You are on page 1of 4

REVIEW FILM BATAS

Tanggal rilis : 19 Mei 2011

1. Batas adalah sebuah film yang memiliki kandungan filosofi yang cukup tinggi jika
dibandingkan dengan film-film lain yang beredar di layar lebar Indonesia saat ini. Secara
literal, judul Batas menggambarkan lokasi dimana jalan cerita ini terjadi, yakni di Entikong,
sebuah wilayah Kalimantan Barat yang populer karena berbatasan langsung dengan wilayah
Malaysia.
2. Batas sama sekali tidak memfokuskan dirinya pada kisah tersebut. Kisah mengenai
masyarakat dari dua negara yang masih berasal dari satu rumpun dan suku yang sama namun
terpisah karena ideologi politik dua negara hanya menjadi latar belakang sementara bagi
Batas.
3. Batas secara perlahan menanamkan ide mengenai bagaimana sekelompok orang berusaha
untuk keluar dari batas kenyamanan diri mereka ketika mereka dihadapkan pada sebuah
tantangan atau permasalahan demi dapat segera menyelesaikannya.
4. Ceritanya yang sangat mendalam mengenai sulitnya menerapkan pendidikan di daerah
perbatasan dan semangatnya untuk menumbuhkan pendidikan di daerah itu sangat menarik
perhatian. Alunan musiknya yang begitu pas dan menyentuh menghadirkan pengaruh
kebudayaan Dayak.

5. Film yg menuntun kita untuk mengetengahkan rasa hormat dan cinta untuk tidak merusak
dan sebaliknya malah menjaga dan meningkatkan harkat manusia dan lingkungan
kehidupannya.
6. Film ini mengajak para penonton untuk lebih memperhatikan dan peduli terhadap orang-
orang yang tinggal di pedalaman, khusunya di perbatasan seperti Entikong ini, film ini juga
menunjukkan bahawa di perkampungan itu memiliki alam yang indah dan kehidupan
masyarakat dan budaya yang unik.
7. Kaitannya dengan sila-sila pancasila yaitu sila pertama, percaya dan taqwa pada Tuhan yang
Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya massing-masing.
8. Sila kedua, tidak semena-mena terhadap orang lain, senang membantu teman yang sedang
mengalami kesusahan, mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
9. Sila ketiga, bangga dan cinta tanah air dan bangsa, menjungjung sikap toleransi.
10. Sila ke empat, tidak boleh memaksakan kehendak kita pada orang lain, memberikan
kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang terpilih.
11. Sila kelima, peduli terhadap penderitaan orang lain, suka memberi pertolongan kepada orang
lain, bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata.

-TERIMA KASIH-
TUGAS UTS
KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH

GAUDENSIUS WALDI FERNANDO


(D1031171047)

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
PRODI ARSITEKTUR
2018/2019

You might also like