You are on page 1of 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

I. MASALAH UTAMA

Isolasi Sosial

II. PROSES TERJADI MASALAH

PENGERTIAN

Hubungan Sosial

Hubungan sosial adalah hubungan untuk menjalin kerjasama dan


ketergantungan dengan orang lain (Stuart and Sundeen, 1998).
Kerusakkan Interaksi Sosial

Kerusakkan interaksi sosial adalah suatu kerusakkan interpersonal


yang terjadi akibat kepribadiuan yang tidak flesibel yang menimbulkan
perilaku maladaptif yang mengganggu fungsi seseorang dalam
berhubungan sosial (Depkes RI, 2002 :114).
Isolasi Sosial : Menarik Diri

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami


seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan
mengancam (Mary C. Rownsendl,1998:152).
Menarik diri adalah suatu sikap dimana individu menghindari dari
interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan
hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi
perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk
berhubungan secara spontan dengan orang lain (RSJ, 1996).
Kerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang
tidak fleksibel, tingkah maladaptif dan mengganggu fungsi individu dalam
hubungan sosialnya (Stuart dan Sundeen, 1 998),
Pengertian kerusakan sosial menurut Townsend (1998) adalah
suatu keadaan seseorang berpartisipasi dalam pertukaran sosial dengan
kuantitas dan kualitas yang tidak efektif. Klien yang mengalami kerusakan
interaksi sosial mengalami kesulitan dalam ber interaksi dengan orang lain
yang salah satunya mengarah pada perilaku menarik diri.

RENTANG RESPON SOSIAL

Manusia sebagai makhluk sosial adalah memenuhi kebutuhan sehari –


hari, tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa ada hubungan dengan
lingkungan sosialnya. Hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosialnya
menimbulkan respon– respon sosial pada individu. Rentang respon sosial individu
berada dalam rentang adaptif sampai dengan maladaptif.

Respon Adaptif

Yaitu respon individu dalam penyesuaian masalah yang dapat diterima


oleh norma – norma sosial dan kebudayaan, meliputi :
a. Solitude (Menyendiri)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa
yng telah dilakukan di lingkungan sosialnya, dan merupakan suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah – langkah selanjutnya.
b. Autonomy (Kebebasan)
Respon individu untuk menentukan dan menyampaikan ide – ide pikiran
dan perasaan dalam hubungan sosial
c. Mutuality
Respon individu dalam berhubungan interpersonal dimana individu saling
memberi dan menerima.
d. Interdependence (Saling Ketergantungan)
Respon individu dimana terdapat saling ketergantungan dalam melakukan
hubungan interpersonal.

Respon Antara Adaptif dan Maladaptif


a. Aloness (Kesepian)
Dimana individu mulai merasakan kesepian, terkucilkan dan tersisihkan
dari lingkungan.
b. Manipulation (Manipulasi)
Hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain dan individu
cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan bukan pada orang lain.
c. Dependence (Ketergantungan)
Individu mulai tergantung kepada individu yang lain dan mulai tidak
memperhatikan kemampuan yang dimilikinya.

Respon Maladaptif

Yaitu respon individu dalam penyelesaian masalah yang menyimpang dari


norma – norma sosial dan budaya lingkungannya.
a. Loneliness (Kesepian)
Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak
berhubungan dengan orang lain atau tanpa bersama orang lain untuk
mencari ketenangan waktu sementara.
b. Exploitation (Pemerasan)
Gangguan yang terjadi dimana seseorang selalu mementingkan
keinginannya tanpa memperhatikan orang lain untuk mencari ketenangan
pribadi.
c. Withdrawl (Menarik Diri)
Gangguan yang terjadi dimana seseorang menentukan kesulitan dalam
membina hubungan saling terbuka dengan orang lain, dimana individu
sengaja menghindari hubungan interpersonal ataupun dengan
lingkungannya.
d. Paranoid (Curiga)
Gangguan yang terjadi apabila seseorang gagal dalam mengembangkan
rasa percaya pada orang lain.

ETIOLOGI
Terjadinya menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan
stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan
faktor predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan
sosial budaya merupakan faktor predisposisi terjadi perilaku menarik diri.
Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya
diri, tidak percaya pada diri orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus
asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindari orang lain, tidak
mampu merumuskan keinginan dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat
menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain,
menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri dan
kegiatan sendiri terabaikan.
Menurut Townsend (1998) penyebab penarikan diri dari masa bayi sampai
tahap akhir perkembangan adalah :
 Kelainan pada konsep diri
 Perkembangan ego yang terlambat
 Perlambatan mental yang ringan sampai sedang
 Abnormalitas SSP tertentu, seperti adanya neurotoksin, epilepsi,
 serebral palsi, atau kelainan neurologist lainnya
 Kelainan fungsi dari sistem keluarga
 Lingkungan yang tidak terorganisir dan semrawut
 Penganiayaan dan pengabaian anak
 Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
 Model-model peran yang negatif
 Fiksasi dalam fase perkembangan penyesuaian
 Ketakutan yang sangat terhadap penolakan dan terlalu terjerumus
 Kurang identitas pribadi

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala menarik diri adalah menarik diri, tidak ada
perhatian, tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain, berat
badan menurun atau meningkat secara drastis, kemunduran kesehatan
fisik, tidur berlebihan, tinggal ditempat tidur dalam waktu yang lama,
banyak tidur siang, kurang bergairah, tidak memperdulikan lingkungan,
kegiatan menurun, immobilisasi, mondar – mandir, melakukan gerakan
secara berulang dan keinginan seksual menurun. (Depkes, 1996)

DAMPAK MENARIK DIRI TERHADAP KEBUTUHAN DASAR


MANUSIA

Dibawah ini akan dijelaskan mengenai dampak gangguan interaksi sosial


menarik diri terhadap kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh
Abraham Maslow.

Kebutuhan Fisiologis

Klien dengan interaksi sosial menarik diri kurang memperhatikan diri dan
lingkungannya sehingga motivasi untuk makan sendiri tidak ada. Klien
kurang memperhatikan kebutuhan istirahat dan tidur, karena asyik dengan
pikirannya sendiri sehingga tidak ada minat untuk mengurus diri dan
keberhasilannya.

Kebutuhan Rasa Aman

Klien dengan gangguan interaksi menarik diri cenderung merasa cemas,


gelisah, takut dan bingung sehingga akan menimbulkan rasa tidak aman
bagi klien.

Kebutuhan Mencintai dan Dicintai

Klien dengan gangguan interaksi sosial menarik diri cenderung


memisahkan diri dari orang lain.

Kebutuhan Harga Diri

Klien dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan mengalami


perasaan yang tidak berarti dan tidak berguna. Klien akan mengkritik diri
sendiri, menurunkan dan mengurangi martabat diri sendiri sehingga klien
terganggu.
Kebutuhan Aktualisasi Diri

Klien dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan merasa tidak
percaya diri, merasa dirinya tidak pantas menerima pengakuan dan
penghargaan dari orang lain dan klien akan merasa rendah diri untuk
meminta pengakuan dari orang lain.

Rentang Respon Perilaku

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Solitude Kesepian

Manipulasi Menarik diri

Otonomi Impulsif

Bekerjasama Tergantung

Narkisisme Saling Tergantung

a. Faktor pencetus
1) Faktor perkembangan
Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan
respon sosial yang maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa individu
yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil
memisahkan diri dari orang tua. Norma keluarga mungkin tidak
mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain di luar keluarga.
Keluarga seringkali mempunyai peran yang tidak jelas. Orang tua pecandu
alkohol dan penganiaya anak juga dapat mempengaruhi seseorang
berespons sosial maladaptif.
Organisasi anggota keluarga bekerjasama dengan tenaga
profesional untuk mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang
hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaboratif
sewajarnya mengurangi menyalahkan keluarga oleh tenaga profesional.
2) Faktor Biologis
Faktor genetik juga dapat menunjang terhadap respons sosial
maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam
perkembangan gangguan ini, namun masih tetap diperlukan penelitian
lebih lanjut mengenai kebenaran keterlibatan neurotransmiter.
3) Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain
atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti
lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena
mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok
budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan
merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
b. Stresor pencetus
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang
penuh stres seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Stresor
pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori:
1) Stresor sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh :
a). Menurunnya stabilitas unit keluarga
b). Perpisahan dengan orang yang berarti dalam kehidupannya,
misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2) Stresor psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah
dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi

III. POHON MASALAH


Efek Resiko bunuh diri / mencelakai oang lain
↓↑
Masalah Isolasi Sosial

Penyebab HDR Defisit perawatan diri, mekanisme koping tidak
efektif

IV. MASALAH DAN DATA YANG HARUS DIKAJI

Data Subjektif :

 Riwayat tugas perkembangan

 Perasaan PD dan takut

 Perasaan putus asa dan pesimis

Data Objektif

 tidak ada kontak mata

 sering menunduk

 menghindar dari orang lain

 tidak nafsu makan

 dll
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Keliat Budi Ana. 1999.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta :
EGC.
Keliat Budi Ana. 1999. Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th
ed.). St.Louis Mosby Year Book.
http://winddyasih.wordpress.com/2008/10/10/isolasi-sosial-menarik-diri/
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien :……………. Ruangan :…………….
No. CM :……………. Dx Medis :……………

Tg No Dx Perencanaan
l Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Isolasi Sosial Tujuan : Klien 1. Setelah…..× 1. Bina hubungan saling percaya 1. Kepercayaan dari
dapat interaksi klien dengan menggunakan prinsip klien merupakan
berinteraksi menunjukan tanda- komunikasi terapeutik : hal yang mutlak
dengan orang tanda percaya  Sapa klien dengan ramah baik serta akan
lain kepada perawat : verbal maupun nonverbal memudahkan
 Ekspresi wajah  Perkenalkan nama, nama panggilan dalam pendekatan
SP 1 : Klien bersahabat dan tujuan perawat berkenalan dan tindakan
dapat  Menunjukan rasa  Tanyakan nama lengkap dan nama keperawatan yang
membina senang penggilan yang disukai klien akan dilakukan
hubungan  Ada kontak mata  Buat kontrak yang jelas kepada klien
saling percaya  Mau berjabat  Tunjukan sikap jujur dan menepati
tangan janji setiap kali berinteraksi
 mau menyebutkan  Tunjukan sikap empati dan
nama menerima apa adanya
 Mau menjawab  Beri perhatian kepada klien dan
salam masalah yang dihadapi klien
 Mau duduk  Dengarkan dengan penuh perhatian
berdampingan ekspresi perasaan klien
dengan perawat
Bersedia
mengungkapkan
masalah yang
dihadapi
SP 2 : Klien 2. Setelah…..× 2.1 Tanyakan pada klien tentang: 2. Dengan mengetahui
mampu interaksi klien  orang yang tinggal penyebab klien
menyebutkan dapat menyebutkan serumah/teman sekamar klien menarik diri dapat
penyebab minimal satu  orang yang paling dekat di temukan
menarik diri penyebab menarik dengan klien di rumah/ di ruang mekanisme koping
diri dari : perawatan klien dalam
 Diri sendiri  apa yang membuat klien dekat berinteraksi sosial
 Orang lain dengan orang tersebut serta strategi apa
 Lingkungan  orang yang tidak dekat dengan yang akan
klien di rumah/ di ruang diterapkan kepada
perawatan klien
 Apa yang membuat klien
tidak dekat dengan orang
tersebut
 Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2.2 Diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau
bergaul dengan orang lain
2.3 Beri pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan
perasaannya

SP 3 : Klien 3. Setelah…..× 3.1 Tanyakan pada klien tentang : 3. Dengan


mampu interaksi klien  Manfaat hubungan sosial mengetahui
menyebutkan dapat menyebutkan  Kerugian menarik diri manfaat
keuntungan keuntungan 3.2 Diskusikan bersama klien tentang berhubungan sosial
berhubungan berhubungan manfaat berhubungan sosial dan dan kerugian
sosial dan sosial, kerugian menarik diri menarik diri maka
kerugian misalnya : 3.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien akan
menarik diri  banyak teman klien mengungkapkan perasaannya termotivasi untuk
 tidak kesepian berinteraksi
 bisa diskusi dengan orang lain
 saling
menolong
dan kerugian
menarik diri,
misalnya :
 sendiri
 kesepian
tidak bisa diskusi
SP 4 : klien 4. Setelah…..× 4.1 Observasi perilaku klien saat 4. Melibatkan klien
dapat interaksi klien berhubungan sosial dalam interaksi
melaksanakan dapat 4.2 Beri motivasi dan bantu klien sosial mendorong
hubungan melaksanakan untuk berkenalan/berkomunikasi klien untuk melihat
sosial secara hubungan sosial dengan : dan merasakan
bertahap secara bertahap  Perawat secara langsung
dengan :  Klien lain manfaat dari
 perawat  Kelompok berhubungan sosial
 perawat lain 4.3 Libatkan klien dalam TAK serta meningkatkan
 klien lain 4.4 Diskusikan jadwal harian yang konsep diri klien
 kelompok dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien
bersosialisasi
4.5 Beri motivasi klien untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat
4.6 Beri pujian terhadap kemampuan
klien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang
dilaksanakannya
SP 5 : Klien 5. Setelah…..× 5.1 Diskusikan dengan klien tentang 5. Untuk mengetahui
mampu interaksi klien perasaannya setelah berhubungan kemajuan klien
menjelaskan dapat menjelaskan sosial dengan : dalam
perasaannya perasaannya  Orang lain berinteraksi serta
setelah setelah  Kelompok menilai
berhubungan berhubungan sosial 5.2 Beri pujian terhadap kemampuan keberhasilan
sosial : klien memperluas pergaulannya dalam strategi
 Orang lain melalui aktivitas yang pelaksanaan
 Kelompok dilaksanakan
SP 6 : Klien 6. Setelah…..× 6.1 Diskusikan pentingnya peran serta 6. Keluarga adalah
mendapat interaksi keluarga keluarga sebagai pendukung klien sistem
dukungan dapat menjelaskan untuk mengatasi perilaku menarik pendukung utama
keluarga tentang : diri bagi klien untuk
dalam  Pengertian 6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk meningkatkan ke
memperluas menarik diri membantu klien mengatasi PD agar mampu
hubungan  Tanda dan perilaku menari diri berinteraksi
sosial gejala menarik 6.3 Jelaskan pada keluarga tentang : sosial
diri  Pengertian menarik diri
 Penyebab dan  Tanda dan gejala menarik diri
akibat menarik  Penyebab dan akibat menarik
diri diri
 cara merawat  cara merawat klien menarik
klien menarik diri
diri 6.4 Latih keluarga cara merawat klien
menarik diri
6.5 Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang
dilatihkan
6.6. Beri motivasi keluarga agar
membantu klien untuk
bersosialisasi
6.7 Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat klien di
RS
SP 7 : KLien 7.1 Setelah…..× 7.1 Diskusikan dengan klien tentang 7. Mensukseskan
dapat interaksi klien manfaat minum obat, kerugian program
memanfaatkan menyebutkan : tidak minum obat, nama obat, pengobatan
obat dengan  Manfaat warna obat, dosis yang diberikan, klien serta
baik minum obat efek terapi, dan efek samping mengoptimalka
 Kerugian tidak 7.2 Pantau klien saat penggunaan n kerja dari obat
minum obat obat terhadap klien
 Nama obat 7.3 Beri pujian jika klien
 Warna obat menggunakan obat dengan benar
 Dosis yang 7.4 Diskusikan akibat berhenti minum
diberikan obat tanpa konsultasi dengan
 Efek terapi dokter
 Efek samping 7.5 Anjurkan klien untuk konsultasi
7.2 Setelah…..× kepada dokter/perawat jika terjadi
interaksi klien hal-hal yang tidak diinginkan
mendemonstrasik
an penggunaan
obat dengan
benar
7.3 Setelah…..×
interaksi klien
menyebutkan
akibat berhenti
obat tanpa
konsultasi dokter

You might also like