You are on page 1of 3

I.

Topik
Gangguan penglepasan panas: Kelembaban relatif (termometer bola basah-bola kering
dan termometer sling)

II. Tujuan
2.1. Tujuan Instruksional Umum
Memahami pengaruh kelembaban relatif (KR) tinggi di daerah hutan hujan
tropis terhadap masuk keluarnya energi panas, kerja otot (mekanik listrik) dan
kelenjar (listrik mekanik).

2.2. Tujuan Instruksional Khusus


a. Menjelaskan pengaruh kelembaban relatif terhadap penglepasan panas.
b. Memahami prinsip kerja termometer bola basah-bola kering dalam
penggunaannya untuk mengukur kelembaban relatif.
III. Dasar Teori
Ketika udara yang berisi sejumlah air didinginkan,akan dicapai suatu temperatur
dimana tekanan parsial air sama dengan tekanan uap jenuh. Saat ini disebut titik embun.
Salah satu metode untuk mengukur kelembaban relatif adalah yang disebut dengan nama
teknik bola – basah – bola – kering, yang menggunakan 2 termometer. satu bola termometer
dipasang pada jaket kain ketat yang basah. Makin rendah kelembaban, makin banyak
penguapan yang terjadi dar bola basah, mennyebabkan pembacaan temperatur menjadi lebih
kecil. Perbandingan pembacaan temperatur pada termometer bola basah dan termometer yang
kering dapat dibandingkan kemudian dengan tabel khusus yang telah dibuat untuk
menyatakan kelembaban relatif (Giancoli,2001).

Termometer Sling memiliki prinsip kerja yang sama dengan termometer bola – basah
– bola – kering kecuali dalam hal penggunaannya yang diayunkan di udara.

IV. Alat Bahan


1. Formulir data
2. 2 termometer (bola basah dan bola kering) dan penyangga
3. Aquadest dalam botol dan pipet
4. Tabel KR bola basah – bola kering
5. Kertas tissue

V. Cara Kerja
1. Gunting kertas tissue sehingga meliputi bola basah sebagai jaket yang menempel
(jangan ada udara diantara bola basah dan kertas tissue)
2. Basahkan kertas tissue dan biarkan menyerap air yang tersedia
3. Kipas bola basah sehingga menjamin evaporasi terjadi dengan lancar
4. Ukur temperatur di bola basah dan bola kering
5. Baca KR dalam data atau tabel bola basah dan bola kering yang tersedia

VI. Hasil

No. Besaran Tempat


Rumput Aspal
1. Suhu termometer bola basah 29oC 29 oC
2. Suhu termometer bola kering 32 oC 34 oC
3. Kelembaban relatif (KR) 83% 69%
VII. Pembahasan

Pada praktikum pengukuran nilai KR yang telah dilakukan, diketahui bahwa setelah
kertaas tissue yang terdapat di termometer bola-basah perlu dibasahkan. Hal ini dilakukan
untuk menjamin terjadinya evaporasi secara lancar. Proses penguapan yang lancar merupakan
salah satu faktor yang penting dalam pembacaan temperatur termometer basah sehingga turut
mempengaruhi nilai KR yang akan diperoleh.
Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan di depan, diketahui bahwa tempat berumput
mempunyai kelembaban relatif yang lebih tinggi dibandingkan tempat beraspal. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa tempat berumput mempunyai potensi yang lebih tinggi
untuk menghambat penglepasan panas dari tubuh dibandingkan tempat beraspal. Hal ini
dapat terjadi sebab tempat yang mempunyai kelembaban relatif yang tinggi mengandung
udara yang hampir jenuh oleh uap H2O,sehingga kemampuannya untuk memyerap tambahan
kelembaban dari kulit berkurang. Dengan demikian, pada hari-hari yang panas di tempat
berumput, hanya terjadi sedikit pengurangan panas melalui evaporasi. Kelenjar keringat terus
mensekresikan cairannya, tetapi keringat hanya menetap di kulit atau menetes, tidak menguap
dan menimbulkan efek mendinginkan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil yang diperoleh diantaranya,
ketelitian pengamat dalam membaca skala termometer serta keterampilan pengamat dalam
merekatkan kertas tissue pada termometer basah. Hal ini perlu diperhatikan sebab adanya
udara diantara bola basah dan kertas tissue yang terjadi akibat kesalahan tersebut akan
mempengaruhi nilai KR yang diperoleh.

VIII. Kesimpulan
a. Kelembaban relatif (KR) yang tinggi akan menghambat terjadinya evaporasi,
demikian juga sebaliknya.
b. Tempat berumput mempunyai nilai kelembaban relatif (KR) yang lebih tinggi
dibandingkan tempat beraspal.

VIII. Daftar Pustaka


Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Edisi V. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.


Lampiran

You might also like