You are on page 1of 18

1.

Pengertian Manajemen Pelayanan Puskesmas


Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas perlu
ditunjang oleh manajeman pelayanan puskesmas yang baik. Manajemen Pelayanan
Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.

2. Pembagian Pelayanan Kesehatan


Bentuk pelayanan kesehatan terdiri dari :
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (primer)
Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan dilakukan
bersama masyarakat dan dimotori oleh:
a.Dokter Umum (Tenaga Medis)
b.Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)
Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali
diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan atau
kecelakaan. Primary health care pada pokoknya ditunjukan kepada masyarakat yang
sebagian besarnya bermukim di pedesaan, serta masyarakat yang berpenghasilan
rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini sifatnya berobat jalan (Ambulatory
Services). Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat
untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Contohnya :
Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.

b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua (sekunder)


Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis
dan bahkan kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas. Pelayanan
kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah sakit,
tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan). Di Indonesia terdapat
berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit
kelas A.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a.Dokter Spesialis
b.Dokter Subspesialis terbatas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan rawat (inpantient
services).Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap,
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)


Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan
pelayanan subspesialis serta subspesialis luas.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a.Dokter Subspesialis
b.Dokter Subspesialis Luas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau
pelayanan rawat inap (rehabilitasi).Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.

Jenis pelayanan kesehatan secara garis besar terbagi menjadi 2 macam (Azwar,
1996:36), yaitu :
a. Pelayanan Kedokteran
Ditandai dengan cara pengorganisasian dapat bersifat (solo practice) atau secara
bersama - sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit
dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perorangan dan keluarga.

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama - sama
dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat
3. Penggolongan program pelayanan kesehatan
A. Program Pokok Puskesmas
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan
kesehatan di Puskesmas yaitu :
1 Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) 2 Promosi Kesehatan yaitu
program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu
masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan
(induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3 Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB
di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS
(Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta
pelayanan bayi dan balita.
4 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
5 Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta
masyarakat,
6 Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,
perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan
gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

B.Program Pengembangan Puskesmas


Program Pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas adalah
beberapa upaya kesehatan pengembangan yang ditetapkan Puskesmas dan Dinas
Kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan kemampuan
puskesmas. Dalam struktur organisasi puskesmas program pengembangan ini biasa
disebut Program spesifik lokal. Di kabupaten Polewali Mandar yang terdiri dari 20
puskesmas ( 12 puskesmas Perawatan dan 8 Puskesmas Non Perawatan) data
terupdate Desember 2011 semua puskesmas memberlakukan 6 program pokok
puskesmas dalam struktur organisasinya, dan untuk program pengembangannya
(program spesifik lokal), belum ada penetapan secara resmi antara puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar. Puskesmas untuk sementara waktu diberi
keleluasan untuk mengembangkan program lain misalnya Laboratorium sederhana dan
Kesehatan Jiwa. Pengembangan program akan disesuaikan dengan tuntutan masalah
kesehatan masyarakat.

3. Analisis Pelayanan Puskesmas


Dalam mengembangkan upaya program kesehatan , Puskesmas Matakali
memaparkan hasil cakupan upaya program mulai Januari sampai dengan Desember
2006 sebagai berikut :
A. Hasil Cakupan KIA
Kegiatan KIA terdiri dari kegiatan pokok dan integratif. Kegiatan integratif adalah
kegiatan program lain (misalnya kegiatan imunisasi merupakan kegiatan pokok P2M)
yang dilaksanakan pada program KIA karena sasaran penduduk program P 2M (ibu
hamil dan anak-anak) juga menjadi sasaran program KIA.

Ruang lingkup kegiatan ;

1. Pemeriksaan Kesehatan Bumil (ANC).


Pemeriksaan kehamilan diukur berdasarkan jumlah pemeriksaan kehamilan ibu di
tempat pelayanan kesehatan. Untuk pertama ( kontak pertama ) disingkat dengan
K1 sedangkan yang lengkap K 4. Berdasarkan data tahun 2007 dari KIA diperoleh
K1 dengan persentase cakupan 99 % dan K4 dengan persentase cakupan 69
%. Kondisi ini memberikan gambaran pencapaian masih di bawah target
dibandingkan tahun 2006

2. Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak-anak balita, integrasi dengan


program gizi.
1. Memberikan nasihat tentang makanan, mencegah timbulnya masalah gizi karena
kekurangan protein dan kalori dan memperkenalkan jenis makanan tambahan
(vitamin dan garam beryodium). Integrasi program PKM (konseling) dan Gizi.
2. Memberikan pelayanan KB kepada pasangan usia subur. (Integrasi program KB).
3. Merujuk ibu-ibu atau anak-anak yang memerlukan pengobatan. Integrasi program
pengobatan.
4. Memberikan pertolongan persalinan dan bimbingan selama masa nifas. Integrasi
dengan program perawatan kesehatan masyarakat.
Angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sepanjang Januari sampai
dengan desember 2007 Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu masyarakat
sedikit lebih mengerti akan pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan.

B. Hasil Cakupan KB
Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

Ruang lingkup kegiatan ;

1. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat


kunjungan rumah, Posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma dan
sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk
PUS.
2. Penyediaan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan
pengobatan efek samping KB.
Dari hasil pendataan yang dilakukan akhir Desember 2007 menunjukkan bahwa
Jumlah Pus 2959, cakupan pelayanan Akseptor KB bedasarkan jenis alat
kontrasepsi (dapat dilihat pada table 19), pelayanan KB masih perlu ditingkatkan
olehnya itu perlu kerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dengan cara
:Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para dukun bersalin. Dukun
diharapkan dapat bekerja sama dengan Puskesmas dan bersedia menjadi
motivator KB untuk ibu-ibu yang mencari pertolongan pelayanan dukun. (Kegiatan
KB di puskesmas diintegrasikan ke dalam program KIA).

C. Hasil Cakupan Pemberantasan Penyakit Menular (P-2M)


Tujuan P2M adalah menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin, dan
mengurangi berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat yang memudahkan
terjadinya penyebaran penyakit menular di suatu wilayah, memberikan proteksi
khusus kepada kelompok masyarakat tertentu agar terhindar dari penularan penyakit.

Secara umum penyakit menular yang masih endemis di Indonesia adalah TBC,
kolera, thypus abdominalis, demam berdarah, malaria, frambusia, filariasis,
poliomyelitis, batuk rejan dan cacingan.

Lebih khusus untuk Puskesmas Matakali, penyakit yang masih endemis adalah ;

1. Penyakit Menular bersumber pada binatang / Zonosis Disease


a). Rabies

Penyakit ini menular melalui gigitan hewan penular rabies ( anjing, kucing, kera
dan hewan lainnya)

Penyakit Rabies ini adalah penyakit yang memiliki IR yang rendah tetapi
memiliki CFR ( Case Fatality Rate ) yang tinggi sehingga penyakit ini sangat
berbahaya bila tidak segera diatasi.

Dari Pengelolah program Rabies Puskesmas Matakali pada tahun 2007


ditemukan adanya penderita yang digigit hewan penular Rabies.namun
Penderita Positif Rabies Tidak ada

b). Malaria

Malaria adalah penyakit menular dan menyerang semua golongan umur yaitu
bayi, anak-anak dan dewasa. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk

Setiap tahun terdapat 300-500 juta kasus malaria di dunia dan penyebab 1 juta
kematian anak. Didaerah yang terjangkit malaria dapat menjadi penyebab
utama kematian dan penghambat pertumbuhan anak.

Di Indonesia , angka penderita Malaria cukup tinggi, mencapai 70 juta atau 35


% dari penduduk Indonesia. Dimasa yang akan datang , penderita malaria
akan meningkat akibat mobilitas penduduk yang relative cepat, perubahan
lingkungan antara lain karena pembagunan wilayah yang kurang
memperhatikan aspek kualitas lingkungan. Jumlah penderita ( dapat dilihat
pada tabel 10 )

Beberapa langkah-langkah yang ditempuh baik upaya pencegahan maupun


penanggulangan melalui penyuluhan dan abatisasi.

c). Demam Berdarah Dengue ( Dengue fever )

Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit memiliki kasus yang


rendah namun memiliki CFR yang tinggi. Lokasi yang paling sering mewabah
adalah daerah yang berpenduduk padat dengan sanitasi yang buruk.

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang menular yang


sifatnya akut dan disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui
perantaraan vector nyamuk Aedes Aegypti.

Angka CFR yang tinggi dari penyakit ini sehingga dengan 1 penderita saja
yang meninggal dinyatakan KLB. Sepanjang Januari sampai Desember 2007
jumlah penderita DBD di wilayah kecamatan Matakali adalah 0 kasus. Upaya
untuk mengatasi hal ini dilakukan Abatesasi dan pemantauan jentik berkala.
d). Filariasis

Filariasis atau penyakit kaki gajah penularannya melalui nyamuk sebagai


vektor. Endemik pada sebagian besar daerah panas lembab di dunia.
Tingginya prevalensi tergantung kepada besarnya infeksi dari reservoir dan
vector yang berlebihan. Berdasarakan hasil pendataan dan pengobatan
massal Pencegahan penyakit Filariasis jumlah cakupan pengobatan sebanyak
96 %, Penderita penyakit Filariasis tidak ada kasus baru pada tahun 2007.

2. Penyakit Menular langsung ( Direct Communicable Disease )


a). Diare

Penyakit diare adalah penyakit yang disebabkan antara lain vibrio, “E.Choli”,
klostridia dan intoksikasi / keracunan makanan. Merupakan penyakit yang
mudah menular dan sering menimbulkan wabah penyakit terutama pada awal
musim penghujan. Lingkungan yang terkendali, akibat sikap hidup dan perilaku
masyarakat yang baik akan dapat menekan berkembangnya masalah
kesehatan. Dalam tahun terakhir 2007 didapati jumlah penderita diare adalah
561 kasus, menurun dibandingkan tahun 2006 .

b). Kusta ( Lepra )

Penyakit Kusta adalah penyakit menular cronis dan disebabkan oleh kuman
kusta mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan
tubuh lainnya.
Sepanjang Tahun 2007 ditemukan penderita Kusta Type MB 2 penderita dan
PB 1 penderita dengan status pengobatan tuntas. ( Lihat tabel 11 )
c). Typhoid

Penyakit Typhoid merupakan penyakit yang menyerang system pencernaan


manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air dengan lingkungan yang
tercemar. Oleh karena itu sering mewabah pada daerah yang sulit
mendapatkan air bersih untuk dikomsumsi masyarakat. Berdasarkan data
bahwa jumlah penderita Tifoid di Kecamatan Matakali tahun 2007 sebanyak
17 penderita. Menurun dibandingkan tahun sebelumnya

d). ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut )

Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau yang lebih dikenal dengan ISPA lebih
banyak mengenai kelompok usia muda yang rawan khususnya Bayi dan Anak
Balita. Dalam program ISPA Penyakit ini digolongkan menjadi tiga, Bukan
Pneumonia, Pneumonia dan Pneumonia berat.
Penyakit ini ditimbulkan terutama perumahan yang tidak layak, polusi udara
sehingga memungkinkan penularan penyakit ini. Dan faktor resiko lainnya
seperti; Gizi kurang, Status Imunisasi yang tidak lengkap, Menbedung Anak,
Pemberian ASI tidak/kurang Memadai, Riwayat penyakit cronis, dan Orang tua
perokok.
e). Tubercolusis (TB)

Penyakit Tuberkulosis disebabkan oleh kuman tuberculosis dengan gejala


khas. Pada umumnya diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah
dan menyerang kelompok usia produktif 15 tahun keatas. Penyakit memiliki
daya tular yang tinggi dan untuk mengetahuinya dideteksi melalui
pemeriksaan dahak di laboratorium terhadap kuman BTA positif.

Indikator yang digunakan dalam Progam TB diantaranya ; Proporsi Suspek


yang diperiksa dahaknya, Angka konversi (Conversion Rate), Angka
Kesembuhan (Cure Rate) dan Angka Kesalahan Baca (Error Rate). Adapun
CDR : sebesar 24, 7 % dari 70 % target, sedangkan Cure Rate :100 % dari 85
% target. Fenomena yang terjadi pada penyakit TBC ini dikenal dengan istilah
Ice Berg Phenomena , dimana jumlah penderita yang tidak terlaporkan
(muncul) lebih banyak dari pada yang terlaporkan, sehingga memerlukan
perhatian khusus dalam upaya penemuan kasus. Dari bulan Januari –
Desember tahun 2007 peningkatan angka kesembuhan penderita 80 %
,Persentase cakupan BTA Positif 29 % dan angka penemuan klinis 21 %

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi


Ada tujuh penyakit infeksi pada anak-anak yang dapat menyebabkan kematian
atau cacad, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal.
Ketujuh penyakit tersebut adalah Poliomyelitis (kelumpuhan), Campak
(measles), Difteri (indrak), Pertusis (batuk rejan ; batuk seratus hari), Tetanus,
Tuberculosis (TBC), Hepatitis –B.

1). Poliomyelitis

Penyakit ini adalah merupakan suatu infeksi menular yang terutama mengenai
dan merusak sel-sel motorik dikurno anterior medulla spinalis dan inti motorik
batang otak sehingga menimbulkan kelumpuhan dan atrofi otot.Dan sepanjang
tahun 2007 tidak di temukan adanya kasus poliomyelitis di wialayah
puskesmas Matakali.

2). Campak

Ialah infeksi akut menular yang disebabkan oleh virus. Terutama mengenai anak
umur 6 bulan – 5 tahun.,dan tidak ada kasus penyakit campak di wilayah
Puskesmas Matakali.

Dapat dilihat pada table 13

3). Diftheri

Ialah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman


Corynebacterium Diftheriae. Sangat mudah menular terutama mengenai anak-
anak umur 2 bulan – 5 tahun.

4). Pertusis

Adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh Bordetella Pertusis. Nama
lain penyakit ini adalah tussis quinta, whooping cough, batuk rejan, batuk seratus
hari.

5). Tetanus

Adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang
mengeluarkan eksotoksin. Seperti halnya penyakit Rabies, Penyakit tetanus juga
memiliki kasus yang jarang namun mempunyai CFR yang tinggi.
6). TBC

Tuberkulosis anak masih merupakan problema yang kompleks terutama di


Negara yang sedang berkembang. Morbiditas tuberculosis anak merupakan
parameter daripada berhasil atau tidaknya pemberantasan tuberculosis di suatu
daerah atau suatu Negara.

7). Hepatitis-B

Ialah penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan
adanya nekrosis pada hati.
Berdasarkan laporan P2 (Surveylans) Puskesmas Matakali akhir Desember 2007
belum pernah dilaporkan adanya ketujuh macam penyakit tersebut di atas.

D. Hasil Cakupan Peningkatan Gizi


Masalah gizi masih cukup rawan di beberapa wilayah Indonesia, tidak terkecuali
wilayah kerja Puskesmas Matakali. Penyebab langsung adalah komsumsi zat gizi
kurang dan infeksi penyakit. Sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan
pangan ditingkat rumah tangga, asuhan Ibu dan anak serta pelayanan kesehatan.
Disisi lain yang menjadi penyebab utama yakni, kemiskinan , pendidikan,
ketersediaan pangan, kesempatan kerja. Puskesmas harus mengatasi masalah gizi,
khususnya pada kelompok ibu hamil dan balita, terutama setelah paska krisis multi
dimensi tahun 1998. Tujuan Upaya Peningkatan Gizi di Puskesmas yaitu
meningkatkan status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi
kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi (ibu hamil dan balita),
pemberian makanan tambahan (PMT) baik yang bersifat penyuluhan maupun
pemulihan.

Ruang lingkup kegiatan :

1. Menimbang berat badan Balita untuk memantau pertumbuhan anak. Dilakukan


secara rutin setiap bulan, baik di Puskesmas maupun di Pos timbang/Posyandu.
2. Pemeriksaan HB (dan BB) pada ibu hamil secara rutin. Kunjungan ibu hamil ke
Puskesmas untuk ANC dilakukan minimal 4 kali sepanjang kehamilannya.
3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi. PMT
penyuluhan (pemberian makanan tambahan) dilakukan melalui demonstrasi
pemilihan bahan makanan yang bergizi dan cara memasaknya. PMT pemulihan
dilakukan melalui pemberian makanan yang sifatnya suplementasi (Vitamin A,
Sulfas Ferrosus, Susu dan sebagainya).
4. Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat. Kegiatan gizi diintegrasikan ke
dalam program KIA baik di gedung Puskesmas maupun di Posyandu.
5. Pembagian vitamin A untuk Balita 2 x setahun, suplemen tablet besi (sulfas ferrosus)
untuk ibu hamil yang datang ke puskesmas untuk ANC dan pemberian obat cacing
untuk anak yang kurang gizi karena gangguan parasit cacing.
Target program perbaikan gizi telah ditetapkan meliputi, Cakupan distribusi Vitamin
A, cakupan Fe, Kapsul Yodium.

1) Cakupan distribusi Vitamin A


a) Ibu Nifas
Target Cakupan Distribusi Vitamin A tahun 2007 pada Bufas adalah 100 %,
sedangkan cakupan distribusi Vitamin A pada ibu nifas pada bulan agustus
tahun 2007 adalah 100 %.
b) Balita
Cakupan pemberian Vitamin A kepada anak Balita di Kec. Matakali pada bulan
Pebruari adalah 100 % dan bulan Agustus tahun 2007 adalah 100 %. Melihat
cakupan tersebut maka pada bulan September tahun 2007 diadakan sweeping
pemberian Vitamin A kepada Balita dan hasil yang dicapai adalah 100%.

2) Cakupan Tablet Fe
Target pemberian tablet Fe 3 pada Bumil 90 %, sedangkan pencapaian
Puskesmas Matakali baru berkisar 83,4 %. Artinya pencapaian masih kurang dari
target. Hal ini disebabkan karena distribusi tablet Fe masih kurang. Akibat dari
kekurangan Fe ini dapat menyebabkan Bayi BBLR, Perdarahan, Resiko Kematian
Ibu Dan Anak. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan Fe
melalui Program pemberian tablet Fe, Pemeriksaan Hb, Penyuluhan PUGS dan
penganeka ragaman makanan.

3) Cakupan Kapsul Yodium dan Konsumsi Garam beryodium


a) Cakupan Kapsul Yodium
Pemberian kapsul Yodium ditujukan pada beberapa sasaran yaitu Ibu hamil,
Ibu menyusui, Wanita Usia Subur, dan anak Usia Sekolah. Pembagian wilayah
kerja menurut kategori endemiknya sebagai berikut :

• Endemik berat : Tidak ada


• Endemik Sedang : Tidak ada
• Endemik ringan : Semua Wilayah di Kecamatan Matakali
Pencapaian pemberian Kapsul yodium pada Ibu Hamil, Ibu Menyusui WUS dan
Usia Sekolah di Kecamatan Matakali tahun 2007 hanya 28 % karena wilayah
puskesmas Matakali bukan daerah Endemik.

b) Komsumsi Garam Beryodium


Berdasarkan hasil pendataan dan survey penggunaan garam beryodium tahun
2007 di kecamatan Matakali menununjukkan keberhasilan yang berarti. Hal ini
terlihat dari tingkat komsumsi garam beryodium cukup di kecamatan Matakali
2007, tingkat komsumsinya telah mencapai 99 %. Akibat dari kekurangan
Yodium akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, menciptakan generasi
yang lemah. Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan upaya Program penyuluhan
PUGS, GAKI, Penggunaan Garam Beryodium, Pemberian Kapsul Yodium.

Indikator status kesehatan juga diukur berdasarkan gizi penduduk menurut ;


Status Gizi, Anemia, KEK, BBLR, GAKI.

1) Status Gizi
Berdasarkan hasil pendataan akhir desember 2007 status gizi balita paling banyak
adalah baik dengan persentase 71 %.

2) Anemia
Salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan adalah anemia yang
disebabkan kekurangan zat besi (Fe). Dari data KIA diperoleh informasi bahwa
tahun 2007 angka kematian ibu menurun.

Upaya penanggulangan tersebut dilakukan dengan pemberian tablet Fe selama


hamil sebanyak 90 tablet.

3) Bumil KEK dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)


Bayi yang dilahirkan dibawah 2500 gram disebut dengan BBLR. Berbagai faktor
penyebab terjadinya BBLR, namun faktor utama adalah gizi ibu selama hamil
kurang (Bumil KEK). Pada masa kehamilan ibu perlu mendapat perhatian khusus
oleh karena dampak yang ditimbulkan bukan saja pada berat yang tidak cukup,
tetapi dengan bayi BBLR memiliki kemungkinan kecil untuk tumbuh dengan baik,
dan akan lebih mudah terserang penyakit.

Laporan KIA tahun 2007 1,5 % BBLR umum disebabkan karena KEK pada Ibu
hamil

4) GAKI
Berdasarkan hasil pemetaan Gaky pada tahun 2007 dilaporkan bahwa TGR ( Total
Goiter Rate ) Kecamatan Matakali tidak ada Gaky

E. Hasil Cakupan Kesehatan Lingkungan


Environment atau Lingkungan adalah situasi atau kondisi diluar host dan agent yang
memudahkan interaksi antara keduanya. Faktor ini juga dapat menjadi risiko
timbulnya gangguan penyakit pada host karena lingkungan memberikan peluang
agent untuk berkembang (breeding). Tujuan Upaya Kesehatan Lingkungan adalah
menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga
faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit
menular di masyarakat.

Ruang lingkup kegiatan ;

a. Memperbaiki system pembuangan kotoran manusia.


b. Menyediakan air bersih
c. Pembuangan sampah yang baik
d. Pengawasan terhadap tempat-tempat umum
F. Pengobatan
Program pengobatan di Puskesmas Matakali merupakan bentuk pelayanan
kesehatan dasar yang bersifat kuratif. Masyarakat cenderung memanfaatkan
pelayanan Puskesmas hanya untuk mendapat pelayanan pengobatan.

Ruang lingkup kegiatan ;

a. Menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat


jalan.

b. Mengirim (merujuk) penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan jenis


penyakit yang tidak mampu ditangani oleh Puskesmas.

c. Menyelenggarakan Puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah kerja


Puskesmas yang belum mempunyai Puskesmas Pembantu atau wilayah
pemukiman penduduk yang masih sulit sarana transportasinya.

G. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat/ promosi kesehatan


Tujuan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah untuk meningkatkan kesadaran ,
melalui upaya promosi kesehatan sehingga masyarakat dengan sadar mau
mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat.

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-
tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap
kesempatan oleh petugas , apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok
masyarakat.

Di tingkat Puskesmas Matakali ada koordinator petugas penyuluhan kesehatan.


Koordinator membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan teknik dan
materi penyuluhan.
H. Usaha Kesehatan Sekolah
Tujuan UKS adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah.

Ruang lingkup kegiatan ;

1.Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa


kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
2.Membina kebersihan perseorangan peserta didik.
3.Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam
pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil.
4.Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
5.Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai VI dan guru
berupa pemeriksaan kesehatan sederhana.
6.Immunisasi peserta didik kelas I dan VI
7.Pengawasan terhadap keadaan air
8.Pengobatan ringan pertolongan pertama
9.Rujukan medik
10.Penanganan kasus anemia gizi
11.Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah

I. Kesehatan Gigi
Tujuan Usaha Kesehatan Gigi adalah untuk menghilangkan dan mengurangi
gangguan kesehatan gigi dan mempertinggi kesadaran kelompok-kelompok
masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi.

Ruang lingkup kegiatan ;

a. Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan perawatan gigi secara rutin untuk anak-
anak sekolah dan ibu hamil.
b. Penyuluhan kesehatan gigi di sekolah
c. Pelayanan medik gigi dasar, meliputi ;
1). Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk

2). Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke sasaran yang lebih
mampu

3). Memberikan penyuluhan secara individu dan kelompok

4). Memelihara kebersihan (hygiene klinik)

5). Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan

Administrasi Pelayanan Kesehatan

Rumah sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang
pada dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1) pelayanan kesehatan dan
(2) pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat,
rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan; gawat
darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat,
pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih difokuskan pada
upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan kesehatan di rumah
sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga
dan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan
pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik).

Alur Pelayanan

You might also like