Professional Documents
Culture Documents
ISOLASI SOSIAL
I. MASALAH UTAMA
Isolasi Sosial
PENGERTIAN
Hubungan Sosial
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
ETIOLOGI
Terjadinya menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan
stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan
faktor predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan
sosial budaya merupakan faktor predisposisi terjadi perilaku menarik diri.
Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya
diri, tidak percaya pada diri orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus
asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindari orang lain, tidak
mampu merumuskan keinginan dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat
menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain,
menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri dan
kegiatan sendiri terabaikan.
Menurut Townsend (1998) penyebab penarikan diri dari masa bayi sampai
tahap akhir perkembangan adalah :
Kelainan pada konsep diri
Perkembangan ego yang terlambat
Perlambatan mental yang ringan sampai sedang
Abnormalitas SSP tertentu, seperti adanya neurotoksin, epilepsi,
serebral palsi, atau kelainan neurologist lainnya
Kelainan fungsi dari sistem keluarga
Lingkungan yang tidak terorganisir dan semrawut
Penganiayaan dan pengabaian anak
Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
Model-model peran yang negatif
Fiksasi dalam fase perkembangan penyesuaian
Ketakutan yang sangat terhadap penolakan dan terlalu terjerumus
Kurang identitas pribadi
Tanda dan gejala menarik diri adalah menarik diri, tidak ada
perhatian, tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain, berat
badan menurun atau meningkat secara drastis, kemunduran kesehatan
fisik, tidur berlebihan, tinggal ditempat tidur dalam waktu yang lama,
banyak tidur siang, kurang bergairah, tidak memperdulikan lingkungan,
kegiatan menurun, immobilisasi, mondar – mandir, melakukan gerakan
secara berulang dan keinginan seksual menurun. (Depkes, 1996)
Kebutuhan Fisiologis
Klien dengan interaksi sosial menarik diri kurang memperhatikan diri dan
lingkungannya sehingga motivasi untuk makan sendiri tidak ada. Klien
kurang memperhatikan kebutuhan istirahat dan tidur, karena asyik dengan
pikirannya sendiri sehingga tidak ada minat untuk mengurus diri dan
keberhasilannya.
Klien dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan merasa tidak
percaya diri, merasa dirinya tidak pantas menerima pengakuan dan
penghargaan dari orang lain dan klien akan merasa rendah diri untuk
meminta pengakuan dari orang lain.
Solitude Kesepian
Otonomi Impulsif
Bekerjasama Tergantung
a. Faktor pencetus
1) Faktor perkembangan
Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan
respon sosial yang maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa individu
yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil
memisahkan diri dari orang tua. Norma keluarga mungkin tidak
mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain di luar keluarga.
Keluarga seringkali mempunyai peran yang tidak jelas. Orang tua pecandu
alkohol dan penganiaya anak juga dapat mempengaruhi seseorang
berespons sosial maladaptif.
Organisasi anggota keluarga bekerjasama dengan tenaga
profesional untuk mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang
hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaboratif
sewajarnya mengurangi menyalahkan keluarga oleh tenaga profesional.
2) Faktor Biologis
Faktor genetik juga dapat menunjang terhadap respons sosial
maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam
perkembangan gangguan ini, namun masih tetap diperlukan penelitian
lebih lanjut mengenai kebenaran keterlibatan neurotransmiter.
3) Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain
atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti
lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena
mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok
budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan
merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
b. Stresor pencetus
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang
penuh stres seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Stresor
pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori:
1) Stresor sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh :
a). Menurunnya stabilitas unit keluarga
b). Perpisahan dengan orang yang berarti dalam kehidupannya,
misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2) Stresor psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah
dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi
Data Subjektif :
Data Objektif
sering menunduk
dll
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk, 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Keliat Budi Ana. 1999.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta :
EGC.
Keliat Budi Ana. 1999. Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th
ed.). St.Louis Mosby Year Book.
http://winddyasih.wordpress.com/2008/10/10/isolasi-sosial-menarik-diri/
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien :……………. Ruangan :…………….
No. CM :……………. Dx Medis :……………
Tg No Dx Perencanaan
l Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Isolasi Sosial Tujuan : Klien 1. Setelah…..× 1. Bina hubungan saling percaya 1. Kepercayaan dari
dapat interaksi klien dengan menggunakan prinsip klien merupakan
berinteraksi menunjukan tanda- komunikasi terapeutik : hal yang mutlak
dengan orang tanda percaya Sapa klien dengan ramah baik serta akan
lain kepada perawat : verbal maupun nonverbal memudahkan
Ekspresi wajah Perkenalkan nama, nama panggilan dalam pendekatan
SP 1 : Klien bersahabat dan tujuan perawat berkenalan dan tindakan
dapat Menunjukan rasa Tanyakan nama lengkap dan nama keperawatan yang
membina senang penggilan yang disukai klien akan dilakukan
hubungan Ada kontak mata Buat kontrak yang jelas kepada klien
saling percaya Mau berjabat Tunjukan sikap jujur dan menepati
tangan janji setiap kali berinteraksi
mau menyebutkan Tunjukan sikap empati dan
nama menerima apa adanya
Mau menjawab Beri perhatian kepada klien dan
salam masalah yang dihadapi klien
Mau duduk Dengarkan dengan penuh perhatian
berdampingan ekspresi perasaan klien
dengan perawat
Bersedia
mengungkapkan
masalah yang
dihadapi
SP 2 : Klien 2. Setelah…..× 2.1 Tanyakan pada klien tentang: 2. Dengan mengetahui
mampu interaksi klien orang yang tinggal penyebab klien
menyebutkan dapat menyebutkan serumah/teman sekamar klien menarik diri dapat
penyebab minimal satu orang yang paling dekat di temukan
menarik diri penyebab menarik dengan klien di rumah/ di ruang mekanisme koping
diri dari : perawatan klien dalam
Diri sendiri apa yang membuat klien dekat berinteraksi sosial
Orang lain dengan orang tersebut serta strategi apa
Lingkungan orang yang tidak dekat dengan yang akan
klien di rumah/ di ruang diterapkan kepada
perawatan klien
Apa yang membuat klien
tidak dekat dengan orang
tersebut
Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2.2 Diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau
bergaul dengan orang lain
2.3 Beri pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan
perasaannya