You are on page 1of 17

Buku 2 : Bidang Mineral

INVENTARISASI MINERAL DI DAERAH PERBATASAN


KABUPATEN NUNUKAN - MALAYSIA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Ernowo, Wahyu Widodo


Kelompok Program Penelitian Mineral

SARI

Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan adanya rencana kerjasama antara Indonesia dengan
Malaysia dalam penelitian di sepanjang wilayah perbatasan. Kegiatan yang dilakukan
pengamatan geologi dan pencontohan geokimia sepanjang lintasan.Ujipetik mineral logam
dilakukan di daerah Seruyung dan Sebuda sedangkan ujipetik mineral non logam di
Semenggaris. Analisis laboratorium yang dilakukan adalah analisis kimia 11 conto batuan
termineralisasi, 35 conto sedimen sungai aktif dan 22 conto batuan non logam, analisis
mineralogi butir 35 conto konsentrat dulang, analisis petrografi 3 conto batuan dan analisis
mineragrafi 3 conto batuan.

Mineralisasi emas terdapat di Seruyung yang saat ini sedang dilakukan eksplorasi oleh PT.
Sago Prima Pratama. Dari jenis ubahan serta pola sebarannya menunjukkan tipe high
sulphidation dengan kumpulan mineral ubahan inti silika yang dilingkupi oleh ubahan advance
argillic terdiri dari silica-allunite-pyrite bergradasi ke intermediate argillic yang lebih luas berupa
kaolinit.

Daerah Sebuda dari hasil pengamatan hanya ditemukan adanya float batuan termineralisasi
dan tidak diketemukan adanya mineralisasi pada singkapan batuan. Namun dari analisis
geokimia terhadap conto sedimen sungai aktif didapatkan sebaran anomali unsur Cu, Pb, Zn,
Mn, Au dan Ag. Dari konsentrat dulang ditemukan adanya mineral logam berupa kalkopirit,
magnetit, hematit dan oksida besi.

Bahan galian non-logam terdapat di lokasi ujipetik Semenggaris berupa lempung yang saat ini
bahan galian tersebut sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan bangunan.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 285
Buku 2 : Bidang Mineral

PENDAHULUAN GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN

Pulau Kalimantan merupakan wilayah NKRI Geologi Seruyung - Pembeliangan


yang berbatasan langsung dengan negara Morfologi daerah Seruyung –
Malaysia, berada pada busur kontinen yang Pembeliangan didominasi oleh morfologi
tersusun oleh batuan sedimen, batuan dataran dengan beberapa morfologi bukit
metamorf, batuan vulkanik dan batuan tunggal yang menonjol relatif lebih tinggi
terobosan yang berpotensi membentuk dari morfologi dataran, ketinggian bukit
mineral baik logam maupun non logam. berkisar antara 60 - 210 m di atas muka
laut. Kedua bukit yang memiliki batuan
Kegiatan inventarisasi di Kabupaten resisten tersusun oleh batuan andesitik -
Nunukan dimaksudkan untuk basaltik, breksi volkanik atau breksi
menginventarisasi dan mengevaluasi diatrem, tufa (tufa vitrik, lapili dan breksi
potensi sumber daya mineral logam dan tufa) dan intrusi diorit, yang merupakan
non logam dengan tujuan untuk bagian dari Formasi Sinjin berumur Pliosen.
mengetahui sebaran dan menentukan Stratigrafi daerah bukit Seruyung disusun
wilayah keprospekan sumber daya mineral oleh kelompok batuan gunungapi andesitic
di daerah perbatasan dengan melakukan – basaltik, kelompok breksi diatrem dan
penyelidikan di daerah Seruyung – kelompok tufa (Gambar2)
Pambeliangan dan daerah hulu S. Sebuda
untuk komoditi logam serta di daerah Struktur geologi yang berkembang adalah
Semenggaris, Kecamatan Nunukan untuk sesar mendatar berarah utara-selatan
komoditi mineral non logam (Gambar 1). dengan arah geser relatif menganan, dari
landsat memperlihatkan adanya struktur
METODOLOGI melingkar (circular structure).

Kegiatan inventarisasi ini dilaksanakan Mineralisasi emas ditemukan di Bukit


dengan metode pemetaan dan pengukuran Seruyung yang ditunjukkan oleh adanya
geologi untuk mengamati jenis batuan, gejala alterasi (Gambar 3) dalam batuan
perubahan satuan batuan dan sebarannya, gunungapi (breksi diatrem, tufa vitrik – lapili
struktur geologi dan indikasi mineralisasi; dan tufa breksi) berupa ubahan silisifikasi,
pemercontoan geokimia dan konsentrat argillic – advance argillic, piritisasi tersebar,
mineral berat, dilakukan dengan mengambil terbreksikan dan teroksidasi (gossan).
conto endapan sungai aktif dengan Informasi yang didapatkan dari ahli geologi
saringan fraksi –80 mesh di sungai orde 1, PT. Sago Prima Pratama daerah ini telah
orde 2 dan atau orde 3 dan batuan dilakukan pemboran uji geologi lebih dari
termineralisasi.; analisis laboratorium 10 lokasi titik bor dan menyebutkan bahwa
berupa analisis petrografi, analisis mineralisasi di daerah ini adalah high
mineragrafi, analisis mineralogi butir dan sulphidation dan menyebutkan
analisis geokimia, kemungkinan mineralisasi tipe tersebar,

286 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral

hasil analisis inti bor dengan ketebalan > 50 klinopiroksen, khlorit, biotit, aktinolit, epidot
m menunjukkan kandungan emas rata-rata dan kuarsa, dari pengamatan secara
1,5 ppm. Salah satu conto dari 10 conto megaskopis tersebut jenis batuan nya
batuan yang diambil dari singkapan adalah diorit. Kelompok batuan terobosan
permukaan menunjukkan kandungan 1,42 tersebut diduga sebagai heat source yang
ppm Au. menyebabkan terubahnya batuan samping
dan terjadinya mineralisasi di daerah ini.
Geologi Sungai Sebuda dan Sekitarnya
Struktur geologi yang berkembang di
Morfologi Sungai Sebuda dan sekitarnya daerah ini adalah struktur sesar dengan
didominasi oleh morfologi perbukitan terjal arah umum baratlaut – tenggara s.d.
dengan dinding terjal di kanan – kiri sungai, timurlaut – baratdaya, berkembang pada
ketinggian berkisar antara 150 s.d. 1.050 m semua batuan yang ada di daerah ini.
di atas muka laut, bentuk sungainya U
sampai V. Litologi daerah Sungai Sebuda Di daerah ini sulit sekali menemukan
disusun oleh kelompok batuan malihan, singkapan batuan termineralisasi, satu-
batuan sedimen dan batuan intrusi satunya indikasi mineralisasi yang
(Gambar 4). Dengan urutan stratigrafi ditemukan di daerah ini adalah adanya
terdiri dari kelompok batuan sedimen malih float batuan tersilisifikasi, menunjukkan
yang terdiri dari batupasir halus struktur vuggy dengan pirit spot di
mengandung kuarsa, feldspar dan mika, dalamnya (SBD 36 F). Adanya float batuan
berwarna biru – kelabu sampai kehijauan tersebut menunjukkan bahwa di hulu
berselang seling dengan argilit, serpih, Sungai Sebuda paling tidak ada heat
setempat dengan breksi dan konglomerat source yang menyebabkan batuan tersebut
berumur Kapur – Paleosen; kelompok terubah.
batuan sedimen berbutir sedang yang
merupakan perselingan antara napal, Geologi Geologi daerah Semenggaris
batupasir dan batulempung dengan sisipan
batugamping dan konglomerat berumur Morfologi daerah uji petik non logam di
Oligo-Miosen; kelompok batupasir yang Semenggaris dan sekitarnya dibagi menjadi
posisinya selaras menutup kelompok tiga satuan morfologi, yaitu satuan
batuan sedimen berbutir sedang yang morfologi dataran bergelombang rendah
disusun oleh perselingan antara batupasir, dengan ketinggian rata-rata antara 0 – 50
batulempung dan serpih dengan sisipan meter diatas permukaan laut, kemiringan
batubara, struktur sedimen yang teramati lereng berkisar antara 0o – 4o, menempati
dalam kelompok batuan ini adalah graded bagian selatan daerah penelitian
bedding dan bioturbasi berumur Miosen memanjang barat – timur; satuan morfologi
Tengah; kelompok batuan terobosan perbukitan rendah, keterdapatannya
berbutir sedang - kasar dengan komposisi memanjang barat – timur di bagian tengah
mineral yang teramati secara megaskopis daerah uji petik, ketinggian rata-rata 50 –

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 287
Buku 2 : Bidang Mineral

110 meter diatas permukaan laut dengan unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Mn, As, dan Sb;
o o
kemiringan lereng berkisar anatra 4 – 20 35 conto mineral berat dari konsentrat
dan satuan morfologi perbukitan sedang, dulang untuk analisis mineralogi butir; 3
menempati bagian utara daerah uji petik conto batuan untuk analisis petrografi; 3
dengan ketinggian berkisar antara 110 – conto batuan termineralisasi untuk analisis
475 m di atas permukaan laut, kemiringan mineragrafi dan 22 conto batuan non-logam
o
lereng umumnya > 20 . untuk analisis major element (SiO2, Al2O3,
Fe2O3, CaO, MgO, MnO, TiO2, Na2O, K2O,
Geologi daerah Semenggaris terdiri dari P2O5, SO3, H2O dan HD/LOI).
satuan batupasir disusun oleh batupasir,
batulempung dan serpih dengan sisipan Dari daerah Seruyung sebanyak 11 conto
batubara ; satuan batulempung perselingan yang terdiri dari 10 conto batuan dan 1
batulumpur, batupasir; satuan batupasir conto sedimen sungai dilakukan analisis
kuarsa, batulempung, batulanau dan kimia unsur Cu, Pb, Zn, Mn, Au dan Ag
konglomerat dan alluvium yang terdiri dari (Tabel 1).
endapan lumpur, lanau, pasir kuarsa kerikil
dan bongkah yang bersifat lepas. Aluvium Hasil analisis conto sedimen sungai aktif
tersebut dijumpai pada daerah meandering (SRY-01/SS) menunjukkan nilai yang
sungai atau di daerah aliran sungai signifikan untuk unsur Mn = 1039 ppm
(Gambar 5). sedangkan unsur lainnya seperti Cu, Pb,
Zn, Au dan Ag tidak menunjukkan nilai
Struktur geologi yang berkembang di signifikan.
daerah uji petik non logam berdasarkan
pengukuran, pengamatan, indikasi struktur Hasil analisis 10 conto batuan memberikan
di lapangan analisis morfologi dan hasil nilai unsur Cu terendah 4 ppm dan
kelurusan sungai diketahui adanya sesar, tertinggi 248 ppm (pada conto SRY-06); Pb
sinklin, antiklin dan struktur sedimen yang = 8 ppm – 272 ppm (SRY-03); Zn = 4 ppm
terdapat pada satuan batupasir seperti – 214 ppm (SRY-07); Mn = 10 ppm – 106
perlapisan bersusun (convolute lamination), ppm (SRY-07); Ag = <0.5 ppm – 40 ppm
perlapisan sejajar, struktur pembebanan (SRY-04); Au = 32 ppb – 1420 ppb (SRY-
(load cast) dan perlapisan silangsiur (cross 05).
bedding).
Dari daerah Sebuda 35 conto yang terdiri
ANALISIS LABORATORIUM dari 1 conto float batuan SBD-36/F dan 34
conto sedimen sungai aktif (SBD-02 s.d.
Sebanyak 109 conto diambil dari lokasi uji SBD-34) dilakukan analisis kimia unsur Cu,
petik dan dilakukan analisis laboratorium, Pb, Zn, Mn, Au dan Ag (Tabel 2). Conto
meliputi 11 conto batuan termineralisasi float diambil dari Sungai Sebuda dilakukan
dan 35 conto sedimen sungai aktif – 80 analisis kimia karena adanya urat kuarsa
mesh untuk analisis geokimia untuk unsur- dan mengandung pirit.

288 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral

Hasil analisis kimia sedimen sungai aktif berbutir halus hingga berukuran 3 mm,
dari Sungai Sebuda ini memiliki nilai unsur bentuk butir xenoblast, disusun oleh
Cu terendah 7 ppm dan tertinggi 75 ppm mineral-mineral plagioklas, ortoklas,
(dari conto SBD-29); Pb = 7 ppm – 55 ppm kuarsa, epidot, klorit, karbonat dan mineral
(SBD-20); Zn = 26 ppm – 101 ppm (SBD- opak.
20); Mn = 149 ppm – 1001 ppm (SBD-11); Analisis mineragrafi dilakukan terdadap tiga
Ag = <0.5 ppm – 2ppm (SBD-03 dan (SBD- (3) conto batuan untuk mengetahui
11); Au = 1 ppb – 13 ppb (SBD-03). kandungan mineral bijih yang ada di dalam
conto batuan yang secara megaskopis
Analisis petrografi dilakukan terhadap 3 menunjukkan indikasi adanya kandungan
(tiga) buah conto batuan SBD-6, SBD-14 mineral oksida dan sulfida yakni SRY-8 dan
dan SBD-38 yang semuanya diambil dari SRY-9 dari lokasi Seruyung serta SBD-36
lokasi uji petik Sebuda. Conto berupa float dari Sebuda.
dari lokasi SBD-6 kemungkinan merupakan
diorit terubah atau hornfels yang dalam Pengamatan terhadap conto SRY-8 dan
sayatan tipis menunjukkan derajat SRY-9 memperlihatkan adanya mineral
kristalinitas holokristalin, tekstur hematit berwarna abu-abu, bentuk anhedral
hipidiomorfik granular, berbutir halus hingga dan telah terubah menjadi hydrous iron
berukuran 2 mm, bentuk butir anhedral, oxide berwarna lebih gelap. Sementara
disusun oleh mineral-mineral plagioklas, conto SBD-36 memperlihatkan adanya
kuarsa dan mineral opak disertai oleh mineral pirit dengan warna putih
mineral-mineral sekunder epidot-klorit kekuningan, bentuk anhedral-subhedral
terutama mengisi zona-zona yang sebagian kecil sudah terubah menjadi
rekahan/celah-celah antar mineral. menjadi hydrous iron oxide berwarna lebih
gelap.
Conto float dari SBD-14 merupakan diabas
piroksin dalam sayatan tipis menampakkan Analisis mineralogi butir dilakukan terhadap
derajat kristalinitas holokristalin, tekstur 36 conto konsentrat dulang yang sebagian
diabasik dan intersertal, berbutir halus besar diambil dari lokasi ujipetik Sebuda.
hingga berukuran 2 mm, bentuk butir Mineral-mineral yang teramati dari seluruh
anhedral-subhedral, disusun oleh mineral- conto tersebut adalah kuarsa, ilminit,
mineral plagioklas, piroksen, dan mineral magnetit, zirkon, hematit, piroksen, serisit,
opak disertai oleh mineral-mineral sekunder muskovit, turmalin, amfibol, anatas, garnet,
terutama mengisi diantara plagioklas. oksida besi, kalkopirit dan mineral lempung.

Sementara conto batuan insitu dari SBD-38 Dari lokasi ujipetik non-logam daerah
adalah epidot-piroksen-feldspar hornsfel, di Semenggaris ini dilakukan analisis
dalam pengamatan sayatan tipis terhadap 22 conto lempung yang memiliki
menunjukkan holokristalin, menunjukkan kandungan kuarsa cukup tinggi guna
tekstur porfiroblastik dan poikiloblastik, mengetahui kandungan major element

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 289
Buku 2 : Bidang Mineral

meliputi unsur SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, Cu - Zn; Pb - Zn; antara Cu, Pb dan Zn
MgO, Na2O, K2O, TiO2, MnO, P2O5, SO3, masih menunjukkan angka korelasi yang
H2O dan LOI (Tabel 3). cukup signifikan dengan unsur Mn (64 %
s.d. 74 %) dan dengan Ag (59 % s.d. 71
Kadar SiO2 berkisar antara 61,88 – 87,76 % %), sedangkan antara unsur Au dengan
(SGR.15/R); Al2O3 = 5,38 – 17,12 % unsur-unsur lainya tidak menunjukkan
(SGR.15/R); Fe2O3 = 0,40 – 10,32 % korelasi unsur yang baik (8 % s.d. 36 %),
(SGR.01/R); CaO = 0,00 – 0,17 % (Tabel 6), artinya di daerah Sebuda yang
(SGR.13/R); MgO = 0,05 – 0,96 % kemungkinan ada keterkaitan dalam
(SGR.01/R); Na2O = 0,00 – 0,39 % pembentukannya adalah unsur-unsur
(SGR.14/R); K2O = 0,00 – 1,78 % logam dasar antara Cu – Pb - Zn dan juga
(SGR.01/R); TiO2 = 0,15 – 1,09 % kemungkinan dengan Ag dan Mn.
(SGR.02/R); MnO = 0,00 – 0,11 %
(SGR.12/R); P2O5 = 0,09 – 0,59 % (SGR. DISKUSI
20/R); SO3 = 0,00 – 0,14 % (SGR.04/R);
H2O = 0,09 – 1,21 % (SGR.13/R); LOI = Dari pengamatan float batuan
2,53 – 6,56 % (SGR.01/R). termineralisasi yang ditemukan di daerah
Sebuda menunjukkan adanya gejala
Perhitungan statistik dilakukan terhadap ubahan batuan sehingga dapat
hasil analisis kimia unsur Cu, Pb, Zn, Mn, diinterpretasikan pada daerah hulu ada
Au dan Ag 34 conto sedimen sungai aktif heat source yang menyebabkan
dari daerah Sebuda. Hasil perhitungannya terubahnya batuan samping akibat dari
dapat dilihat pada tabel 4 berikut : proses hidrotermal.

Sebaran unsur yang disampaikan dalam Berdasarkan pengamatan lapangan dan


peta, masing-masing unsur dibagi menjadi data sekunder PT. Sago Prima Pratama
4 kelompok, penentuan masing-masing yang telah melakukan kegiatan eksplorasi
kelompok adalah sebagai berikut dengan mineral logam sejak satu tahun terakhir,
hasil terlihat pada tabel 5 : mineralisasi yang ditemukan di daerah
1. < Mean Seruyung dan sekitarnya merupakan
2. Mean + Standard Deviation mineralisasi high sulphidation dan
3. Mean + 2 Standard Deviation kemungkinan tersebar dan juga telah
(Anomali Lemah) mengalami pengayaan karena proses
4. > Mean + 2 Standard Deviation oksidasi/gossan.
(Anomali Kuat)
Bahan galian di lokasi yang bisa langsung
Korelasi antar unsur yang ditunjukkan hasil dimanfaatkan adalah bahan galian non-
analisis kimia conto sedimen sungai daerah logam (industri) berupa lempung (kaolin).
Sebuda menunjukkan angka yang cukup Lempung secara umum dapat
signifikan (> 80 %) antara unsur Cu - Pb; dimanfaatkan untuk membuat bata merah,

290 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral

genteng ataupun keramik. Persyaratan struktur vuggy dengan pirit spot di


utama untuk genteng dan keramik adalah dalamnya, sehingga diinterpretasikan
tingkat pengkerutan harus sesedikit bahwa di hulu Sungai Sebuda paling tidak
mungkin, tidak mengandung bahan organik ada heat source yang menyebabkan
yang menyebabkan genteng/keramik batuan tersebut berubah akibat dari proses
berpori. Di dalam industri kertas, kaolin hidrotermal walaupun dari hasil analisis
dipakai sebagai pelapis permukaan. kimia float tersebut tidak menunjukkan
kandungan signifikan unsur logam dasar
Kandungan (SiO2) yang tinggi dari lempung dan logam mulia.
tersebut bias dimanfaatkan sebagaimana
pasir kuarsa, antara lain untuk bahan baku Bukit Seruyung dan sekitarnya, Kecamatan
pembuatan tegel, mosaik dalam industri Sebuku merupakan daerah prospek
keramik, bahan pengisi dalam industry cat, mineralisasi emas dengan ditemukan
bahan pengeras karet, bahan ampelas, adanya gejala mineralisasi yang
penghilang karat dalam industri logam, ditunjukkan oleh adanya ubahan batuan
bahan penyaring/penjernih air. Di dalam gunungapi silisifikasi, argillic – advance
industri semen pasir kuarsa merupakan argillic, piritisasi tersebar, terbreksikan dan
bahan baku penolong untuk pembuatan teroksidasi (gossan), diinterpretasikan
semen portland, yaitu sebagai pengontrol mineralisasinya tipe sulfida tinggi (high
kandungan silika (didalam semen untuk sulphidation), tersebar dan kemungkinan
keperluan umum kadar sekitar 21,3% SiO2). telah terjadi pengayaan (secondary
Untuk 1 ton semen diperlukan 66,5 kg pasir enrichment), hasil analisis salah satu conto
kuarsa. dari 10 conto batuan yang diambil dari
singkapan di daerah ini menunjukkan
Mengacu kepada beberapa standard kandungan Au 1,42 ppm.
pemanfaatan pasir kuarsa (Tabel 7,8 dan 9)
kandungan pasir kuarsa di lokasi penelitian Dari data geokimia sedimen sungai diduga
tidak bisa dimanfaatkan untuk bahan baku adanya korelasi keterkaitan dalam
didalam industri gelas/kaca, bata tahan api pembentukan unsur-unsur Cu, Pb, Zn, Mn
dan pengecoran dikarenakan kandungan dan Ag yang dihubungkan dengan geologi.
SiO2 kurang dari spesifikasi minimal yang
diperlukan. Bahan galian mineral non logam di daerah
uji petik yang didapatkan adalah lempung
KESIMPULAN yang digunakan untuk kebutuhan
masyarakat setempat sebagai bahan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bangunan.
mineralisasi logam yang ditemukan di
daerah Sebuda, Kecamatan Sebuku, baru
sebatas indikasi berupa float batuan
terubah (tersilisifikasi) menunjukkan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 291
Buku 2 : Bidang Mineral

SARAN Petterson,S.H & Murray,H.H, 1983. Clays


dalam Industrials Minerals and Rocks,
1. Prospek mineralisasi emas yang Society of Mining Engineers, New York.
ada di daerah penyelidikan terletak di
sekitar Bukit Seruyung. Untuk meyakinkan http:\\www.nunukanKabupaten.go.id
seberapa luas dan tebal/kedalaman
mineralisasi emas di daerah ini perlu ………, 2009, Laporan Kegiatan
dilakukan penambahan titik bor dengan Eksplorasi di Daerah Seruyung dan
memperapat lubangnya terutama pada Sekitarnya Triwulan 2 - 2009, PT Sago
daerah-daerah diantara yang mempunyai Prima Pratama
kandungan/indikasi emas signifikan dari
pemboran sebelumnya.

2. Pada lokasi sebaran anomali


geokimia unsur Cu, Pb, Zn daerah (A, B
dan C) perlu dilakukan follow up survey
untuk membuktikan kebenaran ada
tidaknya sumber anomali unsur-unsur
dimaksud pada bagian hulu sungainya,
(Gambar 9).

DAFTAR PUSTAKA

Bureau de Recherches Geologiques et


Minieres dan Direktorat Jendral
Pertambangan Umum, 1979, Geological
Mapping and Mineral Exploration in
North-East Kalimantan, Report On 1979
Field Session.

Heryanto, R., Supriyatna, S.dan Abidin,


H.Z., 1995. Peta Geologi Lembar Lumbis,
Kalimantan Skala 1 : 250.000, P3G,
Bandung.

Hidayat, S., Amiruddin dan Satrianas, D.,


1995. Peta Geologi Lembar Tarakan dan
Sebatik, Kalimantan Skala 1 : 250.000,
P3G, Bandung.

292 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 1. Lokasi petik, Seruyung (1A), Pembeliangan (1B), Sebuda (2), Semenggaris (3)

Gambar 2. Peta Geologi Bukit Seruyung (PT. Sago Prima Pratama, 2009)

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 293
Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 3. Peta sebaran alterasi batuan Bukit Seruyung (PT. Sago Prima Pratama, 2009)

294 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 4. Peta Geologi daerah Sebuda

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 295
Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 5. Peta Geologi Semenggaris

296 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral

Tabel 1. Hasil analisis kimia conto batuan dan sedimen sungai daerah Seruyung

Jenis Cu Pb Zn Mn Ag Au
No No. Conto
Conto (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppb)
1 SRY-01 Batuan 12 14 7 38 1 285
2 SRY-01/S SS 8 85 72 1039 3 9
3 SRY-02 Batuan 4 8 4 33 <0.5 177
4 SRY-03 Batuan 14 272 8 19 1 166
5 SRY-04 Batuan 26 106 22 19 40 32
6 SRY-05 Batuan 16 61 37 13 <0.5 1420
7 SRY-06 Batuan 248 92 40 16 14 120
8 SRY-07 Batuan 83 120 214 106 5 45
9 SRY-08 Batuan 17 33 9 18 1 550
10 SRY-09 Batuan 22 28 8 10 1 732
11 SRY-10 Batuan 20 76 9 12 1 34
Keterangan : SS = sedimen sungai aktif

Tabel 2. Hasil analisis kimia sedimen sungai dan float daerah Sebuda

Jenis Cu Pb Zn Mn Ag Au
No No. Conto
Conto (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppb)
1 SBD-02 SS 41 42 90 506 <0.5 5
2 SBD-03 SS 36 39 87 350 2 13
3 SBD-04 SS 33 38 85 402 1 9
4 SBD-05 SS 22 31 64 283 1 5
5 SBD-06 SS 18 23 51 270 <0.5 6
6 SBD-07 SS 17 18 48 338 <0.5 6
7 SBD-08 SS 24 29 64 348 1 6
8 SBD-09 SS 7 7 33 149 <0.5 10
9 SBD-10 SS 8 9 26 227 <0.5 2
10 SBD-11 SS 40 42 89 1001 2 10
11 SBD-12 SS 19 19 44 438 <0.5 12
12 SBD-13 SS 11 11 32 259 <0.5 <2
13 SBD-14 SS 17 16 37 341 <0.5 3
14 SBD-15 SS 21 23 48 197 <0.5 <2
15 SBD-16 SS 13 13 30 290 <0.5 4
16 SBD-17 SS 38 29 62 772 1 2
17 SBD-18 SS 30 30 68 726 1 <2
18 SBD-19 SS 8 9 26 200 <0.5 3
19 SBD-20 SS 41 55 101 805 1 6
20 SBD-21 SS 15 15 42 213 <0.5 5
21 SBD-22 SS 25 22 57 331 <0.5 9
22 SBD-23 SS 9 9 28 201 <0.5 8
23 SBD-24 SS 26 30 80 370 1 8
24 SBD-25 SS 18 20 49 552 <0.5 6
25 SBD-26 SS 43 42 98 462 1 7
26 SBD-27 SS 19 25 51 494 <0.5 5
27 SBD-28 SS 38 41 94 416 1 4
28 SBD-29 SS 75 44 100 928 1 5
29 SBD-30 SS 36 36 84 355 1 4
30 SBD-31 SS 15 19 35 306 <0.5 2
31 SBD-32 SS 25 27 59 385 <0.5 2
32 SBD-33 SS 37 40 91 944 1 3
33 SBD-34 SS 27 33 77 343 1 <2
34 SBD-35 SS 29 28 64 393 <0.5 <2
35 SBD-36/F Float 10 28 11 199 1 15

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 297
Buku 2 : Bidang Mineral

Tabel 3. Hasil analisis kimia mineral daerah Semenggaris

No No.Conto SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO Na2O K2O TiO2 MnO P2O5 SO3 H2O LOI
1 SGR.01/R 61,88 17,12 10,32 0,16 0,96 0,20 1,78 0,15 0,05 0,29 0,06 0,09 6,56
2 SGR.02/R 84,96 7,54 1,16 0,05 0,57 0,26 0,61 1,09 0,01 0,28 0,01 0,85 3,64
3 SGR.03/R 81,10 10,13 1,29 0,01 0,44 0,11 0,87 0,72 0,01 0,32 0,02 0,90 4,23
4 SGR.04/R 82,64 7,58 3,58 0,00 0,23 0,02 0,76 0,73 0,01 0,11 0,14 0,67 3,50
5 SGR.05/R 82,94 7,98 1,96 0,00 0,22 0,00 0,13 0,83 0,01 0,09 0,02 0,93 4,55
6 SGR.06/R 83,56 8,24 1,54 0,00 0,05 0,04 0,19 0,71 0,01 0,30 0,01 0,77 4,25
7 SGR.07/R 85,46 6,93 0,94 0,00 0,17 0,04 0,20 0,97 0,00 0,44 0,01 0,77 4,25
8 SGR.08/R 85,60 7,30 0,88 0,00 0,24 0,04 0,16 0,62 0,01 0,41 0,01 0,80 4,07
9 SGR.09/R 86,32 5,98 1,87 0,00 0,16 0,09 0,46 0,80 0,01 0,30 0,12 0,78 3,35
10 SGR.10/R 87,20 5,51 1,87 0,00 0,16 0,09 0,46 0,50 0,01 0,26 0,04 0,66 2,98
11 SGR.11/R 87,14 5,38 2,07 0,00 0,19 0,05 0,47 0,51 0,01 0,48 0,00 0,95 2,66
12 SGR.12/R 79,16 10,32 3,26 0,08 0,33 0,15 1,01 0,81 0,11 0,37 0,03 0,96 4,63
13 SGR.13/R 73,96 16,30 0,40 0,17 0,46 0,32 1,26 0,92 0,03 0,46 0,12 1,21 5,82
14 SGR.14/R 76,66 12,83 1,91 0,12 0,35 0,39 1,09 0,61 0,01 0,41 0,02 1,10 5,74
15 SGR.15/R 87,76 6,37 0,72 0,10 0,24 0,19 0,10 0,61 0,02 0,46 0,00 0,71 3,35
16 SGR.16/R 83,96 7,50 1,47 0,04 0,38 0,08 0,76 0,42 0,02 0,52 0,02 0,73 3,71
17 SGR.17/R 83,62 7,61 4,03 0,08 0,13 0,16 0,60 0,36 0,02 0,52 0,00 0,45 2,53
18 SGR.18/R 78,56 9,31 3,85 0,03 0,07 0,14 0,21 0,57 0,04 0,54 0,02 1,01 5,25
19 SGR.19/R 82,00 11,45 9,44 0,09 0,09 0,14 0,21 0,57 0,04 0,53 0,01 0,72 4,26
20 SGR.20/R 80,66 9,84 2,85 0,07 0,08 0,06 0,00 0,51 0,02 0,59 0,01 0,53 4,99
21 SGR.21/R 81,84 7,84 2,75 0,11 0,22 0,12 0,13 0,61 0,01 0,58 0,00 0,89 4,81
22 SGR.22/R 79,16 10,39 2,57 0,11 0,23 0,11 0,46 0,67 0,01 0,45 0,02 1,07 5,74

Tabel 4. Hasil perhitungan statistik conto sedimen sungai daerah Sebuda


Cu Pb Zn Mn Au Ag
(ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppb) (ppm)
Mean 24,42 26,88 61,59 429,26 5,15 0,72
Standard Error 1,92 2,10 4,15 39,02 0,56 0,07
Median 24,00 27,50 60,50 352,50 5,00 0,40
Standard Deviation 11,05 12,24 24,18 227,51 3,27 0,43
Kurtosis -1,19 -0,71 -1,31 0,81 -0,22 2,39
Skewness 0,13 0,18 0,13 1,29 0,64 1,48
Range 36,00 48,00 75,00 852,00 12,00 1,60
Minimum 7,00 7,00 26,00 149,00 1,00 0,40
Maximum 43,00 55,00 101,00 1001,00 13,00 2,00
Count 33,00 34,00 34,00 34,00 34,00 34,00
Confidence
Level(95.0%) 3,92 4,27 8,44 79,38 1,14 0,15

298 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral

Tabel 5. Kelas sebaran tiap unsur

Kelas Cu (ppm) Pb (ppm) Zn (ppm) Mn (ppm) Au (ppb) Ag (ppm)


1 < 24.42 < 26.88 < 61.59 < 429.26 < 5.15 < 0.72
24,42 - 26,88 - 61,59 - 429,26 -
2 5,15 - 8,41 0,72 - 1,16
35,47 39,12 85,77 656,77
35,47 - 39,12 - 85,77 - 656,77 -
3 8,41 - 11,68 1,16 - 1,59
46,52 51,37 109,95 884,28
4 > 46.52 > 51.37 > 109.95 > 884.28 > 11.68 > 1.59
Catatan : Anomali lemah Anomali kuat

Tabel 6. Korelasi antar unsur conto sedimen sungai daerah Sebuda


Cu Pb Zn Mn Ag Au
Cu 1
Pb 0,87 1
Zn 0,89 0,97 1
Mn 0,74 0,68 0,64 1
Ag 0,59 0,69 0,71 0,53 1
Au 0,08 0,13 0,19 0,02 0,36 1

Tabel 7. Spesifikasi pasir kuarsa untuk industri gelas/kaca berdasarkan SNI 15-0346-1989

Spesifikasi dan Jenis Produk


Analisis Kaca Lembaran Gelas kemasan dan Gelas Optik (%)
(%) rumah tangga (%)
Komposisi kimia
SiO2 99,00 (min) 98,50 (min) 99,80 (min)
Fe2O3 0,50 (maks) 0,03 (maks)* 0,10 (maks)
Al2O3 0,10 (maks) 0,30 (maks) 0,02 (maks)
CaO+MgO 0,50 (maks) 0,20 (maks) 0,10 (maks)
Cr2O3 0,50 (maks) 0.0006 (maks) 0,0002 (maks)
Distribusi ukuran butir (+20 -200 mesh)
25 mesh 1 (maks) 0,5 (maks) -
36 mesh 5 (maks) 1,5 (maks) -
- 120 mesh 5 (maks) - 95 (maks)

Hilang pijar pada 1000° C 0,5 (maks) 0,5 (maks) 95 (maks)

Kelembaban 5 (maks) 5 (maks) 0,5 (maks)


* untuk menghasilkan gelas kemasan yang tak berwarna

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 299
Buku 2 : Bidang Mineral

Tabel 8. Spesifikasi pasir kuarsa untuk bata tahan api (SNI 13-666-2002)
Analisis Spesifikasi
Komposisi kimia
SiO2 95% (min)
Al2O3 1% (min)
Na2O3 0,30% (maks)
TiO2 0,30% (maks)
K2O 0,30% (maks
Distribusi ukuran butir
Kasar 3,35-0,50 mm
Sedang 0,50-0,18 mm
Halus < 0,18 mm
Bentuk butiran agak bersudut

Tabel 9. Spesifikasi pasirkuarsa untuk pengecoran berdasarkan SNI-19-1066-1989

Analisis Spesifikasi
Komposisi kimia
SiO2 90% (min)
Fe2O3 1,5% (maks)
Na2O + K2O 2% (maks)
Distribusi ukuran butir
Kasar (-30 +70 mesh) 35%
Sedang (70 mesh) 30%
Halus (-70 +200 mesh) 35%
Bentuk butiran sub angular

300 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 9. Peta lokasi disarankan untuk penyelidikan lebih lanjut

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 301

You might also like