You are on page 1of 20

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 023 Loa Janan yang terletak di

Jalan Soekarno Hatta Gg Cinta Ratu. Siswa yang dikenakan tindakan adalah

siswa kelas IV yang berjumlah 25 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada

semester 2 Tahun pembelajaran 2010/2011. Jenis penelitian adalah Peneltian

Tindakan Kelas yang dilakukan dalam 3 siklus.

Penelitian ini terdiri dari tiga siklus masing-masing siklus terdiri dari

tiga kali pertemuan. Pertemuan I dan II dilakukan pembelajaran kooperatif

tipe STAD dan diakhir pembelajaran dilakukan pemberian tes untuk melihat

hasil belajar disetiap siklus. Sebelum memasuki pertemuan pertama, peneliti

terlebih dahulu mengadakan observasi awal terhadap kelas yang akan

dilakukan tindakan. Penelitian ini absensi kelas atau kehadiran siswa sangat

diperhatikan, sehingga siswa yang tidak mengikuti pembelajaran di setiap

putaran datanya tidak diikutkan dalam analisis.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil observasi belajar

siswa. Secara keseluruhan rekap hasil observasi dan nilai hasil belajar pada

siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilihat pada tabel 4.1 dan di bawah ini:
27

Tabel 4.1 Rekap Nilai Rata-rata Hasil Observasi dan Hasil Tes Persiklus

Aktivitas siswa Hasil Tes


Pelaksanaan
OBSER 1 OBSER 2 Rata-rata TES 1 TES 2 Rata-rata

Siklus I 58,40 61,44 59,92 52,80 63,00 57,92

Siklus II 75,04 80,32 77,68 65,21 74,40 69,92

Siklus III 82,72 85,28 84,00 73,40 82,08 77,76


(Hasil Penelitian 2011)

Adapun hasil penelitian dalam setiap putaran sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Hasil observasi

Hasil observasi selama proses pembelajaran pada siklus I

mencakup aktivitas siswa. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan 1 adalah 58,40 dan 61,44 pada pertemuan 2. Sehingga rata-rata

keseluruhan hasil observasi pada siklus I menjadi 59,92 Hasil observasi

pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

b. Hasil belajar siswa

Tes diberikan masing-masing dua kali yaitu pada pertemuan 1 dan

2. Rata-rata nilai tes pada pertemuan 1 sebesar 52,80 dan 63,00 pada

pertemuan 2. Rata-rata nilai pada siklus I secara klasikal yaitu 57,90

dengan kriteria cukup. Hasil observasi dan nilai tes siklus I dapat dilihat

pada lampiran 15 halaman 31.


28

Tabel 4.2 Perbandingan Nilai Dasar dan Nilai Tes Siklus I

Kriteria

Kriteria
Nilai Nilai Peningkatan
No Nama Siswa
Dasar Siklus I (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)
1 Agung M 52.00 C 52.50 C 0.96
2 Diah Nuraini 50.00 C 52.50 C 5.00
3 Fauzi Barakbah 45.00 C 47.50 C 5.56
4 Aris Dwi Atmaja 55.00 C 55.00 C 0.00
5 Aulia Ramadhani 60.00 C 67.50 T 12.50
6 Candra Iswandi 40.00 R 40.00 C 0.00
7 Dadang Supendi 50.00 C 60.00 C 20.00
8 Dwi Nurhayati 60.00 C 60.00 C 0.00
9 Ferdiansyah 55.00 C 60.00 C 9.09
10 Herdi Irwanda 50.00 C 52.50 C 5.00
11 Irvan Hakim Olii 50.00 C 50.00 C 0.00
12 Janna Dwi Ayu. 60.00 C 62.50 T 4.17
13 Juan Gilang S 70.00 T 70.00 T 0.00
14 Jurnalia Putri 40.00 R 45.00 C 12.50
15 Kasmawati 75.00 T 80.00 T 6.67
16 Kicky Arum.M 65.00 T 70.00 T 7.69
17 Lambang Dwi.S 70.00 T 75.00 T 7.14
18 Laysa Salsabila 45.00 C 57.50 C 27.78
19 Mauludia Nariska 60.00 C 65.00 C 8.33
20 M . Saputra 40.00 R 45.00 C 12.50
21 M . Amin 45.00 C 50.00 C 11.11
22 M . Kusuma Fajar 40.00 R 50.00 C 25.00
23 M . Arifin Ilham 75.00 T 80.00 T 6.67
24 Nabila Tri Anjani 35.00 R 45.00 C 28.57
25 Nurkholifa 50.00 C 55.00 C 10.00
JUMLAH 1337 1448
8.30
RATA-RATA 53.48 57.92
(sumber Penelitian Loa Janan 2011)

Rata-rata nilai sebelum pembelajaran kooperatif diberikan

dijadikan sebagai nilai dasar pada siklus pertama sebesar 53,48 dan

meningkat menjadi 57,92 pada siklus pertama. Persentase peningkatan

sebesar 8,30%.
29

Menghitung persentase peningkatan nilai dasar dan siklus I dihitung

dengan menggunakan rumus statistik sederhana sebagai berikut:

a 57,92  53,48
persentase   100% = persentase   8,30%
b 53,48

Adapun persentase dari nilai akivitas dan nilai tes pada siklus I

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Persentase Nilai Aktivitas dan Nilai Tes Siklus I

AKTIVITAS SIKLUS I HASIL TES SIKLUS I


Kriteria
Banyak siswa Persentase Banyak siswa Persentase
Tinggi Sekali 4 16% 0 0%
Tinggi 7 28% 8 32%
Cukup 12 48% 16 64%
Rendah 2 8% 1 4%
Rendah Sekali 0 0% 0 0%
JUMLAH 25 100% 25 100%

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Nilai Dasar dan Nilai Siklus I

NILAI DASAR NILAI SIKLUS I


Interval f f
Nilai f P  100% Keterangan f P  100% Keterangan
N N
60 -100 9 36% Tuntas 11 44% Tuntas
Belum Belum
0 - 59 16 64% 14 56%
tuntas tuntas

Berdasarkan tabel 4.4 data hasil tes responden yang diperoleh

setelah akhir proses belajar mengajar matematika menggunakan model

STAD dan dianalisis menggunakan rumus ketuntasan belajar adalah dari

hasil analisis data menunjukkan bahwa dari 25 siswa, responden yang

telah tuntas belajar meningkat dari 9 siswa atau 36% menjadi 11 siswa
30

atau 44% dan responden yang belum tuntas belajar menurun dari 16 orang

atau 64% menjadi 13 orang atau 56%.

c. Refleksi

Peneliti bersama teman sejawat mendiskusikan hasil tindakan

berdasarkan hasil observasi dan hasi tes akhir siklus I untuk menentukan

langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil observasi atau

pengamatan untuk aktivitas adalah rata-rata keseluruhan 59,92, Hal ini

dapat dilihat dari pemahaman siswa yang masih kurang mengenai materi

yang diajarkan sehingga partisipasi siswa kurang. Selain itu kerja sama

siswa dalam kelompok masih kurang.

Hasil belajar siswa pada siklus I hanya mencapai rata-rata 57,92.

Melihat rendahnya rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus ini,

guru bersama obsevator memutuskan untuk melanjutkan ke siklus

selanjutnya.

2. Siklus II

a. Hasil observasi

Hasil observasi selama proses pembelajaran pada siklus II

mencakup aktivitas siswa. Rata-rata aktivitas siswa. mencapai 75,04 pada

pertemuan 1 dan 80,32 pada pertemuan 2 sehingga rata-rata keseluruhan

menjadi 77,68 dengan kriteria tinggi. Hasil observasi pada siklus II secara

keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 32.


31

b. Hasil belajar siswa

Adapun perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan II

serta persentase peningkatannya dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5 Perbandingan Nilai Siklus I dan Nilai Tes Siklus II

Kriteria

Kriteria
Nilai Nilai Peningkatan
No Nama Siswa
Siklus I Siklus II (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)
1 Agung M 52.50 C 70.00 T 33.33
2 Diah Nuraini 52.50 C 55.00 C 4.76
3 Fauzi Barakbah 47.50 C 47.50 C 0.00
4 Aris Dwi Atmaja 55.00 C 75.00 T 36.36
5 Aulia Ramadhani 67.50 T 85.00 TS 25.93
6 Candra Iswandi 40.00 C 40.00 C 0.00
7 Dadang Supendi 60.00 C 80.00 T 33.33
8 Dwi Nurhayati 60.00 C 85.00 TS 41.67
9 Ferdiansyah 60.00 C 65.00 T 8.33
10 Herdi Irwanda 52.50 C 85.00 TS 61.90
11 Irvan Hakim Olii 50.00 C 52.50 C 5.00
12 Janna Dwi Ayu. 62.50 T 75.00 T 20.00
13 Juan Gilang S 70.00 T 70.00 T 0.00
14 Jurnalia Putri 45.00 C 60.00 C 33.33
15 Kasmawati 80.00 T 85.00 TS 6.25
16 Kicky Arum.M 70.00 T 75.00 T 7.14
17 Lambang Dwi.S 75.00 T 77.50 T 3.33
18 Laysa Salsabila 57.50 C 70.00 T 21.74
19 Mauludia Nariska 65.00 C 80.00 T 23.08
20 M . Saputra 45.00 C 55.00 C 22.22
21 M . Amin 50.00 C 80.00 T 60.00
22 M . Kusuma Fajar 50.00 C 60.00 C 20.00
23 M . Arifin Ilham 80.00 T 80.00 T 0.00
24 Nabila Tri Anjani 45.00 C 60.00 C 33.33
25 Nurkholifa 55.00 C 80.00 T 45.45
JUMLAH 1448 1748
20.72
RATA-RATA 57.92 69.92
(sumber penelitian Loa Janan 2011)

Rata-rata hasil tes pada siklus II sebesar 65,21 pada pertemuan 1

dan 74,40 pada pertemuan 2 sehingga didapat rata-rata keseluruhan

sebesar 69,92 dengan kriteria tinggi. Walaupun nilai tergolong tinggi


32

namun masih ada beberapa siswa yang masih mempunyai nilai dibawah

standar ketuntasan belajar. Nilai siklus I dijadikan sebagai nilai dasar pada

siklus kedua yaitu rata-rata nilai 57,92 meningkat menjadi 69,92 pada

siklus kedua dengan kriteria tinggi. Persentase peningkatan sebesar

20,72%.

Adapun persentase dari nilai akivitas dan nilai tes pada siklus II

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Persentase Nilai Aktivitas dan Nilai Tes Siklus II

AKTIVITAS SIKLUS II HASIL TES SIKLUS II


Kriteria
Banyak siswa Persentase Banyak siswa Persentase
Tinggi Sekali 11 44% 4 16%
Tinggi 14 56% 16 64%
Cukup 0 0% 5 20%
Rendah 0 0% 0 0%
Rendah Sekali 0 0% 0 0%
JUMLAH 25 100% 25 100%
(sumber hasil penelitian 2011)

Tabel 4.7 Persentase Ketuntasan Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II

NILAI SIKLUS I NILAI SIKLUS II


Interval
Nilai f f
f P  100% Keterangan f P  100% Keterangan
N N
60 -100 11 44% Tuntas 20 80% Tuntas
Belum Belum
0 - 59 14 56% 5 20%
tuntas tuntas

Berdasarkan tabel 4.7 Dari hasil analisis data siklus I ke siklus II

menunjukkan bahwa responden yang telah tuntas belajar meningkat dari

11 siswa atau 44% menjadi 20 siswa atau 80% dan responden yang belum
33

tuntas belajar menurun dari 14 orang menjadi 5 orang atau dari 56%

menjadi 20%.

c. Refleksi

Refleksi pada siklus II yang terpenting adalah bimbingan guru

pada kelompok-kelompok masih sangat diperlukan, keaktifan dan

keberanian siswa dalam memberikan informasi sebaik mungkin pada

anggota kelompok harus lebih ditingkatkan pada siklus selanjutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi maka guru dan observator sepakat

untuk melanjutkan pada siklus yang ketiga karena nilai ketuntasan belajar

siswa baru mencapai 80% dari nilai KKM yang ditentukan.

3. Silkus III

a. Hasil observasi

Hasil observasi selama proses pembelajaran pada siklus III

mencakup aktivitas siswa dengan rata-rata nilai aktivitas pada pertemuan 1

sebesar 82,72 meningkat menjadi 85,28 pada siklus III dengan rata-rata

keseluruhan sebesar 84,00 kriteri tinggi sekali. Secara klasikal rata-rata

hasil aktivitas siswa dari 77,68 pada siklus II meningkat menjadi 84,00

pada siklus III. Sedangkan hasil observasi pada Siklus III secara

keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 33.

b. Hasil belajar siswa

Adapun perbandingan hasil belajar siklus II dan Siklus III serta

persentase peningkatan belajar dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini
34

Tabel 4.8 Perbandingan Nilai Siklus II dan Nilai Tes Siklus III

Kriteria

Kriteria
Nilai Nilai Peningkatan
No Nama Siswa
Siklus II Siklus III (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)
1 Agung M 70.00 T 70.00 T 0.00
2 Diah Nuraini 55.00 C 80.00 T 45.45
3 Fauzi Barakbah 47.50 C 85.00 TS 78.95
4 Aris Dwi Atmaja 75.00 T 75.00 T 0.00
5 Aulia Ramadhani 85.00 TS 90.00 TS 5.88
6 Candra Iswandi 40.00 C 62.50 T 56.25
7 Dadang Supendi 80.00 T 80.00 T 0.00
8 Dwi Nurhayati 85.00 TS 85.00 TS 0.00
9 Ferdiansyah 65.00 T 67.50 T 3.85
10 Herdi Irwanda 85.00 TS 85.00 TS 0.00
11 Irvan Hakim Olii 52.50 C 75.00 T 42.86
12 Janna Dwi Ayu. 75.00 T 75.00 T 0.00
13 Juan Gilang S 70.00 T 90.00 TS 28.57
14 Jurnalia Putri 60.00 C 60.00 C 0.00
15 Kasmawati 85.00 TS 90.00 TS 5.88
16 Kicky Arum.M 75.00 T 90.00 TS 20.00
17 Lambang Dwi.S 77.50 T 85.00 TS 9.68
18 Laysa Salsabila 70.00 T 75.00 T 7.14
19 Mauludia Nariska 80.00 T 81.00 TS 1.25
20 M . Saputra 55.00 C 60.00 C 9.09
21 M . Amin 80.00 T 80.00 T 0.00
22 M . Kusuma Fajar 60.00 C 62.50 T 4.17
23 M . Arifin Ilham 80.00 T 90.00 TS 12.50
24 Nabila Tri Anjani 60.00 C 65.00 T 8.33
25 Nurkholifa 80.00 T 85.00 TS 6.25
JUMLAH 1748 1944
11.21
RATA-RATA 69.92 77.76
(sumber penelitian Loa Janan 2011)

Rata-rata hasil tes pada siklus III sebesar 73,40 pada pertemuan 1

dan 82,08 pada pertemuan 2 sehingga didapat rata-rata keseluruhan

sebesar 77,76 dengan kriteria tinggi. Nilai akhir siklus II dijadikan sebagai

nilai dasar pada siklus ketiga. Rata-rata nilai sebesar 69,92 pada siklus II

meningkat menjadi 77,76 pada siklus III dengan persentase peningkatan

sebesar 11,21%.
35

Adapun persentase dari nilai akivitas dan nilai tes pada siklus III

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Persentase Nilai Aktivitas dan Nilai Tes Siklus III

AKTIVITAS SIKLUS III HASIL TES SIKLUS III


Kriteria
Banyak siswa Persentase Banyak siswa Persentase
Tinggi Sekali 16 64% 11 44%
Tinggi 9 36% 14 56%
Cukup 0 0% 0 0%
Rendah 0 0% 0 0%
Rendah Sekali 0 0% 0 0%
JUMLAH 25 100% 25 100%
(sumber penelitian 2011)

Tabel 4.10 Persentase Ketuntasan Nilai Siklus II dan Nilai Siklus III

NILAI SIKLUS II NILAI SIKLUS III


Interval
Nilai f f
f P  100% Keterangan f P  100% Keterangan
N N
60 -100 20 80% Tuntas 25 100% Tuntas
Belum Belum
0 - 59 5 20% 0 0%
tuntas tuntas

Berdasarkan tabel 4.10 Dari hasil analisis data siklus II ke siklus III

menunjukkan bahwa responden yang telah tuntas belajar meningkat dari

20 siswa atau 80% menjadi 25 siswa atau 100% dan responden yang

belum tuntas belajar menurun dari 5 siswa menjadi 0 siswa atau dari 20%

menjadi 0%.

c. Refleksi
36

Meningkatnya aktivitas siswa dan guru maka meningkat pula hasil

belajar yang didapat siswa. Masing-masing kelompok meningkatkan

kerjasama, perhatian dan partisipasi mereka, hal ini berdampak pada hasil

belajar siswa yang meningkat. Berdasarkan hasil yang telah didapat guru

bersama dengan observator sepakat tidak meneruskan ke siklus yang

selanjutnya karena hasil yang didapat telah memenuhi standar ketuntasan

belajar yang telah disepakati yaitu 85% dan ini mengisyaratkan bahwa

telah dapat memahami model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran dengan baik terbukti dengan adanya peningkatan hasil

belajar siswa pada materi geometri.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai ketuntasan belajar

siswa pada siklus I dan II mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat lebih

jelas dari nilai ketuntasan belajar siswa dari siklus I 48% meningkat

menjadi 68% pada siklus II. Selanjutnya pada siklus III juga mengalami

peningkatan bahkan hasil yang didapatkan mencapai 100%. Dari siklus II

ke siklus III terjadi peningkatan hasil belajar. berdasarkan analisis data

tersebut dapat diketahui bahwa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

geometri kelas IV SDN 023 Loa Janan tahun ajaran 2010/2011.

B. Pembahasan
37

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II, begitu pula dari siklus II ke siklus III

dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi bangun

ruang kelas IV SDN 023 Loa Janan. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

membuat siswa menjadi mandiri dan senang belajar karena diberi kesempatan

untuk saling bertukar informasi dengan teman-temannya yang lain. Dengan

menggunakan model pembelajaran ini siswa tidak hanya mendapat penjelasan

dari guru, tetapi mereka juga dapat bekerja sama dengan teman-teman dalam

kelompoknya.

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu menyusun dan mempersiapkan

rencana pembelajaran,lembar kerja siswa, alat evaluasi. Melakukan

koordinasi dengan guru dan siswa dalam pelaksanaan tindakan.

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan skenario

pembelajaran yang direncanakan. Selain mempersiapkan rencana

pembelajaran dan kelengkapan alat-alat selama proses kegiatan

pembelajaran peneliti juga mempersiapkan bentuk lembar observasi untuk

aktivitas siswa dan guru.

Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:
38

1) Menyiapkan materi yang akan diberikan selama pembelajaran

2) Membentuk kelompok kecil yang heterogen yang terdiri dari 5 orang

siswa perkelompok dengan jumlah siswa 25 orang dibagi menjadi 5

kelompok.

3) Mengembangkan materi dan tujuan pembelajaran

4) Mengenalkan kepada siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe

STAD yang akan dilaksanakan di kelas

b. Pelaksanaan

Siklus pertama ini terdiri dari tiga pertemuan, dimana pada

pertemuan pertama ini dimulai dengan mengkondisikan siswa siap untuk

memulai aktivitas belajar. Selanjutnya siswa dibimbing bergabung dengan

kelompoknya masing-masing yang telah dibagi oleh guru. Kemudian

untuk materi yang akan dipelajari yaitu sifat-sifat balok dan kubus. Hasil

nilai dasar (lampiran 1) menunjukkan dari 25 siswa hanya 9 orang (36%)

siswa yang tuntas dengan nilai berkisar antara 60 sampai 75.

Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok.

Selanjutnya semua siswa terlihat bekerja sama dalam kelompok masing-

masing untuk mempelajari materi dan mengerjakan soal yang ada dalam

LKS. Kemudian guru sebagai pengajar memulai pelasanaan pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Guru membimbing semua kelompok untuk saling

bertukar informasi. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD

berjalan cukup baik walaupun terlihat ada siswa yang mendominasi dalam
39

kelompok, ada siswa yang pasif dan ada siswa yang ribut sehingga

mengganggu temannya.

c. Observasi

Kemampuan guru dalam menyajikan materi dinilai baik oleh

observer karena mampu menyampaikan materi dengan tepat dan jelas,

pertanyaan yang diberikan cukup mengenai sasaran, memberikan

kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memperhatikan

tanggapan yang berkembang pada siswa. Kemampuan guru dalam

memotivasi siswa dinilai cukup karena pada siklus pertama ini siswa

masih kurang memahami dengan pembelajaran seperti ini. Sebagian besar

siswa menganggap cara belajar seperti ini unik, menyenangkan dan tidak

membosankan sehingga sebagian siswa yang cepat mengerti mengenai

materi yang diajarkan. Pengelolaan kelas dinilai cukup, karna guru

mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian siswa yang suka ribut.

Bimbingan guru terhadap siswa juga dinilai cukup, guru mengunjungi

kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan. Hasil nilai akhir

menunjukkan dari 25 peserta tes 11 orang atau 44% siswa tuntas dengan

nilai berkisar antara 60 sampai 80.

d. Refleksi

Peneliti bersama teman sejawat mendiskusikan hasil tindakan

berdasarkan hasil observasi dan hasi tes akhir siklus I untuk menentukan

langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya. Dari hasil observasi

atau pengamatan observator untuk aktivitas siswa dinilai cukup. Hal ini
40

dapat dilihat dari pemahaman siswa yang masih kurang mengenai materi

yang diajarkan sehingga partisipasi siswa kurang. Selain itu kerja sama

siswa dalam kelompok masih kurang. Aktivitas guru dalam penyajian

materi dan bimbingan siswa tergolong cukup.

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dilihat dari poin

peningkatan sebesar 16,40, karena aktivitas guru dan siswa masih pada

kriteria cukup sehingga guru bersama obsevator memutuskan untuk

melanjutkan ke siklus selanjutnya.

Beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran koopertif dan ntuk

memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah

dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksaan siklus kedua dapat

dibuat perencanaan sebagai berikut:

1) Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam

pembelajaran.

2) Lebih itensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan

3) Memberi pengakuan atau penghargaan.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu menyusun dan mempersiapkan

rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, alat evaluasi. Melakukan

koordinasi dengan guru dan siswa dalam pelaksanaan tindakan.

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan skenario


41

pembelajaran siklus II yang direncanakan. Selain mempersiapkan rencana

pembelajaran dan kelengkapan alat-alat selama proses kegiatan

pembelajaran peneliti juga mempersiapkan bentuk lembar observasi untuk

aktivitas siswa dan guru.

Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam

pembelajaran.

2) Menyiapkan materi yang akan diberikan selama pembelajaran

3) Mengorganisasi siswa kedalam kelompok yang telah dibagikan.

4) Mengembangkan materi dan tujuan pembelajaran

b. Pelaksanaan

Siklus kedua ini langkah-langkah yang dilakukan sama pada

siklus I, dan berdasarkan diskusi antara guru dan observator pada siklus

kedua ini guru akan lebih memotivasi siswa khususnya untuk siswa yang

pasif agar lebih aktif, lebih memperhatikan reaksi yang berkembang pada

siswa dan lebih membimbing siswa serta menindak tegas siswa yang suka

membuat keributan.

Langkah awal dalam siklus II ini adalah mengkondisikan semua

siswa siap mengikuti proses pembelajaran dengan berada pada kelompok

belajar masing-masing. Setelah siswa dibagikan LKS seluruh siswa

bekerja dalam kelompoknya dengan panduan lembar kerja siswa.


42

c. Observasi

Siklus ini pelaksanaan pembelajaran kooperatif berjalan lebih baik

dari siklus I karena siswa sudah terlihat bekerja sama dengan baik dalam

kelompoknya masing-masing. Guru mampu memotivasi siswa yang pasif

menjadi lebih aktif, tidak ada lagi dominasi dalam kelompok, dan tidak

ada siswa lagi yang membuat keributan. Guru lebih membimbing siswa

dengan mendekati ke kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan dan

pasif. Kemampuan guru menyajikan materi baik walaupun kurang

memberikan variasi dalam penyampaiannya. Kemampuan guru dalam

memberikan motivasi pada siswa dinilai baik, guru mampu meningkatkan

keterlibatan siswa dalam proses pemmbelajaran. Hal ini dilakukan dengan

pemberian dukungan serta penguatan-penguatan agar siswa yang pasif

mau bekerjasama dengan siswa lain. Pengelolaan kelas yang dilakukan

guru dinilai cukup baik. Guru tanggap terhadap situasi yang terjadi di

kelas, memberikan perhatian pada siswa dan memusatkan perhatian

kelompok pada tugas yang diberikan. Dari hasil nilai tes menunujukkan

dari 25 peserta tes 20 orang (80%) siswa tuntas dengan nilai berkisar

antara 60 sampai 85.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus kedua terdapat beberapa hal

yang telah tercapai dengan baik, dan ada pula hal-hal yang masih perlu

diperbaiki pada siklus berikutnya. Aktivitas siswa dalam PBM sudah

mengarah ke pembelajaran kooperatif. Siswa mampu membangun kerja


43

sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa

mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam

melaksanakannya. Namun rata-rata hasil belajar siswa masih perlu

ditingkatkan lagi.

3. Siklus III

a. Perencanaan

Tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu menyusun dan mempersiapkan

rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, alat evaluasi. Melakukan

koordinasi dengan guru dan siswa dalam pelaksanaan tindakan.

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan skenario

pembelajaran siklus III yang direncanakan. Selain mempersiapkan rencana

pembelajaran dan kelengkapan alat-alat selama proses kegiatan

pembelajaran peneliti juga mempersiapkan bentuk lembar observasi untuk

aktivitas siswa dan guru.

Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam

pembelajaran.

2) Menyiapkan materi yang akan diberikan selama pembelajaran

3) Mengorganisasi siswa kedalam kelompok yang telah dibagikan.

4) Mengembangkan materi dan tujuan pembelajaran


44

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan II, maka pada siklus

ketiga ini guru akan terus membimbing terhadap kelompok-kelompok

terutama yang pasif, guru akan tetap bersikap tegas terhadap siswa yang

membuat keributan, serta meningkatkan keaktifan dan keberanian siswa

dalam menyampaikan informasi sebaik mungkin pada kelompok lain.

b. Pelaksanaan

Siklus III dimulai dengan membagikan lembar soal pada siswa.

Jika dilihat dari hasil pada siklus II maka hasilnya lebih meningkat, hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang geometri semakin

meningkat. Setelah dibagikan lembar soal, seluruh siswa bekerja sama

dalam kelompoknya dengan menggunakan lembar soal yang dibagikan

kepada siswa yang harus diselesaikan selama kerja kelompok.

c. Observasi

Aktivitas guru pada siklus ini secara keseluruhan mengalami

peningkatan. Kemampuan guru dalam penyajian informasi atau materi

dinilai baik. Guru mampu menyampaikan materi dengan jelas hingga

siswa benar-benar paham, guru juga memberi pertanyaan yang cukup

mengenai sasaran, mmemberi kesempatan pada siswa untuk bertanya,

serta memperhatikan reaksi yang berkembang pada siswa.

Sebelum dilakukan nilai kuis akhir siswa dibawah bimbingan

guru mengambil kesimpulan inti mengenai pembelajaran di siklus III ini.

Selanjutnya dengan nilai kuis diakhir siklus, dan hasil nilai kuis
45

menjukkan dari 25 peserta tes 25 orang tuntas (100%) tuntas dengan

pencapaian nilai 60 sampai 90.

d. Refleksi

Meningkatnya aktivitas siswa dan guru maka meningkat pula

hasil belajar yang didapat siswa. Masing-masing kelompok meningkatkan

kerjasama, perhatian dan partisipasi mereka. Hal ini berdampak pada hasil

belajar siswa yang meningkat. Berdasarkan hasil yang telah didapat guru

bersama dengan observator sepakat tidak meneruskan ke siklus yang

selanjutnya karena hasil yang didapat telah memenuhi standar ketuntasan

belajar yang telah disepakati yaitu 85% dan ini mengisyaratkan bahwa

telah dapat memahami model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran dengan baik terbukti dengan adanya peningkatan hasil

belajar siswa pada materi geometri.

You might also like