Professional Documents
Culture Documents
Mudatsir1
1Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh
Indonesia 23111, Email: mudatsir@unsyiah.ac.id
Abstrak
Bencana tsunami adalah adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Akibat dari tsunami tersebut adalah banyaknya korban yang luka yang berisiko
infeksi dan berubahan bentang alam sehingga berpotensi hidupnya vektor pembawa
penyakit menular. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang
disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit. Upaya mitigasi
kesehatan pada bencana tsunami bertujuan untuk mengurangi timbulnya penyakit menular
yang dapat dilakukan melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan sumber daya
kesehatan maupun penyadaran korban bencana. Langkah-langkah prioritas yang sangat
penting untuk mengurangi dampak penyakit menular adalah adanya data penyakit menular
pada tahap pra bencana. Setelah bencana tsunami upaya yang dapat dilakukan untuk
pencegahan penyakit menular adalah penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, surveilans
dan deteksi cepat kasus penyakit berpotensi wabah, imunisasi, pencegahan malaria dan
demam berdarah serta rencana kesiapsiagaan-siagaan pengendalian penyakit menular
lainnya.
Kata Kunci: Tsunami, mitigasi, penyakit menular
Abstract
The tsunami disaster is an event that is threatening and disrupting the lives and livelihoods
caused by natural factors, resulting in the emergence of human fatalities, environmental
damage, loss of property, and psychological impact. As a result of the tsunami is the
number of the injured victim is at risk of infection and landscape changes so that potentially
life communicable disease vector. Infectious disease is a disease that can be transmitted to
humans caused by biological agents, such as viruses, bacteria, fungi, and parasites. Health
mitigation efforts in the tsunami disaster aims to reduce the incidence of infectious diseases
that can be done through awareness and capacity building of health resources as well as
awareness of disaster victims. Priority measures that are critical to reducing the impact of
infectious diseases is the presence of infectious disease data at pre -disaster phase. After
the tsunami disaster efforts should be made for the prevention of infectious diseases is the
provision of clean water, sanitation, surveillance and rapid detection of cases of potentially
disease outbreaks, immunization,
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
126
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015
1. Pendahuluan
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
127
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015
penampungan, air yang tidak memadai dan sanitasi, dan akses yang buruk terhadap
kesehatan layanan akan meningkatkan risiko penularan penyakit menular (WHO,
2006 ) Meskipun risiko keseluruhan wabah penyakit menular lebih rendah namun
risiko yang lebih tinggi adalah bila terjadi penularan penyakit endemik dan epidemik
yang terdapat di daerah bencana. Di Thailand penelitian Somboonna et al., (2014)
dilaporkan adanya perubahan ekologi dari mikroba di daerah yang terkena tsunami
dibandingkan dengan mikroba sebelum tsunami.
2.2. Penyakit Melalui Air (Water-borne Disease)
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
128
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
129
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015
Akses kesehatan bagi semua warga pasca tsunami sangat diperlukan sangat
penting untuk pencegahan, diagnosis dini dan pengobatan korban (Iwata et al.,
2013). Menurut Depkes (2011) layanan kesehatan primer pasca bencana harus
dikoordinasi mulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat kecamatan/puskesmas.
Pusat layanan kesehatan primer (Puskesmas) utama yang harus dilakukan adalah
menyelenggaran kesehatan dasar di penampungan, memeriksa kualitas air dan
sanitasi serta surveilans penyakit menular. Menurut WHO (2006) dampak langsung
dari penyakit menular dapat dikurangi dengan intervensi oleh layanan kesehatan.
3.3. Surveillance dan sistem peringatan dini
Deteksi cepat kasus wabah penyakit rawan sangat penting untuk memastikan
kontrol yang cepat. Pengawasan dan peringatan dini harus cepat dilakukan untuk
mendeteksi wabah dan memantau penyakit endemik prioritas.(WHO, 2006) Penyakit
endemis di daerah bencana harus dimasukkan menjadi prioritas dalam sistem
surveilans dalam penilaian risiko penyakit menular. Mukherjee (2010) menyebutkan
bahwa pada beberapa situasi, ancaman mungkin juga ditemukan penyakit langka
seperti virus demam berdarah, wabah atau tularaemia. Penilaian risiko penyakit
menular yang komprehensif untuk dapat mengidentifikasi dan memprioritaskan
ancaman penyakit ini secara dini, dengan cara:
a. Petugas kesehatan harus dilatih untuk mendeteksi penyakit prioritas
dengan cepat untuk dilaporkan ke jenjang yang lebih tinggi;.
b. Sampel dan transportasi bahan pemeriksaan harus dilakukan secepatnya untuk
merespon bila terjadinya wabah, seperti kolera. Diperlukan kit yang dapat
mendeteksi dengan cepat penyakit endemik di daerah kolera dianggap berisiko.
3.4. Imunisasi
Beberapa imunisasi diperlukan untuk beberapa penyakit yang berisiko di daerah
terjadinya tsunami. Menurut WHO (2006) beberpa imunisasi yang dianjurkan adalah: a.
Imunisasi missal campak deperlukan bersama pemberian vitamin A menjadi prioritas
kesehatan segera setelah bencana alam di daerah dengan tidak
memadai tingkat cakupan imunisasi sebelumnya rendah. Kelompok
umur prioritas adalah anak-anak yang berumur 6 bulan sampai 5 tahun
serta anak sampai usia 15 tahun jika sumber dana memungkinkan.
b. Vaksin tifoid sekarang tidak direkomendasikan untuk imunisasi massal untuk
mencegah penyakit tifus. Vaksinasi tipus dalam hubungannya dengan
tindakan pencegahan lainnya mungkin berguna untuk mengendalikan wabah
tipus, tergantung pada keadaan setempat (Sutiono et al., 2010).
c. Vaksin Hepatitis A umumnya tidak dianjurkan untuk mencegah wabah di bencana.
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
130
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015
Upaya mitigasi untuk mengurangi timbulnya penyakit menular pada bencana tsunami dapat
dilakukan melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan sumber daya kesehatan maupun
penyadaran korban bencana. Langkah-langkah prioritas yang sangat penting untuk mengurangi
dampak penyakit menular adalah adanya data penyakit menular pada tahap pra bencana. Setelah
bencana tsunami upaya yang dapat dilakukan untuk p encegahan penyakit menular adalah
penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, surveilans dan deteksi cepat kasus penyakit
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
131
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015
Daftar Pustaka
Marin M, Nguyen HQ, Langidrik JR, Edwards R Briand K, Papania MJ, Seward JF
and LeBaron CW. 2006; 2 Measles transmission and vaccine effectiveness
during a large outbreak on a densely populated island: implications for
vaccination policy. Clinical Infectious Diseases. 42:315–319.
Ministry of Health, Indonesia; World Health Organization; Global Outbreak Alert and
Response Network (GOARN) partners; Centers for Disease Control and
Prevention-USA; Epicentre-France; European Programme for Intervention
Epidemiology Training (EPIET)-Sweden; Health Protection Agency-UK; Institut de
Veille Sanitaire -France; Australian Biosecurity CRC at Curtin University-Australia;
Macfarlane Burnet Institute-Australia; Mailman School of Public Health,
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
132
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015
World Health Organization. 2015. Questions and answers: South Asia earthquake and
tsunami. Akses online 6 November 2015. URL
http://www.who.int/water_sanitation_health/tsunami_qa/en/index1.html
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
133