You are on page 1of 7

PENGANGGURAN DAN INFLASI

NAMA KELAS NPM : Mutia AZila : 1EB05 : 25211046

Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyaraka. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.

1. PENGANGGURAN Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan

Perekonomian Indonesia

Page 1

karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

A. Jenis & Macam Pengangguran Menurut lama waktu kerjanya : Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah situasi dimana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan . Disebabkan karena lapangan kerja yang tidak tersedia , ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar belakang pendidikan , dan tidak mau bekerja. Setengah menganggur (Underemployment) adalah situasi dimana orang bekerja, tapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja , produktivitas kerja, dan penghasilan yang diperoleh . Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuannya. Menurut penyebabnya : Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan pelamar kerja.
Perekonomian Indonesia Page 2

Kesulitan-kesulitan temporer ini antara lain adalah waktu yang diperlukan dalam proses pelamaran dan seleksi oleh pemberi kerja , factor jarak dan informasi . Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim. Pengangguran siklis/cyclical unemployment adalah pengangguran yang berkaitan dngan turunnya kegiatan perekonomian suatu negara. Pengangguran structural adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan struktur atau perubahan komposisi perekonomian. Dan dapat disebabkan juga karena penggunaan alat yang semakin canggih .

B. Dampak negatif pengangguran terhadap lingkungan social Produktivitas Penerimaan Negara (pajak) akan berkurang Aktivitas Ekonomi Keseluruhan Biaya Sosial akan semakin meningkat Pendapatan nasional semakin kecil Beban spikologis bagi yang bersangkutan.

2. INFLASI Suatu proses atau peristiwa dalam perekonomian di mana terjadi harga dari semua barang naik secara terus menerus selama periode tertentu yang diakibatkan karena terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang . Bila kenaikan yang terjadi hanya sekali, walaupum persentase yang cukup besar belum dapat dikatakan sebagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lanjutan.

A. Penyebab Inflasi : 1. Jumlah uang yang beredar terlalu berlebihan sehingga melebihi keuntungan. 2. Tradisi masyarakat yang bersifat konsumtif. 3. Terjadinya bencana alam. 4. Terjadinya deficit pada APBN. 5. Terjadinya eksparsi kredit.
Perekonomian Indonesia Page 3

6. Pengenaan pajak pada konsumen. 7. Kenaikan harga BBM.

B. Macam inflasi digolongkan sebagai berikut : Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi a. Inflasi Ringan Inflasi yang termasuk golongan ini, jika tingkatannya masih berada dibawah 10% per tahun. b. Inflasi Sedang Adalah inflasi yang lajunya berada diantara 10% sampai dengan 30% per tahun. c. Inflasi Berat Adalah inflasi yang lajunya berada di antara 30% sampai dengan 100% per tahun . d. Hiperinflasi Inflasi yang terjadi diatas 100% per tahun. Akibat yang terjadi jika inflasi diatas 100% adalah masyarakat akan mengalami ketidakpercayaan terhadap pemakaian uang. Akibat yang lebih parah lagi adalah terjadinya kehancuran system ekonomi yang dibangun. Berdasarkan Penyebabnya Berdasarkan penyebanya, inflasi digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang disebabkan oleh permintaan dan yang disebabkan oleh penawaran agregat. a. Inflasi Permintaan Agregat (Demand Pull Inflation) Penyebab pertama kali inflasi jenis ini adalah adanya kenaikan permintaan total sedangkan produksi berada pada keadaan kesempatan kerja penuh. b. Inflasi Biaya ( Cost Push Inflation ) Inflasi biaya ini terjadi karena adanya penuruunan dalam penawaran total karena adanya kenaikan biaya produksi. Berdasarkan Asal Inflasi a. Inflasi yang berasal dari Dalam Negeri ( Domestic Inflation) Penyebab : 1) Anggaran belanja dibiayai dengan pencetakan uang baru 2) Kenaikan upah dan lain-lain. b. Inflasi yang berasal dari Luar Negeri ( Imported Inflation)

Perekonomian Indonesia

Page 4

Penyebabnya : Harga barang impor naik (terjadi karena biaya produksi diluar negeri naik dan diakibatkan karena adanya kenaikan tarif impor barang.

C. Dampak Inflasi Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan,ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Hubungan Inflasi dan Pengangguran Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut.. Sebuah proses serupa akan diamati di seluruh perekonomian ketika pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga produk atau jasa, di mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga kenaikan tingkat inflasi akan terlihat melalui ekonomi luar. Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika pemerintah berniat untuk menurunkan tingkat pengangguran yang harus menanggung kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian nasional.

4. Perbedaan Pengangguran dan Inflasi Jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja. inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak, sebagai

Perekonomian Indonesia

Page 5

persentase, tingkat harga umum dari semua barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun. Kedua telah dianalisis bersama-sama dengan kurva Phillips yang menunjukkan tingkat inflasi diplot terhadap tingkat pengangguran.

5. Masalah Pengangguran dan Inflasi Ada empat faktor yang menentukan tingkat inflasi. Pertama, uang yang beredar baik uang tunai maupun giro. Kedua, perbandingan antara sektor moneter dan fisik barang yang tersedia. Ketiga, tingkat suku bunga bank juga ikut mempengaruhi laju inflasi. Suku bunga di Indonesia termasuk lebih tinggi dibandingkan negara di kawasan Asia. Keempat, tingkat inflasi ditentukan faktor fisik prasarana. Melonjaknya inflasipun karena dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menarik subisidi sehingga harga listrik dan BBM meningkat. Kenaikan BBM tersebut cukup memberatkan masyarakat lapisan bawah karena dapat menimbulkan multiplier effect, mendorong kenaikan harga jenis barang lainnya yang dalam proses produksi maupun distribusinya menggunakan BBM. Tingginya angka inflasi selanjutnya akan menurunkan daya beli masyarakat. Untuk bisa bertahan pada tingkat daya beli seperti sebelumnya, para pekerja harus mendapatkan gaji paling tidak sebesar tingkat inflasi. Kalau tidak, rakyat tidak lagi mampu membeli barang-barang yang diproduksi. Jika barang-barang yang diproduksi tidak ada yang membeli maka akan banyak perusahaan yang berkurang keuntungannya. Jika keuntungan perusahaan berkurang maka perusahaan akan berusaha untuk mereduksi cost sebagai konsekuensi atas berkurangnya keuntungan perusahaan. Hal inilah yang akan mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja/buruhnya dengan mem-PHK para buruh. Salah satu dari jalan keluar dari krisis ini adalah menstabilkan rupiah. Membaiknya nilai tukar rupiah tidak hanya tergantung kepada money suplly dari IMF, tetapi juga investor asing (global investment society) mengalirkan modalnya masuk ke Indonesia (capital inflow). Karena hal inilah maka pengendalian laju inflasi adalah penting dalam rangka mengendalikan angka pengangguran.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran http://putrijulaiha.wordpress.com/2011/03/22/hubungan-pengangguran-dan-inflasi-diindonesia/

Perekonomian Indonesia

Page 6

http://tithagalz.wordpress.com/2010/06/16/ada-suatu-hubungan-terbalik-antara-tingkatinflasi-dan-tingkat-pengangguran
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/07/21/0018.html

Perekonomian Indonesia

Page 7

You might also like