Professional Documents
Culture Documents
Tanpa adanya kesepakatan atas hal-hal di atas maka pengeluaran suatu standar
akuntansi dapat berkembang secara ad hoc, sedangkan ketiadaan kerangka konseptual
dapat mengakibatkan kelemahan konsistensi diantara standar-standar akuntansi yang
ada. Alasan penggunaan basis kerangka konseptual SFAC dalam penelitian ini karena
pernyataan standar akuntansi keuangan tentang akuntansi PPh untuk pertama kalinya
direkomendasi oleh Accounting Principles Board (APB) melalui pernyataan No. 11.
Selanjutnya diubah oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) dengan
pernyataan SFAS No. 96 dan SFAS No. 109, dengan demikian kerangka dasar yang
digunakan mengacu pada Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC).
Alasan lainnya adalah adanya kecenderungan Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) Indonesia untuk mengikuti kaidah SFAC dan International Accounting
Standars (IAS) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46
tentang Akuntansi PPh. Konsep dasar yang dinyatakan oleh FASB di Amerika Serikat
dan IASB (International Accounting Standards Boards) di ranah internasional
sebenarnya tidak jauh berbeda. Kedua lembaga penyusun standar tersebut
menggunakan dasar teori kegunaan-keputusan informasi ketika mengembangkan
sistem standarisasi (Foo 2008) walaupun kriteria yang digariskan oleh FASB melalui
SFAC merupakan rintisan pertama dan disusun lebih rinci dibandingkan dengan
produk IASB.
FASB menyatakan bahwa relevan dan reliabilitas adalah dua kualitas utama
yang membuat informasi akuntansi itu berguna dalam pengambilan keputusan.
Relevan diklasifikasikan sebagai kapasitas dari informasi untuk membuat suatu
perbedaan dalam pembuatan keputusan pemakai. Reliabilitas didefinisikan sebagai
kualitas pemberian jaminan bahwa informasi secara rasional bebas dari kesalahan dan
bias dan mewakili apa yang akan digambarkan.