Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
a) Bibir
Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah
dalam di tutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot
orbikularis oris menutupi bibir. Levator anguli ori mengakat
dan depresor anguli oris menekan ujung mulut.
b) Pipi
Di lapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila,
otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator.
c) Gigi
2) Bagian rongga mulut atau bagian dalam yaitu rongga mulut
yang di batasi sisinya oleh tulang maksilaris palatum dan
mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring.
a) Palatum
Terdiri atas 2 bagian yaitu palatum durum (palatum keras)
yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah tulang
maksilaris dan lebih kebelakang yang terdiri dari 2 palatum.
Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang
9
d) Otot Lidah
Otot intrinsik lidah berasal dari rahang bawah (m
mandibularis, oshitoid dan prosesus steloid) menyebar
kedalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan
otot instrinsik yang terdapat pada lidah. M genioglosus
merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan
tengah bagian dalam yang menyebar sampai radiks lingua.
3) Faring (tekak)
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (esofagus), di dalam lengkung faring terdapat
tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak
mengandung limfosit.
4) Esofagus
Panjang esofagus sekitar 25 cm dan menjalar melalui dada
dekat dengan kolumna vertebralis, di belakang trakea dan
jantung. Esofagus melengkung ke depan, menembus
diafragma dan menghubungkan lambung. Jalan masuk
esofagus ke dalam lambung adalah kardia.
5) Gaster ( Lambung )
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang
paling banyak terutama didaerah epigaster. Lambung terdiri
dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus
melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diafragma di depan
pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fudus uteri.
6) Intestinum minor ( usus halus )
Adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pylorus dan berakhir pada seikum, panjang +
6 meter. Lapisan usus halus terdiri dari :
a) lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar (
m.sirkuler)
11
b. Virus
Rota virus, norwalk virus, astro virus/corona virus, adeno virus,
pesti virus, carieci virus, porvo virus.
c. Parasit
Entamuba histolitica, clardia lambia, nocros palidium, tricuris
tricuria.
d. Diet
Pemberian susu terlalu dini setelah diare, makanan baru,
pemberian gula yang berlebihan, ingesti yang berlebihan dari
fruktosa.
e. Pengobatan
Antibiotik dan laxant
f. Toxic
Bahan-bahan logam berat (arsentik, mercuri) phospates organik.
g. Fungsional
Iritasi saluran cerna
4. Klasifikasi Diare
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan
kronis. Diare akut adalah diare awalnya mendadak dan berlangsung
singkat,dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. Diare kronis
adalah diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu pada orang
dewasa dan dua minggu pada bayi anak-anak. Perbedaan diare akut
dan kronis:
a. Diare Akut
Terjadi 72 jam setelah agen diare masuk ke dalam tubuh. Keluhan
yang dialami penderita adalah: feses berair, lemah, perut sakit,
seperti kembung, perut bagian bawah tiba-tiba kejang dan
berbunyi sebagai tanda adanya gangguan pencernaan
b. Diare kronis
Terjadi setelah 2-3 kali agen diare menyerang, biasanya terjadi
lebih dari 14 hari. Menyebabkan turunnya berat badan, selalu lesu
dan anoreksia (selera makan menurun). Demam, yang
16
5. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan gastroenteritis ialah yang
pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
gastroenteritis.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan gastroenteritis pula.
Selain itu gastroenteritis juga dapat terjadi, akibat masuknya
mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak,
kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan gastroenteritis.
Sedangkan akibat dari gastroenteritis akan terjadi beberapa hal
sebagai berikut:
a. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian
pada gastroenteritis.
17
7. Pemeriksaan Penunjang
19
a) Feses
2) pH dan kadar gula pada tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
8. Penatalaksanaan
1) Cairan parentral
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15
kg. 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-
25 kg
b. Pengobatan dietetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah
dan lemak tak jenuh
2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi
tim)
3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang
ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan
asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan
cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat
lain.
9. Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak
dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipofolomi
c. Hipokalemi
d. Hipoglikemi
e. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f. Malnutrisi ias a protein (akibat muntah dan diare jika lama atau
kronik)
10. Konsep Tumbuh Kembang
Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel
diseluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan
menyintesis protein-protein baru. Menghasilkan penambahan jumlah
berat secara keseluruhan atau sebagian.
Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-
angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat
22