Professional Documents
Culture Documents
Para Ahli Pendidikan belum sepakat tentang definisi kurikulum, namun demikian ada
beberapa tokoh yang sependapat tentang pengertian kurikum antara lain :
1. ( Hilda Taba, 1962 ). Kurikulum lebih luas dari pada sekedar rencana pelajaran, tetapi
meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang direncanakan di bawah
bimbingan satuan pendidikan. Artinya bahwa kurikulum bukan hanya berupa dokumen
bahan cetak melainkan rangkaian aktivitas siswa yang dilakukan di dalam kelas, di luar
kelas, di laboratorium, di lapangan maupun di lingkungan masyarakat yang direncanakan
serta dibimbing oleh sekolah.
2. ( Schubert,1986 ) Kurikulum harus memuat pernyataan tujuan, menunjukkan pemilihan
dan pengorganisasian bahan pelajaran serta rancangan penilaian hasil belajar Kurikulum
merupakan bahan pelajaran atau mata pelajaran yang dipelajari siswa, program
pembelajaran, hasil pembelajaran yang diharapkan, reproduksi kebudayaan, tugas dan
konsep yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, agenda untuk rekontruksi social, serta
memberikan bekal untuk kecakapan hidup
Penjelesan di atas dapat diambil sebuah simpulan bahwa kurikulum merupakan desain bahan
pelajaran yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta
mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dapat mempengaruhi desain
kurikulum, karena tujuan tersebut dapat menentukan \kerangka untuk memilih, merencanakan
dan melaksanakan segala pengalaman dan kegiatan belajar di sekolah atau madrasah .
Definisi di atas dapat ditarik satu pemahaman bahwa, pembelajaran adalah proses yang disengaja
dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang untuk
mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu.
Kalau diamati secara seksama antara kurikulum dengan pembelajaran dengan memperhatikan
defenisi di atas maka, kedua permasalahan tersebut dapat dikatakan, kurikulum dengan
pembelajaran sangat erat hubungannya ibarat pepatah setali mata uang yakni saling berinterkasi
satu dengan lainnya. Hali ini dipertegas dengan pendapatnya Mac Donald, menurutnya, sistem
persekolahan terbentuk atas empat subsistem, yaitu :
1. mengajar merupakan kegiatan atau perlakuan profesional yang diberikan oleh guru
kepada peserta didik.
2. Belajar merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan siswa sebagai respons terhadap
kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru.
3. Pembelajaran adalah keseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan
dengan terjadinya interkasi belajar-mengajar
4. Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam
proses kegiatan belajar-mengajar.
Pendapat serupa yakni Zais, dia menjelaskan bahwa, kebaikan suatu kurikulum tidak dapat
dinilai dari dokumen tertulisnya saja, melainkan harus dinilai dalam proses pelaksanaan
fungsinya di dalam kelas. Kurikulum bukan hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran,
melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas, yang memberikan pedoman dan
mengatur lingkungan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Rencana tertulis merupakan
dokumen kurikulum (curriculum document or inert curikulum. Sedangkan kurikulum yang
diopersional di kelas merupakan kurikulum fungsional.
Kedua pendapat tokoh tersebut sejalan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau
kurikulum 2006 yang tercantum dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan inilah yang saat ini dipakai oleh semua lembaga
pendidikan di Indonesia di mana kurikulum tersebut tidak hanya berisi materi pelajaran, struktur
kurikulum, jumlah jam tatap muka perminggu tetapi mencakup tentang desain intraksional atau
Rencana Program Pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar-mengajar guru.
Sebagaimana diatur oleh Badan Nasional Standar Pendidikan ( BNSP )
Sedangkan menurut Taba, batas antara kurikulum dan pembelajaran sangat relatif, bergantung
pada tafsiran guru. Sebagai contoh dalam kurikulum (tertulis), isi harus digambarkan serinci
mungkin agar mudah dipahami guru, tetapi cukup luas dan umum sehingga memungkinkan
mencakup semua bahan yang dapat dipillih oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa
serta kemampuan guru. Kurikulum memberikan pegangan bagi pelaksanaan pengajaran di kelas,
tetapi merupakan tugas dan tanggungjawab guru untuk membelajarkannya
Dari pemaparan para tokoh pendidikan dapat disimpulkan bahwa, kurikulum dan pebelajaran
pada hakekatnya sama. Karena sama-sama memuat isi, tujuan, materi dan strategi pembelajaran.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar membutuhkan desain pembelajaran. Selanjutnya pada
desain pembelajaran terdapat materi dan tujuan kegiatan belajar dan pembelajaran. Sehingga
tidak dapat dibedakan antara kurikulum dan proses pembelajarannya . letak perbedaannya pada
implemtasi kurikum bagi sekolah dan bagi guru