You are on page 1of 3

SPESIFIKASI TENIK CORE DRILL (BOR MESIN)

1. Umum Core drill (bor mesin) harus dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi kondisi geoteknik pada lapisan bawah tanah pada lokasi pekerjaan. Tes in-situ (ditempat) seperti SPT (Standar Penetration Test) perlu dilakukan pada lubang yang dibor. 2. Metode/Prosedur Pekerjaan Core drill (bor mesin) harus dilakukan menggunakan mesin bor hidrolik sesuai dengan ASTM D-420, D-1452 dan D-2113 pada titik yang ditentukan sesuai dengan kedalaman yang direncanakan. Bor mesin harus dapat dilakukan untuk tanah berbatu, lapisan krikil, lapisan colluvial yang mengandung bongkahan batuan. Diameter dari lubang harus mencapai 50 mm. Sirkulasi air lumpur tidak diperbolehkan selama proses pengeboran. Untuk menghindari terjadinya keruntuhan pada lubang dan hambatan pada saat pergantian batang bor, maka dinding lubang bor harus dilindungi dengan pipa casing. Kontraktor harus mengambil dokumentasi untuk pekerjaan bor mesin dan melampirkannya pada laporan pengujian bor mesin. 3. Peralatan Perlatan untuk bor mesin harus memenuhi persyaratan dibawah ini,

satker/konsultan berhak meminta penggantian peralatan jika dipertimbangkan hal tersebut diperlukan. a. Bor mesin harus merupakan mesin hidrolik yang mampu untuk mengebor sampai kedalaman 30 meter dan berdiameter tidak kurang dari 50 mm. b. Mesin bor harus mampu memasang pipa casing sampai pada kedalaman 30 meter. c. Mata bor harus terbuat dari berlian. Diameter mata bor tidak boleh kurang dari 50 mm.

4. Recovery/pemulihan lubang (untuk sampel) Kontraktor harus berusaha mendapatkan recovery lubang sebesar 100% tanpa mengambil endapan atau lumpur dari dalam lubang. Satker/konsultan berhak meminta pengeboran ulang pada seluruh kedalaman lubang pada lubang yang hanya mendapatkan recovery lubang sebesar 70% pada tiap 10 meter kedalaman lubang. 5. Elevasi muka air tanah Elevasi air pada lubang bor harus diukur dan dicatat sebelum dimulainya pekerjaan pengeboran. Pengukuran ini harus terus dilakukan untuk setiap lubang bor. 6. Sample pengeboran Kontraktor harus menyiapkan kotak sampel (core box) yang terbuat dari kayu untuk recovery sample yang didapat. Setiap kotak terdiri dari lima (5) alur, dan tiap alur memiliki dimensi yang dapat menampung sampel untuk kedalaman 5 meter. Judul pekerjaan, nomor lubang bor, tanggal pengeboran, dan kedalaman sampel ditulis atau dicetak dengan jelas pada setiap kotak sampel (core box). Sampel tanah yang lunak harus dibungkus dengan lembaran vinil transparan sebelum ditempatkan dalam kotak bor agar tetap kondisi kelembaban alami. 7. Laporan Harian setelah pekerjaan pemboran harian selesai, Kontraktor harus menyerahkan laporan harian ke Konsultan. Konsultan akan memberikan Kontraktor bentuk laporan harian, yang item laporannya sebagai berikut. Tanggal, nomor lubang, dan lembar nomor Tingkat air tanah (sebelum dan setelah bekerja setiap hari) Operasi pengeboran (waktu, bagian, mata bor,tabung bor, pemulihan bor, sirkulasi air) Instalasi casing (waktu, bagian, diameter mata) pengujian di tempat (jenis, waktu, bagian uji, komentar), jika dilakukan fenomena tidak normal, seperti kehilangan air, hujan, rongga, masalah alat, kemacetan alat, dan lain-lain.

8. Log Bor Kontraktor harus menyiapkan log bor untuk setiap lubang pada form yang diberikan oleh Konsultan. Log bor memuat hal-hal berikut: Deskripsi sampel bor harus sesuai dengan BS 5930 (1981) atau ASTM D2480-69-(1975) Elevasi muka air tanah dan tanggal pengukuran Nilai N dan kedalaman atas / bawah dari setiap pengujian.

9. uji penetrasi standar (Standar Penetration Test/ SPT) a. Umum Uji penetrasi standar (SPT) dilakukan setiap dua (2) interval pada kedalaman lubang dibor pada lapisan unkonsolidasi dan batuan lunak. b. Metode (Prosedur) Uji penetrasi standar harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi T-21 dari USBR yang tercantum dalam panduan pengujian tanah atau ASTM D-420 dan 1586. Sample yang rusak atau terganggu tidak diperkenankan untuk digunakan. Pada kelajutan setiap tes, endapan pada dasar lubang harus dihilangkan. Tabung Sampel yang terhubung dengan batang bor harus dimasukkan ke dasar lubang, dan berpenetrasi untuk ketukan 15 cm dengan menumbuk hammer pada blok ketukan yang melekat pada batang. Setelah penetrasi awal di atas 15 cm, pengujian harus dimulai. Sampel harus dipenetrasi sedalam 30 cm dengan pukulan dari hammer seberat 63,5 kg yang dijatuhkan bebas dari ketinggian 75 cm, dan jumlah pukulan harus dicatat untuk setiap kedalaman penetrasi 10 cm. Setelah penetrasi pada kedalaman 30 cm, akhirnya dilakukan penetrasi sedalam 5 cm, dan total penetrasi adalah 50 cm untuk setiap tes. Sampel yang diperoleh dari SPT harus ditempatkan dalam kotak sampel (core box). 10. Penyelesaian Pekerjaan Pekerjaan pengeboran selesai bila nilai N SPT mencapai lebih dari 50 yang berkelanjutan pada tiga kali pengujian Standar Penetration Test setiap 2 meter kedalaman pengeboran atau telah mencapai kedalaman yang telah

direncanakan.

You might also like