You are on page 1of 13

DAFTAR ISI

Daftar Isi................................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 2


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Sistem Integumen........................................................................................ 4

2.2 Fisiologi Sistem Integumen....................................................................................... 8

2.3 Biokimia Sistem Integumen....................................................................................... 10

2.4 Proses Kimia Dan Fisika Sistem Integumen.............................................................. 11

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan.................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem
ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan
sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan
eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ
yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi,
menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan
keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap
bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam
hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan
nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak,
pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yang
menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan
jaringan ikat (dermis) dan lapisan yang mendasari (hypodermis atau subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terluar. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah
dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku
berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama
dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan anatomi sistem integumen ?
2. Apa yang dimaksud dengan fisiologi sistem integumen ?
2
3. Apa yang dimaksud dengan biokimia sistem integumen ?
4. Apa yang dimaksud dengan proses kimia dan fisika sistem integumen ?

1.3 Tujuan
1. Agar mengetahuin dan memahami anatomi sistem integument.
2. Agar mengetahuin dan memahami fisiologi sistem integument.
3. Agar mengetahuin dan memahami biokimia sistem integument.
4. Agar mengetahuin dan memahami proses kimia dan fisika sistem integumen.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada
di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila
terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan
mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan
seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah
barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi
dalam berbagai fungsi tubuh vital.

2.1 Anatomi Sistem Integumen


Pembagian kulit secara garis besar disusun oleh tiga bagian utama, yaitu lapisan
epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis (hipodermis).
1. Lapisan epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit
pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak
tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas
lapisan:
a. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis.
Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap
rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte
stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang
terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan
rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang
yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang
berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang
lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari
merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan

4
memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan bila
terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet
dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya
ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
b. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen
kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh
epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang
masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans
mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik
dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah
simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan
kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat
memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis.
Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya
mencegah kanker.
c. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d. Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan
lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara
bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:
1) Stratum korneum adalah lapisan kulit paling luar, terdiri dari beberapa lapisan
sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi
keratin (zat tanduk).
2) Stratum lusidum berada di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel
gepeng tak berinti dan protoplasmanya berubah menjadi protein yang disebut
eleidin, lapisan ini tampak jelas dilihat di telapak tangan dan kaki.
3) Stratum Granulosum
Lapisan ini merupakan daerah sel-sel mulai mati karena akumulasi molekul
bakal keratin yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal. Stratum ini
merupakan prekursor pembentukan keratin. Keratin adalah protein keras dan
resilien, bersifat anti air dan melindungi permukaan kulit yang terbuka.
Namun keratin yang terdapat pada epidermis merupakan keratin yang lunak
yang berkadar sulfur rendah. Berbeda dengan keratin yang ada pada kuku dan
rambut
5
4) Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapisan sel yang berbentuk poligonal
yang besarnya berbeda-beda karena adanya pembelahan mitosis.
Protoplasmanya jernih karena mengandung banyak glikogen dan intinya
berada ditengah-tengah sel.
5) Stratum basale terdiri atas sel-sel yang berbentuk kubus tersusun vertikal pada
dermoepidermal palisade, lapisan epidermis ini terletak paling bawah.

2. Lapisan Dermis

Dermis merupakan lapisan kulit yang lebih sensitif. Mengandung pembuluh darah,
limfa, saraf, kelenjar, dan folikel rambut yang muncul ke permukaan dalam bentuk
papillae. Lapisan ini dipisahkan dari epidermis dengan adanya membran dasar atau
lamina. Membran ini terdiri dari dua jaringan ikat.

a. Lapisan papilar
Lapisan dermal ini terletak paling atas yang terlihat bergelombang. Merupakan
jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel mast, dan makrofag. Papila
dermal adalah proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke arah epidermis.
b. Lapisan retikular
Adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung banyak arteri, vena, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, serta reseptor tekanan. Lapisan papilar dan retikular
mengandung banyak serat kolagen dan elastisyang menyebabkan kulit lebih
elastis. Pada orang usia lanjut serat ini menjadi sangat berkurang sehingga
kulitnya mudah keriput
3. Lapisan subkutaneus (hipodermis)
Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya, sel lemak tersebut
berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah, dan getah bening.

Derivat epidermis ialah struktur pada tubuh yang tumbuh/ berkembang dari
epidermis sewaktu janin. Struktur-struktur tubuh tersebut meliputi: Rambut dan kuku
yang berfungsi untuk memproteksi tubuh terhadap lingkungan dan Kelenjar-kelenjar yang
berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh dan membasahi kulit/rambut
1. Rambut
Rambut berada hampir di seluruh tubuh. Sebagian berupa rambut vellus, yang
kecil dan tak berwarna. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat, tertanam di
kulit kepala, alis dan bulu mata. Rambut berasal dari folikel rambut yang sudah
terbentuk sebelum lahir. Rambut terdiri akar yakni bagian yang tertanam dalam

6
folikel, batang rambut yang berada di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut
disusun atas:
a. Kutikula, lapisan terluar yang tersusun sel mati yang bersisik.
b. Korteks, merupakan lapisan yang terkeratinisasi, membentuk bagian utama batang
rambut. Pada bagian ini terdapat pigmen yang menetukan warna rambut.
c. Sebuah medula, terdiri dari dua sampai tiga lapis sel.
Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun dan memasuki fase
selama 3 bulan sebelum rontok. Rambut tubuh tumbuh sepanjang 0,05
inci/minggu. Sedangkan rambut kepala butuh waktu 7 minggu untuk tumbuh 1
inci.
2. Kuku
Kuku adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan epidermis ke
dermis. Kuku mengandung keratin keras yang berlekuk yang terletak di atas kuku.
Kuku mendapat nutrisi dari pembuluh darah. Kuku dapat tumbuh 0,5 mm perminggu
dan lebih cepat di musim panas.Bagian-bagian kuku antara lain: akar kuku, badan
kuku, kutikel, hiponikium, dan lunula.
Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di dalam kulit. Kutikel
adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup akar kuku. Hiponikium adalah
stratum korneum tebal di bawah ujung lepas kuku. Sedangkan lunula adalah area
berwarna putih berbentuk melengkung dekat kutikel.

Kelenjar pada Kulit ada 2 yaitu :

1. Kelenjar Keringat (Sudorifera)

Terbagi atas dua jenis berdasarkan strukturnya:

a. Kelenjar keringat ekrin, kelenjar ini tersebar luas di seluruh tubuh. Tidak
berhubungan dengan folikel rambut. Sekresi kelenjar ini berguna mempertahankan
suhu tubuh.
b. Kelenjar keringat apokrin, kelenjar ini penyebarannya terbatas. Ditemukan di
aksila, areola payudara, dan regia anogenital. Kelenjar apokrin di ketiak dan
anogenital pada masa pubertas menghasilkan sekresi sebagai respon stres atau
gembira. Biasanya tidak berbau, namun akan berbau saat bereaksi dengan bakteri.
Kelenjar apokrin seruminosa, tertelatak di telinga sebagai getah telinga dan
kelenjar siliaris Moll yang terletak pada mata. Sementara kelenjar mamae adalah
kelenjar apokrin yang termodifikasi menghasilkan susu.

2. Kelenjar Minyak (Sebasea)

7
Kelenjar ini mengeluarkan sebum yang dialirkan ke folikel rambut.

a. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin


b. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel.

2.2 Fisiologi Sistem Integumen


Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi,
persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.

1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat
kimia.Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat
seperti batu bata di permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi. selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut
darikekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh
bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi
keringat, akanmenghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di
sekitarnya. Pigmenini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari,
sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin,maka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertamaadalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba.
Kemudianada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratindan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid
sepertivitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Permeabilitaskulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit

8
ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat
diserap sepertiaseton,dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak,
sepertikortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran
kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui
muara kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
yaitukelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadaprangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan
subkutis.Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di
dermis, badantaktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badanMerkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap
tekanan diperankanoleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut
lebih banyak jumlahnyadi daerah yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh
kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah
banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan
terbawa keluar dari tubuh.Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan
mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah
(vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesteroldengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu
memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang
aktif. Calcitriol adalah hormonyang berperan dalam mengabsorpsi kalsium
makanan dari traktus gastrointestinal kedalam pembuluh darah. Walaupun tubuh
mampu memproduksi vitamin D sendiri,namun belum memenuhi kebutuhan tubuh
9
secara keseluruhan sehingga pemberianvitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pulamengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-ototdi bawah kulit.

2.3 Biokimia Sistem Integumen


Protein penyusun kulit yang utama adalah keratin, kolagen, elastin, dan melanin.
1. Keratin
Keratin menrupakan protein struktural terpenting dari jaringan epitel yang memberi
fungsi struktural. Banyak ditemukan dikulit bagian lapisan tanduk, kuku, dan rambut.
Secara biokimia, keratin merupakan untaian -heliks yang panjang diselingi oleh
segmen nonheliks pendek. -heliks merupakan suatu asam amino. Keratin terbagi
menjadi dua tipe, yaitu tipe I merupakan keratin asam dan tipe II merupakan keratin
basa, memiliki ujung karboksil yang lebih panjang.
2. Kolagen
Salah satu yang membedakan kulit dengan organ lainnya adalah penentu kekuatan
mekanisnya. Kolagen merupakan protein fibrosa yang merupakan komponen utama
jaringan ikat dan merupakan komponen yang paling banyak jumlahnya pada mamalia.
Pada manusia dengan usia yang lebih tua, kolagen akan memiliki ikatan persilangan
lebih sedikit dibandingkan dengan manusia pada umur lebih muda.
3. Elastin
Elastin bersama-sama denga mikrofibril memegang peran penting untuk
mengembalikan struktur kulit kebentuk semula setelah mengalami deformasi
mekanik. Elastin terdiri dari asam amino glisin (31%), alanin (22%), prolin (11%),
dan sedikit 4-hidroksiprolin, namun tidak mengandung OH-Lys (pembeda dengan
kolagen). Elastin dapat merenggang dan memendek seperti karet, hal ini
dimungkinkan adanya interaksi hidrofobik dirantai samping. Pada peregangan ini,
ikatan hilang teapi masih ada ikatan kovalen yang menahan agar elastin kembali ke
bentuk semula.
4. Melanin
Menalin adalah produk dari sel melanosit yang berfungsi untuk membedakan warna
kulit. Melanin disintesis dalam dua bentuk yakni berwarna gelap cokelat kehitaman
(terdapat pada rambut dan retina manusia) yang dinamakan eumelanin dan
pheomelanin yang berwarna kuning cerah. Karakteristik melanin adalah
kemampuannya yang dapat mengadsobsi sinar UV dan memproteksi DNA dari
kerusakan.

2.4 Proses Kimia dan Fisika sistem integumen

10
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan
pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan
proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat
mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan.
Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak
merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat
tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak
membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang,
sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tida mengalami kendinginan. Keluarnya keringat
dikontrol oleh hipotamulus.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Sistem integumen terdiri atas kulit, struktur tambahannya, seperti rambut dan kelenjar
keringat, dan jaringan subkutan dibawah kulit. Kulit terbentuk dari berbagai macam
jaringan yang berbeda dan dianggap sebagai suatu organ. Karena kulit menutupi seluruh
permukaan tubuh, salajh satu fungsinya sudah jelas terlihat: memisahkan ubuh dari

lingkungan luar dan mencegah masuk berbagai macam zat berbahaya.

12
Daftar Pustaka

Syaifuddin. 2012 Anatomi fisiologi untuk keperwatan dan kebidanan penerbit buku
kedokteran EGC: Jakarta.
Syamsuri.istamar.dkk.2007. ipa biologi.Semarang.Erlangga.
Evelyn C. Pearce.2009 Anatomi dan Fisologi untuk ParaMedis.oleh percetakan PT.
Gramedia, Jakarta.

13

You might also like