You are on page 1of 21

5 Langkah Menemukan Ide Pokok dalam Paragraf

Baru delapan detik sejak orang itu menduduki kursi yang terlalu keras itu.
Hening. Sebelah tangan menopang dagu. Matanya berkedip beberapa kali.
Wajahnya menunjukkan ekspresi bingung.

Di depannya, ada laptop yang menunjukkan artikel mengenai SBMPTN.

DIa scroll mouse. Wajahnya ke layar, tapi pandangannya tidak fokus.

Tangan kanannya kini menggenggam gelas. Menuangnya ke tenggorokan


yang sebenarnya tidak haus itu. Tumit kakinya mengetuk-ngetuk lantai.
Tangannya pindah lagi ke sisi kanan meja. Sedikit di
belakang mouse. Matanya terpejam. Di kepalanya terdengar beat lagu
favoritnya belakangan ini. Tangannya bekerjasama dengan kaki, membuat
sebuah irama.

Dia membuka mata.

Tangannya meraih handphone.

Lalu dengan secepat kilat membuka Instagram.

Pupil matanya kini terbuka lebar. Dia menekan layar handphone-nya dua
kali. Memunculkan tanda love di atas foto seorang perempuan di depan air
terjun.

Dia diam di sana. Sampai satu jam lebih. Meninggalkan laptop dan artikel
yang baru ia baca dua paragraf itu.

Orang itu, bisa jadi siapa saja. Bisa jadi teman sekelas kamu. Atau bisa
jadi kamu sendiri. Ya, kita seringkali tidak fokus ketika dihadapkan pada
sebuah artikel atau bacaan. Entah kenapa tangan kita ingin bergerak
mengambil sesuatu. Pikiran kita ke mana-mana. Dan hasilnya, artikel tadi
tidak terbaca dengan baik.

Microsoft bahkan membuat penelitian tentang fokus, atau yang lebih


dikenal dengan attention span ini. Hasilnya, rentang fokus kita pada suatu
hal, saat ini hanya berkisar selama 8 detik. Ini jauh turun sejak tahun 2000
yang mencapai 12 detik.

Bahkan, kita tidak lebih fokus dari ikan mas koki yang rentang fokusnya
mencapai 9 detik.
Manusia lawan ikan maskoki (sumber: drawception.com)

Ketidakfokusan ini, ditambah penyajian berita saat ini yang cenderung


umpan klik (clickbait), tentu akan menambah kegagapan kita dalam
menanggapi suatu artikel atau bacaan. Kasarnya, udah
kitanya nggak fokus dan “malas” baca, eh artikelnya nggak nyambung judul
sama isinya.

Alhasil, mata kita ngadep layar, tapi isi otak ngadep foto Instagram dia. Eh
gimana?

Contoh artikel clickbait. Hayo kira-kira isinya tentang apa? (Sumber:


silabuzz.net)

Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk menemukan ide pokok dari
suatu artikel atau bacaan. Supaya apa? Supaya kita tahu sebenarnya apa,
sih, inti dari artikel itu? Apa gagasan utama atau ide pokoknya? Supaya
selesai baca, nggak main share di grup Whatsapp sambil bilang,

“GILA! ADA ANAK DIKUTUK JADI IKAN PARI KARENA DURHAKA!”

Well, sebelumnya, kita perlu mengetahui pengertian dari ide pokok. Ide
pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan
paragraf. Makanya, nama lain ide pokok adalah gagasan utama. Ide pokok
terdapat di kalimat utama dan setiap satu paragraf hanya ada satu ide
pokok.

Satu hal yang perlu kamu ingat adalah, kalimat utama ≠ kalimat
pertama. Kalimat utama bisa ada di kalimat pertama, bisa pada kalimat
terakhir, atau bahkan kalimat pertama dan terakhir.

Ada 5 langkah menemukan ide pokok dengan mudah:


Oke, setelah mengetahui kelima langkah untuk menemukan ide pokok, kita
akan langsung praktik ya.

Coba perhatikan paragraf berikut:

Orang yang akan pensiun tidak perlu stres. Pensiun berarti tidak bekerja,
tetapi mendapat gaji. Dengan tidak berdinas lagi berarti mereka tidak
memiliki beban pikiran terhadap pekerjaan dan banyak waktu luang untuk
bersantai. Kalau waktu luang itu bisa dioptimalkan dengan berbagai
kegiatan yang positif dan produktif, tentu orang tidak akan terkena stres.

Pada paragraf di atas, ide pokoknya adalah pada kalimat pertama. Yaitu
“Tidak perlu stres saat menghadapi pensiun”.

Kenapa?

Kalau kita analisis kalimat-kalimat lain, fungsi mereka hanya sebagai


penjelas dari kalimat utama (kalimat pertama). Misalnya, pada kalimat
”Dengan tidak berdinas lagi berarti mereka tidak memiliki beban pikiran
terhadap pekerjaan dan banyak waktu luang untuk bersantai”. Kalimat ini
mengacu kepada kalimat utama. Tugas dari kalimat ini adalah memberikan
“alasan” dari “Mengapa orang yang pension tidak perlu stres.”

Baca juga: 5 Poin dalam Penyampaian Gagasan dan Tanggapan dalam


Diskusi

Sekarang kita coba contoh lainnya ya:

Bencana banjir lumpur akibat jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang


Selatan menimbulkan berbagai macam penyakit. Beberapa penyakit yang
akan timbul sesudah bencana adalah diare, tifus, leptospirosis dan demam
berdarah. Masalah kesehatan pada korban dan masyarkat di sekitar lokasi
lokasi bencana harus segera diantisipasi. Beberapa penyakit itu muncul
karena lingkungan kotor dan sumber air bersih yang tercemar lumpur.

Pada paragraf ini, ide pokoknya adalah “Bencana banjir menimbulkan


berbagai penyakit”

Ada yang tahu kenapa?

Ya, seperti yang bisa kita lihat di atas, kalimat lain dalam paragraf ini hanya
“menjelaskan” penyakit-penyakitnya. Pada kalimat dua, misalnya. Kalimat
tersebut berisi contoh dari penyakit yang ditimbulkan. Di sisi lain, kalimat
terakhir menjelaskan penyebab dari munculnya penyakit tersebut.

Jadi, sudah mulai bisa menemukan ide pokok?

Bahasa Indonesia Kelas 12 | Pengertian dan Jenis-jenis


Konjungsi Antarkalimat

Makan nasi sama mama

Yuk belajar konjungsi bersama-sama

Squad pastinya sudah nggak asing dong sama yang namanya konjungsi.
Itu lho penghubung. Nah yang akan kita pelajari dalam artikel ini ialah
pengertian dan jenis-jenis konjungsi antarkalimat.

A. Pengertian Konjungsi Antarkalimat

Kamu bisa membayangkan kalau konjungsi itu seperti rel yang


menghubungkan satu stasiun dengan stasiun lainnya. Bedanya, kalau rel
itu dari besi baja kalau konjungsi itu dari kata.
Sekumpulan kata-kata (sumber: artsprofessional.co.uk)

Lalu apa sih pengertian konjungsi antarkalimat?

Konjungsi antarkalimat merupakan konjungsi atau kata


sambung yang menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat
lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai kalimat baru.

B. Jenis-jenis Konjungsi Antarkalimat

Ada beberapa konjungsi antarkalimat yang akan kita bahas dalam artikel
ini ya Squad.

1. Konjungsi yang menyatakan pertentangan, biasanya digunakan


untuk mengungkapkan gagasan dan tanggapan dalam diskusi.

Contoh katanya, biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu,


walaupun demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu.

Contohnya dalam kalimat “Kami kurang setuju dengan usulan dia. Biarpun
begitu kami tetap menghargainya”.

2. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan


pada kalimat sebelumnya.

Contoh katanya seperti, sesudah itu, setelah itu, dan selanjutnya.


Contohnya dalam kalimat, “Kami akan memulai perjalanan ini dengan
berjalan ini dengan berjalan kaki, sesudah itu, kami akan beristirahat di
rumah penduduk”.

3. Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan


sebelumnya.

Contoh katanya, sebaliknya.

Contohnya dalam kalimat, “Kita jangan terus menebang pohon-pohon di


hutan ini. Sebaliknya, kita harus menanam pohon baru”.

4. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya.

Contoh katanya : sesungguhnya dan bahwasannya.

Contohnya dalam kalimat “Kita dilanda banjir besar tahun ini.


Sesungguhnya, bencana ini telah kita ramalkan tahun kemarin”.

5. Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan


sebelumnya.

Contoh katanya, malahan dan bahkan.


Contohnya : “Rumah-rumah di Kalimantan kebanyakan didirikan di tepi
sungai. Bahkan, ada kampung di tengah laut yang dangkal”.

Baca Juga: 5 Poin dalam Penyampaian Gagasan dan Tanggapan


dalam Diskusi

6. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan


sebelumnya.

Contoh katanya, namun dan akan tetapi.

Contoh kalimatnya, “Keadaannya memang sudah aman. Akan tetapi, kita


tetap harus waspada”.

7. Konjungsi yang menyatakan konsekuensi.

Contoh katanya, dengan demikian.

Contoh dalam kalimat “Kamu telah setuju dengan persyaratan ini. Dengan
demikian, kamu pun harus menanggung semua risikonya”.

8. Konjungsi yang menyatakan akibat.

Contoh katanya, oleh karena itu dan oleh sebab itu.

Contoh dalam kalimat “Kami sudah melarang mereka berburu di hutan,


tetapi mereka tetap nekat. Oleh karena itu, biar mereka rasakan sendiri
akibatnya”.

9. Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang


dinyatakan sebelumnya.

Contoh katanya, sebelum itu.

Contoh dalam kalimat, “Polisi hutan menangkap dua pemburu liar.


Sebelum itu, mereka menangkap lima orang pemburu liar.
5 Poin dalam Penyampaian Gagasan dan Tanggapan
dalam Diskusi

Film horor bikin takut

Makan bakso sama nasi

Apakah kamu pernah ikut

Sebuah acara forum diskusi

Apa sih forum diskusi itu?

Forum diskusi adalah tempat bermusyawarah dengan banyak orang


dan dipimpin seorang pemimpin diskusi atau moderator untuk
membicarakan hal penting. Tujuan diadakannya forum diskusi ialah
untuk mendapat hasil keputusan dari hal yang dibicarakan.

Pelaksanaan diskusi dalam sebuah forum (sumber: kppu.go.id)

Kalau kamu pernah ikut atau melihat sebuah diskusi, pasti akan terjadi adu
pendapat bukan? Pendapat yang diutarakan dalam diskusi bisa berupa
sebuah gagasan atau pendapat yang dimiliki seseorang. Adu pendapat
tersebut dapat berupa persetujuan atau penolakan. Baik pendapat setuju
atau menolak harus diungkapkan dengan bahasa dan cara yang beradab
dan santun.

Lalu, bagaimana ya cara menyampaikan gagasan dan tanggapan dalam


sebuah diskusi? Lanjut baca terus ya Squad!

1. Objektif

Lawan dari objektif ialah subjektif. Kalau pendapat subjektif itu


kan pendapat yang cenderung menilai sesuatu berdasarkan individu,
sedangkan pendapat yang bersifat objektif lebih mengutamakan data
dan realita yang ada.

Dalam sebuah forum diskusi, perlu dihindari pendapat yang bersifat


subjektif. Kenapa? Pendapat subjektif biasanya mengedepankan
emosional. Beda dengan pendapat objektif yang sangat berlandaskan
pada kemampuan berpikir dan logika.

(sumber: giphy.com)

2. Tidak Apriori

Kamu tahu nggak apa apriori itu? Apriori ialah beranggapan sebelum
mengetahui keadaan yang sebenarnya. Bahasa kerennya itu cuma “kira-
kira” gitu lho Squad. Dengan begitu, kamu harus tahu dulu nih keadaan
yang terjadi, baru habis itu kita dapat mengutarakan gagasan kamu.

Baca Juga: 3 Jenis Puisi Kontemporer

3. Jangan Emosi

Awas Squad, biasanya nih kalau ada seseorang yang mengemukakan


pendapat tapi tidak sejalan dengan kita, langsung bawaannya pengen
marah-marah. Dalam forum diskusi, pendapat yang disampaikan tidak
dilarang emosi. Kenapa? Dengan adanya emosi dalam menyampaikan
pendapat, maka akan terlihat pandangan subjektif kita.

(sumber: giphy,com)

4. Argumen yang Logis

Argumen yang logis artinya pendapat yang masuk akal dan dapat
dipertanggungjawabkan. Supaya kamu bisa mendapatkan argumen yang
logis, kamu harus memiliki sebuah data yang valid. Kalau kamu
berargumen tanpa adanya data, itu sama saja kamu berargumen atas
asumsi pribadi.

5. Menggunakan Ragam Bahasa yang Resmi

Bahasa dan forum diskusi harus dibedakan ya Squad. Jangan sampai


kamu menggunakan bahasa sehari-hari kamu dalam forum diskusi. Forum
diskusi pasti menggunakan ragam bahasa yang resmi, kecuali kalau
kamu sedang kerja kelompok mengerjakan PR Bahasa Indonesia di rumah
teman kamu. Nah, itu baru boleh menggunakan ragam bahasa santai.

Belajar Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks


Laporan

Squad masih ingat nggak apa itu teks laporan? Saat kamu kelas 10,
pastinya belajar dong cara membuat teks laporan hasil observasi. Kalau
kamu lupa, bisa baca-baca lagi deh materinya. Kenapa harus baca-baca
lagi? Artikel kali ini akan membahas tentang teks laporan juga Squad. Kita
akan sama-sama belajar membedakan fakta dan opini dalam teks laporan.

Jangan bilang kamu nggak tahu atau lupa pengertian fakta dan opini.
Dalam sebuah laporan, faktamerupakan kejadian yang nyata, sungguh-
sungguh terjadi, dan diketahui oleh semua orang.
Adapun opini merupakan gagasan atau pendapat yang dikemukakan
dan bersifat subjektif.
Sekarang, kamu simak baik-baik ya teks laporan berikut ini yang diambil
dari Kompas (Februari 2006 dengan perubahan)

Buku Jendela Ilmu

Berdasarkan survei dan laporan dari Human Development Report(UNDP)


tahun 2005, nilai human development index (HDI) bangsa Indonesia
sangat rendah, yaitu sebesar 0,697. Hal ini menyebabkan Indonesia
menempati peringkat ke-110 dari 174 negara. Hal ini berarti bahwa Sumber
Daya Manusia (SDM) Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara di
kawasan Asia Tenggara. Standar hidup dan kualitas hidup bangsa
Indonesia masih rendah. Hal ini berdampak pula pada tingkat budaya
masyarakatnya, termasuk budaya membaca. Kenyataan ini
memperlihatkan adanya kompleksitas persoalan yang menyelimuti bangsa
Indonesia. Salah satu penyebab rendahnya kualitas hidup bangsa
Indonesia salah satunya karena pengetahuan masyarakat masih rendah.
Pengetahuan masyarakat rendah karena budaya membaca masyarakatnya
rendah.

Membangun budaya baca bukan sekadar menyediakan buku atau ruang


baca, melainkan juga membangun pemikiran, perilaku, dan budaya dari
generasi yang tidak suka membaca menjadi generasi yang suka membaca.
Dari sana, kreativitas dan transfer pengetahuan dapat berlangsung dan
berkembang secara intensif.

Walaupun perkembangan teknologi informasi sangat pesat, buku tetap


menjadi media yang tak terkalahkan. Kemajuan sebuah bangsa bukan
berasal dari melihat atau mendengarkan, melainkan dari membaca
catatan-catatan, literatur, dan berkas-berkas tertulis. Oleh karena budaya
membaca sangat penting bagi kemajuan bangsa di satu sisi dan
kompleksitasnya persoalan yang melingkupi budaya membaca di sisi yang
lain, sudah saatnya semua pihak, baik pemerintah, agamawan, tokoh
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, maupun dunia perbukuan,
memberikan kepedulian yang lebih bagi tumbuhnya budaya membaca.
Pendirian taman-taman bacaan di berbagai tempat, penerjemahan buku-
buku asing yang bermutu, penyediaan buku-buku murah yang terjangkau,
serta keteladanan tokoh masyarakat dalam membaca dan menulis buku
merupakan langkah strategis bagi pemberdayaan budaya baca
masyarakat.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah upaya kita untuk memulai tradisi
baru dalam menghargai seseorang dengan buku. Kalau selama ini orang
sangat tidak asing dengan ungkapan katakan dengan bungauntuk
melambangkan keakraban dan kasih sayang, ungkapan katakan dengan
buku dapat dijadikan sebuah momentum untuk menggugah kesadaran kita
agar selalu membaca dan menelurkan karya-karya agung sebagai
monumen peradaban manusia.

Coba, dari contoh teks laporan tadi, kira-kira ada di mana kalimat yang
berisi fakta dan di mana kalimat yang berisi opini?

Perhatikan kutipan teks berikut ya Squad

Berdasarkan survei dan laporan dari Human Development Report(UNDP)


tahun 2005, nilai human development index (HDI) bangsa Indonesia
sangat rendah, yaitu sebesar 0,697 dan menempati peringkat ke-110 dari
174 negara. Hal ini berarti bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia
tertinggal dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara bahkan
ASEAN.

Yups. Tepat sekali. Teks tersebut berisi fakta. Kenapa? Itu karena di dalam
teks tersebut terdapat hasil laopran dari Human Development
Report. Fakta itu kan salah satunya dicirikan dengan adanya hasil
sebuah data penelitian yang pastinya bisa dipertangungjawabkan.
Sekarang bandingkan dengan kutipan teks berikut.

Oleh karena budaya membaca sangat penting bagi kemajuan bangsa di


satu sisi dan kompleksitasnya persoalan yang melingkupi budaya
membaca di sisi yang lain, sudah saatnya semua pihak, baik pemerintah,
agamawan, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, maupun
dunia perbukuan, memberikan kepedulian yang lebih bagi tumbuhnya
budaya membaca.

Teks tadi merupakan sebuah opini. Kamu tahu di mana titik perbedaannya
dengan fakta? Jika fakta menghadirkan sebuah data yang bisa
dipertanggungjawabkan, maka opini hanya berupa pemikiran penulis
laporan.

Opini dalam kutipan teks tersebut dinyatakan dengan “......sudah saatnya


semua pihak, baik pemerintah, agamawan, tokoh masyarakat, lembaga
swadaya masyarakat, maupun dunia perbukuan, memberikan kepedulian
yang lebih bagi tumbuhnya budaya membaca.” Ada sebuah saran yang
diberikan penulis tentang kepedulian dari budaya membaca.

Pengertian, Unsur, dan Kaidah Kebahasaan Teks Iklan


Lagi nonton acara di televisi eh tau-tau kepotong iklan. Nahloh bete nggak
tuh? Kamu tahu kan, saat menjelang Idulfitri tahun 2018 ini ada iklan dari
salah satu pusat perbelanjaan yang menampilkan ibu-ibu rombongan
qasidah? Iklan ini menjadi viral karena konsep iklannya yang menarik.
Pasti kamu nggak asing kan dengan iklan tersebut?
Salah satu contoh iklan di televisi (sumber: kapanlagi.com)

Nah Squad, pasti tidak semua iklan yang dapat kalian pahami maksudnya.
Ternyata sebelum iklan ditayangkan di televisi harus ada teks tertulisnya
sebagai naskah. Kira-kira, apa aja ya yang ada di dalam naskah tersebut
ya? Artikel kali akan mengajak kamu mengenal teks iklan.

Kamu tahu apa itu iklan?

Yaps. Iklan dapat dipahami sebagai pemberitahuan kepada khalayak


mengenai suatu barang dan jasa. Biasanya disampaikan melalui media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet.

Kalau itu tadi kan pengertian tentang iklan, nah kalau pengertian teks
iklan?
Namanya kan juga iklan, jadi pasti tujuannya untuk membujuk supaya
pembaca atau yang melihat teks iklan tersebut membeli barang atau jasa
yang ditawarkan.

Supaya terlihat menarik, dalam sebuah iklan harus memiliki beberapa


unsur supaya terlihat menarik. Nah, unsur-unsurnya itu apa aja sih?

1. Gambar

Bisa dibayangin nggak sih kalau sebuah iklan nggak ada gambarnya?
Pasti yang ngeliat bakalan bingung kan maksudnya apa? Sebuah iklan
yang baik itu ada gambar dari produk atau jasa yang ditawarkan.
Yaa...minimal ada sebuah ilustrasinya lah.

2. Rangkaian Kata-kata

Gimana konsumen mau membeli produk atau jasa kalo nggak ada
penjelasannya? Di sinilah kata-kata dalam iklan itu dirangkai agar
konsumen tertarik. Dalam iklan, rangkaian kata-kata itu berisi
penjelasan produk berupa keunggulan dari produk/jasa. Biasanya
keunggulan dari sebuah produk/jasa itu yang membuat konsumen tertarik
pada produk/jasa yang diiklankan.

3. Gerak

Kamu pernah liat iklan seperti ini nggak di televisi?


(sumber: giphy.com)

“Mana ada iklan kayak gitu di TV”

Iya jelas dong. Kalau ada iklan, anggaplah panjang durasi iklan 10 detik.
Selama 10 detik itu kamu ngeliatin TV kamu begitu aja layarnya. Bosen
nggak? Sudah bosen plus nggak tahu apa maksudnya. Oleh karena
itu iklan yang disampaikan di media massa terutama di televisi
haruslah bergerak agar iklan lebih menarik dan para konsumen tertarik
pada produk/jasa yang diiklankan. Maksudnya bergerak bukan bergerak
kayak gambar di atas lho ya.

4. Suara

Squad, kamu juga harus tahu nih kalau suara juga memiliki peran penting
saat iklan disampaikan di media massa seperti televisi dan radio. Suara
tersebut membacakan deskripsi dari berupa kata-kata. Perlu
diperhatikan juga, dalam iklan juga penting lho sebuah intonasi suara.

Membuat iklan itu nggak boleh sembarangan. Ada kaidah kebahasaannya


juga. Ini bermanfaat supaya iklan terlihat lebih menarik dan berkesan di
hati konsumen.
a. Persuasif

Apa itu persuasif? Persuasif merupakan sesuatu yang sifatnya


mengajak. Artinya, kata-kata dalam teks iklan itu bertujuan supaya para
konsumen yakin dan percaya terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

b. Imperatif

Selain persuasif, kata yang digunakan dalam iklan juga berwujud


imperatif. Imperatif merupakan permintaan, ajakan, dorongan atau
larangan. Contohnya yaitu kata ikutilah, hadirilah, wujudkan, nyatakan,
nikmati, sebaiknya, marilah, ayo dan janganlah.

c. Berima

Biasanya, kata-kata yang terdapat dalam sebuah iklan memiliki rima


atau pengulangan nada yang samaagar iklannya menarik dan berkesan
bagi konsumen. Perhatikan potongan teks iklan berikut.
Pasti kamu nggak asing kan dengan potongan teks iklan tersebut? Kamu
ngeh nggak kalau akhiran dari tiap kalimat tersebut berakhiran “a”? Itu dia
yang disebut dengan rima.

d. Berkesan positif

Sebuah barang/produk yang ditawarkan akan memiliki saingan atau lawan.


Untuk itu, dalam sebuah iklan jangan sampai menjelek-jelekkan atau
bahkan sampai menghina produk/jasa lain. Itu sama saja mau bersaing
tapi dengan cara yang tidak sehat, Squad.

d. Ringkas

Maksudnya ringkas di sini ialah tidak panjang lebar alias langsung


menyampaikan maksud dan tujuannya. Iklan yang ringkas juga
berfungsi memudahkan konsumen mengingat dan membuat kesan
tersendiri.

e. Fakta

Konsumen itu paling nggak suka dibohongi ya Squad. Iklan yang baik itu
harus mengandung fakta. Misalnya, Misalnya alamat perusahaan yang
benar-benar ada, dan produk yang benar-benar ada. Biasanya sebuah
fakta berupa pernyataan yang bisa dibuktikan kebenarannya dan bukan
berupa pendapat seseorang.

You might also like