Professional Documents
Culture Documents
Baru delapan detik sejak orang itu menduduki kursi yang terlalu keras itu.
Hening. Sebelah tangan menopang dagu. Matanya berkedip beberapa kali.
Wajahnya menunjukkan ekspresi bingung.
Pupil matanya kini terbuka lebar. Dia menekan layar handphone-nya dua
kali. Memunculkan tanda love di atas foto seorang perempuan di depan air
terjun.
Dia diam di sana. Sampai satu jam lebih. Meninggalkan laptop dan artikel
yang baru ia baca dua paragraf itu.
Orang itu, bisa jadi siapa saja. Bisa jadi teman sekelas kamu. Atau bisa
jadi kamu sendiri. Ya, kita seringkali tidak fokus ketika dihadapkan pada
sebuah artikel atau bacaan. Entah kenapa tangan kita ingin bergerak
mengambil sesuatu. Pikiran kita ke mana-mana. Dan hasilnya, artikel tadi
tidak terbaca dengan baik.
Bahkan, kita tidak lebih fokus dari ikan mas koki yang rentang fokusnya
mencapai 9 detik.
Manusia lawan ikan maskoki (sumber: drawception.com)
Alhasil, mata kita ngadep layar, tapi isi otak ngadep foto Instagram dia. Eh
gimana?
Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk menemukan ide pokok dari
suatu artikel atau bacaan. Supaya apa? Supaya kita tahu sebenarnya apa,
sih, inti dari artikel itu? Apa gagasan utama atau ide pokoknya? Supaya
selesai baca, nggak main share di grup Whatsapp sambil bilang,
Well, sebelumnya, kita perlu mengetahui pengertian dari ide pokok. Ide
pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan
paragraf. Makanya, nama lain ide pokok adalah gagasan utama. Ide pokok
terdapat di kalimat utama dan setiap satu paragraf hanya ada satu ide
pokok.
Satu hal yang perlu kamu ingat adalah, kalimat utama ≠ kalimat
pertama. Kalimat utama bisa ada di kalimat pertama, bisa pada kalimat
terakhir, atau bahkan kalimat pertama dan terakhir.
Orang yang akan pensiun tidak perlu stres. Pensiun berarti tidak bekerja,
tetapi mendapat gaji. Dengan tidak berdinas lagi berarti mereka tidak
memiliki beban pikiran terhadap pekerjaan dan banyak waktu luang untuk
bersantai. Kalau waktu luang itu bisa dioptimalkan dengan berbagai
kegiatan yang positif dan produktif, tentu orang tidak akan terkena stres.
Pada paragraf di atas, ide pokoknya adalah pada kalimat pertama. Yaitu
“Tidak perlu stres saat menghadapi pensiun”.
Kenapa?
Ya, seperti yang bisa kita lihat di atas, kalimat lain dalam paragraf ini hanya
“menjelaskan” penyakit-penyakitnya. Pada kalimat dua, misalnya. Kalimat
tersebut berisi contoh dari penyakit yang ditimbulkan. Di sisi lain, kalimat
terakhir menjelaskan penyebab dari munculnya penyakit tersebut.
Squad pastinya sudah nggak asing dong sama yang namanya konjungsi.
Itu lho penghubung. Nah yang akan kita pelajari dalam artikel ini ialah
pengertian dan jenis-jenis konjungsi antarkalimat.
Ada beberapa konjungsi antarkalimat yang akan kita bahas dalam artikel
ini ya Squad.
Contohnya dalam kalimat “Kami kurang setuju dengan usulan dia. Biarpun
begitu kami tetap menghargainya”.
Contoh dalam kalimat “Kamu telah setuju dengan persyaratan ini. Dengan
demikian, kamu pun harus menanggung semua risikonya”.
Kalau kamu pernah ikut atau melihat sebuah diskusi, pasti akan terjadi adu
pendapat bukan? Pendapat yang diutarakan dalam diskusi bisa berupa
sebuah gagasan atau pendapat yang dimiliki seseorang. Adu pendapat
tersebut dapat berupa persetujuan atau penolakan. Baik pendapat setuju
atau menolak harus diungkapkan dengan bahasa dan cara yang beradab
dan santun.
1. Objektif
(sumber: giphy.com)
2. Tidak Apriori
Kamu tahu nggak apa apriori itu? Apriori ialah beranggapan sebelum
mengetahui keadaan yang sebenarnya. Bahasa kerennya itu cuma “kira-
kira” gitu lho Squad. Dengan begitu, kamu harus tahu dulu nih keadaan
yang terjadi, baru habis itu kita dapat mengutarakan gagasan kamu.
3. Jangan Emosi
(sumber: giphy,com)
Argumen yang logis artinya pendapat yang masuk akal dan dapat
dipertanggungjawabkan. Supaya kamu bisa mendapatkan argumen yang
logis, kamu harus memiliki sebuah data yang valid. Kalau kamu
berargumen tanpa adanya data, itu sama saja kamu berargumen atas
asumsi pribadi.
Squad masih ingat nggak apa itu teks laporan? Saat kamu kelas 10,
pastinya belajar dong cara membuat teks laporan hasil observasi. Kalau
kamu lupa, bisa baca-baca lagi deh materinya. Kenapa harus baca-baca
lagi? Artikel kali ini akan membahas tentang teks laporan juga Squad. Kita
akan sama-sama belajar membedakan fakta dan opini dalam teks laporan.
Jangan bilang kamu nggak tahu atau lupa pengertian fakta dan opini.
Dalam sebuah laporan, faktamerupakan kejadian yang nyata, sungguh-
sungguh terjadi, dan diketahui oleh semua orang.
Adapun opini merupakan gagasan atau pendapat yang dikemukakan
dan bersifat subjektif.
Sekarang, kamu simak baik-baik ya teks laporan berikut ini yang diambil
dari Kompas (Februari 2006 dengan perubahan)
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah upaya kita untuk memulai tradisi
baru dalam menghargai seseorang dengan buku. Kalau selama ini orang
sangat tidak asing dengan ungkapan katakan dengan bungauntuk
melambangkan keakraban dan kasih sayang, ungkapan katakan dengan
buku dapat dijadikan sebuah momentum untuk menggugah kesadaran kita
agar selalu membaca dan menelurkan karya-karya agung sebagai
monumen peradaban manusia.
Coba, dari contoh teks laporan tadi, kira-kira ada di mana kalimat yang
berisi fakta dan di mana kalimat yang berisi opini?
Yups. Tepat sekali. Teks tersebut berisi fakta. Kenapa? Itu karena di dalam
teks tersebut terdapat hasil laopran dari Human Development
Report. Fakta itu kan salah satunya dicirikan dengan adanya hasil
sebuah data penelitian yang pastinya bisa dipertangungjawabkan.
Sekarang bandingkan dengan kutipan teks berikut.
Teks tadi merupakan sebuah opini. Kamu tahu di mana titik perbedaannya
dengan fakta? Jika fakta menghadirkan sebuah data yang bisa
dipertanggungjawabkan, maka opini hanya berupa pemikiran penulis
laporan.
Nah Squad, pasti tidak semua iklan yang dapat kalian pahami maksudnya.
Ternyata sebelum iklan ditayangkan di televisi harus ada teks tertulisnya
sebagai naskah. Kira-kira, apa aja ya yang ada di dalam naskah tersebut
ya? Artikel kali akan mengajak kamu mengenal teks iklan.
Kalau itu tadi kan pengertian tentang iklan, nah kalau pengertian teks
iklan?
Namanya kan juga iklan, jadi pasti tujuannya untuk membujuk supaya
pembaca atau yang melihat teks iklan tersebut membeli barang atau jasa
yang ditawarkan.
1. Gambar
Bisa dibayangin nggak sih kalau sebuah iklan nggak ada gambarnya?
Pasti yang ngeliat bakalan bingung kan maksudnya apa? Sebuah iklan
yang baik itu ada gambar dari produk atau jasa yang ditawarkan.
Yaa...minimal ada sebuah ilustrasinya lah.
2. Rangkaian Kata-kata
Gimana konsumen mau membeli produk atau jasa kalo nggak ada
penjelasannya? Di sinilah kata-kata dalam iklan itu dirangkai agar
konsumen tertarik. Dalam iklan, rangkaian kata-kata itu berisi
penjelasan produk berupa keunggulan dari produk/jasa. Biasanya
keunggulan dari sebuah produk/jasa itu yang membuat konsumen tertarik
pada produk/jasa yang diiklankan.
3. Gerak
Iya jelas dong. Kalau ada iklan, anggaplah panjang durasi iklan 10 detik.
Selama 10 detik itu kamu ngeliatin TV kamu begitu aja layarnya. Bosen
nggak? Sudah bosen plus nggak tahu apa maksudnya. Oleh karena
itu iklan yang disampaikan di media massa terutama di televisi
haruslah bergerak agar iklan lebih menarik dan para konsumen tertarik
pada produk/jasa yang diiklankan. Maksudnya bergerak bukan bergerak
kayak gambar di atas lho ya.
4. Suara
Squad, kamu juga harus tahu nih kalau suara juga memiliki peran penting
saat iklan disampaikan di media massa seperti televisi dan radio. Suara
tersebut membacakan deskripsi dari berupa kata-kata. Perlu
diperhatikan juga, dalam iklan juga penting lho sebuah intonasi suara.
b. Imperatif
c. Berima
d. Berkesan positif
d. Ringkas
e. Fakta
Konsumen itu paling nggak suka dibohongi ya Squad. Iklan yang baik itu
harus mengandung fakta. Misalnya, Misalnya alamat perusahaan yang
benar-benar ada, dan produk yang benar-benar ada. Biasanya sebuah
fakta berupa pernyataan yang bisa dibuktikan kebenarannya dan bukan
berupa pendapat seseorang.