Professional Documents
Culture Documents
“Pengangguran’’
DOSEN PENGAMPU :
Sosmiarti, SE, M.SI
Oleh:
Kelompok 6
A1 IKM 2016
Puji syukur penulis kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi
karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
‘’Pengangguran’’ dalam rangka memenuhi salah satu tugas perkuliahan Ekonomi
Kesehatan.
Dalam penyusunan makalah ini,penulis tentunya mendapat banyak
bimbingan ataupun saran dan koreksian. Untuk itu,terimakasih penulis ucapkan
kepada dosen pembimbing Ekonomi Kesehatan dan teman-teman yang telah
bekerja sama dalam kelompok belajar.Semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi penulis dan juga pembaca.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah
ini.Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu proses pembangunan.
Peningkatan pengangguran juga akan mengakibatkan kriminalitas yang
merajalela demi untuk memenuhi kebutuhan si penganggur.
Jika masalah pengangguran yang demikian pelik dibiarkan berlarut-
larut maka sangat besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis
sosial. Oleh sebab itu, dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan
secara lebih rinci mengenai pegangguran, mulai dari penyebab terjadinya
pengangguran, hingga kebijakan yang telah dan akan dilakukan oleh
pemerintah Indonesia dalam rangka mengatasi masalah pengangguran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
semua angkatan kerja mendapatkan pekerjaan maka timbullah
pengangguran.
Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno, pengangguran
adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja ingin mendapatkan pekerjaan namun belum dapat
memperolehnya.Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak,
pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang
tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu
sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Menurut Sadono
Sukirno (2004) dalam Pitartono (2012), Dalam standar pengertian yang
sudah ditentukan secara internasional, yang dimaksudkan dengan
pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan
kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah
tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang
diinginkannya.Pengertian Pengangguran menurut Marius (2004)
pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja
atau bekerja secara tidak optimal.Menurut Menakertrans, pengangguran
adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapakan pekerjaan.
6
c. Siklus bisnis yang melemah
Siklus bisnis secara actual di ukur dari GNP riil yang
merupakan nilai pasar dari barang dan jasa yang dihasilkan selama
satu tahun. Pada saat puncak kegiatan bisnis, kebutuhan akan
tenaga kerja sangat besar sehingga pada kondisi ini jumlah
pengangguran relative rendah atau sebaliknya.
d. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat.
Pengangguran dapat terjadi karena masyarakat tidak mampu
memanfaatkan kesempatan kerja yang tersedia. Ketidakmampuan
dalam memanfaatkan kesempatan kerja tersebut, salah satunya
disebabkan oleh ketidaksesuaian keahlian yang dibutuhkan dengan
keahlian tenaga kerja yang dimiliki.
e. Strategi industry yang labor saving
Kemajuan teknologi yang terjadi di satu sisi mengakibatkan
jumlah output yang mampu dihasilkan dan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, kemajuan teknologi kadang
juga diikuti dengan penghematan penggunaan tenaga kerja (labor
saving) pada suatu proses produksi dan menggunakan modal secara
intensif yang pada akhirnya akan menimbulkan pengangguran
f. Masih sulitnya arus masuk modal asing.
g. Iklim investasi yang belum kondusif.
h. Tekanan kenaikan upah di tengah dunia usaha yang masih lesu.
i. Kemiskinan.
j. Ketimpangan pendapatan.
k. Urbanisasi.
l. Stabilitas politik yang tidak stabil.
m. Perilaku proteksionis sejumlah negara maju dalam menerima
ekspor
dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
n. Keberadaan pasar global.
7
2.3 Jenis-jenis Pengangguran
Bedasarkan penyebab terjadinya :
Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh
kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar
dengan pembuka lamaran pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar
kerja tidak mampu memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh
pembuka lamaran kerja.
Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh
naik turunnya siklus ekonomi.
Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang.
Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan
oleh fluktuasi ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga
kerja untuk menganggur.
Pengangguran siklikal : pengangguran yang menganggur akibat
imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja
lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya
perubahan tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh
menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi
Berdasarkan Cirinya :
Pengangguran Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai akibat
pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari
pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian
semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperleh
pekerjaan. Efek dari keaadaan ini di dalam suatu jangka masa yang
cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi
mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh
karenanya dinamakan pengangguran terbuka.
8
Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang,
seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan
ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan
supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien.
Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam
pengangguran tersembunyi. Contoh –contohnya ialah, pelayan
restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan kluarga petani
dengan anggota kluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah
yang sangat kecil.
Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di
sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet
dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa
menganggur. Pada musim kemarau pula para pesawah tidak dapat
mengerjakan tanahnya. Di samping itu, pada umumnya para
pesawah tidak begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan
sudah menuai. Apabila dalam masa di atas penyadap karet, nelayan
dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa
menganggur. Pengnggur seperti ini digolongkan sebagai
pengangguran bermusim.
Setengah Menganggur : Di negara – negara berkembang
penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat.
Sebagai akibatnyatidak semua orang yang pindah ke kota dapat
memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya menjadi
penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak
menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam
kerja mereka adalah jauh lebihrendah dari yang normal. Mereka
mungkin hnya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu
hingga empat jam sehari. Pekerja – pekerja yang mempunyai masa
kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah
menganggur atau dalam bahasa Inggris : underemployed. Dan jenis
penganggurannya dinamakan underemplayment.
9
2.4 Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Pengangguran
Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal
dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga
merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi
beras, gula, minyak, pakaian, listrik, air bersih dan sebagainya setiap hari,
tapi mereka tidak mempunyai penghasilan.
Oleh karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Indonesia
saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai
solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk
itu diperlukan kebijakan yaitu :
1. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan
kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen
memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar.
Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri
dan andal bersaing di bidangnya.Mendorong terbentuknya
kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang
dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang
mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan
informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan
BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
2. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil
sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan
komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para
penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan
berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia.
10
3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin
kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat
perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
4. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan
karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi
baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam
Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga
merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk
menciptakan lapangan kerja.
5. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia
(khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan
melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para
wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut
berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan
kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak
menyerap tenaga kerja daerah setempat.
6. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang
memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi
kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi
akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan
baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau
Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok
kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
7. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk
(meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat
menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau
melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan
penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi
sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
11
8. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke
luar negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke
luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu
dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
9. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan
nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat
menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.
Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan
perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
10. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena
Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian
besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai
negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian
Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat
menciptakan lapangan kerja yang produktif
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran
yang terjadi di Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau
menyediakan lapangan kerja. Dalam menghadapi kemiskinan di zaman
global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif.
Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam
menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan
meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas,
dan moralitas yang standarnya adalah standar global.
13
Daftar Pustaka
Rudiger Dombusch, Stanley Fischer, J. mulyadi. Makro ekonomi.
Penerbit Erlangga: 1992.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Penerbit PT.
RajaGrafindo Persada. Jakarta: 2011.
Budiono, Dr. 2002. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPEE
Chotib, Dzazuli, Suharmo, Tri, Abubakar, Catio. 2007. Ekonomi.
Jakarta: PT. Ghalia Indonesia
https://ellyretnawati.wordpress.com/2015/06/11/makalah-ekonomi-
makro-inflasi-dan-pengangguran/
http://ratnaariani.blogspot.co.id/2015/03/makalah-inflasi-dan-
pengangguran.html
http://mediaindo.co.id
http://www.esdm.go.id/beritagas.php?news_id=468
http://kompas.com/kompas-cetak/0412/28/ekonomi/1464300.htm
http://id.m.wikipedia.org/wiki/pengangguran
http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/06/pengertian-
pengangguran.html?m=1
http://googleweblight.com/?lite_url=http://accounting-
media.blogspot.com/2015/04/pengertian-pengangguran-dan-
jenis.html?m%3D1&ei=Ggdbp5Wk&lc=id-
ID&s=1&m=957&host=www.google.co.id&ts=1519394267&sig=A
Oyes_RA-vSdvvp--6yo-3YBr9xOZp-vDg
14