You are on page 1of 6

Gastrointestinal Hormon

1. Ghrelin
Ghrelin merupakan peptide dengann 28 asam amino, yanga juga merupakan peptide alami
memiliki satu ester n-octanoyl pada residu serine-3. Setelah penemuan ghrelin-28. Ditemukan
ghrelin endogen kedua dari ekstrak lambung tikus yang dinamakan des-Gln14-ghrelim
(peptide 27 asam amino). Ghrelin manusia identic dengan ghrelin pada tikus dengan
pengecualian pada dua residu. Kadar ghrelin plasma pada seseorang yang puasa adalah 140+/-
14 fmol/ml.

a
Gambar 1. Sekuens asam amino dari ghrelin -28 (a) dan des-Gln14-ghrelin (b)
Ghrelin awalnya ditemukan pada ligan endogen terhadap GHS-R yang sangat baik
memodulasi sekresi GH. Peptide ini diproduksi dan disekresi oleh X/A-like cells, di dalam
kelenjar-kelenjar oxyntic mukosa yang tersebar di lambung. Ghrelin mampu menyebabkan
peningkatan asupan makanan dan mengurangi pemakaian cadangan lemak. Ghrelin
merupakan peptide neuroenterik pertama yang diketahui bertindak sebagai molekul pembawa
sinyal laapar dar perifer. Ghrelin meningkatkan masukan makanan, dan penambahan berat
badan ketika diberikan di perifer maupun sentral. Ghrelin menghasilkan efek stimulasi makan
yang lebih kuat dari peptide oreksigenik lainnya (Meutia, 2005).
Ghrelin merangsang nafsu makan pada rodent dan manusia melalui pusat makan di
hipotalamus. Ghrelin dari lambung mencapai hipotalamus melalui sirkulasi darah dan
mencapai bagian ventral nucleus arkuatus yang less effective blood-brain barrier. Tapi jalur
utamanya adalah melalui serat saraf aferen nerve vagus yang meninversikan mukosa lambung
(Meutia, 2005).
2. GRP (Gastrin Releasing Peptide)
Hormone GRP disekresikan dalam lambung dan usus halus tepatnya oleh sel K. Hormone ini
akan menstimulasi sekresi dari Gastrin dan akan menyebabkan pertumbuhan dari saluran
gastrointestinal (Bolander, 2004). Pada lambung terdapat saraf vagus dimana saraf ini juga
bertindak sebagai pelepasan gastrin. Mekanisme Kerja Gastrin Releasing Peptide
(GRP), ekuivalen hormone mammalian dari family bombesin, yang berada pada “antrum
gastric” dan mukosa usus kecil, dimana bertugas sebagai universal “on switch”
untuk merangsang pelepasan dari semua hormone gastrointestinal (kecuali secretin) dan
merangsang pengeluaran & motility gastrointestinal. Fungsi paling penting
dari GRP adalah stimulasi produksi asam lambung dan pelepasanantral gastrin. Peptide ini
juga merangsang pertumbuhan dari mukosa usus kecil dan besar dan pankreas, seperti halnya
berbagai jenis gastrointestinal (Rehfeld, 1998).

3. NT (Neurotensin)
Hormon NT (peptide 13 asam amino) disekresikan oleh Ileum dan Kolon tepatnya
dihasilkan oleh sel N. Hormone ini akan dirangsang oleh adanya asam lemak. Adanya
hormone ini akan menyebabkan penurunan pengosongan gastric, meningkatkan insulin dan
sekresi pankres, serta vasodilatasi aliran darah di usus (Bolander, 2004).
Neurotensin (NT) adalah tridecapeptide yang tersebar disepanjang usus halus, dengan
konsentrasi terbesar NT pada distal ileum. Stimulans utama dari pelepasan NT adalah
lemak intraluminal. NT adalah hormon usus penting yang
merangsang pengeluaran air dan bikarbonat dari pankreas, menghalangi produksi asam
lambung, memudahkan absorbsi asam jaringan lemak pada
usus proximal dan menggunakan efek trophic yang mempengaruhi usus besar, kecil, dan
colonic mucosa (Ganong, 2008).

4. PP-fold family (Pancreatic polypeptide)


Hormon PP-fold family disekresikan oleh sel P yang terdapat pada usus. Hormon ini
dirangsang oleh adanya asam amino dan akan menimbulkan reaksi vasokontriksi, serta
inhibisi pancreas dan sekresi intestinal (Greeley, 1999).
Pankreas polypeptide (PP) terletak di pankreas. Plasma PP meningkatsetelah proses
pencernaan protein, lemak, dan karbohidrat. Rangsangan Vagal cholinergic mungkin adalah
pengatur utama di tahaputama dari produksi PP setelah makan. Juga,sejumlah
hormon, meliputi gastrin, CCK, secretin, dan GRP, yang muncul untuk merangsang
pelepasan PP pada manusia. Peran physiologic dari PP belum seluruhnya diketahui.
Pemberian PP Kedalam pembuluh darah menghasilkan spectrum luas dengan reaksi biologi
pada saluran gastrointestinaI yang paling penting yang diasumsikan karena inhibitory pada
produksi pancreatic exocrine (Ganong, 2008).
5. Substance P
Hormon substance P akan disekresikan oleh sel ECL yang berada pada usus, yang mana
hormone ini dirangsang akibat adanya campuran tepung dan akan menghasilkan aksi fisiologis
yaitu vasodilator, sialogogue dan stimulasi motilitas GI (mekanisme) (Greeley, 1999).
6. Oxyntomodulin
Oxyntomodulin merupakan suatu peptide dengan 37 asam amino yang mengandung 29 asam
amino struktur dari glucagon, yang diikuti dengan octapeptide penambahan C-terminal.
Hormon Oxyntomodulin akan menyebabkan penghambatan sekresi asam gastric (Greeley,
1999). Hormon ini akan disekresikan 5-20 menit setelah masuknya makanan dalam lambung.
Terutama saat makanan yang dikonsumsi adalah lemak. Hormone ini akan disekresikan oleh
sel L yang ada pada intestine. Hormone ini memiliki struktur yang sama dengan glucagon
dengan penambahan terminal C pendek. Kadar yang tinggi dari hormone ini akan mnyebabkan
penurunan dari nafsu makan dengan menghambat sekresi dari ghrelin. Oxyntomodulin akan
menurunkan pasokan makanan yang dikonsumsi. Hormone ini akan dikenali oleh GLP-1
ataupun juga oxyntomodulin receptor (Caballero, et al., 2016).
Gambar 2. Oxyntomodulin dan PYY bertindak dalam sinyal kenyang. Pada saluran
pencernaan, nutrisi yang masuk akan menstimulasi sekresi dari oxyntomodulin dan PYY
dari sel L (Wynne, dan Bloom, 2006)
7. PYY
Peptide YY (PYY) adalah 36 - peptide asam amino yang berada sebagian besar
di distal usus kecil (small bowel) dan kolon proximal. PYY dihasilkan oleh perfusion dari
kolon dengan lemak. PYY menghalangi produksi lambung dan pankreas, menghalangi
kontraksi gallbladder, dan menghasilkan efek trophic pada usus kecil (small bowel). Hormon
PYY akan mengakibatkan sekresi asam gastric terhambat. PYY atau the peptide YY
merupakan suatu nama yang diambil dari kehadiran residu tirosin antara posisi COOH- dan
NH2-Terminal. Hormon ini normalnya diproduksi dalam kolon dan ileum tepatnya oleh sel
L. Hormone ini diduga mampu memberikan efek penghambatan dari sekresi pancreas,
pengangkutan dalam intestinal, dan pemsukan makanan yang dimakan. Namun yang menarik
dalam hal ini adalah PYY dapat menstimulasi banyaknya makanan yang dimakan. Selain itu
PYY ini dapat bertimndak menjadi hormone atau neurotransmitter (Greeley, 1999). Hormon
PYY akan meningkat setelah makan sehingga akan menyebabkan hipotalamus menerima
sinyal kenyang sehingga akan menekan rasa lapar. PYY dipengaruhi oleh jumlah kalori yang
dicerna dan komposisi makanan, dimana semakin banyak lemak yang masuk maka semakin
banyak hormone PYY yang dikeluarkan. Selain itu, adanya makanan pada saluran cerna akan
menstimulasi sekresi glucagon-like peptide dan insulin sehingga semakin kuat memberi sinyal
pada hipotalamus untuk menekan selera makan (Guyton, 1998).
Daftar Rujukan
Bolander, F.F. 2004. Molecular Endocrinology Third Edition. California: Elsevier Inc.
Wynne, K., dan Bloom, S. 2006. The Role Oxyntomodulin and Peptide tyrosine – tyrosine
(PYY) in Appetite Control. Review Nature Clinical Practice Endrocrinology and
Metabolism Vol.2 no. 11.
Caballero, B., Finglas, P.M., dan Toldra, F. 2016. Encyclopedia of Food and Health. Oxford:
Elsevier, Inc.
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Greeley, G.H. 1999. Gastrointestinal Endocrinology. New York:Humana Press.
Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 1996. Textbook of Medical Physiology. Phyladelphia: W.B.
Saunders Company.
Meutia, N. 2005. Peran Hormon Ghrelin dalam Meningkatkan Nafsu Makan. E-USU
Repository: USU.
Rehfeld, J.F. 1998. Journal of Physiological Review: The New Biology of Gatrointestinal
Hormones. Vol.78 no.4.

You might also like