You are on page 1of 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, salah satu kebutuhan dasar dari manusia adalah berkomunikasi. Hal ini menyebabkan mereka membuat suatu sistem komunikasi untuk mengirim pesan dari satu tempat ke tempat lain. Berbagai bentuk komunikasi telah ditemukan sampai dengan saat ini. Penemuan ini didasari oleh keinginan manusia untuk meningkatkan kecepatan penyampaian informasi. Sebelum abad 19, semua sistem komunikasi dioperasikan dengan laju informasi yang rendah. Misalnya sinyal lampu dan bunyi untuk mengirim pesan. Penemuan telegraf oleh Samuel F. B. Morse pada 1838 mengawali era komunikasi baru. Era dari komunikasi elektronik. Di tahun-tahun berikutnya penggunaan spektrum elektromagnetik meningkat dengan pesat. Dalam sistem elektronik, data ditransfer melalui berbagai gelombang elektromagnetik sinusoidal, gelombang ini disebut carrier yang memiliki frekuansi tertentu. Secara teori penambahan frekuensi gelombang carrier memberikan transmisi data yang lebih besar dan menyediakan.kapasitas informasi yang lebih besar. Sehingga tren yang terjadi dalam perkembangan sistem komunikasi adalah untuk

mentransmisikan data dengan frekuensi lebih tinggi (panjang gelombang lebih kecil) yang menawarkan bandwith dan kapasitas informasi yang lebih besar..Hal ini mengawali penemuan radio, televisi, dan radar. Hal lain yang penting, berlawanan dengan komunikasi elektronik, transmisi informasi dalam bentuk optik dibawa tanpa menggunakan modulasi dari carrier, tetapi dengan variasi intensitas kekuatan optik, mirip dengan spektrum frekuensi radio. Selain itu kecepatan transmisinya sangat besar, sebanding dengan kecepatan cahaya. Penemuan laser pada 1959 telah mengawali era transmisi baru dalam bentuk optik. Untuk membawa data ini, dibuatlah fiber optic. Saat ini fiber optic banyak digunakan dalam sistem pencahayaan, komunikasi data dan telepon, sensor, dan pencitraan gambar.

Dalam komunikasi data, fiber optic digunakan untuk mengirim data yang kompleks dengan banyak sambungan. Agar dapat menggabungkan sambungansambungan tersebut, digunakanlah optical fiber coupler. Perangkat ini dapat menggabungkan dua sinyal optik terpisah atau lebih menjadi satu. Optical Fiber Coupler juga dapat digunakan dalam aplikasi fiber optic lain, misalnya untuk pencahayaan. meskipun transmisi fiber optic memiliki koherensi dan kecepatan tinggi, masih ada kemungkinan terjadinya kesalahan transmisi data

1.2 Permasalahan Dari latar belakang yang telah disebutkan diatas. Maka dapat dibuat permasalah dalam praktikum Optical Fiber Coupling ini, yaitu Bagaimana pengaruh displacament pada optical fiber coupler terhadap intensitas dan daya cahaya yang ditransmisikan melalui lighting fiber optic?

1.3 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh displacament pada optical fiber coupler terhadap intensitas cahaya yang ditransmisikan melalui lighting fiber optic

1.4 Sistematika Laporan Penulisan laporan praktikum ini dibagi menjadi 5 bab. Pada Bab pertama yaitu pendahuluan, dijelaskan latar belakang, permasalahan, dan tujuan dari pelaksanaan praktikum bserta sistematika penulisan laporannya, Selanjutnya pada bab dua diberikan penjelasan mengenai fiber optic, prinsip kerja, jenis-jenis, dan bagian-bagiannya. Bab tiga berisi tentang peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum beserta langkah kerja. Setelah melakukan praktikum, data-data yang didapatkan dianalisa dan dihitung pada bab empat untuk mendapatkan data intesitas cahaya dan daya. Dalam bab empat juga terdapat pembahasan selama praktikum. Sedangkan bab terakhir berisim kesimpulan untuk menjawab tujuan praktikum dan saran untuk praktikum selanjutnya.

You might also like