You are on page 1of 13

THERMOREGULASI (Pengaturan Suhu Tubuh)

Pendahuluan Memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena sangat berguna dalam hal penellitian atau persoalan di klinik seperti : 1. Persoalan demam pada penyakit-penyakit 2. Persoalan pemberian hypothermic pada kasus pembedahan (bedah jantung) 3. Terapi pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (Heat stroke) atau pada kasus kedinginan yang ekstrem 4. Masalah-masalah militer (latihan dilapangan panas terbuka), ruang angkasa, atau ditempat tempat yang memungkinkan mempunyai panas yang ekstrem Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh relative konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan. Kepentingan dipertahankan suhu tubuh pada manusia adalah berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita. Mis kenaikan suhu 10 derajat Celcius bisa mempercepat proses biologis 2 - 3 kalinya. Suhu inti (core temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore hari (jam 2 - 3 sore). PRINSIP PENGATURAN SUHU TUBUH Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu yaitu : Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 37 derajat Celcius, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.(Tr) Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai + 2 cm kedalam.(Ts) Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus ; TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr Organ Pengatur Suhu Tubuh Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas

Mekanisme pengaturan suhu Kulit > Reseptor ferifer > hipotalamus (posterior dan anterior) > Preoptika hypotalamus > Nervus eferent > kehilangan/pembentukan panas SUMBER PANAS 1. Metabolisme

Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/pemberian panas tubuh. Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%. 2. Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5 kalinya. PELEPASAN PANAS 1. Penguapan (evaporasi) Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas. Walau tidak berkeringat, melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi disebut inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (insensible water loss). Inspiration perspiration melepaskan panas + 10 kcal/jam dari permukaan kulit.panas dari metabolisme dikeluarkan Dari jalan pernafasan + 7 kcal/jam dengan cara evaporasi 20 - 25%. 2. Radiasi Bila suhu disekitar lebih panas dari badanpermukaan tubuh akan menerima panas, bila disekitar dingin akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya radiasi. 3. Konduksi Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan pemindahan berturut turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali menyiram dengan air) 4. Konveksi Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akanmenjadi dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas.

Pengaturan Suhu Tubuh Pada Keadaan dingin Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu : 1. Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion) > erector villi 2. Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme. Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara : 1. Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi) Pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap pakaian lagi. 2. Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah)

Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan Pengaturan secara kimia Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu 5 derajat Celcius selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan batas maximal 5 kali. PENGATURAN SUHU TUBUH DALAM KEADAAN PANAS 1. Fisik Penambahan aliran darah permukaan tubuh Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34 derajat Celcius. penambahan aliranpenambahan konduktivitas panas (thermal darah konduktivity) 2. Keringat Pada temperature diatas 340 C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas yang (evaporasi).dipakai dalam keadaan ini dengan cara penguapan Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodic memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaankeringat kulit merupakan mekanisme pendingin yang paling efektif. MEKANISME DEMAM Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal. Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera. Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus.

Laporan Pendahuluan Termoregulasi / Suhu


A. Pengertian Termoregulasi

Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara prodksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi melalui mekanisme neurologis dan kardiovaskular. Perawat menerapkan pengetahuan mekanisme kontrol suhu untuk meningkatkan regulasi suhu.

Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontror suhu tubuh sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontror pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior mengontror produksi panas.

1.

Faktor-faktor yang mempengaruhi termoregulasi Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh. Perubahan pada suhu tubuh dalam rentang normal terjadi ketika hubungan antara produksi panas dan kehilangan panas diganggu oleh variabel fisiologis atau prilaku. Berikut adalah faktor yang mempengarui suhu tubuh :

a.

Usia Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif konstan, masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat.suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Bayi baru lahir mengeluaran lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari ingkungan yang ektrem, suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5 C sampai 39,5C. Produksi panas akan meningkat seiring dengan

pertumbuhan bayi memasuki anak-anak. Perbedaan secara individu 0,25C sampai 0,55 C adalah normal (Whaley and Wong, 1995).

Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sanpai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu oral 35 C tidak lazim pada lansia dalam cuaca dingin. Nmun rentang shu tubuh pada lansia sekitar 36 C. Lansia terutama sensitif terhadap suhu yang ektrem karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vasomotor ( kontrol vasokonstriksi dan vasodilatasi), penurunan jumlah jaringan*subkutan, penurunan aktivitas kelenjr keringat dan penurunan metabolisme.

b. Olahraga Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama, seperti lari jaak jauh, dapat meningatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41 C.

c.

Kadar hormon Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.

Kadarprogesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama siklus menstruasi. Bila kadar progesteron rendah, suhu tubuh beberapa derajat dibawah kadar batas. Suhu tubuh yang rendah berlangsung sampai terjadi ovulasi. Perubahan suhu juga terjadi pada wanita menopause. Wanita yang sudah berhenti mentruasi dapat mengalami periode panas tubuh dan berkeringat banyak, 30 detik sampai 5 menit. Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang tidak stabil dalam melakukan vasodilatasi dan vasokontriksi (Bobak, 1993)

d. Irama sirkadian Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 C sampai 1 C selama periode 24 jam. Bagaimanapun, suhumerupakan irama stabil pada manusia. Suhu tubuh paling rendah biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh naik, sampai seitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti pada dini hari. Penting diketahui, pola suhu tidak secara otomatis pada orang yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari. Perlu waktu 1-3 minggu untuk perputaran itu berubah. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai usia. Penelitian menunjukkan, puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (lenz,1984)

e.

Stres Stres fisik dan emosi menhngkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal

f.

Lingkungan Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengluaran-panas dan suhu tubuh akan naik. Jika kien berada di lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubh mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekaisme suhu mereka kurang efisien.

2. Perubahan suhu Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus. Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran panas yang berlebihan, produksi panas minimal. Pengeluaran panas minimal atau setiap gabungan dari perubahan tersebut. Sifat perubahan tersebut mempengauhi masalah klinis yang dialami klien.

a.

Demam Demam atau hiperpireksia terjadi karena mekanisme pengeluara panas tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal. Tingkat ketika demam mengancamkesehatan seringkali merupkan sumber yang diperdebatkan di antara pemberi perawatan kesehatan. Demam biasanya tidak berbahaya jika berada pada suhu dibawah 39 C. Pembacaan suhu tunggal mungkin tidak menandakan demam. Davis dan lentz (1989) merekomendasikan untuk menentukan demam berdasarkan beberapa pembacaan suhu dalam waktu yang berbeda pada satu hari dibandingkan dengan suhu normal tersebut pada waktu yang sama, di samping terhadap tanda vital dan gejala infeksi. Demam sebenarnya merupakan akibat dari perubahan set point hipotalamus.

b. Kelelahan akibat panas

Kelelehan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelehan akibat panas. Tindakan pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yg lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.

c.

Hipertermia Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap penyakit atautrauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anestetik tertentu.

d. Heatstroke Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yg tinggi. Klien berisiko termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau alkoholik. Yang juga termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. Fenotiasin, antikolinergik, diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor beta- adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat (mis. Atlet, pekerja kontruksi dan petani). Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkotinensia. Tanda yang paling dari heatstroke adalah kulit yang hangat dan kering. Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangn elektrolit sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu lebih besar dari 40,5 C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadangkadang setinggi 45 C, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang terlebih dahulu terkena karena sensitivitasnyaterhdap ketidakseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjadi kerusakan nourologis yang permanen kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.

e.

hipotermia pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan hipotermia. Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti. Hal tersebut dapat terjadi kebetulan atau tidak sengaja selama prosedur bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan kebutuhan tubuh terhada oksigen. Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 C, klien menglami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menila. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4 C, frekuensi jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun. kulit menjadi sianotik.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SUHU TUBUH 1. Pengkajian Data Dasar Data tergantung pada : - Tipe, lokasi, durasi, proses infeksi pada organ terkena

Pengkajian pada Peningkatan Suhu : -Aktifitas/Istirahat : Gejala : malaise -Sirkulasi : Tanda : 1. tekanan darah normal 2. denyut perifer kuat, cepat (perifer hiperdinamik), lemah/hilang/takikardia ekstrem (syok) 3. Suara jantung : disritmia (disfungsi miocard, efek asidosis/tidak ada keseimbangan elektrolit. -Eleminasi: gejala diare -Makanan/cairan : Gejala : anoreksia, mual, muntah Tanda : penurunan BB, penurunan lemak subcutan -Neurosensori : Gejala : sakit kepala, pusing, pingsan Tanda : gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientasi, delirium/coma. -Nyeri/kenyamanan : Gejala : kejang abdominal, lokalisasi, rasa sakit urtikaria/pruritis umum. -Pernafasan : Gejala : Takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan. Tanda :-Suhu meningkat (>37.5 der.C) normal (lansia),sub normal (< 36,5 der. C)

- Menggigil - Luka yang sulit/lama sembuh drainase purulen (nanah) lokasi eritema - Ruam eritema. -Seksualitas : Gejala : pruritis perianal. Baru saja aborsi. Tanda : maserasi vulva, skret vagina.

Pemeriksaan Diagnostik :

1. Kultur (luka, sputum, urune, darah) - Mengidentifikasi organisme penyebab demam/radang. - Untuk menentukan obat yang efektif.

2. Sel darah putih : - Leucopenia (penurunan SDP) sebelumnya - Leucositosis ( 15.000 30.000)

3. Elektrolit serum : - Ketidakseimbangan elektrolit asidosis, perpindahan cairan, perubahan fungsi ginjal.

4. Glukose serum : - Sebagai respon dari puasa perubahan seluler dalam metabolisme.

5. Urinalisis : bakteri penyebab infeksi.

Diagnosa Keperawatan :

1. Resiko tinggi infeksi b/d :

- Penurunan sistem tubuh - Kegagalan untuk mengenal dan mengatasi infeksi - prosedur infasif - Nosokomial.

Rencana Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi Tujuan/kriteria hasil : - Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu - Bebas dari sekresi purulen, bebas dari febris.

INTERVENSI Berikan isolasi/pantau pengunjung sesui dengan indikasi

RASIONAL Isolasi luka/linen dan mencuci tangan untuk drainase luka/pembatasan pengunjung dibutuhkan untuk melindungi pasien dan mengurangi kemungkinan infeksi.

Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan Dorong pasien untuk menutup mulut dan hidung pada waktu batuk/bersin.

Mengurangi kontaminasi Silang Mencegah penyebaran infeksi melalui droplet infeksi.

Batasi penggunaan alat/prosedur infasif jika memungkinkan Menggunakan sarung tangan dalam perawatan luka Gunakan tehnik steril pada waktu penggantian balutan/penghisapan/berikan lokasi perawatan, misalnya infus, kateter. Pantau suhu tubuh

Mengurang jumlah lokasi yang dapat menjadi tempat masuknya organisme. Mencegah penyebaran infeksi/kontaminasi.

Mencegah masuknya bakteri, mengurangi resiko infeksi nosokomial.

-Demam 38.5 C-40 C efek endotoksinpada hipotalamus -Hipotermi tanda penurunan perfusi jaringan

Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.

Dapat membasmi/memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum/penyakit khusus

You might also like