You are on page 1of 20

PENYAKIT RADANG PANGGUL

(Pelvic Inflamatory desease)

Pembimbing :
Dr. Roziana, Sp.OG

BAGIAN/ SMF OBSTETRI GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2017
DEFINISI
Penyakit Radang Panggul adalah infeksi pada tractus genitalis wanita
bagian atas yaitu pada endometrium, miometrium, tuba falopii, ovarium,
1 parametria, dan peritoneum pelvis.

PRP suatu penyakit infeksi serius yang biasanya menyerang wanita usia 16-
25 tahun. 15% kasus PRP muncul setelah dilakukannya biopsi
2 endometrium, curettage, hysteroscopy, dan setelah pemasangan IUD. 85%
muncul melalui infeksi spontan pada wanita usia reproduktif dengan
seksual aktif.

Dalam 2-3 dekade terakhir, insiden penyakit ini meningkat. Peningkatan


3
3 ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kehidupan sosial yang
bebas, meningkatnya insiden penyakit yang disebabkan oleh C.
trachomatis, N. gonorrhoeae dan ditularkan melalui hubungan seksual.
Anatomi

3
KLASIFIKASI

1.Endometritis
2. salpingitis
3. abses
tuboovaria
4. peritonitis
pelvik

4
• A.Tampak tuba yang
meradang (salpingitis)
• B.Perihepatitis pada infeksi
klamidia
• C.PID berat dengan
perlekatan
• D.PID berat dengan
perlekatan
• E.Piosalping

Gambar diambil dari Gynaecology ,


Fourth EditionRobert W Shaw,
David Luesley, and Ash Monga

1
Faktor Resiko

Adapun faktor resiko terjadinya penyakit


radang panggul adalah:
1. Pasangan sksual yang banyak
2. Riwayat PRP yang berulang
3. Infeksi oleh organisme yang ditularka
melalui hubungan seksual
4. Pemasangan IUD
5. Tindakan operasi padaorgan genital
seperti kuratase

Kajadian penyakit radang


panggul semakin meningkat
dengan adanya peningkatan
penyakit menulat seksual
(PMS)

6
Etiologi

Penyebab lainnya yang lebih


jarang terjadi adalah:
· Aktinomikosis (infeksi bakteri)
· Skistosomiasis (infeksi parasit)
· Tuberkulosis.
· Penyuntikan zat warna pada
pemeriksaan rontgen khusus

7
Patofisiologi

PID biasanya dimulai oleh servisitis (A). Hal ini diikuti oleh perubahan kondisi
mikroba di vagina dan serviks (B). Mengakibatkan vaginosis bakterial (C) Patogen
(baik yang awal maupun BV akan naik ke traktus genital atas.
Bagian yang berwarna abu-abu adalah bagian yang terkena

8
Patofisiologi
PENEGAKAN DIAGNOSA

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

10
Anamnesis

Gejala sangat bervariasi, tergantung lokasi,


intensitas, serta daya tahan tubuh.
•Nyeri/ketegangan abdomen bagian bawah
•Demam
•Gangguan berkemih
•Discharge vagina yang berlebihan
•Perdarahan intermenstrual atau pascakoitus,
dispareunia

11
Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

PEMERIKSAAN BIMANUAL

12
Pemeriksaan fisik

PEMERIKSAAN SPEKULUM

13
Manifestasi Klinis
A. Kriteria minimum
1. Nyeri tekan perut bagian
bawah
2. Nyeri waktu servik
digerakkan
3. Nyeri tekan daerah adnexa
B. Kriteria tambahan
1.Temperatur oral lebih dari 38,3 o C
C. Pemeriksaan kusus 2. Ditemukan cairan servikal dan
1.Adanya gambaran endometritis melalui vaginal yang abnormal
pemeriksaan PA 3. Meningkatnya LED
2.Adanya gambaran tubo ovarian abses 4. Meningkatnya c-reaktif protein
melalui USG 5. Tes spesifik untuk
3. Laparoskopi mikroorganisme tertentu

14
Tatalaksana

• CDC menganjurkan ambang terapi yang rendah


pada wanita usia reproduksi yang dicurigai
menderita PRP
•Terapi empiris untuk PRP perlu diberikan pada
wanita seksual aktif dengan nyeri perut bawah yang
disertai dengan satu atau lebih gejala
•Nyeri goyang porsio
•Nyeri tekan uterus
•Nyeri adneksa

15
Tatalaksana
Pada wanita dengan terapi rawat
PRP ringan jalan

Pasien dengan PRP dirawat bila


•Kecurigaan kedaruratan bedah
•Pasien dalam keadaan hamil
•Tidak respon terapi oral
•Tidak dapat meminum terapi oral
•Tampak sakit berat, mual dan muntah atau demam yang tinggi
•Pasien dengan abses tuboovaria

16
Tatalaksana

Parenteral
•Diberikan pada PRP
berat
•Rejimen pengobatan
sebagai berikut

17
Tatalaksana

Pada pasien dengan


PRP ringan dapat
rawat jalan dengan
antibiotik oral

18
Prognosis

•Pasien yang ditatalaksana dengan tepat menunjukkan


prognosis yang baik

•Namun bila tidak teratasi dapat menimbulkan


komplikasi jangka panjang, yaitu nyeri pinggang kronik,
infertilitas, dan kehamilan ektopik

19
TERIMA KASIH
1

You might also like