You are on page 1of 19

Di susun oleh: Akhyadin 10592115608 JURUSAN AGRIBISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul SIFAT-SIFAT TANAH. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak. Didalamnya membahas tentang Berat Material,Bentuk Material, Kohesivitas Material, Kekerasan Material, Daya dukung tanah dan proses kerja pemindahan tanah Akhirnya pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Tiada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadikannya sebagai penunjang dalam kehidupan sehari-hari. Wassalam. Selayar,03 Juni 2011

PENULIS

Daftar isi

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR......................i DAFTAR ISI....................ii BAB I PENDAHULUAN...................1 BAB II PEMBAHASAN KEADAAN TANAH BERAT MATERIAL BENTUK MATERIAL KOHESIVITAS MATERIAL KEKERASAN MATERIAL DAYA DUKUNG TANAH PROSES KERJA PEMINDAHAN TANAH BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
Keadaan tanah 1. Tanah asli / bank Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik) Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM) Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM) Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena mengembang (swell) 3. Tanah padat / pampat / compacted Keadaan tanah setelah usaha pemadatan

2. Tanah lepas / loose

BAB II PEMBAHASAN

SIFAT-SIFAT TANAH Keadaan tanah 1. Tanah asli / bank a. Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik) b. Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM) 2. Tanah lepas / loose a. Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya b. Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM) c. Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena mengembang (swell) 3. Tanah padat / pampat / compacted a. Keadaan tanah setelah usaha pemadatan Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell (dinyatakan dalam %)
B Sw = 1 100 % L

dimana : Sw = swell (%) B = berat tanah dalam kondisi bank L = berat tanah dalam kondisi loose Berkurangnya volume tanah dari bank menjadi compacted disebut dengan shrinkage / susut (dinyatakan dalam %).
B Sh = 1 100 % C

dimana : Sh = % shrinkage (susut) C = berat tanah dalam kondisi compacted Contoh : Misal berat tanah asli 100 lbs/cu.ft Berat tanah lepas 80 lbs/cu.ft Berat tanah setelah dipadatkan 120 lbs/cu.ft

Maka

100 Sw = 1 100 % = 25 % 80
100 Sh = 1 100 % = 16,67 % 120

Keadaan tanah juga dapat dinyatakan dalam load factor dan shrinkage factor.
Load factor = volume keadaan bank volume keadaan loose
volume keadaan compacted volume keadaan bank

Shrinkage factor =

Contoh : Jika dibutuhkan 5.000 cu.yd pasir kering (compacted) dengan shrinkage factor 0,95, load factor 0,9, akan diangkut dengan loader dengan kapasitas 25 cu.yd., berapa pasir kering kondisi bank yang diperlukan dan berapa kali pengangkutan dengan loader tersebut ?
Pasir yang diperlukan = 5.000 = 5263,16 cu.yd (bank) 0,95

Kemampuan loader mengangkut pasir tersebut = 25 x 0,9 = 22,5 cu.yd (bank)


5263,16 = 233,92 234 kali 22,5

Loader harus mengankut

atau Pasir asli sebanyak 5263,16 cu.yd jika menjadi tanah lepas maka volumenya menjadi
5263,16 0,9 = 5847 ,95 cu.yd sehingga

loader harus mengangkut

5847,95 = 233 ,92 234 kali 25

TABEL FAKTOR KONVERSI VOLUME TANAH/MATERIAL

JENIS MATERIAL SAND TANAH BERPASIR SAND CLAY/TANAH BIASA CLAY/TANAH LIAT GRAVELLY SOIL/TANAH BERKERIKIL GRAVELLS/KERIKIL KERIKIL BESAR DAN PADAT PEMECAHAN BATU KAPUR, BATU PASIR, CADAD LUNAS, SIRTU PECAHAN GRANIT, BASALT, CADAS KERAS, DAN LAINNYA PECAHAN CADAS, BROKEN ROCK

PERUBAHAN KONDISI BERIKUTNYA KONDISI AWAL KONDISI KONDISI KONDISI ASLI GEMBUR PADAT (A) 1.00 1.11 0.99 (B) 0.90 1.00 0.80 (C) 1.05 1.17 1.00 (A) 1.00 1.25 0.90 (B) 0.80 1.00 0.72 (C) 1.11 1.39 1.00 (A) 1.00 1.25 0.90 (B) 0.70 1.00 0.63 (C) 1.11 1.59 1.00 (A) 1.00 1.18 1.08 (B) 0.85 1.00 0.91 (C) 0.93 1.09 1.00 (A) 1.00 1.13 1.03 (B) 0.88 1.00 0.91 (C) 0.97 1.10 1.00 (A) 1.00 1.42 1.29 (B) 0.70 1.00 0.91 (C) 0.77 1.10 1.00 (A) 1.00 1.65 1.22 (B) 0.61 1.00 0.74 (C) 0.82 1.35 1.00 (A) (B) (C) (A) (B) (C) (A) (B) (C) 1.00 0.59 0.76 1.00 0.57 0.71 1.00 0.56 0.77 1.70 1.00 1.30 1.75 1.00 1.24 1.80 1.00 1.38 1.31 0.77 1.00 1.40 0.80 1.00 1.30 0.72 1.00

LEDAKAN BATU CADAS, KAPUR KERAS KETERANGAN : (A) = ASLI

(B) = GEMBUR / LOOSE (C) = PADAT / COMPACT

Contoh

: Bila 300 BCM (Bank Cubic Metre) tanah biasa asli digemburkan, maka berapa volumenya sekarang ?

Jawab : Dari tabel. faktor konversi, didapat data, bahwa tanah biasa, faktor konversi dari asli ke gembur adalah = 1,25, maka : vol. gembur = Vol asli x faktor = 300 x 1.25 = 375 LCM (Loose Cubic Metre) Contoh : Ada 400 LCM tanah biasa asli yang sudah digemburkan. Apabila kemudian tanah ini dipadatkan dengan compactor, berapa volumenya sekarang ? Jawab : Kembali lihat tabel. Kemudian akan diperoleh faktor konversi tanah biasa dari gembur ke padat = 0,72, maka : vol. padat = vol. gembur x faktor = 400 x 0,72 = 288 CCM (Compacted Cubic Meter) Soal : Untuk keperluan menaksir biaya yang dibutuhkan seeorang petugas bagian perencanaan mminta bantuan anda untuk bersama-sama menghitung. Data-datanya adalah sebagai berikut : NAMA PROYEK VOLUME KETERANGAN : Pengurugan dan penggalian tanah biasa untuk gudang di Jakarta. : Tanah galian 60.000 BCM Timbunan 800.000 CCM : 40 % galian dapat digunakan untuk timbunan. Sisanya harus beli tanah dari Bekasi. Harga tanah sampai di proyek Rp 15. 000 per truck yang isinya 5 m3. PERTANYAAN : Berapakah biaya yang diperlukan untuk beli tanah ?

Berat Material Berat adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut dan lain-lain, akan dipengaruhi oleh berat material tersebu. Seperti yang dialami oleh alat dibawah ini :

Waktu mengangkat tanah dengan berat 1,5 t/m3, alat dapat bekerja dengan baik. Tetapi pada saat mengangkat tanah dengan berat 1,8 t/m3, ternyata alat pengangkat mengalami beban berat sehingga unit terlihat berat menggelinding rodanya. Bentuk Material Faktor ini harus difahami, karena akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya material tersebut dapat menenpati suatu ruangan tertentu. Mengingat material yang kondisi butirannya seragam, kemungkinan besar isinya dapat sama (senilai) dengan volume ruangan yang ditempatinya. Sedangkan material yang berbongkah-bongkah akan lebih kecil dari nilai volume ruangan yang ditempatinya. Oleh karena itu, pada material jenis ini akan berbentuk rongga-rongga udara yang memakan sebagian isi ruangan. Berapa material yang mampu di tampung oleh suatu ruangan dapat dihitung dengan cara mengoreksi ruangan tersebut dengan suatu faktor yang disebut Faktor Muat ; Bucket Factor, atau Pay Load Factor.

Kohesivitas Material Yang disebut kohevisitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat diantara butir-butir material itu sendiri.

Material dengan kohesivitas tinggi akan mudah menggunung. Jadi apabila ini berada pada suatu tempat, akan munjung. Volume material yang menempati ruangan ini ada kemungkinan bisa melebihi volume ruangannya. Umpamanya tanah liat. Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik, misalnya pasir, apabila menempati suatu ruangan akan sukar menggunung. Melainkan cenderung peres rata. Kekerasan Material Material yang keras akan lebih sukar dikoyak, digali atau dikupas oleh alat berat. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat. Material yang umumnya tergolong keras adalah batu-batuan. Batuan dalam pengertian pemindahan tanah terbagi dalam tiga batuan dasar, yaitu : a. Batuan beku b. Batuan sedimen : Sifat keras, padat, pejal dan kokoh. : Merupakan perlapisan dari yang lunak sampai yang keras

c. Batuan metamorf : Umumnya perlapisan dari yang keras, padat dan tidak teratur Nilai kekerasan tanah diukur dengan menggunakan ripper meter atau bisa juga dengan seismic test meter. Besarnya nilai kekerasan ditunjukkan dalam satuan m/perdetik (Satuan Seismic Wave Velocity Batuan). Secara sederhana gambaran seismic test meter dilakukan seperti gambar dibawah. Hasilnya bisa diketahui kekerasan dan kedalaman masing-masing lapisan keras sampai yang lunak.

Sehingga bisa disimpulkan type alat berat yang cocok dan jumlah masing-masing type sesuai volume yang diketahui. Untuk memilih type unit mana yang mampu Ripping (penggaruan) pada daerah tertentu. Sesuai hasil test Seismic Wave Velocity, berikut ini contoh tabel masing-masing type. Contoh untuk Bulldozer D 375 A Giant Ripper.

Estimasi produksi bisa di lihat pada kurva di bawah ini : I. Grafik mendatar Hasil test seismic dengan satuan meter / sec II. Grafik vertikal Produktivitas M3/jam. Terdiri unitunit : D 155 ; D 255 ; D375 ; D 455 ; dan D 475 A.

Daya dukung tanah

Adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut akan memberikan Ground Pressure, sedangkan perlawanan yang diberikan tanah adalah Daya Dukung. Jika Ground Pressure alat lebih besar dari daya dukung tanah, maka alat tersebut akan terbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran/test langsung dilapangan. Alat yang umum digunakan untuk test daya dukung tanah disebut : Cone Penetro Meter.

Untuk mengetahui alat besar yang sesuai berdasarkan daya dukung tanahnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel Daya Dukung Tanah Untuk Alat Besar Komatsu DAYA TEKAN ALAT (KG/CM2) 0,15 0,30 0,20 0,30 0,30 0,60 0,60 0,80 0,70 1,30 1,30 2,85 3,20

CONE INDEX 2 24 45 57 7 10 10 13 15

JENIS ALAT Extra Swamp Dozer Swamp Dozer Small Bulldozer Medium Bulldozer Large Bulldozer Motor Scraper Dump truck

PROSES KERJA PEMINDAHAN TANAH Pada dasarnya pekerjaan pemindahan tanah adalah sama yaitu memindahkan tanah/material dari suatu tempat ke tempat lainnya, akan tetapi proses pekerjaan dalam melaksanakannya berbeda-beda, hal ini dimungkinkan adanya faktor-faktor sebagai berikut : 1. Sifat - sifat fisik tanah / material 2. Jarak angkut / pemindahan 3. Tujuan akhir pekerjan 4. Tuntutan kwalitas. 5. Skala proyek (Besar / kecilnya proyek) Ikhtisar sistem kerja pemindahan tanah.

PROSES PEMINDAHAN TANAH EARTH MOVING

LAND CLEARING

BOIL STRIPPING

BULDOZER

BULDOZER
EXCAVATOR

BULDOZER CUTTING (NORMAL)


RIPPING

BULDOZER & RIPPER


STOCK PILLINED

BLASTING

BULDOZER
LOADING

LOADER
HAULING

DUMP TRUCK, LOADER BULDOZER, CONVEYOR DUMPING (TIGA SISTEM)

ROAD MAINTENANCE

GRADER

SPREADING

STONE CRUSHING HAULING BELT CONVEYOR HANDLING PRODUCT

DISPOSAL

GRADING COMPACTING

DAM/ROAD CONSTRUCTION

MINNING CEMENT, COAL, NICKEL

Dalam pekerjaan pemindahan tanah sebelumnya perlu dilakukan land Clearing yang telah dibahas pada Bab sebelumnya mengenai land Clearing. Setelah land Clearing berikut adalah : 1. Penggunaan Top Soil (Lapisan atas) atau Stripping Top soil pada pekerjaan konstruksi (bangunan/jalan dan lain-lain) merupakan material yang harus dibuang, jika tidak dibuang, bisa menimbulkan kurang stabil terhadap hasil suatu pekerjaan pemindahan tanah. Lain halnya jika tujuan pemakaian adalah untuk pertanian / perkebunan maka top soil merupakan unsur yang sangat berguna, sehingga harus ditangani dengan hati-hati, agar kerusakan kehilangan tanah humus tersebut diusahakan seminimal mungkin. Begitu pula pada pekerjaanpekerjaan mining penambangan nickel, timah, batu bara maka top soil harus disisihkan / disimpan di suatu tempat, yang nantinya setelah selesai mendapatkan hasil tambang bisa dilakukan reklamasi / back felling sehingga kondisi permukaan tanah bisa dilakukan penanaman kembali / reboisasi. Kegiatan untuk mengupas top soil disebut stripping. 2. Excavating / penggalian Yaitu kegiatan penggalian tanah material yang akan digunakan atau akan dibuang. Hal ini dipengaruhi oleh 3 kondisi. Pertama Kedua Ketiga Bila tanah biasa / normal. Bisa langsung penumpukan stock atau langsung dimuat / loading Bila tanah keras harus di Ripping lebih dahulu baru dilakukan stock pilling dan loading (pemuatan) Bila terlalu keras di Ripping tidak ekonomis / tidak mampu mesti dilakukan Blasting atau ledakan guna memecah belahkan material lebih dahulu sebelum di Stock Pilling kemudian Loading 3. Haulling Pengangkutan material / tanah oleh alat angkut Dump Truck, Motor Scraper atau Wheel Loader ( Load and Carry) atau bisa juga dnegan buldozer bila jarak angkut

kurang dari 100 meter. Pada hauling yang menggunakan Dump Truck biasanya hauling Road mesti dilakukan Road Maintenance yang biasanya dikerjakan oleh Motor Grader, Buldozer, dan dibantu Truck Water Sprayer. 4. Dumping Ialah suatu kegiatan pembuangan tanah / material dari alat angkut yang bisa diteruskan dengan 3 tujuan pekerjaan lain : 1. Untuk Pekerjaan Construction Dumpingnya di teruskan dengan spreadinq grading dan compacting, dimana alat yang digunakan adalah untuk spreading (meratakan dari dumping menggunakan Bulldozer, kemudian grading/perataan yang lebih halus menggunakan Motor Grader dan selanjutnya pemadatan (compacting) dengan menggunakan compactor. 2. Untuk Minning (Cement). Dumpingnya menuju stone crusher kemudian di Hauling / angkut melewati Belt Conveyor untuk seterusnya dikirim ke pabrik / Handling Product. 3. Untuk Minning (Batu bara). Dumping over Bourden / tanah tutup, dibuang ke Disposal dan diratakan oleh Bulldozer. Demikian pula Over Bourden untuk maupun timah hampir sama dengan over Bourden untuk tambang batu bara.

Disamping itu semua, masih ada istilah-istilah lain sering dipakai pada pekerjaan pemindahan tanah. Namun dasarnya tidak berbeda jauh dengan bab IV b. Secara sederhana, jenis alat-alat berat yang umum digunakan pada pemindahan tanah adalah sebagai berikut :

JENIS PEKERJAAN Pengupasan Top Soil (Stripping)

JENIS ALAT Bulldozer Bulldozer Excavator Scrapper Grader Drag Line Clamp shell Power shove Trencher Ditcher Bulldozer Bulldozer Dozer Shovel Wheel Loader Dozer Shovel Wheel Loader Excavator Power Shovel Motor Scraper Dump Truck Motor Scraper Whell Loader Bulldozer Motor Grader

JENIS ATTACHMENT Angle Blade / Straight Blade

Pemotongan / Penggalian

Angle blade Shear blade

Penggaruan / Ripping Penumpukan (Stock pile) Pemuatan (Loading)

Ripper Angle blade Sraight Blade

Hauling / Pengangkutan Penyebaran (sprading) atau Grading

Angle Blade Straight Blade

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN

Keadaan tanah 1. Tanah asli / bank a. Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik) b. Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM) 2. Tanah lepas / loose a. Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya b. Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM) c. Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena mengembang (swell) 3. Tanah padat / pampat / compacted a. Keadaan tanah setelah usaha pemadatan

B.

SARAN
a. Sebaiknya dalam menyusun makalah, materinya dibahas secara terperinci agar pembaca lebih mengetahui isi dari makalah itu. b. Sebaiknya isi dalam makalah, disusun secara lengkap sehingga menarik minat pembaca dan dapat menjadikannya petunjuk serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.membuatblog.web.id/2010/02/sifat-fisika-tanah.html

You might also like