You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Family center care merupakan fasilitas yang di berikan oleh paramedis kepada keluarga untuk mengurangi rasa stress anak terhadap hospitalisasi, sehingga keluarga berperan penting dalam proses penyembuhan anka, agar anak tidak merasa cemas akibat perpisahan dan memudahkan perawat untuk melakukan intervensi kepada anak. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Family Center Care? 2. Apa tujuan dari family center care? 3. Bagaimana konsep dasar dari family center care? 1.3 Tujuan masalah 1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian family center care 2. Untuk mengetahui dan memahami konsep dari tujuan family center care 3. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar family center care 1.4 Sistematika Penulisan Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menyusun sistematika penulisan menjadi tiga bab yang terdiri dari bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan masalah, sistematika penulisan. Bab II tinjauan kasus yang berisi tentang pengertian dari family center care , tujuan dari family center care, konsep dasar family center care, kegunaan dari family center care, elemenn kunci dari family center care. Dan bab III berisi tentang kesimpulan

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan seorang individu yang mendukung, menghargai, dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anak ( Johson, 1989) Sistem pelayanan dan personelnya harus mendukung, menghargai, memicu, dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga melalui pendekatan pemberdayaan dan perbantuan efektif ( Dunst dan Trivette, Wong 1999) Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Peran perawat keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga untuk membangun keluarga sehat sesuai budayanya. Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan, konselor, pendidik, atau peneliti agar keluarga dapat mengenal tanda bahay dini gangguan kesehatan pada anggota keluarganya. Sebagai perawat, kita harus mampu memfasilitasi keluarga dalam pemberian tindakan keperawatan langsung, pemberian pendidikan kesehatan pada anak,

memperhatikan bagaimana kehidupan sosial, budaya dan ekonomi keluarga sehingga dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari keluarga tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan. 2.2 Tujuan Tujuan dari family care center ini adalah memelihara peran keluraga dan perawat dalam merawat anak di rumah sakit untuk mengurangi rasa cemas dan rasa keputusasaan ketika anak mengetahui penyakit yang dideritanya. Keluarga dapat menjalankan fungsinya sebagai koping bagi anak untuk

memberikannya kenyamanan emosional, membantu anak dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress (Friedman, 1992)

Mengurangi stersor dan reaksi keluarga terhadap anak yang dihospitalisasi. Karena stresor juga bisa berdampak pada orang tua atau keluarga klien diakibatkan rasa takut, cemas dan frustasi akan keseriusan penyakit yang di derita oleh anggota keluarganya 2.3 Konsep dasar pada proses family center care Terdapat 2 konsep dasar pada proses family center care antara lain: 1. Enabling (melibatkan keluarga) Stress utama dari masa bayi pertengahan sampai usia prasekolah, terutama untuk anak-anak yang berusia 6-30 bulan, adalah kecemasaan akibat perpisahan, disebut depresi anaklitik. ada beberapa fase perpisahan pada anak yaitu: a. Fase protes Pada fase ini anak-anak bereaksi secara agresif terhadap perpisahan dengan orang tua. Mereka menangis dan berteriak memanggil orang tua mereka, menolak perhatian dari orang lain, dan kedudukan mereka tidak dapat ditenangkan. b. Fase putus asa Selama fase putus asa, tangisan berhenti, dan muncul depresi. Anak tersebut menjadi kurang begitu aktif, tidak tertarik untuk bermain atau terhadap makana, dan menarik diri dari orang lain. c. Fase pelepasan Fase pelepassan disebut juga penyangkalan. Pada tahap ini, secara superfisial tampak bahwa anak akhirnya menyesuaikan diri terhadap kehilangan. Anak tersebut menjadi lebih tertarik pada lingkungan sekitar, bermain dengan orang lain, dan tampak membentuk hubungan baru. Akan tetapi perilaku ini merupakan hasil dari kepasrahan dan bukan merupakan tanda-tanda kesenangan. Anak memisahkan diri dari orang tua sebagai upaya menghilangkan nyeri emosional karena menginginkan kehadiran yang dangkal dengan orang lain, menjadi makin berpusat pada diri sendiri, dan semakin berhubungan dengan objek materi. Fase-fase tersebut mengakibatkan distress pada orang tua, yang tidak menyadari arti dari reaksi tersebut. Jika orang tua dianggap pengacau maka orang tua akan menganggap ketidakhadiran mereka sebagai suatu yang bermanfaat bagi penyesuaian dan pemulihan anak. Mereka berespons terhadap perilaku anak degan hanya tinggal sebentar, tidak sering mengunjungi anak, atau membohongi anak jika tiba saatnya untuk pergi. Akibatnya adalah siklus kesalahpahaman yang destruktif dan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi. 3

Pada proses ini perawat melibatkan keluarga dengan cara menciptakan kesempatan bagi para anggota keluarga terutama orangtua dari anak tersebut untuk menemani anak dan cara bagi semua anggota keluarga untuk menampilkan kemampuan dan keterampilan yang ada dalam menjalankan fungsinya sebagai keluarga. Sehigga dapat mengurangi rasa cemas akibat perpisahan dengan keluarga pada anak tersebut. Untuk menguragi rasa cemas akibat perpisahan dapat di lakukan dengan cara menerima kehardiran orang tua setiap waktu, melakukan pendekatan kepada klien dengan cara meluangkan waktu secara fisik dekat dengan anak sambil menggunakan suara bernada tenang, pilihan kata yang tepat, kontak mata, dan sentuhan dengan cara yang membentuk hubungan dan mengkomunikasikan empati. 2. Empowering (pengambil keputusan) Perawat memberikan hak kepada keluarga dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan masalah kesehatan anaknya dan tidakan-tindakan yang harus dilakukan, namun sebelumnya perawat harus memberikan informasi mengenai keputusan-keputusan yang seharusnya keluarga putuskan. Pada konsep empowering perawat harus menjalankan fungsinya sebagai pendidik, fasilitator, dan sebagai supervisor pelayanan keperawatan atau sebagai pembina dalam menjalankan sauhan keperawatan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehata. Adapun kosep-konsep pendukung lainnya yaitu: 1. Family Strengths (kekuatan keluarga) Keluarga merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan anak-anak. Perawat mendukung keluarga dalam pengambilan keputusan untuk perawatan anak mereka dan membantu keluarga agar lebih percaya diri dalam menghadapi penyakit anak mereka. 2. Respect (menghormati) Keluarga membutuhkan kepercayaan dan dihormati, termasuk menghormati nilai masing-masing keluatga tentang kehatan, kepercayaan, nilai agama, dan budaya. Perawat juga harus menghargai pengetahuan keluarga tentang anak mereka, menngakui otoritas mereka sebagai pengambil keputusan dan menghormati pilihan mereka. 3. Choice (pilihan) Perawat menyediakan informasi yang keluarga butuhkan untuk membuat suatu keputusan yang cerdas mengenai pengobatan dan mendukung keputusan 4

yang mereka buat sehingga keluarga mengerti dan mengetahui keuntungan dan kerugian dari keputusan yang mereka buat 4. Information sharing (berbagi informasi) Perawat memberikan informasi medis kepada keluarga mengenai informasi pribadi anak mereka. Hal ini bertujuan untuk membangun kepercayaan antara tenaga medis dan keluarga 5. Support (mendukung) Perawat mendukung keluarga dan menghormati keputusan yang mereka buat. Mendukung atau mendorong kemampuan keluarga dalam merawat anak mereka, sehingga keluarga lebih percaya diri. 6. Fleksibilitas Keluarga memiliki kepribadian yang berbeda, pengalaman hidup, nilai, kepercayaan, pendidikan dan latar belakang agama dan budaya sehingga family center care menekankan bahwa perawat harus fleksibel, tidak membeda-bedakan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan preferensi dari semua keluarga. 7. Kolaborasi Sebagai mitra dalam perawatan, staf profesional, dan anggota keluarga bekerjasama sebagai kolabolator dalam kepentingan terbaik anak 2.4 Kegunaan dari family center care 1. Kontinuitas keluarga dengan anak Dalam hal ini kelurga dan anak bisa menjalankan fungsinya seperti biasa, agar tidak ada kesenjanga selama hospitalisasi. 2. Menghilangkan separation anxiety Dengan adanya keluarga yang berperan dalam asuhan keperawatan anak, dapat mengurangi rasa cemas akibat perpisahan dengan keluarga, karena keluarga selalu mendampingi setian intervensi yang diberikan kepada anak. 3. Reaksi terhadap denial dan keputusasaan berkurang 4. Meningkatkan rasa aman anak Anak akan merasa aman ketika ada keluarga di dekatnya ataupun ornag terdekat sehingga mereka akan percaya ketika perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada dirinya. 5. Meningkatkan peran orangtua Peran orang tua sangat mempengaruhi proses kesembuhan anak karena anak akan merasa didukung oleh orang tuanya, atau memotivasi anak agar lekas sembuh 6. Mengurangi rasa bersalah 5

7. Mengurangi reaksi hospitalisasi Biasanya anak-anak dapat bereaksi terhadap stress hospitalisasi, sehingga peran keluarga sanagt penting sekali dalam hal ini. 8. Keluarga merasakan kepercayaan diri dan kompetensi yang lebih besar dan lebih sedikit stress dalam mengasuh anak-anaknya 9. Ketergantungan keluraga berkurang Dengan memberikan pengarahan atau pengetahuan kepada keluarga,

ketergantungan keluarga dengan perawat akan berkurang, dan keluarga dapat mandiri dalam mengsuh anaknya. 10. Para profesional merasakan kepuasan kerja yang lebih besar 11. Baik orang tua atau pemberi asuhan keperawatan mendapat kemampuan untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian baru 2.5 Elemen kunci pada family center care
1.

Mengenal bahwa keluarga bersifat menetap pada kehidupan anak, sedangkan personil dan sistem pelayanan berfluktuasi.

2. 3. 4. 5. 6.

Memfasilitasi kolaborasi orangtua dan perawat pada semua tingkat asuhan Menghormati keanekaragaman ras, budaya, dan sosio ekonomi dalam keluarga Mengenali kekuatan keluarga dan perorangan serta menghormati perbedaan Mendorong dan memfasilitasi dukungan keluarga dan jaringan kerja Mengerti dan memasukkan kebutuhan perkembangan bayi, anak, remaja, dan keluarga dalam sistem asuhan

7. 8.

Menerapkan sistem asuhan yang dapat dilaksanakan secara fleksibel Hubungan anak da orang tua adalah unk, berbeda antara yang satu dan yang lainnya

9. 10.

Orang tua dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi anaknya Bekerjasama dalam model asuhan adalah fleksibel dan menggunakan konsep dasar asuhan keperawatan anak, saat tertentu perawat dapat melakukan asuhan keluarga dan keluarga dapat melakukan asuhan keperawatan

11.

Keberhasilan dari pendekatan ini bergantung pada kesepakatan tim kesehatan untuk mendukung kerjasama yang aktif dari orang tua.

BAB III KESIMPULAN Didalam family center care keluarga didukung dan diberdayakan dalam peranannya sebagai pengasuh alamiah dan pembuat keputusan dengan cara membina kemampuan uniknya sebagai individu dan keluarga. Sehingga peran dan fungsi keluarga bisa berjalan seperti biasanya dan tidak ada yang berubah selama anak dalam hospitalisasi. Family center care juga dapat membuat anak mengurangi rasa cemasnya akibat hospitalisasi, dan lebih mendekatkan keluarga dengan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Wong, Donna L. 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta: EGC Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC http://www.bcchildrens.ca/YourVisit/Family-centredcare/default.htm http://www.scribd.com/doc/56358330/5/Kunci-Filosofi-Keperawatan-Anak

You might also like