You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Berdasarkan penelitian bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi di dalam tubuh, tidak hanya cukup dengan mengonsumsi karbohidrat, protein dan lemak saja, tetapi dibutuhkan zat gizi lain yang sangat penting (vital) bagi tubuh. Zat tersebut dikenal sebagai vitamin (vita=hidup, amin=gugus amino). Belakangan ini diketahui bahwa nama tersebut sudah tidak sesuai lagi karena tidak semua vitamin mengandung gugus amino, meskipun demikian, nama vitamin masih tetap digunakan hingga sekarang. Dahulu vitamin diberi nama menurut huruf, tetapi sekarang sudah diketahui nama kimianya, misalnya: vitamin A (retinol), vitamin B1 (tiamin), dan vitamin C (asam askorbat). Bila kekurangan vitamin, maka akan menimbulkan penyakit defisiensi vitamin atau avitaminosis. Sebaliknya, bila kelebihan vitamin dapat menimbulkan penyakit hipervitaminosis, walaupun penyakit hipervitaminosis ini jarang terjadi. Vitamin memiliki peran yang sangat penting dalam proses-proses di dalam tubuh. Di dalam tubuh, vitamin tidak menghasilkan energi. Vitamin banyak yang bertindak sebagai koenzim dalam sel tubuh.

1.2. Rumusan Masalah Dalam paper ini, kami akan membahas tentang: 1.2.1. Apa pengertian vitamin? 1.2.2. Sebutkan klasifikasi vitamin yang larut dalam air? 1.2.3. Sebutkan dan jelaskan metode analisis vitamin yang larut dalam air?

1.3. Tujuan Dalam penulisan paper memiliki tujuan, sebagai berikut: 1.3.1. Tujuan Umum Sebagai syarat untuk mengikuti proses pembelajaran mata kuliah Analisis Makanan Minuman dan menambah pengetahuan tentang cara pemeriksaan vitamin baik secara kualitatif dan kuantitatif. 1.3.2. Tujuan Khusus: a. b. c. d. Untuk mengetahui peranan vitamin dalam tubuh kita. Untuk mengetahui vitamin yang larut dalam air. Untuk mengetahui metode analisis vitamin yang larut dalam air. Cara pemerikasaan analisis vitamin yang larut air dalam makanan.

1.4. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan paper ini adalah agar mahasiswa khususnya Mahasiswa Analis Kesehatan mampu mengetahui klasifikasi vitamin yang terlarut dalam air dan mengetahui cara pemerikasaan vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B dan C, baik secara kualitatif dan kuantitatif.

1.5. Metode Penulisan Dalam penulisan paper ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dari sumber-sumber yang meliputi buku-buku yang relevan dan website (internet).

BAB II ISI

2.1.

Pengertian Vitamin Istilah vitamin pertama kali digunakan Cashimir Funk (Polandia) tahun 1912. Penemuan zat dalam dedak beras dapat menyembuhkan beri-beri. Zat tersebut dibutuhkan oleh tubuh untuk hidup vita dengan mengandung unsur N (amino), sehingga diberi istilah vitamin. Penggolangan vitamin menjadi vitamin A,B,C,D,E, dan K. Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Vitamin berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda.Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan mereka sehari-hari. Jika konsumsi vitamin yang larut dalam lemak berlebih, kelebihannya dapat disimpan dalam tubuh manusia, sedangkan untuk vitamin yang larut dalam air akan dikeluarkan (ekskresi). Hal inilah yang membuat kelebihan vitamin yang larut dalam lemak kadangkadang dapat menyebabkan gejala keracunan yang jarang terjadi pada vitamin yang larut dalam air. Sebaliknya, gejala defisiensi (kekurangan) lebih sering terjadi pada vitamin yang larut dalam air karena vitamin ini tidak dapat disimpan di dalam jaringan tubuh. Asupan vitamin yang kurang dapat disebabkan oleh : 1. Asupan makanan yang tidak mencukupi. Hal ini dapat terjadi karena anoreksia, diet rendah kalori, diet khusus misalnya pada diabetes mellitus dan nilai gizi makanan yang rendah karena keadaan ekonomi atau kurangnya pengetahuan mengenai nilai gizi makanan.

2.

Gangguan absorbsi vitamin. Dapat terjadi misalnya pada penyakit hati dan saluran empedu, diare kronik, macam-macam gangguan sistem pencernaan dan pada penggunaan antibiotik jangka panjang.

3.

Meningkatnya kebutuhan tubuh Hal ini akan terjadi selama masa pertumbuhan, kehamilan, laktasi, haid, kerja fisik yang berat, stress, dan pada penyakit yang disertai oleh peningkatan metabolisme, misalnya hipertiroidisme dan demam. Selainnya kelainan genetik juga dapat meningkatkan kebutuhan vitamin. Gejala defisiensi bervariasi dari tingkat masalah kecil, seperti sakit kepala,

masalah-masalah kulit atau hilangnya nafsu makan sampai penyakitpenyakit yang serius misalnya beri-beri yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau kudisan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C dalam jangka waktu yang panjang. Bagaimanapun defisiensi yang serius ditemukan di negara-negara berkembang. Namun demikian, konsumsi vitamin yang hampir sampai pada tahap optimum juga terjadi pada beberapa bagian grup populasi. Vitamin ditemukan di berbagai jenis makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, sereal (biji-bijian), daging, ikan dan produk-produk susu. Kadar vitamin termasuk penyimpanan dan pengolahannya tergantung dari jenis makanan itu sendiri. Penyimpanan dan pengolahan yang lama akan mengurangi kadar vitamin di dalam makanan. Fungsi vitamin didalam tubuh adaah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Pertumbuhan Pembentukan tulang Pembentukan jaringan-jaringan tertentu dan daya tahan penyakit Pembentukan sel darah merah

2.2. Klasifikasi Vitamin Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu: Vitamin yang larut dalam air, meliputi: vitamin B dan C Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi: vitamin A, D, E dan K. Vitamin yang dapat larut dalam air dibedakan menjadi dua kelompok:

A. Vitamin B Compleks Terdapat 8 unsur yang dikenali sebagai vitamin B. Pada awalnya mereka dibedakan oleh nomor (B1, B2, dan sebagainya), tapi kini biasanya lebih akurat bila disebut dengan nama kimiawinya. Walaupun disebutkan hanya memiliki 8 unsur, tetapi vitamin B12 termasuk dalam kelompok tersebut. Ini karena terdapat unsur kimia yang fungsinya menyerupai vitamin B pada hewan tetapi tidak bekerja dalam tubuh manusia, jadi mereka kehilangan statusnya tapi nomornya tetap dipertahankan untuk menghindari kebingungan. Semua unsur di atas memiliki kesamaan yaitu mereka mengandung nitrogen dan berfungsi sebagai Koenzim. Koenzim adalah unsur yang membantu tugastugas dari enzim. (Enzim yang dibicarakan sebelumnya enzim pencernaan merupakan enzim yang menguraikan makanan. Di samping itu juga terdapat enzim yang berfungsi untuk membangun, disebut sebagai synthetases.) Perbedaan antara enzim dan co-enzim adalah enzim memperoleh keutuhan setelah tugasnya selesai, dan bisa digunakan berulang kali. Sedangkan co-enzim teruraikan pada saat melakukan tugasnya, jadi harus sering diganti. Maka vitamin larut-air dibutuhkan tiap harinya, kecuali untuk cobalamin (B-12). 1) Vitamin B1 (Thiamin) Sangat penting penting untuk pertumbuhan yaitu dalam proses oksidasi Pyravic Acid dari

karbohidrat, kekurangan vitmin ini menyebabkan kurang nafsu makan, denyut jantung berkurang, kegelisahan, BAB tidak lancer karena akumulasi pyravic Acid dalam jaringan tubuh. Banyak terdapat pada makanan terutama pada biji-bijian, kuning telur, dan susu.

2) Vitamin B2 (Riboflavin) Penting terutama untuk kulit jugan berguna sebagai enzim dalam oksidasi Pyravic Acid. Dapat pula mempengaruhi fungsi mata, banyak terdapat pada hati, daging, telur dan daun-daunan.

3) Vitamin B3 (Niacin) Berguna untuk memelihara kesehatan jaringan-jaringan tubuh kekurangan niasin akan

menyebabkan penyakit pellagra yaitu penyakit karena terganggunya fungsi pencernaan, tidak mempunyai nafsu makan. Jenis vitamin ini terdapat pada: hati, daging, susu, kacang-kacangan.

4) Vitamin B5 (Asam pantotenat atau Vilantae) Vitamin ini merupakan blok pembangun koenzim A yang sangat diperlukan untuk metabolisme, banyak terdapat dalam tumbuhan hijau dan

mikroorganisme kecuali hewan tingkat tinggi.

5) Vitamin B6 (Pyridoxine) Pyridoxine sangat berperan dalam metabolisme asam amino, jadi seperti yang Anda ketahui, semakin banyak yang

dibutuhkan saat dosis protein meningkat (diperlukan 0.01 mg B6 untuk setiap gram protein). Alam menyediakan jumlah vitamin B6 yang sangat banyak dalam makanan kaya protein (kacang kedelai, gandum, dan sebagainya), sedangkan daging sapi dan bahan olahan dari susu lainnya (keju, susu) merupakan sumber yang sangat kekurangan akan B6. 6) Vitamin B7 (Biotin) Vitamin B yang diperlukan unutk

metabolisme lemak dan karbohidrat, biotin banyak ditemukan dalam berbagai makanan dan sumber yang mengandung banyak biotin adalah hati, ginjal, pankreas, telur, susu, ikan, dan kacang-kacangan.

7) Vitamin B9 (vitamin M atau vitamin N atau Asam folat atau Folacin) Fungsi asam folat (folasin) berkaitan dalam pembentukan salah satu komponen DNA yang penting (timidin), asam folat sedikit larut dalam air, mudah dioksidasi dalam larutan asam, peka terhadap sinar matahari.

8) Vitamin B12 (Sinokobalalamin) Berguna dalam pembentukan sel darah merah dan pertumbuhan. Kekurangan vitamin ini menyebabkan pucat, kurang darah dan pertumbuhan lambat.

B.

Vitamin C Vitamin ini berguna dalam respirasi sel, regenerasi darah, pemeliharaan kekuatan

pembuluh darah, pertumbuhan gigi dan tulang dan pertumbuhan jaringan tubuh. Vitamin ini terdapat pada jeruk, tomat dan cabai hijau. Kentang walaupun juga mengandung jumlah vitamin yang C

dalam

sedikit.

Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan kerapuhan dinding-dinding kapiler, gusi berdarah, gigi mudah tanggal dan penyakit pada sendi tulang. Vitamin C mudah rusak karena oksidasi terutama pada suhu tinggi dan vitamin ini mudah hilang selama pengolahan dan penyimpanan. Vitamin C banyak membantu dalam proses metabolisme energi, vitamin ini tidak disimpan dalam tubuh, tetapi dikeluarkan dalam tubuh melalui urin dalam jumlah kecil. Karena itulah, vitamin perlu dikonsumsi setiap hari umtuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.

Vitamin yang larut dalam lemak banyak terdapat dalam daging ikan, minyak ikan dan biji-bijian sumber minyak seperti kacang tanah, kacang kedelai, dan sebagainya. Dan vitamin yang larut dalam air bergerak bebas dalam tubuh, darah, limpa. Karena sifatnya yang larut dalam air, vitamin mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang karena tercuci atau terlarut oleh air sehingga keluar dari bahan. Vitamin mempunyai sifat fisis maupun kimiawi yang spesifik, maka cara analisanya juga spesifik. Ada beberapa cara analisa vitamin yaitu cara kimiawi, cara biologis maupun cara mikrobiologis. 7

2.3. Analisis Pemeriksaan Vitamin yang Larut Dalam Air 2.3.1. Uji Kualitatif Vitamin Larut Dalam Air A. Penentuan Adanya Vitamin B1 Vitamin B1 atau thiamin mengandung 2 sistem cincin, yaitu inti piramidin dan thiazol. Dalam tanaman, terutama sirelia, Vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu thiaminporofosfat (PTT). Thiamin bersifat larut dalam air tetapi tidak larut dalam lemak. Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet. Cara kerja: 1. Cara kerja A a) Masukkan 10 tetes larutan thiamin 1 % dalam tabung reaksi. b) Tambahkan 10 tetes larutan Pb-asetat 10% dan 1 ml NaOH 6N c) Campurlah dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya warna kuning, selanjutnya dipanaskan sehingga timbul endapan coklat hitam yang menandakan vitamin B1 positif. 2. Cara kerja B a) Masukkan 10 tetes larutan thiamin 1 % dalam tabung reaksi. b) Tambahkan 10 tetes larutan bismuth nitrat, campur dengan baik. c) Tambahkan pula 2 tetes larutan KI 5%. d) Timbulnya warna endapan merah jingga berarti vitamin B1 positif.

B. Penentuan adanya vitamin B6 Di alam, vitamin B6 terdiri atas tiga bentuk senyawa, yaitu piridoksin, pirodoksal, dan pirodoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 tedapat dalam hewan maupun tumbuhan, terutama beras atau gandum. Pirodoksin stabil terhadap pemanasan, alkali, dan asam. Pirodoksal dan pirodoksamin mudah rusak oleh pemanasan, udara, dan cahaya. Dari ketiga bentuk vitamin B6, hanya pirodoksin yang paling tahan terhadap pengaruh pengolahan dan penyimpanan. 8

Cara kerja: 1. Cara kerja A a) Masukkan 5 tetes larutan pirodoksin 1 % ke tabung reaksi. b) Tambahkan 2 tetes larutan CuSO4 2% dan 10 tetes NaOH 3 N. c) Bila terbentuk warna biru ungu, berarti positif vitamin B6. 2. Cara kerja B a) Masukkan 5 tetes larutan pirodoksin 1 % ke tabung reaksi. b) Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 c) Timbulnya warna jingga sampai merah tua berarti vitamin B6 positif.

C. Uji Warna adanya Vitamin C Merupakan suatu metode kualitatif untuk menentukan keberadaan suatu antioksidan dengan mereaksikan suatu sampel dengan reaktan tertentu sehingga menunjukkan sifat fisik berupa perubahan warna tertentu sebagai indikator. 1. Asam Askorbat + Perak nitrat (amoniakal ) Hitam 2. Asam Askorbat + Pereaksi Benedict Merah 3. Asam Askorbat + Larutan Iodium (coklat ungu ) Warna Hilang (bening)

D. Penentuan adanya vitamin C Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi (asam askorbat) dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Kedua memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan terutama yang masih segar. Vitamin C larut dalam air dan agak stabil dalam larut asam, tetapi mudah dioksidasi terutama bila dipanaskan. Proses oksidasi akan dipercepat dengan adanya tembaga, oksigen, dan alkali. Cara kerja: 1. Cara kerja A a) Masukkan ke dalam tabung reaksi 5 tetes larutan asam askorbat 1%. 9

b) Tambahkan 15 tetes pereaksi benedict. c) Panaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 2 menit. d) Perhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif.

2. Cara kerja B a) Masukkan 10 tetes larutan asam askorbat 1% ke dalam tabung reaksi. b) Kemudian, netralkan larutan dengan pH=8 menggunakan NaHCO3 5%. c) Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3. d) Amati warna yang terjadi. Adanya warna merah ungu berarti vitamin C positif.

2.3.2. Uji Kuantitatif Vitamin yang Larut dalam Air Uji kuantitatif Vitamin C dilakukan dengan berapa cara: A. Analisa Vitamin C dengan Iodometri Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod sebagai pentitrat. Vitamin C bersifat reduktor kuat akan dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru. Cara Kerja: 1. 2. Menimbang 10 g sampel Memasukkan ke dalam labu ukur dan mengencerkannya dengan aquadest sampai tanda batas. 3. Memipet 10 mL filtrat kemudian memasukkannya ke dalam Erlenmeyer 250 mL. 4. Menambahkan 2 mL larutan amilum 1% dan bila perlu menambahkan 20 mL aquadest. 5. 6. Titrasi dengan larutan I2 0, 01 N sampai larutan berwarna biru. Perhitungan: Kadar Vit. C = Vp x Mp x BE Vit. C x 100 x Bobot rata rata x 100% mL iod 0,01 N = 0,86 mg Vitamin C, satuan dijadikan persentase. 10

B. Analisa Vitamin C dengan Titrimetri Penetapan kadar vitamin C dalam bahan pangan dapat di analisis dengan berbagai metode, salah satunya dengan metode titrimetri. Penetapan dengan metode titrimetri merupakan penetapan dengan Metode Prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan titran yang bereaksi dengan analit. Larutan titran merupakan larutan yang digunakan untuk mentitrasi, biasanya digunakan suatu larutan standar. Sedangkan Larutan standar yaitu larutan yang telah diketahui

konsentrasinya. Titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit titran ke dalam analit (Anonim 2010). Prinsip penetapan dengan metode titrimetri ialah asam askorbat dioksidasi oleh diklorofenol-indofenol menjadi senyawa dehidro askorbat. Akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya warna merah dari kelebihan diklorofenol-indofenol. Kadar vitamin C ditetapkan berdasarkan titrasi dengan 2,6-diklorofenol indofenol dimana terjadi reaksi reduksi 2,6- diklorofenol indofenol dengan adanya vitamin C dalam larutan asam (Hashmi 1986). Larutan 2,6-diklorofenol indofenol dalam suasana netral atau basa akan berwarna biru sedang dalam suasana asam akan berwarna merah muda. Apabila 2,6-diklorofenol indofenol direduksi oleh asam askorbat maka akan menjadi tidak berwarna, dan bila semua asam askorbat sudah mereduksi 2,6-diklorofenol indofenol maka kelebihan larutan 2,6diklorofenol indofenol sedikit saja sudah akan terlihat dengan terjadinya pewarnaan. Untuk perhitungan maka perlu dilakukan standarisasi larutan dengan vitamin C standar (Sudarmadji 1989).

11

BAB III PENUTUP

3.1. Pembahasan Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C. Sedangkan Vitamin yang larut dalam lemak meliputi A, D, E, dan K. Analisis vitamin yang terlarut dalam air dapat dibagi menjadi 2, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang didasari oleh kualitas dari suatu bahan makanan, apakah positif atau tidaknya mengandung vitamin dalam sampel makanan atau minuman. Sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui kadar vitamin dalam sampel makanan atau minuman, dan dinterpretasikan dalam suatu hasil berbentuk angka atau persentase.

Analisis kualitatif vitamin yang larut dalam air, dapat dilakukan dengan cara: A. Penentuan Adanya Vitamin B1 Penentuan Adanya Vitamin B1 dibagi dengan 2 cara, yaitu: 1. Cara A, dengan mencampurkan bahan yang mengandung thiamin penggunakan larutan Pb-asetat dan NaOH, serta dipanaskan, jika timbul endapan coklat hitam yang menandakan vitamin B1 positif. 2. Cara B, dengan mencampurkan bahan yang mengandung thiamin penggunakan larutan Bismuth nitrat dan KI, jika timbul merah jingga berarti vitamin B1 positif.

B. Penentuan adanya vitamin B6 Penentuan Adanya Vitamin B6 dibagi dengan 2 cara, yaitu: 1. Cara A, dengan mencampurkan bahan yang mengandung piroksidin penggunakan larutan CuSO4 dan NaOH, jika terbentuk warna biru ungu, berarti positif vitamin B6. 12

2. Cara B, dengan mencampurkan bahan

yang mengandung piroksidin

penggunakan larutan FeCl3, jika timbul warna jingga sampai merah tua berarti vitamin B6 positif. C. Uji Warna adanya Vitamin C Dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1. Asam Askorbat + Perak nitrat (amoniakal ) Hitam 2. Asam Askorbat + Pereaksi Benedict Merah 3. Asam Askorbat + Larutan Iodium (coklat ungu ) Warna Hilang (bening)

D. Penentuan adanya vitamin C Penentuan Adanya Vitamin C dibagi dengan 2 cara, yaitu: 1. Cara A, dengan mencampurkan bahan yang mengandung asam askorbat penggunakan larutan Benedict, dipanaskan selama 2 menit, jika terbentuk endapan warna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif. 2. Cara B, dengan mencampurkan bahan yang mengandung asam askorbat penggunakan larutan netral dengan pH=8 NaHCO ditambahkan FeCl3, jika timbul warna merah ungu berarti vitamin C positif.

Analisis Kuantitatif vitamin yang larut dalam air, dapat dilakukan dengan cara: A. Analisa Vitamin C dengan Iodometri Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod sebagai pentitrat. Vitamin C bersifat reduktor kuat akan dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion iodide. B. Analisa Vitamin C dengan Titrimetri Prinsip penetapan dengan metode titrimetri ialah asam askorbat dioksidasi oleh diklorofenol-indofenol menjadi senyawa dehidro askorbat. Akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya warna merah dari kelebihan diklorofenol-indofenol.

13

3.2. Simpulan Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, analisis vitamin yang terlarut dalam air dapat dilakukan dengan cara analisis kualitatif dan kuantitatif.

14

DAFTAR PUSTAKA

Yazid, Estien, dkk., 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Anwar, dkk., 1989. Sanitasi Makanan dan Minuman pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi. Jakarta: Departemen Kesehatan. Djoelistee, Bertha, 2010. Analisis Vitamin C Metode Iodometri (Langsung).

http://btagallery.blogspot.com/2010/03/blog-post_7324.html Anonym, -. Vitamin yang Larut dalam Air. Et all Netherland: Wageningen University. http://www.food-info.net/id/vita/water.htm Ikameilati, 2010. Analisis Kadar Vitamin C Metode Titrimetri.

http://ikameilaty.wordpress.com/2010/12/08/analisis-kadar-vitamin-c-metodetitrimetri/ http://drvegan.wordpress.com/gizi/vitamin-larut-air/ \

15

You might also like