You are on page 1of 8

PROSEDUR PEMERIKSAAN INTEGUMEN

TUJUAN PRAKTIKUM
a. TUJUAN UMUM.
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam melakukan
pemeriksaan pada integumen.

b. TUJUAN KHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
1. Melakukan pemeriksaan kulit
2. Melakukan pemeriksaan kuku
3. Melakukan pemeriksaan rambut
4. Mengidentifikasi kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan integumen

NILAI
No. TINDAKAN
0 1 2
1 Persiapan alat
1. Sarung tangan/handscoen
2. Penggaris
3. Bullpen
4. Lembar dokumentasi
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
4 Cuci tangan
5 Gunakan sarung tangan
PEMERIKSAAN KULIT
6 Amati warna kulit
7 Kaji adanya lesi dan edema
8 Palpasi kelembaban kulit
9 Palpasi suhu kulit, bandingkan suhu kedua kaki dan kedua tangan dengan menggunakan
punggung jari
10 Tarik/cubit kulit untuk mengetahui turgor kulit (normalnya kembali cepat)
PEMERIKSAAN RAMBUT
11 Inspeksi pola penyebaran rambut. Normalnya penyebaran rambut merata, tidak ada lesi/pitak.
12 Inspeksi warna rambut, perhatikan kesesuaian antara warna dan usia. Dan inspeksi adanya
warna rambut coklat kemerahan yang mungkin terjadi pada malnutrisi.
13 Inspeksi kebersihan kulit kepala dari kutu dan ketombe.
14 Lakukan palpasi area rambut dan kepala dengan pola sirkuler. Perhatikan ada/ tidaknya massa
atau nyeri tekan
15 Perhatihan konsistensi rambut : halus atau kasar, pecah-pecah, atau mudah rontok saat di
pegang
PEMERIKSAAN KUKU
16 Amati bentuk kuku jari untuk menentukan lengkungan dan sudut kuku (abnormal bila sudut >
600)
17 Amati warna dan tekstur kuku jari tangan dan kaki
18 Lakukan pemeriksaan CRT dgn mencubit pada ujung kuku (normal < 3 dtk)
19 Dokumentasikan hasil pemeriksaan
TOTAL : Malang,
Nilai = 1 x …….. + 2 x …….. x 100 = ……… x 100 = ………… …… /…... /……
2 x ……. Fasilitator
…………………..
PROSEDUR PEMERIKSAAN GENITALIA FEMININA EKSTERNA

TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUAN UMUM.
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam melakukan
pemeriksaan genitalia feminina eksterna dengan tepat dan benar.
2. TUJUAN KHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
a. Melakukan kontrak awal untuk pemeriksaan genitalia feminina eksterna dengan tepat.
b. Melakukan persiapan alat yang dibutuhkan saat pemeriksaan genitalia feminina eksterna dengan tepat.
c. Melakukan persiapan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan genitalia feminina eksterna dengan benar.
d. Melakukan prosedur pemeriksaan genitalia feminina eksterna sesuai dengan prosedur yang tepat.

KONSEP TEORI
Pemeriksaan genitalia wanita sebaiknya menjadi bagian dari pemeriksaan perawatan kesehatan preventif
karena tingginya insiden kanker rahim dan vagina. Kematian akibat kanker uterus sudah berkurang selama 40 tahun
terakhir, berkat adanya General Check Up teratur dan pemakaian tes Pap Smear. Kanker ovarium masih terhitung
sebanyak 4% keseluruhan kanker pada wanita dan menyebabkan lebih banyak kematian akibat kanker saluran
reproduksi wanita dan menyebabkan lebih banyak kematian akibat kanker saluran reproduksi wanita lainnya
dikarenakan sulitnya kanker ini terdeteksi. Semua wanita di atas 18 tahun sebaiknya menjalani pemeriksaan
tahunan. Pemeriksaan genitalia juga berfungsi untuk melihat adanya insiden penyakit yang tertular melalui hubungan
seksual (PHS). Genetalia eksternal dapat dikaji selama pemeriksaan terpisah, bersama tindakan higiene rutin, atau
pada saat insersi kateter urinal.

NILAI
No TINDAKAN
0 1 2
1 Persiapan alat :
1. Meja pemeriksaan dengan penyangga kaki (meja Gyn)
*(Bila tidak ada pasien dibaringkan di tempat tidur dengan posisi supine sambil menekuk
kakinya)
2. Lampu yang dapat diatur pencahayaannya
3. Selimut
4. Sarung tangan steril 1 pasang. (Persiapkan sarung tangan cadangan)
5. Larutan chlorin 10 % dalam waskom untuk dekontaminasi handschoen
6. 5 bola kapas/kapas cebok
7. Kassa steril secukupnya
8. Larutan savlon
9. Waskom 1 buah
10. Bengkok
11. Kom steril 1 buah
Sarung tangan bersih
12. Lembar dokumentasi
13. Ballpoin
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Meminta pasien mengosongkan bladder dan bowelnya
4. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien (sims)
5. Bila perawat laki-laki, dapat menyertakan asisten wanita untuk menciptakan kondisi
teraputik.
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
2. Pasang sketsel/sampiran sesaat sebelum melakukan prosedur
4 Cuci tangan
5 Minta ijin pada pasien bahwa pemeriksaan akan segera dimulai dan jaga pasien tetap rileks.
6 Bantu pasien untuk membuka area sekitar genitalia eksterna yang akan dilakukan pemeriksaan.
Gunakan selimut untuk menutupi area di atas simpisis pubis
7 Dekatkan lampu pada area yang akan diperiksa dengan mengatur cahaya dan letaknya agar
dapat membantu jalannya pemeriksaan
8 Gunakan Sarung tangan bersih pada kedua tangan
9 Minta pasien membuka selimut sebatas area yang akan diperiksa.
Inspeksi :
10 Kuantitas dan kualitas penyebaran tumbuhnya rambut pubis. Pastikan bebas dari kotoran dan
kutu.
Normalnya rambut pubis : pertumbuhan rambut pubis merata membentuk segitiga di atas
perineum dan sepanjang permukaan medial paha.

11 Karakteristik permukaan labia mayora. Periksa kesimetrisan, ada/tidaknya edema, lesi, bau atau
discharge (pus/lendir/darah).
Normalnya labia mayora : simetris, tampak kering dan lembab. Bila labia mayora tampak
menebal, hal tersebut normal pada wanita menopouse. Labia minora yang tampak lebih
besar/menonjol daripada labia mayora adalah lazim ditemukan pada bayi. Labia mayora tampak
membuka pada wanita yang telah melahirkan.

12 Buka dengan lembut labia mayora dengan jari-jari tangan non dominan untuk menginspeksi
klitoris, labia minora, orificium uretra, dan orificium vagina (inspeksi bentuk, warna, lesi, edema,
posisi).
Normalnya : klitoris normalnya tidak akan lebih dari 2 cm panjangnya, dan diameternya tidak >
0,5 cm. Labia minora normalnya lebih tipis dari labia mayora, salah satu sisi mungkin lebih tebal
dari sisi yang lain. Permukaan dalamnya warna merah muda gelap. Perhatikan bila ada fistula,
polip, lesi, iritasi dan inflamasi.

13 Observasi perineum dengan seksama, perhatikan warna dan posisi.


Normalnya : nampak halus, bila pada nulipara, maka perineum akan terasa tebal dan halus.

14 Lepas sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril


Palpasi :
15 Dengan telapak tangan menghadap ke atas, masukkan jari telunjuk pemeriksa sedalam buku jari
kedua, berikan tekanan ke atas, sambil memerah kelenjar skene ke arah luar, lihat ada tidaknya
pengeluaran, perhatikan ada/tidaknya nyeri.
Normalnya : tidak terdapat pengeluaran discharge dari skene dan teraba lunak.

16 Palpasi kelenjar Bartholin, pada setiap sisi dengan ibu jari dan jari telujuk berada diluar labia
mayora dan introitus. Perhatikan adanya pembengkakan, nyeri, massa, atau discharge.

17 Minta pasien untuk mengejan ke bawah, menuju ke arah jari pemeriksa (seperti saat BAK) untuk
mengkaji tegangan otot pada saluran keluar vagina. Kemudian minta pasien untuk tidak lagi
mengejan. Amati ada tidaknya penonjolan dan inkontinensia urin.
Normalnya : tidak terdapat penonjolan jaringan keluar dari orificium vagina saat mengejan.

18 Palpasi perineum, rasakan permukaan yang normalnya berkonsistensi halus. Jaringan akan
terasa tebal dan halus pada wanita nullipara, dan lebih tebal dan kaku pada wanita multipara.

19 Lakukan vulva higiene untuk membersihkan discharge yang mungkin keluar setelah
pemeriksaan. ambil 5 bola kapas, masukkan dalam kom berisi savlon. Peras kapas savlon,
kemudian bersihkan dengan kapas savlon mulai dari labia mayora kanan (sekali usap dari arah
klitoris ke rektum, buang), labia mayora kiri (sekali usap dari arah klitoris ke rektum, buang), buka
bagian dalam dengan ibu jari dan jadi tengah, bersihkan labia minora kanan (sekali usap dari
arah klitoris ke rektum, buang), labia minora kiri (sekali usap dari arah klitoris ke rektum, buang),
dan terakhir pada bagian tengah sampai perineum (sekali usap dari arah klitoris ke rektum,
buang).
20 Keringkan area genitalia eksterna dengan kassa steril perlahan-lahan hingga savlon hilang.
21 Lepas sarung tangan dan cuci tangan
22 Dokumentasikan hasil pemeriksaan
23 Rapikan pasien seperti keadaan semula
24 Ucapkan terima kasih atas partisipasi pasien
Malang,
TOTAL : …… /…... /……
Nilai = 1 x …….. + 2 x …….. x 100 = ……… x 100 = ………… Fasilitator
2 x …….
…………………..
PROSEDUR PEMERIKSAAN GENITALIA MASKULINA EKSTERNA

TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUAN UMUM.
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam melakukan
pemeriksaan genitalia maskulina eksterna dengan tepat dan benar.
1. TUJUAN KHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
a. Melakukan kontrak awal untuk pemeriksaan genitalia maskulina eksterna dengan tepat.
b. Melakukan persiapan alat yang dibutuhkan saat pemeriksaan genitalia maskulina eksterna dengan tepat.
c. Melakukan persiapan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan genitalia maskulina eksterna dengan benar.
d. Melakukan prosedur pemeriksaan genitalia maskulina eksterna sesuai dengan prosedur yang tepat.

KONSEP TEORI
Karena tingginya infeksi menular seksual pada remaja dan dewasa muda, genitalia maskulina sebaiknya rutin
diperiksa saat pemeriksaan kesehatan dilakukan.

NILAI
No TINDAKAN
0 1 2
1 Persiapan alat :
1. Sarung tangan steril 1 pasang. (Persiapkan sarung tangan cadangan)
2. Palu reflek
3. Selimut
4. Lembar dokumentasi
5. Ballpoin
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Meminta pasien mengosongkan bladder dan bowelnya
4. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien (supine)
5. Bila perawat wanita, dapat menyertakan asisten laki-laki untuk menciptakan kondisi teraputik.
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
2. Pasang sketsel/sampiran sesaat sebelum melakukan prosedur
4 Cuci tangan
5 Minta ijin pada pasien bahwa pemeriksaan akan segera dimulai dan jaga pasien tetap rileks.
6 Bantu pasien untuk membuka area sekitar genitalia eksterna yang akan dilakukan pemeriksaan
dan gunakan selimut untuk menutupi daerah di atas simpisis.
7 Dekatkan lampu pada area yang akan diperiksa dengan mengatur cahaya dan letaknya agar
dapat membantu jalannya pemeriksaan
8 Gunakan Sarung tangan bersih pada kedua tangan
9 Minta pasien membuka selimut sebatas area yang akan diperiksa.
Inspeksi :
10 Kaji kematangan seksual pasien, perhatikan ukuran dan bentuk penis, ukuran, warna dan tekstur
skrotal, karakter dan penyebaran pubis.
Normal : peningkatan ukuran testis pertama dimulai dalam periode pra remaja, dan selama
periode tersebut belum nampak bulu pubis. Akhir masa pubertas, testis dan penis membesar
sampai ukuran dan bentuk dewasa. Kulit skrotal menjadi lebih gelap dan mengeriput. Rambut
daerah tersebut kasar, penis tidak berbulu dan skrotum berbulu sedikit.

11 Inspeksi kulit yang menutupi genitalia, ada tidaknya kutu, kemerahan, ekskoriasi, atau lesi-lesi.
Normalnya : bersih tanpa lesi-lesi.

12 Amati struktur penis (pada pria yang belum disirkumsisi, tarik prepusium) inspeksi kepala penis
dan meatus uretra terhadap adanya cairan, lesi, edema dan inflamasi. Normal : saat prepusium
ditarik pada pria yang beum disirkumsisi, akan tampak sedikit smegma (kerak putih kekuningan
akibat endapan urine dan kotoran), pada pria yang telah disirkumsisi, kepala penis nampak
kemerahan dan kering tanpa smegma.

13 Inspeksi meatus uretra, tampak seperti celah dan terletak di tengah (tidak nampak hipospadia
atau epispadia). Observasi meatus uretra terhadap adanya cairan, lesi, atau edema.
14 Observasi batang penis dan bagian bawahnya untuk mengetahui ada tidaknya jaringan parut,
lesi atau edema.
15 Inspeksi ukuran, warna dan bentuk sistematis skrotum, observasi adanya lesi dan edema.
16 Minta klien mengejan seperti saat BAB, skrotum akan menurun. Lakukan inspeksi kedua area
inguinal mengenai tanda-tanda pembesaran yang jelas, kemungkinan adanya hernia ingunalis
Palpasi :
17 Palpasi lembut batang penis diantara ibu jari dan kedua jari-jari utama untuk mengetahui adanya
pengerasan atau nyeri lokal. Normalnya : penis harusnya lunak dan bebas dari nodul.
18 Angkat penis ke atas, palpasi lembut testis dan epididimis di antara ibu jari dan kedua jari utama.
Perhatikan ukuran, bentuk, dan konsistensi. Tanyakan pada pasien apakah saat dilakukan
palpasi timbul nyeri yang tak biasa.

19 Palpasi vas deferens secara terpisah. Karena saluran ini membentuk blok spermatik di area
inguinal. Normalnya vas deferens teraba halus dan teraba terpisah tanpa nodul-nodul atau
pembengkakan, varikokel (pembengkakan pada pembuluh darah).

20 Periksa reflek kremasterik dengan menggoreskan ujung reflek hammer paha bagian dalam.
Normalnya testis dan skrotum pada sisi yang diperiksa akan terangkat.

21 Palpasi kanal dan lingkar inguinal untuk memastikan ada tidaknya hernia.

22 Mulai dengan menginvasi dengan lembut kulit skrotal pada sisi kanan, dimulai pada titik rendah
pada skrotum. Gerakkan jari telunjuk ke arah atas sepanjang vas deferens ke dalam kanal
inguinal. Normalnya tidak ada penekanan, hernia inguinalis dan indirek.

23 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan


24 Dokumentasikan hasil pemeriksaan
25 Rapikan pasien seperti keadaan semula
26 Ucapkan terima kasih atas partisipasi pasien
TOTAL : Malang,
Nilai = 1 x …….. + 2 x …….. x 100 = ……… x 100 = ………… …… /…... /……
2 x ……. Fasilitator

…………………..
PEMERIKSAAN ANUS, REKTUM DAN PROSTAT

NILAI
No TINDAKAN
0 1 2
1 Persiapan alat
1. Handscoen/sarung tangan
2. Jelly/lubricant
3. Tabung steril
4. Tissue/kapas
5. Meja pemeriksaan
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
4 Persiapkan alat-alat didekat pasien
5 Cuci tangan
6 Pakai sarung tangan bersih
7 Persilakan pasien untuk membuka/melepas celana (jaga privasi pasien), gunakan selimut untuk
menutup area di atas simpisis
8 Bantu pasien untuk memilih salah satu posisi : berbaring kearah lateral sinistra dengan kaki
flexi, berdiri dan pasien membungkuk, berbaring pada posisi litotomi
9 Berikan jelly/ lubricant pada jari telunjuk tangan dominan
10 Pisahkan gluteus dengan tangan kiri, beri pelumas pada kanal anus dan rectum.
11 Sebelumnya jelaskan pada pasien bahwa ia akan merasa seperti BAB saat jari menyentuh
rektum tetapi ia tidak akan BAB. relaksasikan sfingter ani dengan tekanan lunak permukaan
palmar telunjuk pada anus .
12 Minta pasien untuk menarik napas dalam, sementara itu masukkan jari telunjuk secara hati-hati
saat sfingter ani rileks (Jangan mencoba untuk memaksakan pemeriksaan, pertimbangkan untuk
pemberian local anastesi) , apabila sfingter ani terasa tegang hentikan sementara, teruskan
proses saat sfingter ani rileks. Rasakan sesuai urutan :
 Ada/tidaknya tonus otot sfingter ani
 Ada/tidaknya pembesaran vena varicosa yang mengakibatkan hemoroid
 Ada/tidaknya massa atau konsistensi padat pada dinding rectum
 Ada/tidaknya tahanan akibat skibala atau tumpukan feses yang mengeras akibat konstipasi
 Untuk pasien laki-laki sekaligus lakukan pemeriksaan prostat

Gbr. Kanker rektum Gbr. Prostat normal Gbr. Pembesaran prostat

13 (untuk pemeriksaan pada laki-laki)


Jelaskan pada pasien bahwa ia akan merasa ingin BAK saat perabaan prostat tetapi ia tidak
akan BAK
Raba prostat di daerah anterior rectum dan lakukan penekanan pada area di atas simpisis
menggunakan tangan non dominan. Ukuran normal tepi-tepi prostat tidak lebih dari 4 cm dan
normal teraba kenyal seperti balon karet
Jika ada tanda-tanda prostatitis, urut perlahan ke arah kaudal dan tampung specimen yang
keluar melalui uretra pada tabung steril untuk pemeriksaan laboratorium

14 Katakan pada pasien bahwa pemeriksaan akan diakhiri


15 Minta pasien untuk menarik nafas dalam, keluarkan jari secara hati-hati
16 Bersihkan area rectum dengan kasa dan rapikan kembali pasien
17 Lepas sarung tangan dan cuci tangan
18 Dokumentasikan hasil pemeriksaan (catat adanya massa, pembengkakan pembuluh darah, nyeri
tekan, atau nodulus)
Malang,
TOTAL : …… /…... /……
Nilai = 1 x …….. + 2 x …….. x 100 = ……… x 100 = ………… Fasilitator
2 x …….
…………………..

You might also like