Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
SAKINATUL FARIDHO
NPM. 111.85201.1.A.000634
Oleh:
SAKINATUL FARIDHO
NPM. 111.85201.1.A.000634
ii
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
SAKINATUL FARIDHO
NPM. 111.85201.1.A.000634
Tim Pengarah
Penguji I Penguji II
iii
KATA PENGANTAR
Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Penulis panjatkan syukur
kepada Allah SWT, atas limpahan kasih dan berkat-Nya sehingga penulis dapat
melakukan latihan fisik dan olahraga secara baik, benar, terukur dan teratur di
membangun dari banyak pihak, sehingga penulis ingin menghaturkan terima kasih
iv
5. Seluruh dosen pengajar Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
6. Nanik Mujiati S.Pd selaku Kepala SMPN 2 Sumenep yang telah memberikan
ini.
Kesehatan dan Rekreasi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas
kerjasama dan bantuannya serta kenangan yang tak terlupakan. Sukses buat
kalian semua dan teramat bangga penulis ada di antara kalian semua.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah berkenan
pembaca. Semoga Allah selalu memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita
semua. Amin.
Penulis
SAKINATUL FARIDHO
v
DAFTAR ISI
Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jumlah Siswi Putri Kelas VIII SMPN 2 Sumenep .......................... 37
Tabel 3.2 Acuan Nilai Tes Lari 50 Meter (Putri Umur 13-15 Tahun) ............ 39
Tabel 3.3 Acuan Nilai Tes Gantung Angkat Tubuh (Putri Umur 13-15
Tahun) .. ........................................................................................... 39
Tabel 3.4 Acuan Nilai Tes Baring Duduk 60 Detik (Putri Umur 13-15
Tahun) ............................................................................................. 40
Tabel 3.5 Acuan Nilai Tes Loncat Tegak (Putri Umur 13-15 Tahun) ............ 42
Tabel 3.6 Acuan Nilai Tes Lari 800 Meter (Putri Umur 13-15 Tahun) .......... 42
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
dan teknologi yang semakin canggih menjadi salah satu penyebab peralihan
dkk; 2017). Faktanya, seseorang pada masa saat ini sudah semakin enggan
tubuh, kesenangan seseorang, dan yang lebih parah akan mempengaruhi daya
kreativitas. Kemunduran fisik yang mungkin akan dialami yakni perut buncit,
perut cepat membesar, bagian lengan, bahu, dan punggung, serta kedua
tangan sering pegal-pegal dan kurang mampu membawa beban yang berat,
selain itu juga bagian kaki yang sering kesemutan (Harisenjaya, 1993:11).
jasmani sangat diperlukan dan dapat dijadikan ukuran utama dimana setiap
1
2
yang fit.
yang baik, maka kebugaran jasmani yang berhubungan dengan siswa juga
merupakan aspek penting yang harus dijaga, sebab dapat diindikasikan bahwa
kemunduran fisik yang terjadi adalah akibat dari aktivitas jasmani pada saat
siswa akan memiliki tingkat kebugaran jasmani yang tinggi serta dapat
Tingkat kebugaran jasmani yang baik sangat dibutuhkan oleh setiap siswa,
Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik akan terhindar dari
kemungkinan cedera pada saat melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang
lebih berat. Selain itu, akan sangat membantu siswa dalam menjalani aktivitas
sehari-hari baik di sekolah maupun kegiatan lainnya. Siswa tidak akan mudah
mengantuk, lesu dan lemas, pola pikirnya dapat berkembang dengan baik dan
dapat merangsang otak dengan baik pula, karena syaraf motoriknya berfungsi
secara maksimal. Hal ini didasarkan pada pendapat Trowbridge, dkk (dalam
bermanfaat untuk menunjang kapasitas kerja fisik anak yang pada akhirnya
baik akan meningkatkan kemampuan kerja anak dengan intensitas lebih besar
dan waktu yang lebih lama tanpa kelelahan. Daya tahan otot akan
kelelahan otot sehinggga mereka dapat belajar dan bermain untuk jangka
bahwa siswa di daerah kota dalam kesehariannya lebih banyak tidak memiliki
untuk mengikuti les atau tambahan pelajaran di luar jam sekolah, sehingga
menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa kelas X, XI, dan XII
dengan penelitian Prakoso dan Hartoto (2015) yang mendapatkan hasil bahwa
kebugaran siswa di perkotaan dan di pedesaan juga tidak begitu terlihat jelas,
lebih baik dari kebugaran siswa perempuan di SMP yang berada di perkotaan,
namun perbedaan tersebut tidak terlalu terlihat jelas karena siswa perempuan
didasarkan pada fakta bahwa akibat dari teknologi yang semakin maju
adanya internet dan alat-alat elektronik yang canggih seperti telepon genggam
yang sekarang ini menjadi kebutuhan pokok membuat pekerjaan siswa lebih
Siswa kelas VIII khususnya siswi putri masih banyak yang merasa
terdapat yang kurang peduli dan kurang paham akan pentingnya kebugaran
jasmani yang dimiliki setiap orang atau individu, sehingga siswa tidak
jasmani seseorang. Padahal siswa di kelas VIII SMPN 2 Sumenep bukan lagi
sehingga faktanya justru kelas VII di SMPN 2 Sumenep lebih antusias dalam
lapangan yakni siswa kelas VIII SMPN 2 Sumenep yang mudah lelah dan
B. Identifikasi Masalah
dalam kelas.
kelas.
7
C. Batasan masalah
1. Tingkat kebugaran jasmani hanya dilakukan pada siswa putri kelas VIII
SMPN 2 Sumenep.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa putri
F. Manfaat Penelitian
jasmani siswa.
a. Bagi Guru
b. Bagi Siswa
G. Definisi Operasional
1. Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
dapat dilakukan.
Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
fisik dan tidak mudah merasa lelah saat melakukan pekerjaan atau tugas
sehat belum tentu bugar, tetapi anak yang bugar pasti sehat. Anak yang
pekerjaan di sekolah lebih lama dan lebih baik. Makin tinggi tingkat
didik setelah pulang dari sekolah masih mampu melakukan kegiatan lain
10
11
bahwa Physical fitness (kebugaran jasmani) yaitu badan yang sehat dan
sifatnya mendadak.
12
(Direktorat Bina Kerja dan OR, 2013:8-9) terdiri dari 2 kelompok, yaitu:
related physical fitness), terdiri dari daya tahan jantung paru, daya
dasar dan utama dari kebugaran jasmani, sehingga tes daya tahan
13
oleh Sajoto (dalam Annas, 2014) bahwa ada sepuluh komponen yang
tahan otot, serta fungsi koordinasi gerak, dan fungsi dasar ES II meliputi
daya tahan umum, sering juga disebut sebagai daya tahan kardio-
sekunder.
14
menjalani kerja fisik yang mencakup sejumlah besar otot dalam waktu
tertentu.
sekitar sendi.
penting dalam kebugaran jasmani yaitu mencakup tiga hal, 1) daya tahan
yang lebih besar dan kuat, massa otot yang lebih banyak dan kuat, serta
jaringan lemak yang lebih sedikit, tulang-tulang yang lebih kuat dan
yaitu:
dibantu oleh penyediaaan oksigen yang cukup bagi otot agar berfungsi
sebagaimana mestinya.
dan dapat berfungsi dengan baik untuk kondisi jasmani yang baik pula.
jasmani yaitu daya tahan kardiorespirasi, daya tahan otot, kekuatan otot
dan fleksibilitas.
lingkungan, dan juga faktor makanan dan gizi. Alamsyah, dkk (2017)
a. Umur
dewasa, puncak tenaga dicapai menjelang akhir umur dua puluh dan
17
puncak daya tahan pada umur setengah baya. Semua daya ini dapat
b. Jenis kelamin
jasmani yang lebih tinggi dari pada wanita. Dalam keadaan normal
mereka untuk tenaga dan kecapatan lebih tinggi dari pada wanita
wanita.
c. Bentuk badan
d. Keadaan kesehatan
kesehatan badan tidak baik atau sakit. Maka dari itu, untuk
e. Gizi
f. Berat badan
bekerja dengan beban yang ekstra. Jika berat badan di bawah ideal
yang maksimal.
pertumbuhan otot, istirahat yang cukup perlu bagi badan dan pikiran.
h. Kegiatan jasmaniah
prinsip, takaran, dan metode latihan yang benar akan membuat hasil
yang baik.
olahraga yang baik, benar, terukur, dan teratur dapat dilihat dari berbagai
aspek (dalam Direktorat Bina Kerja dan OR, 2013:9) yaitu aspek fisik
tersebut, aktivitas fisik yang teratur juga sangat bermanfaat bagi proses
skeletal.
respirasi.
h. Menjauhkan anak dari tingkah laku yang tidak baik bagi kesehatan
peserta didik pada awal maupun pertengahan tahun ajaran sebagai data
peserta didik dan menjadi dasar penghargaan (reward) bagi peserta didik
Indonesia. TKJI merupakan suatu perangkat tes lapangan untuk anak usia
6-19 tahun, yang dibagi ke dalam empat kelompok usia yaitu kelompok
usia 6-9 tahun, kelompok usia 10-12 tahun, kelompok usia 13-15 tahun,
dan kelompok usia 16-19 tahun. Setiap kelompok usia berdasarkan jenis
(lima) butir tes yang harus dilakukan secara berurutan (Direktorat Bina
Tahun
Pelaksanaan butir tes dalam rangkaian TKJI yang disusun sesuai dengan
tahun, sehingga TKJI yang digunakan yaitu Lari cepat 50 meter, gantung
siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak, lari jarak sedang 800
22
meter. Petunjuk umum berlaku pada peserta didik dan petugas pelaksana
a. Peserta didik
b. Petugas Pelaksana
gerakan tes.
5) Memberi nomor dada yang jelas dan mudah dilihat oleh petugas
pelaksana.
nilai 0 (nol).
23
gabungan.
berikut: 1) Lintasan lari yang lurus, datar dan tidak licin sepanjang
minimum 70 meter, 2) Lintasan lari yang datar dan tidak licin untuk
lari 1200 meter (lintasan lari yang ideal adalah lintasan atletik yang
tegak (vertical jump) dengan landasan yang datar dan tidak licin.
e. Nomor dada.
h. Stopwatch.
i. Peluit.
a. TKJI ini merupakan satu rangkaian tes (baterei test), oleh karena itu
terputus-putus.
sebagai berikut:
5) Kelima : Lari jarak menengah 600, 800, 1000 atau 1200 meter
Gambar 2.1
Gerakan Lari Cepat
sikap start berdiri, siap untuk lari, 2) pada aba-aba “ya” peserta lari
secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 30, 40, 50 atau
60 meter sesuai kelompok usia dan jenis kelamin. Lari dapat diulang
apabila ada pelari yang mencuri start, pelari tidak melewati garis
garis finish. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari
koma.
Gambar 2.2
Gerakan Gantung Siku Tekuk
lengan dan otot bahu. Sikap permulaan yang dilakukan siswa yaitu
Dagu berada di atas palang tunggal. Hasil yang dicatat adalah lamanya
di atas. Waktu yang dicapai dihitung dalam satuan detik. Peserta yang
tidak mampu atau gagal, dan hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol).
Gambar 2.3
Gerakan Baring Duduk
lutut ditekuk dengan sudut ± 900, telapak kaki menapak lantai, lengan
ditekuk di atas bahu dan telapak tangan diletakkan pada telinga (jari
yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring yang dapat
tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan
d. Loncat Tegak
Gambar 2.4
Gerakan Loncat Tegak
ujung jari tangan kanan (tangan kiri bagi yang kidal) dengan serbuk
Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, lengan kanan (lengan
samping kanan atau kiri atasnya. Kemudian tangan yang dekat dinding
28
selang istirahat sekitar 5-10 detik. Hasil yang dicatat yaitu jangkauan
ambil hasil selisih raihan yang tertinggi, catat dalam satuan sentimeter
Gambar 2.5
untuk lari. Pada aba-aba “ya” peserta lari dengan kesecepatan konstan
menuju garis finish, menempuh jarak 600, 800, 1000 atau 1200 meter
sesuai kelompok usia dan jenis kelamin. Lari diulang bila ada pelari
melintasi garis finish. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai
Masa usia ini bertepatan dengan masa remaja. Masa ini banyak
27) memperinci lagi masa ini menjadi beberapa masa, yaitu sebagai
berikut.
a. Masa praremaja
Masa ini terjadi dalam selang waktu yang relatif singkat dan
ditandai oleh sifat negatif pada remaja. Sifat negatif yang muncul
b. Masa remaja
akan adanya teman. Pada masa ini, gejala-gejala remaja sudah mulai
tersebut telah menjadi lebih jelas, maka anak laki-laki akan sering
khayalan.
hal ini remaja telah mencapai remaja akhir untuk kemudian menuju
kedewasaan.
dikemudian hari. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik secara drastis
terjadi pertumbuhan fisik secara pesat. Masa pertama dialami pada saat
lain.
test, yaitu alat tes pengukuran kebugaran jasmani usia 16-19 tahun
jasmani meliputi : lari cepat (sprint) 60 meter, angkat tubuh (pull up) 60
detik, sit-up 60 detik, loncat tegak (vertical jump), dan lari 1000 meter.
16-19 tahun jumlahnya 15 orang yang tergabung dalam team Anker FC.
53,3% kategori kurang, 40% kategori sedang dan 6,7% dalam kategori
pemain futsal Anker fc usia 16-19 tahun termasuk dalam kategori kurang
dan Analisis hasil tes yaitu kemampuan lari 60 meter rata-rata 9,7320
Hasil tes vertikal jump rata-rata 58,3334 kategori “sedang”. Hasil tes lari
siswa yang sangat menguras banyak tenaga dan perlu menyusun program
jasmani meliputi: (a) kekuatan, (b) kecepatan, (c) power, (d) kelincahan,
yang seluruhnya terdiri dari 4 kelas dengan siswa sejumlah 176 orang.
siswa yang terdiri dari 15 siswa putra dan 14 siswa putri. Sampel tersebut
jasmani kurang.
C. Kerangka Berpikir
Siswa yang memiliki kebugaran jasmani yang baik terlihat lebih gesit,
lincah, semangat dalam berlatih, rasa percaya diri yang tinggi, dan akan
memiliki kecepatan, kekuatan otot, kelentukan, serta daya tahan jantung dan
lain aktifitas fisik remaja kini semakin dipermudah dengan IPTEK yang serba
pemakaian alat-alat yang menghemat tenaga kerja, dan aktivitas kurang gerak
jauh lebih rendah, demikian itu kita tidak heran jika ketidakaktifan fisik
ini dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju, maka aktivitas yang
dengan mudah dan sedikit gerak. Berbagai sarana menyebabkan gerak dan
aktivitas menjadi semakin terbatas dan hidup semakin santai karena segalanya
Gambar 2.6
Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
diambil dan dipilih tergantung dari teori dan pengamatan pendahuluan yang
dimiliki oleh siswa putri di SMPN 2 Sumenep paling sedikit 75% sesuai
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
2006: 81).
dari objek penelitian atau meneliti perilaku suatu individu atau kelompok,
maka dalam penelitian ini nantinya akan berupa kumpulan data yang
B. Variabel Penelitian
36
37
putri kelas VIII SMPN 2 Sumenep yang terbagi menjadi 10 kelas yaitu
sebagai berikut.
Tabel 3.1
Jumlah Siswi Putri Kelas VIII SMPN 2 Sumenep
Kelas Perempuan
Kelas VIII-1 29
Kelas VIII-2 10
Kelas VIII-3 12
Kelas VIII-4 15
Kelas VIII-5 12
Kelas VIII-6 13
Kelas VIII-7 12
Kelas VIII-8 16
Kelas VIII-9 17
Kelas VIII-10 10
TOTAL 146
Sumber: Dokumen SMPN 2 Sumenep, 2017
dipelajari ada dalam setiap kelompok (Sarwono, 2006: 116), sehingga sampel
penelitian ini ditentukan secara acak dari cluster/kelompok yang ada yaitu
D. Instrumen Penelitian
kebugaran jasmani siswa adalah TKJI tahun 2013 untuk putri usia 13-15
1. Lari 50 meter
berdiri, siap untuk lari, 2) pada aba-aba “ya” peserta lari secepat mungkin
menuju garis finish, menempuh jarak 30, 40, 50 atau 60 meter sesuai
kelompok usia dan jenis kelamin. Lari dapat diulang apabila ada pelari
yang mencuri start, pelari tidak melewati garis finish, pelari terganggu
bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish. Hasil yang
dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak
yang ditentukan. Waktu tempuh dicatat dalam satuan waktu detik. Waktu
Tabel 3.2
Acuan Nilai Tes Lari 50 Meter (Putri Umur 13-15 Tahun)
lengan dan otot bahu. Sikap permulaan yang dilakukan siswa yaitu
wajah. Dengan bantuan tolakan kaki atau naik bangku, peserta meraih
palang sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk. Hasil yang dicatat
sikap tersebut. Waktu yang dicapai dihitung dalam satuan detik. Peserta
tidak mampu atau gagal, dan hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol).
Tabel 3.3
Acuan Nilai Tes Gantung Siku Tekuk (Putri Umur 13-15 Tahun)
Nilai Acuan Gantung Siku Tekuk
5 ≥ 41”
4 22 – 40”
3 10 -21”
2 3 – 9”
1 0 -2”
Sumber: Direktorat Bina Kesja dan OR, 2013
40
dengan belakang bahu menyentuh lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk
dengan sudut ± 900, telapak kaki menapak lantai, lengan ditekuk di atas
Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring yang dapat
apabila tangan terlepas dari telinga, kedua siku tidak sampai menyentuh
Tabel 3.4
Acuan Nilai Tes Baring Duduk 60 Detik (Putri Umur 13-15 Tahun)
Nilai Acuan Baring Duduk
5 ≥ 28
4 19 – 27
3 9 -18
2 3–8
1 0–2
Sumber: Direktorat Bina Kesja dan OR, 2013
41
4. Loncat tegak
kanan (tangan kiri bagi yang kidal) dengan serbuk kapur atau bedak
dekat dinding, kaki rapat, lengan kanan (lengan kiri bagi yang kidal)
loncatan ini sampai 3 kali dengan selang istirahat sekitar 5-10 detik.
Tabel 3.5
Acuan Nilai Tes Loncat Tegak (Putri Umur 13-15 Tahun)
Nilai Acuan Loncat Tegak
5 ≥ 50
4 39 – 49
3 30 – 38
2 21 – 29
1 ≤ 20
Sumber: Direktorat Bina Kesja dan OR, 2013
peserta berdiri di belakang garis start. Gerakan tes dimulai pada aba-aba
“siap” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari. Pada aba-aba
menempuh jarak 800 meter. Lari diulang bila ada pelari yang mencuri
dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish. Hasil
yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta menempuh jarak
yang telah ditentukan. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.
Tabel 3.6
Acuan Nilai Tes Lari Sedang 800 m (Putri Umur 13-15 Tahun)
Nilai Acuan Lari Sedang 800 m
5 ≤ 3’06”
4 3’07”- 3’55”
3 3’56”- 4’58”
2 4’59”- 6’40”
1 ≥ 6’41”
Sumber: Direktorat Bina Kesja dan OR, 2013
43
instrumen yang valid dan reliabel menjadi syarat mutlak untuk mendapatkan
hasil penelitian yang valid (Sugiyono, 2012: 122). Instrumen tes TKJI melalui
serangkaian tes untuk anak putri umur 13-15 tahun mempunyai nilai
berikut: a) Lintasan lari yang lurus, datar dan tidak licin sepanjang
minimum 70 meter, b) Lintasan lari yang datar dan tidak licin untuk lari
1200 meter (lintasan lari yang ideal adalah lintasan atletik yang
5. Nomor dada.
8. Stopwatch.
9. Peluit.
yakni hasil perhitungan dari nilai yang didapatkan siswa pada saat tes,
berikut.
Tabel 3.6
Norma Klasifikasi Tingkat Kebugaran Total
Jumlah Nilai Klasifikasi
22 – 25 Baik Sekali (BS)
18 – 21 Baik (B)
14 – 17 Sedang (S)
10 – 13 Kurang (K)
5–9 Kurang Sekali (KS)
Sumber: Direktorat Bina Kesja dan OR, 2013
kategori baik sekali atau bahkan kurang sekali, maka akan dapat diketahui
45
Akbar dan Wisnu. 2015. Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas X, XI
dan XII SMAN 3 Nganjuk. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,
03 (3), 702 – 708.
Direktorat Bina Kesja dan OR. 2013. Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani
Peserta Didik melalui Upaya Kesehatan Sekolah. Jakarta: Direktorat Bina
Kesehatan Jasmani dan Olahraga.
Giriwijoyo dan Sidik. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Giriwijoyo dan Sidik. 2013. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Mubarok, dkk. 2015. Analisis Profil Tingkat Kebugaran Jasmani Pemain Futsal
Anker FC Tahun 2014. Journal of Sport Sciences and Fitness, 4 (3), 48-
52.
Nurcahyo & Nasution. 2014. Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas XI
(Sebelas) SMA Muhammadiyah 1 Babat Kabupaten Lamongan. Jurnal
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 2(1), 88-93.
46
47