You are on page 1of 11

MAKALAH BIOLOGI LAUT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SALINITAS AIR LAUT DAN CARA MENGHITUNG SALINITAS AIR LAUT

OLEH: KELOMPOK I YUSDAR M. ST. RAHBIAH AKRAM HASRIANI RAHMAN MUH. TEGUH NAGIR HASRIANI SYAM RUSMIATI H411 09 255 H411 09 277 H411 09 253 H411 09 278 H411 07 014 H411 08 275

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMAIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Air adalah zat pelarut yang bersifat sangat berdaya guna,yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang sangat besar dari pada zat cair lainnya. Sifat ini dapat dilihat dari banyaknya unsur-unsur pokok yang terdapat dalam air laut. Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut (Anonim, 2012). Diperkirakan hampir sebesar 48.000 triliun ton garam yang larut dalam air laut. Garam-garaman tersebut terdiri dari sodium chlorida 38.000 triliun ton, sulfat 3.000 triliun ton, magnesium 1.600 triliun ton, potassium 480 triliun ton, dan bromide 83 triliun ton. Chlorida merupakan zat yang paling banyak terkandung dalam air laut. Sedangkan zat sodium (NaCl) atau garam dapur merupakan zat chlorida dengan presentase paling besar (Litaay dkk, 2008). Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya.Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas.Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis (Litaay dkk, 2008). Untuk itu, berdasarkan pembahasan singkat mengenai salinitas air laut di atas maka juga diperlukan pemahaman selanjutnya mengenai salinitas air laut tersebut seperti faktor yang mempengaruhi salinitas serta cara menghitung salinitas air laut.

I.2 Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas air laut. Untuk mengetahui cara-cara menghitung salinitas air laut.

BAB II ISI

A. Salinitas Air Laut Dalam literatur oseanologi dikenal istilah salinitas atau konsentrasi ratarata seluruh garam yang terdapat dalam air laut (seringkali disebut dengan kadar garam). Salinitas sebenarnya adalah jumlah berat semua garam (dalam gram) yang terlarut dalam satu kilogram air laut, biasanya dinyatakan dengan lambang (di baca per mil) adalah bagian per seribu. Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35 atau 35 gram garam dalam satu kilogram air laut (Litaay dkk, 2008). Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam (Anonim, 2012). Konsentrasi garam-garaman ini jumlahnya relatif sama dalam setiap contoh-contoh air laut, sekalipunair laut tersebut diambil dari tempat yang berbeda di seluruh dunia. Oleh karena itu tidak perlu mengukur seluruh salinitas dari setiap contoh-contoh air laut, dalam hal ini cukup menghitung salinitas pada suatu daerah saja dan dari hasil pengukuran ini dapat dipakai untuk menentukan salinitas dari daerah-daerah yang lain (Litaay dkk, 2008). Menurut teori, zat-zat garam di laut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk

gas, juga berasal dari hasil kikisan kerak bumi dan serta proses pelapukan batuan yang terjadi di darat yang kemudian ketika hujan air hujan membawa hasil pelapukan yang mengandung senyawa kimia masuk ke dalam laut. Kadar garam ini tetap tidak berubah sepanjang masa. Artinya kita tidak menjumpai bahwa air laut makin lama makin asin. Garam - garaman di laut juga berasal dari sedimen sedimen yang terbawa melalui sungai menuju laut (Litaay dkk, 2008). Gambar di bawah ini menunjukkan perbedaan salinitas (kadar garam) di berbagai lautan di seluruh dunia (Anonim,2012).

Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah subtropis hingga mendekati kutub) rendah di permukaan dan bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau 23,5o - 40oLS), salinitas di permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara

monotonik terhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan) (Anonim, 2012).

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Salinitas Air Laut Berikut ini beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas (kadar garam) air laut, yaitu (Litaay dkk, 2008): 1. Penguapan, jika terjadi penguapan yang makin besar maka salinitas makin tinggi, kebalikannya makin kecil penguapan maka salinitasnya makin rendah. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi penguapan maka akan banyak air yang hilang. 2. Curah hujan, makin banyak curah hujan maka salinitas makin rendah, kebalikannya makin kecil curah hujan maka salinitasnya makin tinggi. Hal ini disebabkan karena bertambahnya volume air laut yang berasal dari air hujan yang tawar. 3. Air sungai yang bermuara ke laut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut, maka salinitas air laut tersebut rendah. Hal ini disebabkan karena bercampurnya air tawar dengan air laut. 4. Letak dan ukuran laut, laut-laut yang tidak berhubungan dengan laut lepas dan terdapat di daerah arid maka salinitasnya tinggi. Contoh, danau laut kaspia (Caspian sea). 5. Arus laut, laut-laut yang dipengaruhi arus panas maka salinitasnya akan naik dan kebalikannya laut-laut yang dipengaruhi arus dingin maka salinitasnya akan turun (rendah). Hal ini terjadi karena pada saat arus panas melewati lautan maka akan terjadi proses penguapan.

6.

Angin dan kelembaban udara di atasnya, hal ini berhubungan dengan proses penguapan dan penguapan berhubungan dengan besar kecilnya salinitas air laut.

C. Cara Menghitung Salinitas Air Laut Ada beberapa cara untuk menentukan salinitas air laut yaitu dengan cara fisika dan kimia (Ridhana dan Mochamad, 2012). 1. Cara Fisika Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah sifat air laut yang sangat ditentukan oleh jumlah kadar garam di laut. Oleh karena itu pengukuran salinitas dapat dilakukan berdasarkan pengukuran konduktivitas dengan menggunakan beberapa alat (Ridhana dan Mochamad, 2012). a). Refraktometer

Refraktometer merupakan alat pengukur salinitas yang cukup umum. Juga disebut sebagai pengukur indeks pembiasan pada cairan yg dapat digunakan untuk mengukur kadar garam. Prinsip alat ini adalah dengan memanfaatkan indeks bias cahaya untuk mengetahui tingkat salinitas air, karena memanfaatkan cahaya maka alat ini harus dipakai ditempat yang mendapatkan banyak cahaya atau lebih baik kalau digunakan dibawah sinar

matahari jadi sehabis kita mengambil sampel air laut kita langsung menghitungnya dengan alat ini (Ridhana dan Mochamad, 2012). Berikut langkah langkahnya (Ridhana dan Mochamad, 2012) : 1. Tetesi refraktometer dengan aquadest 2. Bersihkan dengan kertas tisyu sisa aquadest yang tertinggal 3. Teteskan air sampel yang ingin diketahui salinitasnya 4. Lihat ditempat yang bercahaya 5. Akan tampak sebuah bidang berwarna biru dan putih 6. Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan salinitasnya 7. Bilas kaca prisma dengan aquades, usap dengan tisyu dan simpan refraktometer di tempat kering.

b). Salinometer

Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara mengukur kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Bekerjanya berdasarkan daya hantar listrik,semakin besar salinitas semakin Besar pula daya hantar listriknya. Alat ini digunakan di laboratorium, berbeda dengan refraktometer yang biasa digunakan di lapangan atau outdoor (Ridhana dan Mochamad, 2012).

Cara menggunakan salinometer adalah sebagai berikut (Ridhana dan Mochamad, 2012): 1. Ambil gelas ukur yang panjang, isi dengan air sampel yang akan diukur salinitasnya 2. Salinitas akan terbaca pada skalanya.

2.

Cara Kimia Cara kimia yang biasa digunakan untuk menentukan salinitas adalah dengan menghitung kadar klorida yang ada dalam contoh air laut karena dianggap klorida adalah komponen yang paling penting dan dalam jumlah yang paling banyak. Kandunga klorida ditetapkan sebagai jumlah gram ion pada satu kilogram air laut, dengan menganggap semua halogen ekivalen dengan klorida. Penentuan kandungan klorida dalam sampel air laut disebut klorinitas (Ridhana dan Mochamad, 2012). Hubungan antara salinitas dan klorinitas ditentukan dengan

pengukuran dasar laboratorium pada contoh air laut di seluruh dunia yang dinyatakan dengan persamaan (Ridhana dan Mochamad, 2012): S (o/oo) = 1.80655 Cl (o/oo)

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan Adapun yang dapat disimpulkan dalam makalah mengenai faktor yang mempengaruhi salinitas dan cara menghitung salinitas yaitu: 1. Salinitas adalah jumlah berat semua garam (dalam gram) yang terlarut dalam satu kilogram air laut, biasanya dinyatakan dengan lambang (di baca per mil) adalah bagian per seribu. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas air laut yaitu penguapan, curah hujan, air sungai yang mengarah ke laut, letak dan ukuran laut, arus laut, angin dan kelembaban udara diatasnya. 3. Cara menghitung salinitas air laut dibagi atas 2 cara yaitu secara fisika yang menggunakan alat bantu dan secara kimia dengan menguji kandungan klorida dalam air laut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Salinitas Air Laut. http://oseanografi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 17 Februari 2012. Anonim, 2012. Oseanografi-Salinitas Air Laut. http://www.ilmukelautan.com. Diakse pada tanggal 17 Februari 2012. Litaay, Magdalena. 2008. Bahan Ajar Oseanologi Pendahuluan. Jurusan Biologi FMIPA Unhas. Makassar. Ridhana., R. Mochamad, 2012. Menghitung Tingkat Salinitas Pada Air. http://ridhorachman.blogspot.com. Diakses pada tanggal 17 Februari 2012.

You might also like