cair ini. Untuk meyakini kematangan kompos, disarankan untuk meneruskan proses pengomposan selama 1 minggu lagi agar suhu kompos secara merata mencapai suhu 30C yang siap digunakan sebagai pupuk tanaman. Pupuk oganik padat/kompos yang didapat dari proses ini dapat ditaburkan langsung pada tanaman atau dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1 :

1 sebagai media tanam. Pada gambar terlihat rembesan air lindi yang dibiarkan tergenang di dak beton karena tidak mengeluarkan bau busuk melainkan aroma segar wangi cincau hitam dan kompos hasil komposter aerob ini yang ditaburkan pada tabulampot tanaman mangga apel.
MikroDek dengan harga Rp. 6000,- (250 Gr) dapat diperoleh di: Toko Sarana Pertanian dan Tanaman Gubuk Lintang Jl. Pondok Aren Rt. 01/3 Pondok Jaya Tangerang atau pemesanan melalui SMS ke 0818 0637 0391

You might also like