You are on page 1of 10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Defenisi

Diabetes Melitus Gestasional (DMG) merupakan intoleransi karbohidrat yang


mengakibatkan hiperglikemia dengan keparahan yang beragam dan onset atau deteksi pertama
kali pada saat hamil. Definisi ini berlaku tanpa memandang apakah hormon insulin digunakan
atau tidak dalam penanganannya ataukah keadaan tersebut tetap bertahan setelah kehailan
berakhir. Intoleransi gukosa dapat mendahului kehamilan tetapi keadaan ini tidak diketahui
penyebabnya. Prawihardjo (2010) menyebutkan bahwa DMG (Diabetes Melitus Gestasional)
adalah intoleransi glukosa yang dimulai atau baru ditemukan pada waktu hamil. Tidak daat
dikesampingkan kemungkinan adanya intoleransi glukosa yang tidak diketahui yang muncul
seiring kehamilan. Setelah ibu melahirkan, keadaan DMG sering akan kembali ke regulasi
glukosa normal.

2.2. Klasifikasi

Klasifikasi diabetes melitus menurut Mitayani (2009) adalah

1. Kelas A.

Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau diabetes kehamilan


dengan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi akan terjadi peningkatan
kadar glukosa 1 atau 2 jam. Ibu tidak memerlukan insulin, cukup diobati dengan
pengaturan diet.

2. Kelas B.

Diabetes dewasa terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung selama 10 tahun,
tidak disertai kelainan pembuluh darah.

3. Kelas C.

Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung selama 10-19 tahun
dengan tidak disertai penyakit vaskular.
4. Kelas D.

Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita sebelum usia 10 tahun
disertai dengan kelainan pembuluh darah.

5. Kelas E.

Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul, termasuk arteri
uterusna.

6. Kelas F.

Diabetes dengan nefropati, termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis.

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:

1. Kelas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan
dxmenghilang setelah melahirkan.
2. Kelas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan
berlanjut setelah hamil.
3. Kelas III :Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pembuluh darah panggul dan
pembuluh darah perifer, 90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke
dalam kategori DM Gestasional (Tipe II).

2.3. Etiologi

DMG disebabkan karna kekurangn insulin. Yang disebabkan karna adanya kerusakan
sebagian kecil atau sebagian besar sel – sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pancreas yang
bekarja menghasilkan insulin.

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat untuk makanan
janin dan persiapan untuk menyusui. Bila tidak mampu meningkatkan produksi insulin yang
mengakibatkan hyperglikemia atau DM kehamilan ( DM yang timbul dalam kehamilan ).

2.4. Faktor Resiko


a) Keguguran berulang,
b) Riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan atau anak mati tanpa sebab yang jelas.
c) Pernah melahirkan bayi > 4000 gram
d) Riwayat pre eklamsi
e) Riwayat polihidramnion
f) Usia ibu > 30 tahun
g) Riwayat DM pada keluarga
h) Pernah DMG sebelumnya
i) Infeksi saluran kemih berulang selama hamil.

2.5. Tanda dan Gejala


1. Sering kencing pada malam hari ( polyuria )
2. Selalu merasa haus ( polydipsia)
3. Selalu merasa lapar ( polyfagia )
4. Selau mersa lelah atau kekurangan enrgi
5. Penglihatan menjadi kabur
6. Hyperglaisimia ( peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah )
7. Glaikosuria ( glukosa dalam urine )
8. Mata kabur
9. Pruritus vulva.
10. Ketonemia.
11. BB menurun
12. Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
13. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
14. Gula darah puasa > 126 mg/dl.

2.6. Patofisiologi

Pada DMG terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak
optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya,
komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi).
Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara
tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar
darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar
pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa
hormone lain seperti estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan
maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm
kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut
sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin
yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi,
bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang
menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.

2.7. Komplikasi
1) Maternal
Hipertensi 10-20 %, Hidraamnion 20-25%, Bakteriuria 7-10 %, Persalinan distosia 10-
15%,Kematian maternal jarang, Gangguan vaskuler sehingga menimbulkan : preeclampsia, Dapat
terjadi infertilitas, Emesis dan hyperemesis berat.
Dampak lain kolestrol tinggi dan hypertensi adalah :
· Retinopati
· Nefropati
· Neuropath
· ateroskelosis

3) Neonatal
Kematian perinatal tinggi, kelainan congenital 6 %, makrosomia, kematian intra uterin,
abortus berulang / tanpa sebab, respiratory distress syndrome, janin makrosomia cenderung
menyebabkan pertolongan persalinan operatif transoabdominal, pertolongan persalinan pervagina
yang paling berbahaya adalah distosia bahu.

2.8. Pengaruh Pada Kehamilan


a) Dalam kehamilan
Abortus,partus prematurus, preeklamsi, hidramnion, kelainan letak, insufisiensi placenta
b) Dalam persalinan
Inertia uteri & atonia uteri, distosia bahu karena bayi besar, lahir mati
c) Saat nifas
Infeksi nifas, sepsis puerpuralis, menghambat penyembuhan luka jalan lahir.
d) Bagi bayi
Cacat bawaan, dismatur, makrosomia, IUFD ( Intra Uteri Fetal Death ), kematian neonatal,
kelainan neurologi dan psikologi di kemudian hari.

2.9. Penatalaksanaan Medis


a) Pengelolaan medis
Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama
didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu:
1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih
dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin
memdadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui
drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya
pencegahan infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan
infus glukosa.
4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB
ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih
mudah.
5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
− Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
− Kalori kegiatan jasmani 10-30%
− Kalori untuk kehamilan 300 kalor
− Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
b). Pengelolaan obstetrik
1. Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu dan janin,
terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin,
kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan).
2. Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran
tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
3. Pada tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran
tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
4. Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :
Pengukuran tinggi fundus uteri :
a. NST – USG serial
b. Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta (FDJP),
nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.
c. Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu.
Adanya makrosomia, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan gawat janin
merupakan indikasi untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea.
d. Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia
kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan
pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
e. Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.
f. Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis
terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan <
38 mg).
g. Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan
vaskuler dan infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus
dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita DMG dengan
komplikasi biasanya memerlukan insulin.
h. Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor fungsi dinamik
janin-plasenta (FDJP).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,
poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan
1. Diabetes mellitus gestasional.
2. Hipertensi karena kehamilan.
3. Infertilitas.
4. Bayi low gestasional age.
5. Riwayat kematian janin.
6. Lahir mati tanpa sebab jelas.
7. Anomali congenital.
8. Aborsi spontan.
9. Polihidramnion.
10. Makrosomia.
11. Pernah keracunan selama kehamilan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
1. Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada diabetes
yang lama.
2. Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
3. Peningkatan tekanan darah.
4. Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poli uri.
c. Nutrisi dan Cairan
1. Polidipsi.
2. Poliuri.
3. Mual dan muntah.
4. Obesitas.
5. Nyeri tekan abdomen.
6. Hipoglikemi.
7. Glukosuria.
8. Ketonuria.
9. Kulit.
10. Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada bekas injeksi
insulin yang sering.
11. Mata.
12. Kerusakan penglihatan atau retinopati.
13. Uterus.
14. Tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal terhadap
usia gestasi.
3. Psikososial
1. Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
2. Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
3. Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
3.2. Diagnosa
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal, perubahan pada sirkulasi.
3. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol
diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan respon
umum.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan tindakan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan informasi dan tidak
mengenal sumber informasi.
5. Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan
intra uterin.
6. Gangguan psikologis, ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau mengancam pada
status kesehatan maternal atau janin.

Pengambilan glukosa sirkulasi


plasenta ↑

Estrogen, kotisol, HPL ↑

You might also like