You are on page 1of 5

LATAR BELAKANG

Salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi thermal adalah dengan mengunakan Alat Penukar Kalor. Adapun beberapa jenis alat penukar kalor yang digunakan adalah Superheater, Ekonomizer, Feed Water Heater, kondensor, Heat Exchanger dan lain sebagainya. Untuk menguasai teknik tentang heat exchanger baik dalam pengoperasian maupun perakitan, maka harus memahami prinsip-prinsip dasar cara kerja heat exchanger. Sesuai dengan namanya, heat exchanger adalah sebuah peralatan, dimana melakukan perpindahan panas (kalor) antara dua jenis fluida yang mengalir dan memiliki beda temperature. Pertukaran kalor terjadi melalui bidang-bidang perpindahan panasnya yang umumnya berupa dinding-dinding pipa atau sirip-sirip (fin) yang dipasang pada pipa. Sebagai alat untuk penukaran panas dari fluida dengan temperatur tinggi ke fluida dengan temperatur rendah, suatu heat exchanger diharapkan mempunyai efektivitas yang tinggi. Secara teoritis kenaikan kecepatan aliran akan menaikkan efektivitas. Namun, hal ini membuat waktu kontak antara dua fluida menjadi singkat, dan semakin lama efektivitas menjadi menurun.

TUJUAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prinsip dan cara kerja dari heat exchanger. Selain itu praktikan dapat mengetahui aplikasi penggunaan dari heat exchanger pada berbagai alat-alat dalam industri.

PEMBAHASAN Heat Exchanger merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari suhu tinggi ke suhu rendah. Alat ini dapat di fungsikan sebagai pendingin ataupun pemanas, tergantung tinjauan manfaat yang dimaksudkan. Menurut Incropera dan Dewitt (1981), efektivitas suatu heat exchanger didefinisikan sebagai perbandingan antara perpindahan panas yang diharapkan (nyata) dengan perpindahan panas maksimum yang mungkin terjadi dalam heat exchanger tersebut. Secara umum pengertian alat penukar panas atau heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai uap lewat panas (super heated steam) dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja. Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam,refrigerasi,pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalahradiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar. Menurut Cengel (1997), hampir pada semua heat exchanger, perpindahan panas didominasi oleh konveksi dan konduksi dari fluida panas ke fluida dingin, dimana keduanya dipisahkan oleh dinding. Perpindahan panas secara konveksi sangat dipengaruhi oleh bentuk geometri heat exchanger dan tiga bilangan tak berdimensi, yaitu bilangan Reynold, bilangan Nusselt dan bilangan Prandtl fluida. Besar konveksi yang terjadi dalam suatu double-pipe heat exchanger akan berbeda dengan cross-flow heat exchanger atau shell-and-tube heat exchanger atau compact heat exchanger atau plate heat exchanger untuk beda temperatur yang sama. Sedang besar ketiga bilangan tak berdimensi tersebut tergantung pada kecepatan aliran serta properti fluida yang meliputi massa jenis, viskositas absolut, panas jenis dan konduktivitas panas.

Besar kecepatan aliran menentukan jenis aliran, yaitu aliran laminer atau turbulen. Turbulensi yang terjadi dalam aliran akibat tingginya kecepatan aliran dapat memperbesar bilangan Reynold dan bilangan Nusselt yangkemudian meningkatkan perpindahan panas secara konveksi. Namun, semakin tinggi kecepatan aliran berarti waktu kontak kedua fluida semakin singkat. Berangkat dari kondisi ini, disusun hipotesa bahwa kenaikan kecepatan aliran akan meningkatkan efektivitas suatu heat exchanger hingga pada suatu harga tertentu, dan kemudian efektivitas tidak naik lagi melainkan turun. Pada penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh kenaikan kecepatan aliran terhadap efektivitas heat exchanger. Komponen-komponen yang terdapat pada heat exchanger adalah shell, konstruksinya sangat ditentukan oleh keadaan tubes yang akan ditempatkandidala mnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang berukuran besar atau pelat logam yangdirol. Shell merupakan badan dari heat exchanger, dimana didapat tube bundle. Untuk temperatur yang sangart tinggi kadang-kadang shell dibagi dua

disambungkan dengan sambungan ekspansi. Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis fluida yang mengalir didalamnya dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Ketebalan dan bahan pipa harusdipilih pada tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu bahan pipa tidak mudah terkorosi olehfluida kerja. Tube sheet, tempat untuk merangkai ujung-ujung tube sehingga menjadi satu yang disebut tube bundle. HE dengan tube lurus pada umumnya menggunakan 2 buah tube sheet. Sedangkan pada tube tipe U menggunakan satu buah tube sheet yang berfungsi untuk menyatukan tube-tube menjadi tube bundle dan sebagai pemisah antara tube side dengan shell side. Sekat (Baffle) adapun fungsi dari pemasangan sekat (baffle) pada heat exchanger ini antara lainadalah untuk : 1.Sebagai penahan dari tube bundle 2.Untuk mengurangi atau menambah terjadinya getaran. 3.Sebagai alat untuk mengarahkan aliran fluida yang berada di dalam tubes.

Ditinjau dari segi konstruksinya baffle dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu :1.sekat plat bentuk segmen.2.Sekat bintang (rod baffle)3.Sekat mendatar.4.Sekat impingement. Tie rods, batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian palingluar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle yang satu denganlainnya tetap. Prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua fluida padat dengan temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Secara kontak langsung, panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada kontak langsung yaitu dua zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gasliquid, dan partikel padat kombinasi fluida. Sedangkan secara kontak tak langsung, perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui

dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir. Salah satu aplikasi dari penggunaan heat exchanger adalah pada pembangkit listrik tenaga air. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang mulai dari generator dan menghasilkan energi

digunakan sebagai penggerak

listrik 60 MW tiap unitnya. Dalam operasinya poros turbin generator mendapat beban radial dan aksial yang cukup besar, untuk mengatasinya dipasang sebuah bantalan. Bantalan tersebut adalah bantalan luncur yang bekerja berdasarkan prinsip hidrodinamik dimana komponen yang berputar dan bantalannya dipisahkan oleh suatu lapisan pelumas untuk mencegah kontak logam dengan logam (Anonim 2010). Dalam kerjanya, bantalan luncur bersifat menghasilkan panas dengan cepat. Sebagai langkah pemeliharaan dari kerusakan akibat panas yang ditimbulkan dan gesekan antar komponan, pelumasan merupakan langkah yang mutlak diperlukan. Pelumasan berfungsi untuk mencegah gesekan (friction),

sebagai media pendingin dan membuang kotoran yang ditimbulkan. Oli pelumas harus dijaga temperaturnya agar tidak terlalu tinggi untuk menjaga performanya.

Oleh karena itu diperlukan suatu alat untuk mendinginkan oli yang beroperasi pada bantalan. Pelumas dapat bekerja dengan baik apabila temperatur pelumas dijaga tetap optimal selama proses berlangsung secara terus menerus. Perlu dilakukan pengkondisian pelumas dengan menggunakan suatu alat yang disebut heat exchangers (alat penukar kalor) (Anonim 2010). Proses pelumasan dilakukan dengan sistem tertutup dimana minyak pelumas bersirkulasi dari bantalan ke tangki penampung kemudian menuju heat exchangers pendinginan minyak pelumas bantalan dan kembali lagi ke bantalan, demikian seterusnya. Heat exchangers menggunakan air sebagai media pendingin (cooling water system) dengan sistem terbuka. Air tersebut diambil dari saluran pelimpas yang mempunyai kadar sedimentasi sangat tinggi. Penggunaan air pendingin sistem terbuka yang selama ini digunakan terkendala oleh kotoran dan endapan yang menempel pada dinding pipa pendingin kemudian membentuk lapisan deposit yang menyebabkan efisiensi pendinginan semakin menurun, bila tidak ditangani maka menyebabkan mesin bekerja pada temperatur berlebih (over heat) sehingga mengganggu sistem pembangkitan tenaga listrik secara keseluruhan (Anonim 2010).
http://www.scribd.com/doc/72839539/4/Prinsip-Kerja-Heat-Exchanger

DAFTAR PUSTAKA Cengel, Y. A.,. 1997. Introduction to Thermodynamics and Heat Transfer, New York:McGraw Hill. Incropera, F.P. and D.P. DeWitt. 1981. Fundamentals of Heat Transfer, New York: John Wiley & Sons. Anonim. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Air. [terhubung berkala].
http://etd.eprints.ums.ac.id/15823/4/BAB_I_.pdf . [14 april 2011].

You might also like