You are on page 1of 15

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB III

Disusun Oleh :

1. Amelia Bianika (R0215006)


2. Citra Dharma (R0215024)
3. Emy Ariviana Y (R0215036)
4. Inggrit Hestya A (R0215048)
5. Kharisma Indianti (R0215058)
6. Mira Deviani (R0215068)
7. Patmasari (R0215078)
8. Ruri Mardiana (R0215090)
9. Warda Yussy Rha (R0215100)
10. Zara Offia Sweetry (R0215110)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2016
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas,
radiasi, atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional maupun global. Pencemaran udara dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Pencemar primer
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara. Contoh dari pencemar primer yaitu :
a. Karbon monoksida

Karbon monoksida terdiri dari satu atom karbonyang secara kovalen


berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan
kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan
oksigen.

Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari


senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon
monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses
pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah
api berwarna biru dan karbon monoksida bersifat racun.

1.) Struktur karbon monoksida

Molekul CO memiliki panjang ikat 0,1128 nm.


Perbedaan muatan formal dan elektronegativitas saling meniadakan.
Sehingga terdapat momen dipol yang kecil dengan kutub negatif di
atom karbon walaupun oksigen memiliki elektronegativitas yang lebih
besar. Alasannya adalah orbital molekul yang terpenuhi paling tinggi
memiliki energi yang lebih dekat dengan orbital p karbon, yang berarti
bahwa terdapat rapatan elektron yang lebih besar dekat karbon.
Selain itu, elektronegativitas karbon yang lebih rendah menghasilkan
awan elektron yang lebih baur, sehingga menambah momen dipol. Ini
juga merupakan alasan mengapa kebanyakan reaksi kimia yang
melibatkan karbon monoksida terjadi pada atom karbon, dan
bukannya pada atom oksigen.
Panjang ikatan molekul karbon monoksida sesuai dengan ikatan
rangkap tiga parsialnya. Molekul ini memiliki momen dipol ikatan yang
kecil dan dapat diwakili dengan tiga struktur resonansi:

Resonansi paling kiri adalah bentuk yang paling penting. Hal


ini diilustrasikan dengan reaktivitas karbon monoksida yang bereaksi
dengan karbokation.
Dinitrogen bersifat isoelektronik terhadap karbon monoksida. Hal ini
berarti bahwa molekul-molekul ini memiliki jumlah elektron dan ikatan
yang mirip satu sama lainnya. Sifat-sifat fisika antara N2 dan CO
sangat mirip, walaupun CO lebih reaktif.
2.) Sumber-sumber karbon monoksida
Sumber gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil yang bereaksi dengan udara menghasilkan gas
buangan, salah satunya adalah karbon monoksida. Daerah dengan
tingkat populasi yang tinggi dengan jalur lalu lintas yang padat akan
memiliki kadar CO yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
pedesaan.
Gas CO juga berasal dari proses industri. Secara alami, gas CO
terbentuk dari proses meletusnya gunung berapi, proses biologi, dan
oksidasi HC seperti metana yang berasal dari tanah basah dan
kotoran makhluk hidup. Selain itu, scara alami CO juga diemisikan
dari laut, vegetasi, dan tanah. Secara umum, proses terbentuknya
gas CO melalui proses berikut ini :

1. Pembakaran bahan bakar fosil dengan udara


2C + O2 → 2 CO
2. Pada suhu tinggi, terjadi rekasi antara CO2 dengan C
CO2 + C → 2 CO
3. Pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan
oksigen
CO2 → CO + O
b. Nitrogen oksida (NOx)
Cemaran nitrogen oksida yang penting berasal dari sumber
antropogenik yaitu NO dan NO2. Sumbangan sumber antropogenik
terhadap emisi total ± 10,6%. Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari
pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot
kendaraan bermotor.

c. Sulfur oksida (SOx)


Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3,
H2SO4 garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik.
Dari cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2 yang memberikan
sumbangan ± 50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam
bentuk aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan
15% dari emisi total. SO2 merupakan gas yang berbau tajam, tidak
berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya
digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
d. Partikulat (asap atau jelaga)
Cemaran partikulat meliputi partikel dari ukuran molekul s/d > 10 µm.
Partikel dengan ukuran > 10 µm akan diendapkan secara gravitasi dari
atmosfer, dan ukuran yang lebih kecil dari 0,1 µm pada umumnya tidak
menyebabkan masalah lingkungan. Oleh karena itu cemaran partikulat
yang penting adalah dengan kisaran ukuran 0,1 -10 µm. Sumber utama
partikulat adalah pembakaran bahan bakar ± 13% - 59% dan insinerasi.
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan
dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal. Macam-macam partikel,
yaitu :
1) Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
2) Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan
berada di udara
3) Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir
padat dan cair dan melayang berhamburan di udara
4) Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan
melayang-layang di udara
e. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar yang tidak sempurna.Cemaran hidrokarbon yang paling penting
adalah CH4 (metana) + 860 dari emisi total hidrokarbon, dimana yang
berasal dari sawah 11%, dari rawa 34%, hutan tropis 36%, pertambangan
dan lain-lain 5%. Cemaran hidrokarbon lain yang cukup penting adalah
emisi terpene (a-pinene p-pinene, myrcene, d-Iimonene) dari tumbuhan ±
9,2 % emisi hidrokarbon total. Sumbangan emisi hidrokarbon dari sumber
antrofogenik 5% lebih kecil daripada yang berasal dari pembakaran bensin
1,8%, dari insineratc dan penguapan solvent 1,9%.
f. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di
atmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas,
AC, alat pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol)
pada parfum dan hair spray.
g. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan
pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut
menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang
dapat terhirup oleh manusia.
h. Karbon Dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar
kendaraan bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.Emisi
cemaran CO2 berasal dari pembakaran bahan bakar dan sumber alami.
Sumber cemaran antropogenik utama adalah pembakaran batubara 52%,
gas alam 8,5%, dan kebakaran hutan 2,8%.
i. Metana (CH4)
Metana merupakan cemaran gas yang bersama-sama dengan CO2,
CFC, dan N2O menyebabkan efek rumah kaca sehingga menyebabkan
pemanasan global. Sumber cemaran CH4 adalah sawah (11%), rawa
(34%), hutan tropis (36%), pertambangan dll (5%). Efek rumah kaca dapat
digambarkan sebagai berikut: Sinar matahari yang masuk ke atmosfer
sekitar 51% diserap oleh permukaan bumi dan sebagian disebarkan serta
dipantulkan dalam bentuk radiasi panjang gelombang pendek (30%) dan
sebagian dalam bentuk radiasi inframerah (70%). Radiasi inframerah yang
dipancarkan oleh permukaan bumi tertahan oleh awan. Gas-gas CH4,
CFC, N2O, CO2 yang berada di atmosfer mengakibatkan radiasi inframerah
yang tertahan akan meningkat yang pada gilirannya akan mengakibatkan
pemanasan global.
j. Asap kabut fotokimia
Asap kabut merupakan cemaran hasil reaksi fotokimia antara O3,
hidrokarbon dan NOX membentuk senyawa baru aldehida (RHCO) dan
Peroxy Acil Nitrat (PAN) (RCNO5).

2. Pencemar sekunder
Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer. Contoh dari pencemar sekunder
yaitu:

a. Smog Fotokimia
Smog adalah istilah gabungan antara asap (smoke) dan kabut
(fog), yaitu kabut yang mengandung zat-zat pencemar udara. Sedangkan
smog fotokimia merupakan koloid (aerosol) yang mengandung gas
nitrogen dioksida (NO2) dan gas ozon (O3) yang berasal dari reaksi gas
buang kendaraan bermotor dengan sinar matahari. Gas buang kendaraan
bermotor umumnya mengandung gas NO, CO, dan hidrokarbon. Gas-gas
tersebut selanjutnya akan mengalami reaksi fotokimia yaitu reaksi yang
terjadi karena adanya foton (cahaya). Reaksi fotokimia ini menghasilkan
polutan sekunder yang mengandung gas NO2 dan ozon (O3) yang akhirnya
membentuk smog.
Pada udara berasbut (smoggy), terdapat ribuan reaksi yang terjadi
di atmosfer. Reaksi-reaksi tersebut antara lain :
NO + O2 → NO2 + UV → O + NO

Dalam reaksi pertama ini, dimulai dengan Nitric Oxide (NO), yang
dikeluarkan dari berbagai proses pembakaran. NO bergabung dengan
oksigen di atmosfer yang kemudian membentuk nitrogendioksida (NO 2),
yang memiliki karakteristik berwarna coklat. Ketika sinar UV matahari
menumbuk NO2, kemudian memutuskan oksigen tunggal radikal (O) yang
memicu banyak reaksi berikutnya dari smog fotokimia.
O + O 2 → O3
Dalam reaksi kedua ini, dapat dilihat bagaimana oksigen tunggal
radikal membantu membentuk ozon (O3).
O3 + NO → O2 + NO2
Reaksi ketiga ini disebut reaksi scavenging (pemulungan), hal ini
terjadi biasanya di malam hari. Karena mengkonversi/mengubah ozon
menjadi O2, hasil bersihnya adalah penurunan konsentrasi ozon di malam
hari.
RC + O → RCO + O2 → RCO3
Reaksi keempat yaitu pada hidrokarbon (diwakili di sini sebagai
RC). Ketika dikombinasikan dengan oksigen radikal bebas, membentuk
RCO, yang mewakili berbagai aldehida dan keton. Beberapa unsur ini
dapat bergabung dengan oksigen untuk membentuk readical peroksida
(RCO3).
O2 + RCO3 → O3 + RCO2
Reaksi kelima menunjukkan pentingnya radikal peroksida (RCO3)
yaitu meningkatkan/memperbesar pembentukan ozon.
NO + RCO3 → NO2 + RCO2
Reaksi terakhir menunjukkan peran yang penting dari radikal
peroksida dengan meningkatkan pembentukan nitrogen dioksida, nitrogen
dioksida akan membentuk lebih banyak lagi ozon.
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang terbentuk dari 3 atom
Oksigen. Senyawa ini merupakan alotrop dari oksigen yang bersifat kurang
stabil daripada oksigen. Pertama kali ditemukan oleh Christian Friedrich
Schoenbein di tahun 1840, senyawa ini berasal dari kata ‘ozein’ (Yunani)
yang berarti bau, karena aroma aneh yang ditimbulkan pada badai
halilintar. Rumus molekul ozon, O3, diberikan oleh Jacques-Louis Soret
dan dikonfirmasikan oleh Schoenbein di tahun 1867.

Konsentrasi ozon yang di atmosfer bumi mencapai 0.00006 % dari


total. Keberadaannya di atmosfer bumi tersebar di dua lapisan terbawah
atmosfer, yakni stratosfer dan troposfer. Di lapisan stratosfer, lapisan ozon
yang ada di sana sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi sinar
ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Berbeda dengan ozon
stratosferik, ozon yang berada di lapisan troposfer sebaliknya sangat
berbahaya bagi manusia. Meskipun jumlahnya hanya sebesar 8 % dari
total konsentrasi ozon di atmosfer, ozon troposferik dianggap sebagai
salah polutan udara karena pada konsentrasi yang tinggi, senyawa ini
dapat mengganggu kesehatan terutama pada sistem pernapasan. Selain
itu senyawa ini juga merupakan salah satu komponen terbentuknya kabut
asap yang sangat berbahaya yang disebut dengan ‘smog’.

Ozon troposferik tersebar pada ketinggian 10-18 km dari


permukaan bumi. Proses terbentuknya ozon troposferik terjadi karena
adanya senyawa-senyawa prekursor seperti oksida nitrogen (NOx), karbon
monoksida (CO), dan senyawa organik yang mudah menguap (Volatile
Organic Compounds/VOC), yang bereaksi dengan bantuan cahaya
matahari. Pembentukan ozon troposferik melalui karbon monoksida dimulai
dengan reaksi CO dengan radikal hidroksil membentuk atom H dan karbon
dioksida. Atom H yang terbentuk akan bereaksi secara cepat dengan
oksigen membentuk radikal peroksi (HO2).
OH + CO → H + CO2
H + O2 → HO2
Radikal peroksi yang terbentuk kemudian bereaksi dengan NO
membentuk NO2 yang kemudian mengalami fotolisis dan salah satu atom
O akan bereaksi dengan oksigen membentuk ozon.

HO2 + NO → OH + NO2
NO2 + hν → NO + O
O + O2 → O3
Reaksi pembentukan ozon melalui VOC jauh lebih kompleks,
namun memiliki reaksi yang sama pada tahapan kritis dalam pembentukan
ozon yaitu reaksi radikal peroksi dengan NO.

b. Disosiasi NO2
Menurut Chandra (2006), jika Nitrogen dioksida bereaksi dengan
Hidrokarbon disertai bantuan sinar ultraviolet akan membentuk peroksi
asetil nitrat dan ozon yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Berikut
reaksi kimianya :

NO2 + Hidrokarbon Sinar matahari


Peroksi asetil nitrat (PAN) + O3

Polutan ini akan menimbulkan kabut di permukaan bumi dikenal


sebagai kabut fotokimia (photochemical smog) atau senyawa pembentuk
kabut pengiritasi (irritating smog forming compound) yang berdampak bagi
kesehatan dan lingkungan.

B. Komposisi dan Struktur Atmosfer


Atmosfer adalah lingkungan udara, yakni udara yang meliputi planet bumi.
Atmosfer terdiri dari empat zona dengan perbedaan temperatur yang ekstrem
sebagai akibat perbedaan penyerapan sinar matahari pada tiap lapisan tersebut.
Atmosfer tersusun atas gas-gas yang terdiri dari :

1. Nitrogen (N2)

Nitrogen adalah zat non logam dengan elektronegatifitas 3 yang


mempunyai 5 elektron kulit terluar. Biasanya ditemukan sebagai gas
tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa, dan merupakan gas diatomik yang
sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Nitrogen
merupakan unsur bebas yang melimpah di atmosfer bumi yang dapat
dipisahkan dari udara. Ikatan rangkap tiga dalam molekul gas nitrogen
(N2) adalah yang terkuat. Sumbernya yaitu berasal dari pembakaran sisa-
sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Nitrogen mengembun pada
suhu 77K (-196oC) pada tekanan atmosfer, dan membeku pada suhu 63K
(-210oC). Nitrogen dapat teroksidasi dengan oksigen (O) yang membentuk
senyawa NO dan NO2 yang dapat menyebabkan pencemaran udara.
Pada siang hari NO2 akan terurai menjadi NO dan satu atom oksigen (O)
kemudian akan teroksidasi dengan molekul-molekul oksigen membentuk
O3.

2. Oksigen (O2)

Oksigen biasanya tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.


Oksigen merupakan unsur paling melimpah kedua di alam semesta
berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Oksigen
antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang
berdaun hijau. Oksigen merupakan unsur yang mudah berikatan dengan
senyawa lain.
3. Argon (Ar)

Argon adalah gas ketiga yang paling umum di atmosfer bumi,


dengan kelimpahan 0,934% (9.340 ppmv), menjadikannya gas dengan
kelimpahan dua kali kelimpahan uap air (rata-rata 4.000 ppmv, tetapi
bervariasi) dan 23 kali kelimpahan gas atmosfer lainnya, karbon
dioksida (400 ppmv), dan lebih dari 500 kali kelimpahan gas mulia
berikutnya neon (18 ppmv). Argon banyak digunakan sebagai gas
pelindung inert dalam pengelasan dan proses industri bersuhu tinggi
lainnya di mana bahan yang biasanya tidak reaktif menjadi reaktif;
sebagai contoh, atmosfer argon digunakan dalam tanur listrik grafit untuk
mencegah grafit terbakar.

Gas argon juga telah digunakan dalam lampupijar dan pendar, dan
jenis tabung pelepasan lainnya. Argon membuat laser gas biru-hijau yang
khas. Argon juga digunakan sebagai pencetus cahaya lampu tabung.
Meskipun argon adalah suatu gas mulia, tetapi telah ditemukan memiliki
kemampuan membentuk beberapa senyawa. Sebagai contoh,
pembentukan argon fluorohidrida (HArF), suatu senyawa argon
dengan fluor dan hidrogen. Meskipun argon tidak beracun, tetapi ia
38% lebih rapat daripada udara dan oleh karenanya dianggap
sebagai gas asfiksia berbahaya dalam ruang tertutup. Argon juga sulit
didedeteksi karena sifatnya yang tak berwarna, tak berbau, dan tak
berasa.

4. Air (H2O)

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau pada kondisi standar. Air memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Keadaan air
yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam
kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara
hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik,
yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas,
sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik,
terlihat bahwaunsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor,
dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan
dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan
normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk
fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif
ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor).

5. Ozon (O3)

Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada
kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui
percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk
suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer. Ozon (O3) dihasilkan
apabila O2 menyerap sinar ultraviolet pada jarak gelombang 242
nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak
gelombang yang besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama
sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan proses-proses ini efektif
dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon dalam lapisan dan
penyerapan 90% sinar UV. Ozon di muka bumi terbentuk oleh sinar
ultraviolet yang menguraikan molekul O3 membentuk unsur oksigen.
Unsur oksigen ini bergabung dengan molekul yang tidak terurai dan
membentuk O3. Kadangkala unsur oksigen akan bergabung dengan
N2 untuk membentuk nitrogen oksida yang apabila bercampur dengan
cahaya mampu membentuk ozon.

6. Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua


atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia
berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir
diatmosfer bumi. Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-
tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan
digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu,
karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon.
Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan
bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan darigunung berapi dan
proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas. Karbon dioksida
adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada
konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer,
ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan.
Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva,
membentuk larutan asam karbonat yang lemah.

C. Sumber-Sumber Pencemaran Udara


1. Pengelompokan Pencemar Udara

Pencemar udara dapat dikelompokkan berdasarkan sumber pencemarnya


maupun tipe pencemar itu sendiri.
a. Sumber Alami.
Sumber alami pada beberapa daerah dapat merupakan penyebab yang
nyata, dibandingkan dengan wilayah atau daerah lainnya.
Misalnya :
1.) Kebakaran Hutan
Ada beberapa bahan polutan dari pembakaran yang dapat
mencemari udara, diantaranya adalah bahan polutan primer, seperti:
hidrokarbon ,karbon dioksida, senyawa sulphur oksida, senyawa
nitrogen oksida dan nitrogen dioksida. Adapun polutan berbentuk
partikel adalah asap berupa partikel karbon yang sangat halus
bercampur dengan debu hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
2.) Letusan Gunung Berapi
Letusan yang dihasilkan oleh gunung berapi sering kali
mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya. Pada letusan tersebut
mengeluarkan beberapa gas diataranya H2O(g) , CO2, CO, SO2, HF,
dan He. Akibat secara langsung gunung berapi ini adalah secara
lokal dapat mengakibatkan hujan asam dan polusi udara di daerah
sekitar gunung berapi. Secara global letusan gunung berapi yang
besar dapat menghasilkan volume sulfur ke stratosfer yang dapat
mengakibatkan suhu permukaan yang lebih rendah dan
menyebabkan penipisan lapisan ozon bumi. Gas CO2 lebih berat
daripada udara sehingga gas dapat mengalir ke daerah dataran
rendah dan mengumpul di permukaan tanah. Konsentrasi tinggi gas
CO2 dapat mematikan manusia, hewan, dan tumbuhan. Semburan
lava dari gunung berapi mengandung senyawa flour yang dapat
merusak, dan mematikan manusia dan hewan serta melapisinya
dengan abu vulkanik. Senyawa fluor ini memiliki kecendurangan
terkonsentrasi pada partikel abu halus yang dapat dicerna oleh
hewan.
3.) Rawa-rawa

Rawa-rawa dapat menghasilkan gas rawa yang dtujukkan untuk


gas biogenik atau gas metana. Metana ini banyak dijumpai di rawa-
rawa dikarenakan metana merupakan hasil fermentasi selulosa. Selain
itu emisi gas metana berasal dari alam seperti lautan, lapisan es
permanen, dan tanah-tanah yang gembur.
Proses gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui
pembusukkan oleh bakteri anaerob dari bahan-bahan organic selain
dari fosil. Metana mempunyai efek pemanasan beberapa kali lebih kuat
dalam menyebabkan pemanasan global dibandingkan CO2.

Sumber : dongeng biologi

4.) Nitrifikasi dan Denitrifikasi

Pada siklus nitrogen terdapat proses nitrifikasi dan denitrifikasi, NO 2


dapat diubah menjadi NO3 begitu pula sebaliknya. NO2 dan NO3 dapat
menjadi pencemaran udara dikarenakan bakteri menyuntikkan NO2 ke
udara sekitar.
b. Sumber Antropogenik

Sumber pencemar yang berasal dari kegiatan manusia. Sumber antropogenik


juga dapat digolongkan berdasarkan

a.) aktifitas penghasil pencemaran, seperti :

1.) Transportasi

Dominasi pencemar meliputi CO, NOx, Partikulat, HC dan Pb.

2.) Pembangkit listrik.

Emisi bergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan, seperti SO 2


(batu bara), NOx, Partikulat (batu bara), CO, HC (gas alam).

3.) Pengelolaan persampahan

Emisi timbul sebagai akibat pembakaran dan dekomposisi dalam tanah


seperti NOx , CO, CH4s enyawa organik kompleks lain (misalnya dioksin).

4.) Aktivitas rumah tangga

Emisi timbul sebagai akibat dari pemanfaatan bahan bakar minyak tanah
dan gas alam seperti CO, NOx , HC dan Partikulat.

5.) Industri

Emisi yang dihasilkan sangat bergantung dari jenis industrinya.

6.) Emisi pencemar spesifik : Klor, Alumunium, dan Ammonia


7.) Emisi pencemar akibat proses konversi energy : CO, NOx, Partikulat, HC
dan CO2

b.) Sumber yang bergerak

1.) Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi, dalam konteks


pencemaran udara dikelompokkan sebagai sumber yang bergerak.
Dengan karakteristik demikian, penyebaran pencemar yang diemisikan
dari sumber-sumber kendaraan bermotor ini akan mempunyai suatu pola
penyebaran spasial yang meluas.

Faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh sektor


transportasi terhadap pencemaran udara perkotaan di Indonesia antara
lain:

1) Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (meningkta secara


eksponensial)
2) Tidak seimbang antara jumlah kendaraan dan fasilitas atau prasarana
transportasi
3) Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat
terpusatnya kegiatan- kegiatan perekonomian dan perkantoran di
pusat kota
4) Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota
yang ada, misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin
menjauhi pusat kota
5) Kesamaan waktu aliran lalu lintas
6) Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor
7) Faktor perawatan kendaraan
8) Jenis bahan bakar yang digunakan
9) Jenis permukaan jalan
10) Siklus dan pola mengemudi (driving pattern)

1.a) Asap Kendaraan Bermotor


Penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) bensin dalam
motor akan selalu mengeluarkan senyawa-senyawa seperti CO
(karbon monoksida), THC (total hidro karbon), TSP (debu), NOx
(oksida-oksida nitrogen) dan SOx (oksida-oksida sulfur). Premium
yang dibubuhi TEL, akan mengeluarkan timbal. Solar dalam
motor diesel akan mengeluarkan beberapa senyawa tambahan di
samping senyawa tersebut di atas, yang terutama adalah fraksi-
fraksi organik seperti aldehida, PAH (Poli Alifatik Hidrokarbon),
yang mempunyai dampak kesehatan yang lebih besar
(karsinogenik), dibandingkan dengan senyawa-senyawa lainnya.

You might also like