Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
5
Penyertaan modal pemerintah
Laba ditahan.
Penggunaan dana
- Uang kas dan dana likuid lain
→ untuk kewajiban yang jatuh tempo, penyaluran dana, biaya operasional,
pembayaran pajak.
- Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan inventaris
→ Tanah, bangunan, kendaraan, meubel. Dll
- Pendanaan kegiatan operasional
→ Gaji pegawai, honor, perawatan peralatan.
- Penyaluran dana
→ Lebih dari 50 % dana yang dihimpun oleh perum pegadaian tertanam dalam aktiva
ini, karena ini merupakan kegiatan utama untuk memperoleh pendapatan, disamping
sumber-sumber lainnya ( surat berharga dan lelang)
- Investasi lain.
Kelebihan dana (idle fund) ini dapat digunakan untuk investasi jangka pendek dan
jangka menengah. Ex: investasi di bidang properti
2.4 Produk dan Jasa Perum Pegadaian
a. Pemberian Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai
Yaitu mengsyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang bergerak oleh
penerima pinjaman. Sehingga nilai pinjaman yang diberikan dipengaruhi oleh nilai barang
bergerak yang akan digadaikan.
Prosedur Pemberian Dan Pelunasan Pinjaman
Pengajuan pinjaman/kredit
- Calon nasabah datang langsung ke loket penaksir dan menyerahkan barang yang
akan dijaminkan dengan menunjukkan KTP atau surat kuasa apabila pemilik barang
tidak bisa datang sendiri.
- Barang jaminan tersebut diteliti kualitasnya untuk menaksir dan menetapkan harganya,
dan dapat ditentukan besarnya pinjaman yang dapat diterima nasabah.
Barang yang dapat digadaikan: perhiasan, kendaraan, barang elektronik, barang
rumah tangga, mesin-mesin, tekstil, barang-barang yang dianggap bernilai oleh perum
pegadaian.
- Selanjutnya, pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir tanpa ada potongan
biaya apapun kecuali potongan premi asuransi.
PETUGAS
PENAKSIR
Barang Jaminan 6
KASIR
Pelunasan Pinjaman
- Uang pinjaman dapat dilunasi setiap saat tanpa harus menunggu selesainya jangka
waktu
- Nasabah membayar kembali pinjaman + sewa modal (bunga) langsung kepada kasir
disertai bukti surat gadai
- Barang dikeluarkan oleh petugas penyimpanan barang jaminan.
- Barang yang digadaikan dikembalikan kepada nasabah.
b. Penaksiran Nilai Barang
Barang-barang yang akan ditaksir pada dasarnya meliputi semua barang semua barang
bergerak yang bisa digadaikan , terutama emas, berlian, dan intan. Atas jasa pegadaian
ini perum pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos
penaksiran.
c. Penitipan Barang
Perum pegadaian dapat melakukan jasa tersenut karena perum pegadaian mempunyai
tempat yang memadai. Masyarakat biasanya menitipkan barang di pegadaian pada
dasarnya karena alasan keamanan penyimpanan, terutama bagi masyarakat yang akan
meninggalkan rumahnya untuk jangka waktu yang lama. Nasabah dikenakan ongkos
penitipan.
d. Jasa lain
Perum pegadaian dapat juga menawarkan jasa-jasa lain seperti kredit pada pegawai,
tempat penjualan emas, dll.
2.5 Pelelangan
Pelelangan dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut:
a. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang
yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan.
b. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak memperpanjang batas
waktu pinjamannya karena berbagai alasan.
Hasil pelelangan akan digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban nasabah kepada perum
pegadaian yang terdiri dari:
Pokok pinjaman
Sewa modal atau bunga
Biaya lelang
7
Tidak Laku/lebih rendah dari taksiran dibeli pemerintah, kerugian ditanggung perum
pegadaian.
8
8. Bersifat mendahulu (droit de preference), bahwa Penerima Gadai mempunyai hak
yang didahulukan terhadap kreditur lainnya untuk mengambil pelunasan piutangnya
atas hasil eksekusi benda gadai;
9. Sebagai Jura in re Aliena (yang terbatas), gadai hanya semata-mata ditujukan bagi
pelunasan utang. Gadai tidaklah memberikan hak kepada Pemegang Gadai/Penerima
Gadai untuk memanfaatkan benda yang digadaikan, terlebih lagi mengalihkan atau
memindahkan penguasaan atas benda yang digadaikan tanpa izin dari Pemberi
Gadai.
Subyek :
1. Dari segi individu (person), yang menjadi subyek gadai adalah setiap orang
sebagaimana dimaksud Pasal 1329 KUH Perdata;
2. Para Pihak, yang menjadi subyek gadai adalah :
a.Pemberi Gadai atau Debitur;
b.Penerima Gadai atau Kreditur;
c.Pihak Ketiga yaitu orang yang disetujui oleh Pemberi Gadai dan Penerima
Gadai untuk memegang benda gadai sehingga disebut Pemegang Gadai.
Objek :
Benda bergerak baik bertubuh maupun tidak bertubuh. Barang Yang Boleh Digadaikan.
1. Emas.
Emas tersebut ditaksirkan berdasarkan karatase emas tersebut.
2. Barang elektronik.
Barang elektronik ditaksir berdasarkan kualitas barang elektronik tersebut.
3. Kendaraan bermotor dan mobil.
Kendaraan bermotor dan mobil ditaksir berdasarkan kualitas barang
tersebut. Untuk persyaratan menggadaikan kendaraan bermotor dan mobil
adalah BPKB, STNK, Fotocopy KTP.
Barang yang tidak boleh digadaikan.
1. Bahan pakaian, kain dan pakaian.
2. Peralatan rumah tangga misalnya panci, kompor, wajan dan lain – lain. Bahan
pakaian, kain dan pakaian dan peralatan rumah tangga boleh digadaikan hanya
dicabang pegadaian di daerah – daerah pedesaan .
Pembebanan Benda Jaminan :
1) Benda gadai tidak dapat dibebankan berkali-kali kepada kreditur yang berbeda;
2) Tidak ada aturan untuk mendaftarkan benda jaminan yang menjadi obyek gadai.
Kedudukan Benda Jaminan :
9
Benda jaminan secara fisik berada di bawah penguasaan Kreditur/Penerima Gadai atau
pihak ketiga yang telah disetujui kedua belah pihak.
Kewajiban dan Tanggung Jawab :
1) Penerima Gadai/Kreditur :
a. bertanggung jawab untuk hilangnya atau kemerosotan barangnya sekedar itu telah
terjadi karena kelalaiannya;
b. harus memberitahukan Pemberi Gadai, jika benda gadai dijual;
c. bertanggung jawab terhadap penjualan benda gadai.
2) Pemberi Gadai diwajibkan mengganti kepada kreditur segala biaya yang berguna dan
perlu, yang telah dikeluarkan oleh pihak yang tersebut belakangan guna keselamatan
barang gadainya.
Hak :
1) Penerima Gadai mempunyai hak:
a. penguasaan benda gadai, namun tidak mempunyai hak untuk memiliki benda
gadai;
b. dalam hal debitur wanprestasi, untuk menjual dengan kekuasaan sendiri (parate
eksekusi), sehingga hak untuk penjualan benda gadai tidak diperlukan adanya
titel eksekutorial. Penerima Gadai/ Pemegang Gadai dapat melaksanakan
penjualan tanpa adanya penetapan Pengadilan, tanpa perlu adanya juru sita
ataupun mendahului dengan penyitaan;
c. menjual benda gadai dengan perantaraan hakim, dimana kreditur dapat
memohon pada hakim untuk menentukan cara penjualan benda gadai;
d. mendapat ganti rugi berupa biaya yang perlu dan berguna yang telah
dikeluarkan guna keselamatan barang gadai;
e. retensi (menahan) benda gadai, bilamana selama hutang pokok, bunga, dan
ongkos-ongkos yang menjadi tanggungan belum dilunasi maka si
berhutang/debitur maka debitur tidak berkuasa menuntut pengembalian benda
gadai;
f. untuk didahulukan (kreditur preferen) pelunasan piutangnya terhadap kreditur
lainnya, hal tersebut diwujudkan melalui parate eksekusi ataupun dengan
permohonan kepada Hakim dalam cara bentuk penjualan barang gadai.
2) Pemberi Gadai tetap mempunyai hak milik atas Benda Gadai.
Larangan :
Penerima Gadai atau kreditur tidak diperkenankan untuk memiliki atau menjadi pemilik atas
benda yang digadaikan.
Eksekusi :
10
Apabila debitur atau Pemberi Gadai cidera janji, eksekusi terhadap benda yang menjadi
obyek Jaminan Gadai dapat dilakukan :
1. Kreditur diberikan hak untuk menyuruh jual benda gadai manakala debitur ingkar janji,
sebelum kreditur menyuruh jual benda yang digadaikan maka ia harus
memberitahukan terlebih dahulu mengenai maksudnya tersebut kepada debitur atau
Pemberi Gadai;
2. Suatu penjualan benda gadai oleh kreditur berdasarkan perintah pengadilan, maka
kreditur wajib segera memberitahukan kepada Pemberi Gadai.
Hapusnya Gadai :
1. Apabila benda gadai dikeluarkan dari kekuasaan Penerima Gadai dan kembali ke
tangan Pemberi Gadai;
2. Manakala perikatan pokok telah dilunasi atau jika utang pokok telah dilunasi semuanya
atau telah hapus;
3. Hilangnya atau dicurinya benda gadai dari penguasaan Pemegang Gadai/Penerima
Gadai (musnahnya benda gadai);
4. Dilepaskannya benda gadai secara sukarela oleh Pemegang/Penerima Gadai.
Teknik Transaksi
Sesuai dengan landasan konsep yang ada, pada dasarnya Pegadaian Syariah
berjalan di atas dua akad transaksi Syariah yaitu.
1. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan memperoleh jaminan
untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Dengan akad ini
Pegadaian menahan barang bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah.
2. Akad Ijarah. Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi Pegadaian untuk menarik sewa
atas penyimpanan barang bergerak milik nasabah yang telah melakukan akad rukun
dari akad transaksi tersebut meliputi :
Orang yang berakad : 1) Yang berhutang (rahin) dan 2) Yang berpiutang
(murtahin).
Sighat ( ijab qabul)
Harta yang dirahnkan (marhun)
Pinjaman (marhun bih)
Dari landasan Syariah tersebut maka mekanisme operasional Pegadaian Syariah
dapat digambarkan sebagai berikut : Melalui akad rahn, nasabah menyerahkan barang
bergerak dan kemudian Pegadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah
13
disediakan oleh Pegadaian. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya
biaya-biaya yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan dan
keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan bagi Pegadaian mengenakan
biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Pegadaian Syariah akan memperoleh keutungan hanya dari bea sewa tempat yang
dipungut bukan tambahan berupa bunga atau sewa modal yang diperhitungkan dari uang
pinjaman.. Sehingga di sini dapat dikatakan proses pinjam meminjam uang hanya sebagai
‘lipstick’ yang akan menarik minat konsumen untuk menyimpan barangnya di Pegadaian.
Adapun ketentuan atau persyaratan yang menyertai akad tersebut meliputi :
1. Akad. Akad tidak mengandung syarat fasik/bathil seperti murtahin mensyaratkan
barang jaminan dapat dimanfaatkan tanpa batas.
2. Marhun Bih ( Pinjaman). Pinjaman merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada
murtahin dan bisa dilunasi dengan barang yang dirahnkan tersebut. Serta, pinjaman itu
jelas dan tertentu.
3. Marhun (barang yang dirahnkan). Marhun bisa dijual dan nilainya seimbang dengan
pinjaman, memiliki nilai, jelas ukurannya,milik sah penuh dari rahin, tidak terkait
dengan hak orang lain, dan bisa diserahkan baik materi maupun manfaatnya.
4. Jumlah maksimum dana rahn dan nilai likuidasi barang yang dirahnkan serta jangka
waktu rahn ditetapkan dalam prosedur.
5. Rahin dibebani jasa manajemen atas barang berupa: biaya asuransi,biaya
penyimpanan,biaya keamanan, dan biaya pengelolaan serta administrasi.
Untuk dapat memperoleh layanan dari Pegadaian Syariah, masyarakat hanya cukup
menyerahkan harta geraknya ( emas, berlian, kendaraan, dan lain-lain) untuk dititipkan
disertai dengan copy tanda pengenal. Kemudian staf Penaksir akan menentukan nilai
taksiran barang bergerak tersebut yang akan dijadikan sebagai patokan perhitungan
pengenaan sewa simpanan (jasa simpan) dan plafon uang pinjaman yang dapat diberikan.
Taksiran barang ditentukan berdasarkan nilai intrinsik dan harga pasar yang telah ditetapkan
oleh Perum Pegadaian. Maksimum uang pinjaman yang dapat diberikan adalah sebesar 90%
dari nilai taksiran barang.
Setelah melalui tahapan ini, Pegadaian Syariah dan nasabah melakukan akad dengan
kesepakatan :
1. Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan selama maksimum
empat bulan .
14
2. Nasabah bersedia membayar jasa simpan sebesar Rp 90,- ( sembilan puluh rupiah )
dari kelipatan taksiran Rp 10.000,- per 10 hari yang dibayar bersamaan pada saat
melunasi pinjaman.
3. Membayar biaya administrasi yang besarnya ditetapkan oleh Pegadaian pada saat
pencairan uang pinjaman.
Nasabah dalam hal ini diberikan kelonggaran untuk :
melakukan penebusan barang/pelunasan pinjaman kapan pun sebelum jangka
waktu empat bulan,
mengangsur uang pinjaman dengan membayar terlebih dahulu jasa simpan
yang sudah berjalan ditambah bea administrasi,
atau hanya membayar jasa simpannya saja terlebih dahulu jika pada saat jatuh
tempo nasabah belum mampu melunasi pinjaman uangnya.
Jika nasabah sudah tidak mampu melunasi hutang atau hanya membayar jasa
simpan, maka Pegadaian Syarian melakukan eksekusi barang jaminan dengan cara dijual,
selisih antara nilai penjualan dengan pokok pinjaman, jasa simpan dan pajak merupakan
uang kelebihan yang menjadi hak nasabah. Nasabah diberi kesempatan selama satu tahun
untuk mengambil Uang kelebihan, dan jika dalam satu tahun ternyata nasabah tidak
mengambil uang tersebut, Pegadaian Syariah akan menyerahkan uang kelebihan kepada
Badan Amil Zakat sebagai ZIS.
Pendanaan
Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja, pembiayaan
kegiatan dan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar
terbebas dari unsur riba. Dalam hal ini, seluruh kegiatan Pegadaian syariah termasuk dana
yang kemudian disalurkan kepada nasabah, murni berasal dari modal sendiri ditambah dana
pihak ketiga dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pegadaian telah melakukan
kerja sama dengan Bank Muamalat sebagai fundernya, ke depan Pegadaian juga akan
melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan syariah lain untuk memback up modal
kerja.
Dari uraian ini dapat dicermati perbedaan yang cukup mendasar dari teknik transaksi
Pegadaian Syariah dibandingkan dengan Pegadaian konvensional, yaitu
1. Di Pegadaian konvensional, tambahan yang harus dibayar oleh nasabah yang disebut
sebagai sewa modal, dihitung dari nilai pinjaman.
2. Pegadaian konvensional hanya melakukan satu akad perjanjian : hutang piutang
dengan jaminan barang bergerak yang jika ditinjau dari aspek hukum konvensional,
keberadaan barang jaminan dalam gadai bersifat acessoir, sehingga Pegadaian
15
konvensional bisa tidak melakukan penahanan barang jaminan atau dengan kata lain
melakukan praktik fidusia. Berbeda dengan Pegadaian syariah yang mensyaratkan
secara mutlak keberadaan barang jaminan untuk membenarkan penarikan bea jasa
simpanan.
Disusun oleh
16
Universitas Brawijaya
Fakultas Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Malang
17