You are on page 1of 12

DAFTAR ISI

Daftar Isi..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penelitian...............................................................................
D. Manfaat Penelitian.............................................................................
E. Hipotesis............................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkecambahan...................................


B. Macam-macam Perkecambahan........................................................
C. Proses Perkecambahan......................................................................
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi....................................................

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode...............................................................................................
B. Alat dan Bahan..................................................................................
C. Prosedur.............................................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian..................................................................................
B. Pembahasan.......................................................................................

BAB V PENUTUP

A. Simpulan............................................................................................
B. Saran..................................................................................................

DAFAR ISI………………………………………………………………
LAMPIRAN……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga
dengan pertumbuhan kecambah kacang hijau juga mengalami hal tersebut. Pertumbuhan adalah
peningkatan ukuran yang bersifat permanen (tetap) dan tidak dapat dibalik, sedangkangkan
perkembangan adalah proses perubahan menuju dewasa. Biji kacang hijau dikatakan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan jika sudah mulai berkecambah.
Banyak orang membuat kecambah kacang hijau dengan cara konvensional, padahal
pertumbuhan kecambah kacang hijau akan cepat mengalami perkembangan dan pertumbuhan
dengan rangsangan yang berasal dari lingkungan seperti cahaya matahari yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan kecambah kacang hijau.
Dalam ekosistem terdapat dua macam komponen yang saling ketergantungan, yaitu
komponenbiotik dan komponen abiotik . Komponen biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, dan
manusia.Sedangkan komponen abiotik antara lain: udara, gas, angin, cahaya, matahari, dan
sebagainya.Antara komponen biotik dan abiotik saling mempengaruhi, misalnya, tumbuhan
memerlukancahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, kami mengadakan
penelitian untuk mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap
perkecambahankacang hijau.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah tanaman pada saat perkecambahan memerlukan cahaya matahari untuk
pertumbuhannya?
2. Apakah intensitas cahaya berpengaruh pada pertumbuhan kecambah?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh cahaya matahri terhadap kecepatan pertumbuhan kecambah kacang
hijau.
2. Untuk mengetahiu bagaimana cahaya matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau.

D. Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan pengetahuan tambahan tentang pencahayaan yang baik untuk pertumbuhan
kecambah kacang hijau.
2. Dapat mengetahui apakah keadaan gelap atau minim cahaya berpengaruh buruk pada tumbuhan,
atau sebaliknya.

E. Hipotesis
1. Menurut kami bahwa cahaya matahari dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau
karena tumbuhan mempunyai klorofil untuk berfotosintesis.
2. Tumbuhan kacang hijau yang ditanam tanpa cahaya matahari hasilnya berbeda dengan tumbuhan
kacang hijau yang ditanam dengan menggunakan cahaya matahari.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkecambahan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversibel (tidak dapat kembali)
karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel. Tumbuhan bertambah tinggi dan besar
disebabkan oleh dua hal berikut :
1. Pertambahan jumlah sel sebagai hasil pembelahan mitosis pada meristem di titik tumbuh
primer dan sekunder.
2. Pertambahan komponen-komponen seluler dan adanya diferensiasi sel
Perkecambahan adalah munculnya platula (tanaman kecil dari dalam biji).
B. Macam-macam Perkecambahan
Perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
 Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun
lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas
tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus radiatus).
 Hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas
(epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah.
Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum)
(Pratiwi. 2006)

C. Proses Perkecambahan

Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah,
udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang
disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik
dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah
membesarnya ukuran biji karenasel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini
murni fisik.
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan
awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan
kajian ekspresi gen padatumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada
perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio, seperti ABSCISIC ACID
INSENSITIVE 3 (ABI3), FUSCA 3 (FUS3), danLEAFY COTYLEDON 1 (LEC1) menurun
perannya (downregulated) dan sebaliknya lokus-lokus yang mendorong perkecambahan
meningkat perannya (upregulated), seperti GIBBERELIC ACID
1(GA1), GA2, GA3, GAI, ERA1, PKL, SPY, dan SLY. Diketahui pula bahwa dalam proses
perkecambahan yang normal sekelompok faktor transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin
Response Factors, ARFs) diredam oleh miRNA
Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif
melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan
kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan
prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

1. Faktor Internal
a. Air dan Mineral Þ berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu
unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.

b. Kelembaban.

c. Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk
pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis
tumbuhan.

d. Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat.


Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang
penyinaran.

2. Faktor Eksternal
A. Faktor hereditas.

B. B. Hormon.
a. Auksin
adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal
(ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada
ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa.
- membantu perkecambahan
- dominasi apical
b. Giberelin
Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium
moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa.
Fungsi giberelin :
- pemanjangan tumbuhan
- berperan dalam partenokarpi
c. Sitokinin
Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang pembelahan sel.
d. Gas etilen
Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua
e. Asam absiat
f. Florigen
g. Kalin
Hormon pertumbuhan organ, terdiri dari :
- Rhizokalin
- Kaulokali
- Filokalin
- Antokalin
h. Asam traumalin atau kambium luka
Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


1. 2 gelas aqua
2. Mistar dan alat tulis
3. Air dan tanah
4. kardus atau ember
5.kacang hijau
B. Prosedur kerja
1.isi 2 pot dengan tanah sampai penuh dan siram dengan air secukupnya.
2.tanam pada setiap pot 5 biji kacang hijau .
3.bila kacang hijau sudah tumbuh , dengan tinggi kurang lebih 1 cm diatas permukaan
tanah,lakukan pengukuran.
4.1 pot diletakkan di tempat terang. 1 potnya lagi di letakkan ditempat gelap atau bisa ditutup
dengan ember atau kardus.
5.pengukuran dilakukan selama 5 hari.
6.hasilnya diisi dalam table pengamatan.
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Tabel Pengamatan
Tempat terang Tempat gelap
Hari
1 2 3 4 5 rata-rata 1 2 3 4 5 rata-rata
ke
1 1 2 4 6 5 3,4 4 1 2 3 6 3,2
2 10 6 5 7 6 6,8 12 4 6 9 8 7,8
3 12 10 11 9 8 10 13 10 12 16 16 13,4
4 16 12 13 11 10 12,4 14,2 16 16,5 18,2 21,5 17,3
5 17 14,5 15 14 18 15,7 20 18 24 20 22 2,8
Rata-
rata 11,2 8,9 9,6 9,4 9,2 12,7 9,8 12,1 13,3 14,7

2. Grafik Pengamatan
B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
perkecambahan di tempat yang memiliki intensitas cahaya yang terang dan gelap. Hal ini
menunjukkan bahwa gelap atau terangnya suatu tempat dapat mempengaruhi perkecambahan
kacang hijau.
Bedasarkan tabel diatas tentang perkembangan biji kacang hijau, tampak bahwa perkembangan
peling cepat adalah perkembangan kacang hijau pada tempat yang gelap. Pada hari pertama
pengamatan, dimasing-masing tempat menunjukkan bahwa biji kacang hijau belum menunjukkan
perkembangan sama sekali. Selainitu, pengaruh zat auksin yang terdapat pada pada tumbuhan
sangat mempengaruhi perkecambahan pada biji kacang hijau. Zat auksin pada tumbuhan berfungsi
untuk pertumbuhan bagi tanaman dan menjadi penghambat pertumbuhan tanaman jika terkena
cahaya matahari. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan tanaman di tempat gelap lebih
panjang daripada ditempat terang karena zat auksin pada tempat gelap tidak terganggu fungsinya.
Atau dapat dikatakan bahwa zat auksin tidak dapat bekerja secara maksimal jika terkena cahaya
matahari, dan sebaliknya zat auksin dapat bekerja secara maksimal jika berada pada tempat yang
cenderung lebih gelap.
Cahaya yang ditanam di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat/tinggi daripada yang ditempat
terang. Hal ini disebabkan karena pengaruh auksin (hormon tumbuhan yang mengatur pertumbuha
sel di meristem ujung ) yang terdapat pada pucuk akan terurai jika terkena cahaya matahari.
Namun, tumbuhan di tempat gelap akan tampak kuning, pucat, kurus, daunnya tidak berkembang,
dan lama-lama akan mati setelah cadangan makanannya habis. Ini karena cahaya juga
merangsang pembentukkan klorofil, tumbuhan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil dan
akhirnya tidak dapat membuat makanannya sendiri( fotosintesis ).

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan dari pengamatan adalah :


1. Perbedaan yang sangat mencolok pada tumbuhan di tempat gelap, daunnya berwarna kuning
dan lebih cepat tinggi daripada tumbuhan di tempat terang. Sedangkan pada tumbuhan tempat
terang tetap berwarna hijau. Pada tempat gelap pertumbuhannya melambat karena tempatnya
tertutup dan tidak dapat menerima cahaya secara langsung sedangkan pada tempat terang
pertumbuhannya cepat karena dapat menerima cahaya secara langsung..
2. Cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan, umumnya cahaya meninggi
karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan).cahaya juga dapat
mempengarui klorofil pada tumbuhan.
B. Saran
Sebaiknya para petani jika ingin menanam tumbuhan kacang hijau memperhatikan hal-hal
yang membuat tumbuhan itu tumbuh lebih cepat dan baik. Dan juga sedaiknya dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk pertumbuhan tumbuhan kacang hijau.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
-Masmedia
-Intan pariwara
INTERNET

LAMPIRAN
1. Gambar Tim Foto Peneliti

You might also like