You are on page 1of 15

SEJARAH PERKEMBANGAN BETON

PRATEGANG
Pada tahun 1886 PH. Jackson dari California, Amerika Serikat
mencoba menerapkan sistem beton prategang saat membuat
konstruksi pelat atap. Kemudian pada tahun 1888, CEW Doehring
mendapatkan hak paten untuk penegangan pelat beton dengan kawat
baja. Tetapi gaya prategang yang diterapkan dalam waktu yang singkat
menjadi hilang, karena rendahnya mutu dan kekuatan baja.
Bangunan pertama yang dibangun dengan sistem beton
prategang adalah jembatan Walnut Lane Bridge di Philadelphia dengan
bentang 47 m, pada tahun 1940/1950.

KASIH GAMBAR !!!!


PBI

PENGERTIAN
BETON BAJA
TULANGAN
PRATEGANG
Draft
Konsensus
ACI
Pedoman
Beton
PBI 1971

Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah


ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan pembagian
yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat beton- beton
dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
Draft Konsensus Pedoman Beton 1998

Beton prategang adalah beton bertulang yang dimana telah


diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial
dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
ACI

Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal


dengan besar dan distribusisedemikian rupa sehingga dapat
mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat
beban eksternal.
Prinsip Kerja Beton Prategang
Untuk memberikan tegangan pada beton prategang terdapat dua
prinsip yang berbeda, yaitu :
1. Pre-tensioned Prestressed Concrete (pratarik), ialah konstruksi
dimana tendon ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu
sebelum beton mengeras dan gaya prategang dipertahankan
sampai beton cukup keras.
2. Post-tensioned Prestressed Concrete (pasca tarik), adalah
konstruksi dimana setelah betonnya cukup keras, barulah bajanya
yang tidak melekat pada beton diberi tegangan.
Pre-Tensioning ( Pra Tarik)
Kabel ( Tendon ) prategang
ditarik atau diberi gaya
prategang kemudian
diangker pada suatu
abutment tetap ( gambar A )

Beton dicor pada cetakan (


formwork ) dan landasan yang
sudah disediakan sedemikian
sehingga melingkupi tendon yang
sudah diberi gaya prategang dan
dibiarkan mengering ( gambar B ). Setelah beton mengering dan
cukup umur kuat untuk
menerima gaya
prategang, tendon dipotong
dan dilepas, sehingga gaya
prategang ditransfer ke beton
( gambar C ).
Post-Tensioning ( Pascatarik )
Dengan cetakan ( formwork ) yang telah
disediakan lengkap dengan saluran/selongsong
kabel prategang ( tendon duct ) yang dipasang
melengkung sesuai bidang momen balok, beton
dicor ( gambar A ).

Setelah beton cukup umur dan kuat memikul


gaya prategang, tendon atau kabel prategang
dimasukkan dalam selongsong ( tendon duct ),
kemudian ditarik untuk mendapatkan gaya
prategang. Methode pemberian gaya prategang
ini, salah satu ujung kabel diangker, kemudian
ujung lainnya ditarik ( ditarik dari satu sisi ). Ada
pula yang ditarik dikedua sisinya dan diangker
secara bersamaan. Setelah diangkur, kemudian Setelah diangkur, balok beton menjadi
saluran di grouting melalui lubang yang telah tertekan, jadi gaya prategang telah ditransfer
disediakan. ( Gambar B ). kebeton. Karena tendon dipasang
melengkung, maka akibat gaya prategang
tendon memberikan beban merata kebalok
yang arahnya keatas, akibatnya balok
melengkung keatas ( gambar C ).
BETON

MATERIAL

BAJA
BETON

Beton adalah campuran dari semen, air dan agregat serta


suatu bahan tambahan. Setelah beberapa jam dicampur, bahan-bahan
tersebut akan langsung mengeras sesuai bentuk pada waktu basahnya.
Campuran tipikal untuk beton dengan perbandingan berat adalah
agregat kasar 44%, agregat halus 31%, semen 18%, dan air 7%.
BAJA
Baja yang dipakai untuk beton prategang dalam praktiknya ada empat
macam, yaitu :
1. Kawat tunggal (wires), biasanya digunakan untuk baja prategang pada
beton prategang dengan sistem pratarik.
2. Untaian kawat (strand), biasanya digunakan untuk baja prategang untuk
beton prategang dengan sistem pascatarik.
3. Kawat batangan (bars), biasanya digunakan untuk baja prategang pada
beton prategang dengan sistem pratarik.
4. Tulangan biasa, sering digunakan untuk tulangan non-prategang (tidak
ditarik), seperti tulangan memanjang, sengkang, tulangan untuk
pengangkuran dan lain-lain.
Kelebihan Beton Prategang
1. Terhindarnya retak terbuka didaerah tarik, sehingga beton prategang
akan lebih tahan terhadap korosi.
2. Lebih kedap terhadap air, cocok untuk pipa dan tangki air.
3. Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban
rencana bekerja, maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja,
akan lebih kecil dari pada beton bertulang biasa.
4. Penampang struktur akan lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas
penampang dipergunakan secara efektif.
5. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dari pada jumlah berat besi
penulangan pada konstruksi beton bertulang biasa.
6. Ketahanan geser balok dan ketahanan puntirnya bertambah.

You might also like