Dokumen tersebut membahas tentang keracunan yang disebabkan oleh pestisida obat kutu rambut yang mengandung zat berbahaya bernama diazinon. Diazinon dapat masuk ke tubuh melalui kulit atau pernafasan dan menyebabkan gangguan sistem saraf. Gejala awalnya berupa pusing dan mual, yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.
Dokumen tersebut membahas tentang keracunan yang disebabkan oleh pestisida obat kutu rambut yang mengandung zat berbahaya bernama diazinon. Diazinon dapat masuk ke tubuh melalui kulit atau pernafasan dan menyebabkan gangguan sistem saraf. Gejala awalnya berupa pusing dan mual, yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.
Dokumen tersebut membahas tentang keracunan yang disebabkan oleh pestisida obat kutu rambut yang mengandung zat berbahaya bernama diazinon. Diazinon dapat masuk ke tubuh melalui kulit atau pernafasan dan menyebabkan gangguan sistem saraf. Gejala awalnya berupa pusing dan mual, yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.
Dalam berita tersebut disebutkan penyebab keracunan
adalah pestisida yang digunakan untuk mengobati kutu rambut yang ternyata mengandung zat bernama Diazinon. Racun diduga masuk ke tubuh korban melalui kulit yang terbuka dan terhirup. MANIFESTASI KERACUNAN
Satu jam setelah menggunakan obat kutu, korban
mengalami pusing, mual, dan badan terasa lemas. Keesokan harinya, salah satu korban menghembuskan nafas terakhirnya dan malamnya satu korban lagi meninggal dunia.
3616258/2-kakak-beradik-di-boyolali-meninggal-keracunan- obat-kutu-rambut TINDAKAN YANG DILAKUKAN PADA KORBAN KERACUNAN
Korban dilarikan ke rumah sakit
DIAZINON
Apa itu Mekanisme Tatalaksana
diazinon? keracunan? keracunan? DIAZINON
Diazinon atau O,O-diethil O-[6-metil-2-(1-metiletil)-4-
pirimidin] fosforotioat atau O,O -dietil- O-(2-isopropil-6-metil- 4-pirimidil) fosforotioat adalah nama yang diberikan untuk pestisida sintesis golongan organofosfat yang didaftarkan pertama kali di Amerika pada tahun 1956. Diazinon merupakan insektisida non sistemik berspektrum lebar, digunakan untuk mengontrol serangga dan hama pada buah, sayuran, serta hasil pertanian. Penggunaannya harus memperhatikan dan mengikuti petunjuk penggunaan (Budiyanto, 1999) MEKANISME DIAZINON
Diazinon merupakan salah satu pestisida golongan
organofosfat yang digunakan sebagai insektisida oleh petani buah. Pestisida golongan organofosfat banyak digunakan karena harganya yang murah dan sifat -sifatnya yang menguntungkan. Golongan organofosfat bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim kolinesterase pada serangga penghisap dan pemakan daun, sehingga asetilkolin tidak terhidrolisis. Keracunan pestisida golongan organofosfat disebabkan oleh asetilkolin yang berlebihan mengakibatkan perangsangan terus -menerus saraf muskarinik dan nikotinik (Sartono, 2002). Diazinon diabsorbsi melalui cara yang bervariasi, baik melalui kulit yang terluka, mulut, dan saluran pencernaan serta saluran pernafasan. Melalui saluran pernafas an gejala timbul dalam beberapa menit. Bila terhirup dalam konsentrasi kecil dapat hanya menimbulkan sesak nafas dan batuk. Melalui mulut atau kulit umumnya membutuhk an waktu lebih lama untuk menimbulkan tanda dan gejala. Pajanan yang terbatas dapat menyebabkan akibat terlokalisir. Penyerapan melalui kulit yang terluka dapat menimbulkan keringat yang berlebihan dan kedutan (kejang) otot pada daerah yang terpajan saja. Pajanan pada mata dapat menimbulkan gejala berupa miosis atau pandangan kabur saja (Budiyanto, 1999). Kematian akibat keracunan diazinon umumnya berupa kegagalan pernafasan. Hal ini disebabkan karena adanya oedem paru, bronkokons triksi , kelumpuhan otot -otot pernafasan, kelumpuhan pusat pernafasan, peningkatan sekresi bronkus, dan depresi saraf pusat yang kesemuanya itu akan meningkatkan kegagalan pernafasan. Aritmia jantung seperti hearth block dan henti jantung lebih sedikit ditemukan sebagai penyebab kematian (Gagnon, 2011). PENANGANAN NON SPESIFIK
Berikan sulfas atropin dalam dosis tinggi.
Lakukan pernafasan buatan dan berikan oksigen, namun hindari pernafasan dari mulut ke mulut. Cuci kulit yang terkontaminasi dengan air dan sabun, dilakukan sebelum munculnya gejala atau setelah gejala - gejala terkontrol dengan atropin. Lakukan bilas lambung. Bila gejala -gejala keracunan belum muncul, bilas dengan air hangat, atau induksi muntah dengan sirup ipekak. Berikan laksatif magnesium sulfat 25 gr dalam 1 gelas air. Dalam kasus ini Castrol oil merupakan kontra indikasi karena mempermudah racun untuk melarut. (Budiyanto, 1999) PENANGANAN SPESIFIK
Sulfas atropin 2 mg IM dan diulang tiap 3 -6 menit sampai timbul
gejala atropinisasi (wajah merah, mulut kering, dilatasi pupil, dan nadi cepat). Pertahankan dengan pemberian atropin ulang sebagnyak 12mg dalam 2 jam pertama. Pemberian yang terputus akan menimbulkan gagal nafas. Dosis untuk anak -anak sebesar 0,04 mg/kgBB. Bila menimbulkan takikardia berat, diganti dengan propanolol. Berikan kolinesterase reaktivator seperti Paralidoksin (Protopam, piridin-2-aldoksin-metoklorida, 2 -PAM) 1 gr dalam larutan aquades secara IV perlahan -lahan dan dapat diulang setelah 30 menit bila pernafasan belum membaik. Dapat diberikan sebanyak 2x dalam 24 jam. Kolinesterase aktivator harus diberikan secepatnya setelah atropinisasi penuh karena dapat menimbulkan aging phenomenon , yaitu ikatan insektisida dengan AChE yang telah mengalami dealkilasi, sehingga dengan kolinesterase aktivator sudah tidak bisa melepaskan ikatan tersebut. Hal ini berbahaya karena atropin tidak memperbaiki paralisis otot -otot pernafasan. (Budiyanto, 1999) PERBANDINGAN TATALAKSANA
Dalam berita dikatakan bahwa korban tidak mendapatkan
penanganan dengan cepat karena membawa korban dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Oleh sebab itu, korban yang masih kecil, yang masih rentan, meninggal lebih dulu. DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, A. 1999. Ilmu Kedokteran
Forensik. Jakarta: UI Press. Gagnon, M. 2011. Diazinon. Washington DC: School of Public Health, George Washington University. Sartono. 2002. Racun dan Keracunan. Jakarta: Widya Medika. THANK YOU