You are on page 1of 25

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny.’M’ 36-37


MINGGU DENGAN SC PREEKLAMPSIA BERAT
GEMELLI DI POLIKLINIK KEBIDANAN
RSUD PARIAMAN 2018

Oleh :

KELOMPOK II
RUANG RAWATAN KEBIDANAN

NELLY SUSANTI
YANTI HERAWATI
YULIAZMI
ZAKIYATUR RAHMI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2018
Lembar Pengesahan

Laporan Kasus
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi
ante, intra dan post partum. Dari gejala-gejala klinik pre eklampsia dapat dibagi
menjadi preeklampsia ringan dan preklampsia berat. Pembagian preeklampsia
menjadi beratdan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda,
sebab seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat
mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma (Sarwono, 2010).
Preeklampsia (dahulu disebut gestosis) merupakan hipertensi yang dipicu oleh
kehamilan dan terjadi pada 5-20% perempuan khususnya primigravida, ibu hamil
dengan kehamilan kembar, ibu yang menderita diabetes mellitus dan hipertensi
essensial. Bahaya dari preeklampsia meliputi solutio placenta, kegagalan ginjal,
jantung, hemorargi serebral, insupisiensi placenta dan gangguan pertumbuhan
janin (Denis Tiran, 2006).
Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu
penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka
diklasifikasikan ke dalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan.
PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema dan proteinuria yang
masif. Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma dan/atau kejang di
samping ketiga tanda khas PEB. Menurut World Health Organization (WHO),
salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia
(PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka
kejadian pre-eklampsia berkisar 6-7%dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka
kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara
berkembang masih tinggi (Amelda, 2008). Berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI)
tercatat mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Menurut Departemen Kesehatan
(Depkes) pada tahun 2010, penyebab langsung kematian ibu di Indonesia terkait
kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi
11%, partus lama 5% dan abortus 5%.
Di Indonesia, angka kejadian preeklamsi berkisar antara 2,1-8,5% dan
kelainan ini masih merupakan penyebab kematian ibu nomor dua tertinggi (24%),
setelah pendarahan (Depkes RI, 2001). Untuk angka kejadian di RSUD Pariaman,
periode 2002-2003 dilaporkan kejadian preeklamsi sebesar 5,83% (Oka dan
Surya, 2004), pada periode 2004-2005 sebesar 6,06% (Sudarmayasa dan
Surya, 2006), sementara pada periode 2009-2010, dilaporkan sebesar 7,31%
(Lidapraja dan Surya, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul laporan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan preeklampsi berat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempersiapkan peserta didik untuk menjadi kandidat bidan dalam
mengaplikasikan ilmu diperkuliahan agar menjadi bidan yang
profesional.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui pengkajian secara sistematis yang dilakukan
pada pasien dengan Preeklampsia berat di Poliklinik Kebidanan
RSUD Pariaman.
b. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang yang
dilakukan pada pasien dengan Preeklampsia berat di Poliklinik
Kebidanan RSUD Pariaman.
c. Mahasiswa mengetahui diagnosis pada pasien dengan Preeklampsia
berat di Poliklinik Kebidanan RSUD Pariaman.
d. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan pada pasien dengan
Preeklampsia berat di Poliklinik Kebidanan RSUD Pariaman.
C. Manfaat
1. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan
datang.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
mutu pelayanan yang profesional oleh tenaga kesehatan untuk
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklampsia
berat.
3. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta keterampilan
dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan preeklampsia berat.
4. Bagi Klien
Dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan selama
masa hamil dengan preeklampsi berat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan. Triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke 4
sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan
(Prawirohardjo, 2008).
Tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan
lanjut, adalah :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat
3. Penglihatan kabur
4. Bengkak diwajah dan tangan
5. Keluar cairan pervaginam
6. Gerak janin terasa dan nyeri perut yang hebat (Suryati, 2011)
Preeklampsia (PE) adalah gangguan yang terjadi setelah minggu ke-20
kehamilan dan ditandai dengan hipertensi dan proteinuria (Silasi Michele,
2010). Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda gejala dibawah
ini :
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg
atau lebih.
2. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan
kualitatif.
3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam.
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium.
5. Edema paru dan sianosis (Ilmu Kebidanan : 2005).
Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan telah ada
(Rustam Mochtar, 2009).
Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria
dan atau disertai udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Asuhan
Patologi Kebidanan : 2009).
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai proteiuria
dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.(Asuhan Kebidanan
IV:2010).
Jadi, preeklampsia berat adalah suatu kondisi yang spesifik pada
kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg
disertai proteinuria > 5 gr/24 jam atau oedem yang terjadi pada kehamilan 20
minggu atau lebih.

B. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya pre-eklampsi masih belum diketahui. Penyakit
ini dianggap sebagai sesuatu “Maladaptation syndrome” dengan akibat suatu
vasospasme general dengan segala akibatnya (Abadi et al, 2008; Shah, 2009).
Preeklampsi dikaitkan dengan komponen genetik, meskipun mekanisme
aktual masih diperdebatkan. Pre eklamsi juga dikaitkan dengan mekanisme
plasentasi, namun pre eklamsi tidak selalu muncul pada keadaan patologis
plasenta (Abadi et al, 2008; Wilson, 2004).
C. Patofisiologi
Patofisiologi pre-eklamsi merupakan suatu disfungsi/ kerusakan sel
endotel vaskuler secara menyeluruh dengan penyebab multifaktor, seperti:
imunologi, genetik, nutrisi (misalnya defisiensi kalsium) dan lipid peroksidasi.
Kemudian berlanjut dengan gangguan keseimbangan hormonal prostanoid
yaitu peningkatan vasokonstriktor (terutama tromboxan) dan penurunan
vasodilator (prostasiklin), peningkatan sensitivitas terhadap vasokonstriktor
agregasi platelet (trombogenik), koagulopati dan aterogenik. Perubahan level
seluler dan biomolekuler di atas telah dideteksi pada umur kehamilan 18-
20minggu, selanjutnya sekurang-kurangnya umur kehamilan 24 minggu dapat
diikuti perubahan/ gejala klinis seperti hipertensi, oedema dan proteiuria.
Awalnya adalah defisiensi invasi sel-sel trofoblas atas arteri spiralis pada
plasenta yang dimediasi/ dipengaruhi proses imunologis, dan hal ini
mengakibatkan gangguan perfusi unit fetoplasental. (Abadi et al, 2008)

D. MANIFESTASI KLINIS
Kehamilan 20 minggu atau lebih dengan tanda-tanda:
1. Desakan darah sistolik ≥160 mmHg, diastolik ≥110 mmHg. Desakan
darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit
dan menjalani tirah baring
2. Protein urine ≥5 gram/ 24jam atau kualitatif 4+ (++++).
3. Oliguri jumlah produksi urine  500cc/ 24jam atau disertai kenaikan kadar
kreatinin darah.
4. Adanya gejala-gejala eklampsia impending: gangguan visus, gangguan
serebral, nyeri epigastrium, hiper refleksia.
5. Adanya sindroma HELLP (Hemolysis Elevated Liver enzyme Low
Platelet) (Abadi et al, 2008).
E. Faktor Resiko
Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo (2005), faktor resiko pre-
eklamsia berat adalah :
1. Riwayat Preeklampsia
2. Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibody
penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga
meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia
3. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali
berturut-turut (2 minggu)
4. Kehamilan ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang
mempunyai bayi kembar atau lebih.
5. Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensu kronik,
diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik arthritis
atau lupus.

F. Diagnosis
Diagnosis di tegakkan berdasarkan kriteria preeklamsia berat
sebagaimana tercantum di bawah:
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolic ≥ 110 mmHg.
2. Protein uria lebih dari positif 2 (++)
3. Oliguria yaitu produksi urine kurang dari 400 cc/ 24 jam
4. Edema paru : Nafas pendek, sianosis, ronkhi +
5. Nyeri daerah epigastrium
6. Gangguan penglihatan
7. Nyeri kepala hebat (maternal & neonatal, 2007).
8. Terdapat mual sampai muntah (Manuaba, 2010).
G. Macam-Macam Hipertensi Dalam Kehamilan
Hipertensi pada kehamilan dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori, yaitu:
1. Hipertensi kronik: hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
yang diukur setelah beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi duduk)
yang telah didiagnosis sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi yang
timbul sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu.
2. Preeklamsia-Eklamsia: peningkatan tekanan darah yang baru timbul
setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan
berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada
pemeriksaan laboratorium dijumpai protein di dalam air seni (proteinuria).
Eklamsia: preeklamsia yang disertai dengan kejang.
3. Preeklamsia superimposed pada hipertensi kronik: preeklamsia yang
terjadi pada perempuan hamil yang telah menderita hipertensi sebelum
hamil.
4. Hipertensi gestasional: hipertensi pada kehamilan yang timbul pada
trimester akhir kehamilan, namun tanpa disertai gejala dan tanda
preeklamsia, bersifat sementara dan tekanan darah kembali normal setelah
melahirkan (postpartum). Hipertensi gestasional berkaitan dengan
timbulnya hipertensi kronik suatu saat di masa yang akan datang.

H. Penatalaksanaan
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-
eklamsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi perawatan
aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan
medicinal dan perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan
ditambah pengobatan medicinal (AYeyeh.R, 2011). Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut :
1. Perawatan aktif
Pada setiap penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif
dilakukan pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees test
(NST) dan ultrasonograft (USG), dengan indikasi (salah satu atau lebih),
yakni :
a. Pada ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau
gejala impending eklamsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah
6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah
24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada
perbaikan).
b. Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra
uterine growth retardation (IUGR)
c. Hasil laboratorium
Adanya HELLP sindrom (haemolisis dan peningkatan fungsi hepar
dan trombositopenia).
2. Penanganan kejang
a. Beri obat antikonvulsan
b. Pelengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker
oksigen, oksigen)
c. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
d. Aspirasi mulut dan tenggorokan
e. Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trandelenburg untuk
mengurangi resiko aspirasi
f. Beri O2 4-6 liter/menit
3. Penanganan umum
a. Jika tekanan diastolik >110 mmHg, berikan anti hipertensi, sampai
tekanan diastolik antara 90-100 mmHg
b. Pasang infus RL dengan jarum besar (16 gauge atau lebih)
c. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
d. Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuria
e. Jika jumlah urine <30 ml per jam :
1) Infus cairan dipertahankan 1 1/8 jam
2) Pantau kemungkinan edema paru
f. Jangan tinggalkan pasien sendirian, kejang disertai aspirasi dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin
g. Observasi tanda-tanda vital, reflex, dan DJJ setiap jam
h. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru (Maternal dan
Neonatal, 2010)
4. Pengobatan dengan MgSO4
a. Dosis awal
1) MgSO4 4gr IV sebagai larutan 20% 5 menit
2) Diikuti dengan MgSO4 (50%) 5gr IM dengan 1 ml ligonain 2%
b. Dosis Pemeliharaan
1) MgSO4 (50%) 5gr + ligonokain 2% 1 ml IM setiap 4 jam
2) Sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang berakhir (Maternal
dan Neonatal, 2007).
5. Pengobatan Obstetrik
Pengobatan obstetri dilakukan dengan cara terminasi terhadap
kehamilan yang belum inpartu, yaitu :
a. Induksi persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai bishop 5 atau
lebih dan dengan fetal heart monitoring.
b. Seksio Sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila: fetal
assessment jelek. Syarat tetesan oksitocyn tidak dipenuhi (nilai bishop
< 5) atau adanya kontraindikasi tetesan oksitocyn; 12 jam setelah
dimulainya tetesan oksitocyn belum masuk fase aktif. Pada
primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio
sesaria.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny.’M’ 36-37 MINGGU
DENGAN SC PREEKLAMPSIA BERAT GEMELLI
DI POLIKLINIK KEBIDANAN
RSUD PARIAMAN 2018

Hari/Tanggal : Jumat, 03 Agustus 2018


Pukul : 09.30 WIB

A. SUBJEKTIF DATA
1. Identitas
Istri Suami
Nama Ny. M Tn. Z
Umur 35 tahun 39 tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Minang/ Indonesia Minang/ Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Swasta
Alamat Korong Sungai Laban Kec. Nan Sabaris

2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan hamil ±9 bulan ingin memeriksakan kehamilannya mengeluh
nyeri perut bagian bawah sejak tadi malam.

3. Riwayat perkawinan : kawin 1 kali, pertama kali kawin umur 20 tahun


dengan suami sekarang sudah 5 tahun.

4. Riwayat haid
a. Menarche umur : 14 tahun
b. Siklus : 29 hari
c. Teratur / tidak : teratur
d. Lamanya : 3-5 hari
e. Banyaknya : ± 2-3 kali ganti pembalut/hari
f. Dysmenorrhea : tidak
g. HPHT : 20-11-2017
h. Taksiran Partus : 27-8-2018

5. Riwayat Obstetri :
Kehamilan Persalinan Bayi
Penyuli
Peny Peny Keadaa
No Tahun Car Tempat / B P Sek t Ket.
UK u- UK u- n
a Penolong B B s Nifas
lit lit Lahir
40 40 2, 50
RS / PE
2. 2014 mg PEB mg SC - 7 c pr Hidup -
Dokter B
g g kg m
3. 2018 Ini

6. Riwayat keluarga berencana


a. Jenis : IUD
b. Lama : 2,5 tahun
c. Masalah : tidak ada

7. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan pernah menderita hipertensi saat kehamilan pertama,
tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, penyakit keturunan
seperti asma, diabetes mellitus dan penyakit menular seperti hepatitis, TBC,
HIV/AIDS dan penyakit lainnya serta ada riwayat kembar.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan ibu kandungnya menderita hipertensi, dari pihak
keluarga lain tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, penyakit
keturunan seperti asma, diabetes mellitus dan penyakit menular seperti
hepatitis, TBC, HIV/AIDS dan penyakit lainnya serta tidak ada riwayat
kembar.

8. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Selama hamil ibu periksa di : BPM
b. Mulai periksa sejak kehamilan : 11 minggu
c. Frekuensi periksa
1) Trimester I : 2 kali
2) Trimester II : 3 kali
3) Trimester III : 2 kali
d. Imunisasi TT : Lengkap
e. Keluhan selama hamil
No Keluhan Umur Tindakan Dan Oleh Ket.
Kehamilan Terapi
1. Mual 11 minggu KIE, makan sedikit Bidan Masalah
tapi sering, hindari teratasi
makanan yang
berbau menyengat,
B6, Kalk, Asam
folat, Fe.

9. Pola Kebutuhan Sehari-hari


a. Nutrisi
Makanan Minuman
Jenis Nasi, Lauk-pauk, sayur Air putih, teh
Frekuensi 2 kali sehari 7-8 kali sehari
Porsi 1 piring 1 gelas
Masalah Tidak ada Tidak ada
b. Eliminasi
1) BAB
a) Frekuensi : 1 kali sehari
b) Konsistensi : lembek
c) Warna : kuning kecokelatan
d) Masalah : Tidak ada

2) BAK
a) Frekuensi : 4-5 kali sehari
b) Warna : kuning keruh
c) Bau : khas urin
d) Masalah : Tidak ada
c. Personal hygiene
1) Frekuensi mandi : 2 kali sehari
2) Frekuensi gosok gigi : 2 kali sehari
3) Frekuensi ganti pakaian : sesuai kebutuhan
d. Aktivitas
Ibu mengatakan selama hamil masih dapat melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah dan
lain-lain.
e. Tidur dan istirahat
1) Siang hari : 1-2 jam
2) Malam hari : 7-8 jam
3) Masalah : Tidak ada
f. Pola seksual
Masalah : Tidak ada

10. Data psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan ibu terhadap keadaan kehamilannya : cemas
b. Tanggapan keluarga terhadap kehamilannya : Senang
c. Ketaatan ibu dalam beribadah : Shalat 5 waktu
d. Pemecahan masalah dari ibu : Suami
e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : Orang tua dan Bidan
f. Budaya yang dipercayai selama kehamilan : tidak ada
g. Lingkungan yang berpengaruh
1) Ibu tinggal bersama : Suami
2) Hewan peliharaan : Tidak ada
h. Hubungan sosial ibu dengan keluarga : Baik
i. Jumlah penghasilan : Mencukupi
j. Penentu pengambilan keputusan dalam keluarga: Suami
k. Yang menanggung biaya ANC dan persalinan : Suami
B. OBJEKTIF DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan
1) Sebelum hamil : 70 kg
2) Sekarang : 85 kg
d. Tinggi badan : 153 cm
e. LILA : 33 cm
f. Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 170/100 mmHg
2) Respirasi : 20 kali/menit
3) Nadi : 80 kali/menit
4) Suhu : 36,8 oC
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Kepala :Kulit kepala tampak bersih, tidak berketombe, rambut
hitam dan tidak rontok.
2) Muka :Tidak tampak pucat, tidak oedem, tidak ada chloasma
Gravidarum.
3) Mata :Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
kuning.
4) Telinga :Simetris, tidak ada pengeluaran serumen.
5) Hidung :Tidak ada polip, tidak ada pergerakan cuping hidung.
6) Mulut :Tidak pucat, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada
sariawan, tidak ada caries gigi, gigi tidak berlubang.
7) Leher :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tyroid.
8) Dada :Simetris, tidak tampak retraksi dinding dada saat
inspirasi dan ekspirasi.
9) Mamae :Simetris, puting susu menonjol, terdapat
Hiperpigmentasi pada areola.
10) Perut :Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan, tidak
ada jaringan parut, tidak ada luka bekas operasi.
11) Genetalia :Tidak ada keluar cairan atau keputihan.
12) Tungkai :Tampak oedem dan tidak tampak varises.
b. Palpasi
1) Leher :Tidak teraba pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tyroid.
2) Mamae :Tidak ada nyeri tekan dan massa.
3) Abdomen
a) Leopold I :Pertengahan antara pusat dan prosesus xifoideus, teraba
bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
b) Leopold II :Bagian kiri perut ibu teraba keras, memanjang
seperti papan (pu-ki) dan bagian kanan perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).
c) Leopold III :Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan tidak
melenting (preskep)
d) Leopold IV :Bagian terbawah janin masuk PAP (divergen)
e) TFU : 30 cm
4) TBJ : (TFU-12)×155=2945 gram
5) Tungkai : Teraba adanya oedem dan tidak teraba varises
c. Auskultasi
DJJ (+), terdengar jelas dengan frekuensi 145 kali/menit
d. Perkusi
1) Reflek Patella : kiri/kanan, (+)/(+)
2) Cek Ginjal : kiri/kanan, (-)/(-)
e. Pemeriksaan panggul luar
1) Distansia spinarum : Tidak dilakukan
2) Distansia kristarum : Tidak dilakukan
3) Conjugata eksterna : Tidak dilakukan
4) Lingkar panggul : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang tanggal Agustus 2018
a. HB : 12 gr% nilai normal 12-16gr%
b. Protein urine : positif (++++)

C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : GIIIP0AII hamil 39 minggu dengan preeklampsia
berat, janin tunggal hidup intra uteri.
2. Masalah : Cemas menghadapi kondisi kehamilannya
3. Kebutuhan : KIE, kolaborasi dengan dokter Sp.OG., teknik
Relaksasi

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu TD : 170/100
mmHg, Pernapasan : 20 kali/menit, Nadi : 80 kali/menit, Suhu : 36,8oC,
UK : 39 minggu, DJJ = 145 kali/menit, janin kembar, dan taksiran partus :
27-08-2018.
“Ibu mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami preeklampsia berat dengan di
tandai oleh Tekanan darah : 170/100 mmHg, Oedem pada tungkai, protein
urine positif (++++) serta kenaikan berat badan 15 kg dari berat badan
sebelum hamil.
“Ibu mengetahui keadaan yang dialaminya saat ini”
3. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG. :
a. Pdx : pemeriksaan HB , protein urine
b. Tx : Nifedipine 10 mg per oral
c. Mdx :-
d. KIE :
1) Penanganan nyeri
2) Penanganan cemas
3) Rencana tindakan persalinan melalui operasi section caesarea
Penatalaksanaan :
1. Mengatasi nyeri perut bagian bawah dengan cara mengajarkan teknik
relaksasi yaitu menarik nafas dalam melalui hidung dan mengeluarkan
secara perlahan melalui mulut agar mengurangi rasa cemas ibu.
“Ibu mengerti dan merasa lebih tenang”
2. Memotivasi ibu dalam mengahadapi kehamilannya yaitu dengan
menganjurkan ibu untuk berdoa agar mengurangi rasa cemas.
“Ibu merasa lebih tenang”
3. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu
HB dan protein urine.
“Ibu bersedia dilakukan pemeriksaan laboratorium, HB 12 gr%, Protein
urine positif (++++)”.
4. Memberitahu ibu bahwa akan diantar ke ruang VK bersalin untuk
dilakukan tindakan persalinan melalui operasi sectio caesarea.
“Ibu setuju diantar ke VK bersalin”
5. Memberikan terapi nifedipine 10 mg per oral 1 tablet.
“Terapi sudah diberikan”
6. Rencana operasi section caesarea Jumat, 27 Agustus 2018
BAB IV

PEMBAHASAN

Preeklampsia Berat (PEB) adalah gangguan yang terjadi setelah minggu ke-
20 kehamilan dan ditandai dengan hipertensi dan proteinuria (Silasi Michele,
2010). Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai proteiuria
dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.(Asuhan Kebidanan
IV:2010). Preeklampsi dikaitkan dengan komponen genetik, meskipun
mekanisme aktual masih diperdebatkan. Pre eklamsi juga dikaitkan dengan
mekanisme plasentasi, namun pre eklamsi tidak selalu muncul pada keadaan
patologis plasenta (Abadi et al, 2008; Wilson, 2004).
Pada hari Jumat 08 Agustus 2014, Ny. M datang ke Poliklinik Kebidanan
bersama dengan suaminya atas rujukan dari bidan karena ibu mengalami
preeklampsia berat. Ibu mengatakan hamil anak kedua ±9 bulan ingin
memeriksakan kehamilannya, ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah sejak tadi
malam. Setelah dilakukan anamnesa ibu memiliki riwayat preeklampsi pada anak
pertama. Pada hasil pemeriksaan diketahui keadaan umum pada tekanan darah ibu
170/100 mmHg, hasil palpasi bengkak pada tungkai. Keadaan janin baik dengan
frekuensi djj 145 kali/menit. Berkolaborasi dengan dokter, disarankan untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu darah dan protein urine. Kemudian ibu
diantar ke ruang VK Bersalin untuk dilakukan tindakan persalinan melalui operasi
section caesarea karena pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil HB 12gr%
dan protein urine positif (++++). Ibu diberikan terapi Nifedipine 10 mg per oral
untuk menurunkan tekanan darah. Setelah dilakukan inform consent kepada ibu
dan suami, ibu direncanakan operasi section caesarea pada Jumat 08 Agustus
2018.
Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. M umur 32 tahun GIIP0A0
hamil 36-37 minggu dengan preeklampsi berat mulai dari anamnesa, pemeriksaan
fisik, laboratorium, analisa data serta penatalaksanaan sesuai dengan teori yang
ada.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Preeklampsia berat adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan
yang ditandai dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai
proteinuria > 5 gr/24 jam atau oedem yang terjadi pada kehamilan 20
minggu atau lebih.
2. Jumat 08 November 2018, Ny. M datang ke Poliklinik Kebidanan bersama
suaminya ingin memeriksakan kehamilannya atas rujukan dari bidan.
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium ibu
mempunyai riwayat preeklampsi berat, janin kembar, tekanan darah
170/100 mmHg, oedema pada tungkai dan protein urine positif (++++).
Ibu diantar ke Ruang VK Bersalin, ibu mendapatkan terapi Nifedipine 10
mg per oral dan akan direncanakan untuk dilakukan tindakan persalinan
melalui operasi section caesarea pada hari Jumat 27 Agustus 2018.
3. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. M umur 32 tahun GIIP0A0
hamil 36-37 minggu dengan preeklampsi berat mulai dari anamnesa,
pemeriksaan fisik, laboratorium, analisa data serta penatalaksanaan sesuai
dengan teori yang ada.

B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi
institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu
pendidikan dimasa yang akan datang.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan,
keterampilan dan mutu pelayanan yang profesional oleh tenaga kesehatan
untuk memberikan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan
preeklampsia berat.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan keilmuan dan
pengalaman serta keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada
ibu dengan preeklampsia berat.
4. Bagi Klien
Diharapkan klien dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang
diberikan selama masa hamil dengan preeklampsi berat.
DAFTAR PUSTAKA

Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. ECG.


Jakarta
Manjoer, Arif, dkk. 2009. Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga. Media
Aesculapius. Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB. ECG.
Jakarta
Prawirohardjo, S. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. YBP. Jakarta.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. YBP. Jakarta.
Romauli, Suryati. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Nuha Mediha : Yogyakarta.

You might also like