You are on page 1of 60

Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

PERCOBAAN 2

INOKULASI DAN PEREMAJAAN BIAKAN DALAM MEDIA PADAT

DAN MEDIA CAIR

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Dapat melakukan inokulasi dan peremajaan biakan secara goresan (streak),

tusukan, dan apusan (swab) dengan baik pada media nutrien agar dan media

nutrien broth dengan teknik kerja aseptis.

II. TEORI DASAR

2.1 Inokulasi

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan

tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri

(inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam

hubungannya dengan medium agar tetap steril,hal ini agar menghindari terjadinya

kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).

Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptik ke dalam media steril

baik pada media padat maupun media cair. Inokula adalah bahan yang

mengandung mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat. Tujuan inokulasi

adalah untuk memurnikan, mengidentifikasi, meremajakan, dan menyimpan

mikroba.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 1 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Biakan murni dilakukan untuk keperluan diagnostik, karakterisasi

mikroorganisme, industri farmasi dan kegiatan lain yang berkaitan dengan

mikroorganisme. Nutrisi dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan

mikroorganisme serta suatu teknik kerja aseptis yang dapat mencegah adanya

kontaminan dalam biakan diperlukan untuk mendapatkan kultur yang murni.

Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke

biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini

dilakukan dengan teknik aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama

pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair

atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan

mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan

membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhan terlihat

sebagai partikel.

Teknis aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan biakan dari suatu

tempat ke tempat lainnya. Penggunaan teknik aseptis mencegah terjadinya

kontaminasi dengan biakan yang mungkin bersifat patogen. Teknik kerja aseptis,

teknik dekontaminasi, serta penyelesaian pekerjaan secara cepat dan efisien perlu

dipahami untuk menunjang pekerjaan yang berkaitan dengan mikroorganisme.

Semua pekerjaan pada praktikum ini dilakukan dengan memperhatikan prosedur

aseptik.

Prinsip utama menginokulasi mikroba pada media padat adalah

menumbuhkan mikroba tersebut dan mengamati karakteristik morfologinya.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 2 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Inokulasi pada media padat dapat dilakukan dengan teknik agar miring, teknik

agar tegak dan teknik lempeng agar.

Media tumbuh merupakan media yang dipersiapkan untuk digunakan

menumbuhkan mikroba. Komposisi media tumbuh disesuaikan dengan mikroba

yang akan ditumbuhkan. Berdasarkan bentuknya, media tumbuh dapat dibagi

menjadi cair (broth) dan media padat (agar). Perbedaan dari kedua media ini yaitu

penambahan tepung adalah untuk memadatkan media. Sedangkan media padat

dibagi menjadi tiga macam, yaitu media agar tegak (deep agar), agar miring

(slants agar), dan lempeng agar (plate agar).

Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media

agar memungkinnkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga

memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok

massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinoklasikan

pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien

(nutrien agara) dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-sel

mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba

individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam

terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat

terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam

mikroorganisme (Hadioetomo, R.S, 1993).

Peralatan utama yang diperlukan dalam melaksanakan inokulasi dan

peremajaan biakan dalam media padat dan media cair ini adalah peralatan

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 3 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

sterilisasi, inokulasi, dan inkubasi. Peralatan sterilisasi meliputi oven, alkohol, dan

Bunsen. Macam-macam peralatan inokulasi adalah jarum ose, swab stick, blend

glass, tabung reaksi, dan cawan petri. Peralatan inkubasi adalah inkubator.

2.2 Metode Inokulasi

Metode-metode yang dilakukan saat inokulasi adalah media cair dan

media padat. Pada media cair prinsip utama dalam menginokulasikan mikroba

atau biakan adalah menumbuhkan mikroba tersebut dan mengamati pola

pertumbuhannya. Pada media padat prinsip utama dalam menginokulasikan

mikroba atau biakan adalah menumbuhkan mikroba yang sudah ditentukan dalam

praktikum dan mengamati karakteristik morfologisnya. Inokulasi pada media

padat dilakukan dengan teknik agar miring, teknik agar tegak dan teknik lempeng

agar (Suriawiria, U, 2005).

Metode penanaman pada agar

Pada metode penanaman pada agar, jika sedikit saja sel diletakkan dalam

medium agar, maka tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Jika

suspensi sel cukup diencerkan, koloni akan terpisah dengan baik, sehingga

masing-masing memiliki kemungkinan tinggi untuk diturunkan menjadi sel

tunggal. Namun untuk membuat yang demikian, penting untuk mengambil satu

tipe koloni yang diinginkan, memasukkan ke dalam air dan menanamnya kembali

ke agar. Dengan mengulangi prosedur beberapa kali menjamin untuk memperoleh

biakan murni.

Metode pengenceran

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 4 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Metode yang sedikit dapat dipercaya adalah pengenceran. Suspensi

diencerkan seri dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada agar. Jika

hanya sedikit contoh dari pengenceran tertentu menunjukkan pertumbuhan,

diperkirakan bahwa beberapa dari biakan tadi dimulai dari sel tunggal. Metode ini

tidak digunakan kecuali juka penanaman pada agar tidak dimungkinkan karena

beberapa alasan. Gambaran yang tidak diinginkan dari metode ini adalah bahwa

metode ini hanya dapat digunkan untuk isolasi tipe mikroorganisme yang

dominan dalam populasi campuran.

Inokulasi mikroba dengan teknik lempeng agar dapat dilakukan dengan

beberapa metode, yaitu:

Metode Streak (Gores)

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan

waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang terpisah. Inokulum

digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum

pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang

cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. (Winarni, 1997)

Cara penggarisan ini dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk

lempeng. Bila di lakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam

pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi

tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng

medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni :

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 5 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

 Goresan seperti huruf T

 Goresan kuadran

 Goresan radian

 Goresan sinambung

Metode Gores ini termasuk kedalam media plat agar dan media miring.

Metode Pour (Tuang)

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran untuk

penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan

satu sel dalam tabung.

Metode Tusuk

Metode Tusuk ini yaitu dengan cara meneteskan atau menusukan ujung

jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam

media. Metode Tusuk ini termasuk kedalam media agar tegak dan media cair.

Metode Sebar (Spread plate)

Pada Metode Sebar ini dapat dilakukan dengan cara pemipetan (pipetting

method), dan cara hapus (swab method). Sebelum diinokulasi, sumber mikroba

diencerkan (dilution) terlebih dahulu agar populasinya tidak terlalu padat. Apabila

tidak dilakukan pengenceran, maka populasi mikroba yang tumbuh pada media

tumbuh menjadi terlalu padat sehingga akan sulit untuk mengidentifikasinya.

Setelah diinokulasi, mikroba yang diinokulasi dengan benar akan tumbuh baik.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 6 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Sumber mikroba yang masih padat dapat dilakukan inokulasi kembali, sehingga

mikroba dapat diidentifikasi dengan tepat. Identifikasi dapat dilakukan secara

langsung atau menggunakan buku panduan.

Teknik aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan biakan dari satu tempat

ke tempat lainnya. Penggunaan teknik aseptis mencegah terjadinya kontaminasi dengan

biakan yang mungkin bersifat patogen. Teknik kerja aseptis, teknik dekontaminasi, serta

penyelesaian pekerjaan secara cepat dan efisien perlu dipahami untuk menunjang

pekerjaan yang berkaitan dengan mikroorganisme. Semua pekerjaan yang dilakukan pada

praktikum inokulasi dan peremajaan biakan dalam media padat dan cair dilakukan

berdasarkan prosedur teknik aseptis. Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara

bekerja yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk

mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar

digunakannya teknik aseptik adalah adanya banyak partikel debu yang mengandung

mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut

erlenmeyer, atau mengendap di area kerja (W. A & Wheeler. M. F, 1993).

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 7 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

III. ALAT DAN BAHAN

No ALAT No BAHAN
1. Cawan petri steril 1. Anti septik
2. Tabung reaksi steril 2. Alkohol
3. Rak tabung reaksi 3. Media nutrien agar cair bersuhu
50⁰C
4. Pipet volum 10 ml steril 4. Media nutrien broth
5. Ose bundar 5. Biakan bakteri Staphylococcus
aureus
6. Ose lurus 6. Biakan bakteri Pseudomonas
aeruginosa
7. Bunsen 7. Biakan bakteri Bacillus subtilis
8. Inkubator 37⁰C 8. Biakan bakteri Escherichia coli
9. Alat swab

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 8 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

IV. PROSEDUR KERJA

Pembuatan plat agar, agar miring, agar tegak, dan media cair dalam tabung
Bunsen dinyalakan lalu nyala api bunsen diatur. diperoleh nyala api biru, lalu
dibiarkan selama 10 menit. Tabung reaksi steril disiapkan lalu diletakkan pada rak
tabung dan cawan steril di antara dua api bunsen.

 Pembuatan plat agar


Plat agar dibuat dengan memipet 20 ml media Nutrien agar cair 50°C ke
dalam cawan petri lalu dibiarkan memadat.
 Pembuatan agar miring
Agar miring dibuat dengan memimepet 5 ml media Nutrien agar cair 50°C
dalam tabung reaksi steril lalu tabung diletakan miring pada papan miring.
Kemudian agar dibiarkan memadat.
 Pembuatan agar tegak
Agar tegak dibuat dengan memipet 10 ml media Nutrien agar cair 50°C ke
dalam tabung reaksi steril. Lalu tabung diletakan tegak pada rak tabung
kemudian dibiarkan memadat.
 Pembuatan media cair dalam tabung
Media cair dibuat dengan memipet 10 ml media Nutrien Broth yang bersuhu
kamar ke dalam tabung reaksi steril.
Semua pekerjaan diatas dilakukan dengan memperhatikan prosedur kerja aseptis.

Teknik inokulasi pada plat agar, agar miring, agar tegak, dan media cair
 Inokulasi pada plat agar
Cara streak (gores)
Dibuat dua area pada plat agar dengan menggunakan spidol pada permukaan
luar cawan petri bagian atas. Inokula diambil dengan jarum ose bundar, lalu
bakteri diinokulasikan ke setiap bagian dari plat agar dengan goresan yang
rapat.
Cara Swab (apus)

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 9 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Inokula diambil dengan cara mengapuskan alat swab pada permukaan inokula.
lalu diinokulasikan dengan cara mengapuskan alat swab pada permukaan
media plat agar.
 Inokulasi pada agar miring
Inokula diambil dengan jarum ose bundar, kemudian bakteri diinokulasikan
pada media dengan cara goresan rapat secara zigzag dari bagian bawah sampai
bagian atas media agar miring.
 Inokulasi pada agar tegak
Inokula diambil dengan jarum ose lurus, kemudian bakteri diinokulasikan
pada media dengan menusukan jarum ose tepat pada poros tengah tabung
hingga mendekati dasar tabung. Kemudian ditarik kembali secara perlahan.
 Inokulasi pada media cair
Bakteri diinokulasikan pada media cair dengan pipet pasteur. Inokula dari
biakan cair dan dari agar miring diambil dengan ose bundar dan disuspensikan
pada Nutrien Broth.

Media yang telah diinokulasi, lalu diinkubasikan ke dalam inkubator 37°C


selama 24 jam. Pertumbuhan diamati lalu dicatat hal hal yang terjadi pada masing
masing media. Hasil pengamatan digambar, yaitu berupa pertumbuhan dan warna
koloni bakteri, serta warna media yang digunakan.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 10 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

V. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

5.1 INOKULASI PLAT AGAR


Setelah Inokulasi dan
Nama Bakteri Sebelum Inkubasi
Inkubasi
Staphylococcus Warna Media Natrium
aureus Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

(Metode Streak)
Keterangan :
 Setelah di inokulasi
dan di inkubasi koloni
bakteri terbentuk pada
permukaan media
tetapi tidak sesuai
goresan
 Warna koloni adalah
berwarna putih
 Warna media menjadi
berwarna putih

(Metode Swab)
Keterangan :
 Setelah di inokulasi
dan di inkubasi koloni
bakteri terbentuk pada
permukaan media dan
sesuai apusan
 Warna koloni yang

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 11 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

terbentuk adalah putih


agak kebiruan
 Warna media adalah
tidak berwarna

Pseudomonas Warna Media Natrium


aeruginosa Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

(Metode Streak)
Keterangan :
 Setelah di inokulasi
dan di inkubasi koloni
bakteri tumbuh pada
permukaan media dan
sesuai pada goresan.
 Warna koloni bakteri
adalah putih agak
kebiruan.
 Warna media adalah
tidak berwarna

(Metode Swabs)
Keterangan :

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 12 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

a. Setelah di inokulasi
dan di inkubasi koloni
bakteri tumbuh pada
permukaan media dan
sesuai pada apusan.
b. Warna koloni bakteri
adalah putih kebiruan
c. Warna Media menjadi
tidak berwarna
(bening)

Bacillus subtilis Warna Media Natrium


Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

(Metode Streak)
Keterangan :
 Setelah di inokulasi
dan di inkubasi koloni
bakteri tumbuh pada
permukaan media
tetapi tidak sesuai
pada goresan.
 Warna koloni bakteri
adalah putih keruh
 Warna media menjadi
putih keruh

(Metode Swabs)
 Setelah di inokulasi
dan di inkubasi koloni

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 13 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

bakteri tumbuh pada


permukaan media,
sesuai pada goresan
dan pada ujung-ujung
koloni bakteri
berbentuk bunga
seperti gelombang.
 Warna koloni bakteri
adalah putih keruh
 Warna media menjadi
tidak berwarna
(bening).

Escherichia coli Warna Media Natrium


Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

(metode Streak)
Keterangan :
 Setelah di inokulasi
dan di inkubasi koloni
bakteri tumbuh pada
permukaan media dan
sesuai pada goresan.
 Warna koloni bakteri
adalah putih agak
kebiruan.
 Warna media adalah
tidak berwarna

(Metode Swabs)

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 14 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Keterangan :
d. Setelah di inokulasi
dan di inkubasi koloni
bakteri tumbuh pada
permukaan media dan
sesuai pada apusan.
e. Warna koloni bakteri
adalah putih kebiruan
f. Warna Media menjadi
tidak berwarna
(bening)

5.2 AGAR MIRING


Setelah Inokulasi dan
Nama Bakteri Sebelum Inkubasi
Inkubasi
Staphylococcus Warna Media Natrium
aureus Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

a. Terbentuknya koloni
bakteri di permukaan
media dan sesuai dengan
goresan.
b. Warna koloni adalah putih
c. Warna media kuning

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 15 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Pseudomonas Warna Media Natrium


aeruginosa Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

 Terbentuk koloni bakteri


melebar diatas permukaan
media
 Warna koloni yang
terbentuk adalah berwarna
putih agak kebiruaan
 Warna media kuning
Bacillus subtilis Warna Media Natrium
Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

 Terbentuk koloni bakteri


di atas permukaan media
 Warna koloni yang
terbentuk adalah berwarna
putih
 Warna media kuning
Escherichia coli Warna Media Natrium
Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 16 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

 Terbentuk koloni bakteri


di atas permukaan media
 Warna koloni yang
terbentuk adalah berwarna
putih
 Warna media kuning

5.3 AGAR TEGAK


Setelah Inokulasi dan
Nama Bakteri Sebelum Inkubasi
Inkubasi
Staphylococcus Warna Media Natrium
aureus Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

 Terbentuk koloni bakteri


pada bekas tusukan jarum
ose lurus
 Koloni bakteri yang
terbentuk berwarna putih
 Media berwana kuning
agak keruh
Pseudomonas Warna Media Natrium
aeruginosa Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

 Terbentuk koloni bakteri


pada bekas tusukan jarum
ose lurus

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 17 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

 Koloni bakteri yang


terbentuk berwarna putih
 Media berwana kuning
Bacillus subtilis Warna Media Natrium
Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

 terbentuk koloni bakteri


pada bekas tusukan jarum
ose lurus
 Koloni bakteri yang
terbentuk berwarna putih
 Media berwana kuning
Escherichia coli Warna Media Natrium
Agar: Kuning Jernih
Warna Bakteri : Tidak
berwarna

 Terbentuknya bakteri pada


bekas tusukan jarum ose
lurus
 Koloni bakteri yang
terbentuk berwarna putih
 Media berwana kuning

5.4 MEDIA CAIR


Setelah Inokulasi dan
Nama Bakteri Sebelum Inkubasi
Inkubasi

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 18 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Staphylococcus Warna Media Natrium


aureus Broth: putih keruh
Warna Bakteri : tidak
berwarna

 Terbentuknya bakteri
berupa gumpalan kecil
kecil yang mengapung
pada media
 Koloni bakteri yang
terbentuk putih seperti
keruh
 Warna media putih keruh
Pseudomonas Warna Media Natrium
aeruginosa Broth: putih keruh
Warna Bakteri : tidak
berwarna

 Terbentuknya bakteri
berupa gumpalan kecil
kecil yang mengapung
pada media
 Koloni bakteri yang
terbentuk putih seperti
keruh
 Warna media putih keruh

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 19 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Bacillus subtilis Warna Media Natrium


Broth: putih keruh
Warna Bakteri : tidak
berwarna

 Terbentuk bakteri pada


permukaan media
 Koloni bakteri yang
terbentuk berwarna putih
 Media berwarna kuning
Escherichia coli Warna Media Natrium
Broth: putih keruh
Warna Bakteri : tidak
berwarna

 Terbentuk bakteri pada


permukaan media
 Koloni bakteri yang
terbentuk berwarna putih
 Media berwarna kuning

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 20 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 21 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 22 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 23 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 24 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 25 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 26 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 27 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 28 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 29 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 30 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

VI. PEMBAHASAN

Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptik ke dalam media steril

baik pada media padat maupun media cair. Sedangkan inokula merupakan bahan

yang mengandung mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat. Tujuan

inokulasi yaitu, untuk memurnikan, mengidentifikasi, meremajakan, dan

menyimpan mikroba.

Media yang digunakan dalam inokulasi adalah media plat agar, media agar

miring, media agar tegak, dan media cair dalam tabung.

Metode-metode inokulasi mikroba yang digunakan yaitu, metode gores,

metode tusuk, dan metode sebar.

Berdasarkan kebutuhan oksigen pada bakteri dibagi menjadi aerob,

anaerob aerob fakultatif, dan mikroaerofilik. Sedangkan berdasarkan bentuknya

bakteri ada tiga macam yaitu, bacil (batang), coccus (bulat), dan spiral. Bakteri-

bakteri yang digunakan yaitu Staphylococcus aureus, Bacilus subtilis,

Pseudomonas aeruginosa, dan Escherichia coli.

Pada percobaan kali ini dilakukan proses inokulasi dan peremajaan biakan

pada media padat dan cair. Tujuan utama dari inokulasi pada media adalah untuk

menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang

murni. Pembiakan bertujuan mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan

identifikasi, determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan.

Pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan

(nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 31 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh. Untuk menegakkan diagnosis

bakteriologis, sebaiknya biakan bakteri berada dalam keadaan murni atau tidak

tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni diperlukan untuk

mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan,

reaksi imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri (James, Daniel

E., 2008).

Sebelum melakukan proses identifikasi mikroorganisme, ruangan tempat

penanaman bakteri perlu dalam keadaan bersih dan steril. Hal ini dilakukan agar

tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan dalam laboratorium.

Setelah melakukan pensterilan ruangan, meja sebagai tempat melakukan

penanaman inokula pun perlu dibersihkan menggunakan alkohol 70%. Hal ini

dilakukan agar tidak terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme yang ada

dimana-mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, bakteri mudah lepas dalam

udara dan permukaan. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan

pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan

mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptis yang dilakukan dengan

penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api bunsen agar

terhindar dari kontaminan udara serta bertujuan untuk mempertahankan

kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Sebelum melakukan

inokulasidan peremajaan biakan dalam media padat dan cair, alat dan bahan yang

digunakan perlu steril yaitu yang sudah di lakukan proses sterilisasi dengan

panas lembab pada alat autoklaf. Hal ini bertujuan untuk menghancurkan secara

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 32 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya (Suhardi, S.H., Koesnandar, D.

K. Indriani, H. Arnaldo. 2008).

Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien Agar), fungsi

penggunaan media NA karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi

didalamnya yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak,

juga terdapat adanya faktor pertumbuhan yang tidak mampu disintesis

mikroorganisme, dan media NA ini digunakan untuk pembuatan plat agar, agar

miring dan tegak. Sedangkan media yang digunakan untuk pembuatan media cair

yaitu media NB (Nutrien Broth) yang memiliki bahan dasar ekstrak daging dan

pepton. Kedua media tersebut termasuk kedalam media universal karena dapat

digunakan untuk menumbuhkan beragam jenis bakteri.

Tahap pertama yaitu pembuatan plat agar dengan cara memanaskan media

NA steril yang ada dalam erlenmeyer. Tujuan pemanasan yaitu untuk mencairkan

media sehingga dapat dituangkan untuk media agar datar pada cawan petri.

Setelah media NA mencair kemudian dipipet dengan menggunakan pipet volume

yang sebelumnya terlah di flambir sebanyak 10 mL, tujuannya yaitu untuk

mencegah adanya kontaminasi dengan bakteri. Setelah itu cawan petri dibuka dan

diflambir kemudian dituangkan media NA cair kedalamnya, hal ini perlu

dilakukan pula didekat nyala api bunsen karena untuk mencegah terjadinya

kontaminasi dengan udara luar. Keuntungan penggunaan cawan petri adalah

untuk memperoleh biakan dengan jumlah yang banyak dan lebih mudah untuk

melihat morfologi biakan. Kemudian diflambir kembali cawan petri sebelum

ditututp dan biarkan memadat. Setelah media NA didalam cawan petri memadat

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 33 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

diambil bakteri yang akan digoreskan pada permukaan agar menggunakan jarum

ose bundar. Sebelum bakteri diambil, jarum ose bundar harus dipanaskan sampai

membara. Pemanasan jarum ose hingga membara dimaksudkan agar jarum ose

benar-benar steril pada waktu pengambilan bakteri, sehingga tidak terjadi

kontaminasi dengan spesies lain. Agar koloni-koloni tidak terbawa udara luar,

maka semua prosedur dilakukan di dekat nyala api bunsen. Hal ini juga

dimaksudkan agar koloni yang keluar dari tabung akan mati terkena nyala api

bunsen sehingga tidak mengotori udara di dalam laboratorium. Sebelum bakteri

diambil, pastikan jarum ose sudah tidak panas karena akan menyebabkan bakteri

yang akan dibiakan menjadi mati karena suhu yang terlalu tinggi. Pengambilan

bakteri dengan menggoreskan ujung bulat pada jarum ke media biakan induk,

memungkinkan bakteri dapat terambil banyak. Pada saat memasukkan ujung

kawat jarum ose yang telah membawa bakteri, kawat tersebut digesek-gesekkan

pada permukaan medium dari kiri ke kanan dengan arah dari bawah ke atas mulut

tabung. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bakteri tumbuh dan berkembang

biak dengan merata dan tidak bergumpal. Metode yang dilakukan dengan

menggesekkan jarum ose ini disebut sebagai metode gores sinambung.

Setelah itu mulut cawan petri diflambir kembali sebelum ditutup.

Tahap kedua yaitu pembuatan agar miring, sama halnya seperti pembuatan

plat agar. Pembuatan agar miring ini dilakukan untuk menumbuhkan bakteri

yang bersifat aerob yaitu organisme atau bakteri yang membutuhkan oksigen.

Setelah media NA mencair kemudian dipipet media sebanyak 5 mL dengan

menggunakan pipet volume yang telah difalmbir sebelumnya. Kemudian

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 34 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

dituangkan media NA cair kedalam tabung reaksi dan sebelum tabung reaksi

ditutup dengan menggunakan kapas yang telah dilapisi dengan kain kasa, tabung

difalmbir terlebih dahulu karena bertujuan untuk mensterilisasi tabung dari udara

luar dan biakan dari mikroorganisme lain. Semua pengerjaan perlu dilakukan

dekat dengan api bunsen karena untuk mengurangi kotaminasi dengan udara luar

serta agar tidak terjadi pertumbuhan bakteri lain dan mempertahankan kemurnian

biakan. Kemudian biarkan sampai memadat dengan memiringkan tabung reaksi

pada papan miring atau pengganjal. Setelah memadat, diambil bakteri dengan

menggunakan jarum ose bundar yang sebelumnya telah difalmbir sampai

membara terlebih dahulu yang berguna untuk mensterilkan saat pengambilan

bakteri dan mematikan bakteri lain yang sebelumnya masih menempel pada jarum

ose tersebut. Sebelum bakteri diambil, pastikan jarum ose sudah tidak panas

karena akan menyebabkan bakteri yang akan dibiakan menjadi mati karena suhu

yang terlalu tinggi. Inokula atau bakteri digoreskan diatas permukaan media NA

yang ada di dalam tabung reaksi menggunakan metode gores dari sisi samping

arah zig-zag secara merata. Digunakan arah zig-zag agar memungkinkan koloni

yang terbentuk tersebar merata, tampak jelas dan tidak bertumpuk. Sekeliling

mulut dipanaskan kembali lalu disumbat dengan menggunakan kapas. Sumbatan

ini berfungsi untuk mensterilisasi tabung reaksi dan biakan dari mikroorganisme

lain serta bertujuan agar keadaan mikroorganisme di dalam tabung reaksi tetap

steril, apabila ada kontaminan yang akan masuk, maka dapat terserap dengan

sumbat kapas tanpa dapat mempengaruhi mikroorganisme yang akan di biakan.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 35 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Tahap ketiga yaitu pembuatan agar tegak, yang bertujuan untuk

menumbuhkan bakteri yang besifat anaerob yaitu organisme atau bakteri yang

tumbuh tanpa oksigen molekular. Sama halnya seperti pembuatan agar miring,

setelah media NA mencair, dipipet media tersebut dengan menggunakan pipet

volume sebanyak 10 mL. Yang membedakan pembuatan agar tegak dengan

pembuatan agar miring adalah dengan menegakkan tabung reaksi pada rak tabung

reaksi serta penanaman bakteri dilakukan dengan metode tusuk dimana jarum ose

yang membawa bakteri akan ditusukkan ke dalam media. Jarum ose yang

digunakkan yaitu jarum ose lurus. Perlu diketahui, medium yang berada pada

posisi miring cenderung menghasilkan koloni bakteri yang lebih banyak

dibandingkan medium dengan posisi tegak. Hal ini disebabkan karena luas

permukaan medium miring lebih besar dibandingkan dengan luas permukaan

medium tegak, sehingga koloni dapat tumbuh menyebar di seluruh permukaan

agar. Perhitungan dengan metode ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu

semua sel mikroba baik yang masih hidup atau pun sudah mati dapat dihitung.

Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran tidak homogen lagi, maka

akan mengakibatkan perhitungan menjadi tidak benar.

Tahap terakhir yaitu pembuatan media cair. Pada pembuatan media cair

digunakan media NB (Nutrien Broth), media NB steril tidak perlu dipanasakan

karena medium NB ini sudah berbentuk cair sehingga media NB dapat langsung

dipipet dengan menggunakan pipet volume yang sudah difalmbir sebanyak 10

mL. Kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi, dengan membuka sumbatan

kapas yang dilapisi kain kasa, mulut tabung reaksi dan pipet volume diflambir

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 36 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

kemudian dimasukan media NB kedalam tabung reaksi. Diflambir kembali mulut

tabung dan segeralah tutup tabung reaksi dengan sumbatan agar tidak terjadi

kontaminasi dengan udara luar. Kemudian diambil bakteri dengan menggunakan

jarum ose bundar yang sebelumnya telah difalmbir, dimasukkan bakteri kedalam

tabung reaksi yang berisi media NB. Setelah itu tabung reaksi diletakkan pada alat

votex ini berfungsi agar bakteri tersuspensi dalam media tersebut merata. Pada

pembuatan media cair adanya pertumbuhan bakteri ditandai dengan kekeruhan

yang terlihat pada media. Jumlah mikroorganisme yang diperlukan cukup banyak

agar terlihat keruh. Bila pertumbuhan bakteri menumpuk maka di bagian dasar

tabung akan terlihat sedimen. Sebaliknya, bila pertumbuhan mikrooganisme atau

bakteri sedikit maka terlihat sebagai partikel lapisan tipis pada permukaan,

kadangkala pertumbuhan yang terlihat pada media merupakan gabungan dari

kekeruhan sedimen.

Setelah semuanya melalui tahap inokulasi, kemudian masuklah pada tahap

inkubasi. Tahap inkubasi ini dilakukan didalam inkubator selama 24 jam pada

suhu 37oC. Digunakan kondisi suhu 37oC karena bakteri yang dibiakan didalam

media mempunyai fase-fase pertumbuhan atau fase sigmoid salah satunya yaitu

fase stationer, dan pada suhu 37oC itulah bakteri dapat mencapai fase tersebut dan

mengalami pertumbuhan. Selain itu pada suhu tersebut disesuaikan dengan rata-

rata suhu tubuh manusia karena pada suhu tersebut bakteri yang dibiakkan

menyerang manusia.

Proses kontaminasi sering terjadi dalam pembuatan suatu biakan.

Kontaminasi itu terjadi diawali karena kelalain praktikan dalam melakukan semua

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 37 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

pengerjaan. Misalnya ketika praktikan akan melakukan goresan bakteri terhadap

permukaan media di cawan petri, cawan petri dibuka terlalu lebar dan tidak

diperlakukan di dekat nyala api bunsen sehingga udara yang selalu kontak dengan

partikel debu dan banyak komunitas mikroorganisme di dalamnya akan masuk

kedalam media biakan.

Prosedur kerja aseptis dilakukan dengan prinsip seminimal mungkin tidak

terjadi kontaminasi dan tercampurnya bahan yang tidak diinginkan.

Digunakannya jarum ose bundar pada plat agar untuk menyebarkan inokula pada

media, pada agar miring juga digunakan jarum ose bundar digunakan untuk

peremajaan bakteri pada media agar miring, dan digunakannya jarum ose lurus

pada agar tegak dikarenakan pada inokulasi bakteri agar tegak lurus,

menggunakan tabung, dan agar inokulan yang ada bisa masuk secara merata

dalam media sampai menuju titik pusat tabung (Donacki, Nanci. 2004).

6.1 Bacillus Subtilis

Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk

batang,dan secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis

tumbuh di berbagai mesophilic suhu berkisar 25-35 derajat Celsius. Bacillus

subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di bawah kondisi

keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres situasi seperti

kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan

panas atau etanol Bakteri ini hanya memilikin satu molekul DNA yang berisi

seperangkat set kromosom. DNAnya berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 38 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

CMR). 4,100 kode gen protein. Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah

mampu mensekresikan antibiotik dalam jumlah besar ke luar dari sel (Saputro

Dwijoko. 2003).

Bakteri ini tersusun atas peptidoglikan, yang merupakan polimer dari gula

dan asam amino. Peptidoglikan yang yang ditemukan di bakteri dikenal sebagai

murein. Sel membentuk tembok penghalang antara lingkungan dan bakteri sel

yang berguna untuk mempertahankan bentuk sel dan withstanding sel yang tinggi

internal tekanan turgor. Habitat endospora bakteri ini adalah tanah, mikroba

tersebut dalam bentuk spora yang kekurangan nutrisi. Organisme ini dapat

menghasilkan antibiotik, contohnya polymyxin, difficidin, subtilin, dan

mycobacillin. Banyak dari mikroba Bacillus dapat menurunkan Polimer seperti

protein, pati, dan pektin. Sehingga bakteri ini merupakan penyumbang penting

kepada siklus karbon dan nitrogen, akan tetapi apabila terkontaminasi dapat

menyebabkan pembusukan. Berdasarkan pewarnaan sel vegetatif didapatkan

warna kemerahan dan warna endosporanya adalah hijau (Saputro Dwijoko. 2003).

Klasifikasi : Bacillus subtilis.

Kingdom : Bakteri

Filum : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Order : Bacillales

Famili : Bacillaceae

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 39 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Genus : Bacillus

Spesies : Bacillus subtilis

6.1.1 Bacillus subtilis pada media Nutrient Agar plat agar :

Cara swab

Pada penanaman inokula bakteri Bacillus subtilis ini, ditunjukkan

dengan adanya penampakan bakteri di atas permukaan media, ini

menunjukkan bahwa bakteri ini bersifat aerob obligat, bakteri tumbuh pada

goresan yang dibuat dan berbentuk seperti bunga yang melebar dan menuju

keatas untuk mendapatkan oksigen lebih banyak. Pada media plat,

pertumbuhan lebih banyak di banding dengan pertumbuhan pada media

yang lain, ini disebabkan karena luas permukaan sentuh media plat dengan

oksigen lebih banyak sehingga pada media plat, bakteri Bacillus subtilis ini

lebih banyak tumbuh pada media plat.

Tetapi dari hasil perbandingan dengan kelompok lain terjadi

perbedaan hasil pada kelompok 6 yang hasil nya bekteri menyebar luas pada

permukaan, hal ini dikarenakan media terkena kontaminasi udara yang

berlebih saat melakukan praktikum atau terlalu lama saat flambir disaat

menutup atau membuka cawan petri yang menyebabkan panas dari api

mempengaruhi.

Cara streak

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 40 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Pada penanaman inokula bakteri Bacillus subtilis ini tidak ditunjukan

adanya pertumbuhan bakteri pada goresan yang dibuat, hal ini dikarenakan

media terkena kontaminasi udara yang berlebih saat melakukan praktikum

inokulasi yang menyebabkan media terdapat bakteri yang tumbuh menyebar

merata keseluruh media atau seluruh permukaan.

Pada hasil perbandingan dapat disimpulkan bahwa pada kelompok 4

berhasil melakukan praktikum dengan cara streak yang hasilnya bakteri

tumbuh sesuai pada goresan yang dibuat dan tidak menyebar pada

permukaan. Ini merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat.

6.1.2 Bacillus subtilis pada media Nutrient Agar miring :

Bakteri tumbuh disekitar agar yang posisinya miring mengikuti bentuk

goresan ( merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat dan aerob

fakultatif). Pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis akan tumbuh banyak,

seperti halnya pada media plat, karena media miring ini memungkinkan

tersentuh oksigen untuk mendapatkan nutrisi bagi bakteri ini. Warna agar

kuning pekat dan terdapat lender-lendir putih yang merupakan bakteri ini.

Pada hasil perbandingan dapat disimpulkan bahwa hasil dengan

kelompok lain sama dan sesuai, tetapi pada kelompok 4 diperoleh hasil

media yang bakterinya berbentuk seperti bintang.

6.1.3 Bacillus subtilis pada media Nutrient Agar tegak :

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 41 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Pertumbuhan bakteri ditunjukan dengan adanya bakteri yang

melintang ke dalam media tegak, namun pertumbuhan bakteri diatas

permukaan media tegak lebih banyak, ini ditunjukkan karena bakteri yang

bersifat aerob obligat bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen,

sehingga penampakan bakteri yang lebih banyak ada di atas permukaan

media tegak, namun pada media tegak ini pertumbuhan baketri lebih sedikit

di banding pada media miring atau media plat. Warna agar kuning pekat dan

terdapat lender-lendir putih yang merupakan bakteri ini.

Tetapi dari hasil perbandingan dengan kelompok lain terjadi

perbedaan hasil pada kelompok 6 dan 7 yang hasilnya bakteri hanya tumbuh

pada permukaan media saja, hal ini dikarenakan media terkena kontaminasi

udara yang berlebih saat melakukan praktikum, panasnya jarum ose yang

menyebabkan bakteri terambil sedikit atau kurangnya saat pengambilan

bakteri menggunakan ose lurus sehingga bakteri tertumpuk pada permukaan

saat jarum ose ditusukan pada media. Hal ini juga dapat disebabkan bakteri

bersifat aerob obligat.

6.1.4 Bacillus subtilis pada agar media Nutrient Broth cair :

Pada media cair penampakan bakteri ditunjukkan dengan keruhnya

warna yang terjadi pada media cair, seperti halnya pada media yang lain,

pada media cair ini pun kebanyakan penampakan pertumbuhan bakteri

terjadi diatas permukaan media cair, meskipun media ini berbentuk cair, tapi

bakteri ini tetap saja bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen lebih

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 42 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

banyak. Ini semua ditandai dengan adanya cairan seperti busa putih. Bakteri

ini merupakan bakteri aerob obligat dan aerob fakultatif.

Tetapi dari hasil perbandingan dengan kelompok lain terjadi

perbedaan hasil pada kelompok 6 yang hasil nya bekteri menyebar dibawah

permukaan, hal ini dikarenakan media bersifat aerob fakultatif.

Pada praktikum kali ini hasil percobaan banyak yang sesuai dengan

literatur kecuali pada percobaan kelompok 6. Pada percobaan yang sesuai

dengan literatur dapat dikatakan bahwa percobaan sukses dan pada saat

dibandingkan dengan seluruh kelompok dapat disimpulkan bahwa hasilnya

selebihnya sama dan hanya ada perbedaan pada percobaan yang hasilnya

berbeda dengan literatur.

6.2 Staphylococcus Aureus

Staphylococcus Aureus adalah bakteri gram negatif aerob obligat,

berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran

sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat

menfermentasikan karbohidrat. Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil

negatif pada uji, Merah Metil, dan Voges-Proskauer. Bakteri ini secara luas dapat

ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan. P. aeruginosa

adalah patogen oportunistik. Bakteri ini merupakan penyebab utama infeksi

pneumonia nosokomial. Meskipun begitu, bakteri ini dapat berkolonisasi pada

manusia normal tanpa menyebabkan penyakit (Pelczar dan Chan. 2008).

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 43 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini akan

menghasilkan pigmen nonfluoresen. Beberapa strain Pseudomonas juga mampu

menghasilkan pigmen fluoresen berwarna hijau, yaitu pioverdin. Pseudomonas

aeruginosa memproduksi katalase,oksidase, dan amonia dari arginin. Bakteri ini

dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya (Pelczar dan Chan. 2008).

Pada pewarnaan gram diketahui berwarna ungu sehingga termasuk bakteri

gram positif. Bakteri ini berbentuk basil, koloninya tersusun berjajar seperti rantai

memanjang. Jenis ini memiliki endospora yang terletak pada sentral.

Staphylacoccus aereus adalah gram positif yang berbentuk coccus atau lingkaran

seperti sterik dengan diameter sel mencapai 1 µm, dan koloninya seperti buah

anggur. Perananya adalah dapat menghasilkan racun sebagai penyebab sindrom

trauma yang diderita oleh pria, wanita dan anak-anak. Sindrom racun trauma

tersebut berupa kejang, pingsan, turunannya tekanan darah. Bakteri ini bersifat

aerob fakultatif. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan

kulit. Staphylococcus aereus juga menghasilkan katalase yaitu yang menkonversi

H2O2 menjadi H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin

berkoagulasi dan menggumpal. Habitat bakteri ini pada manusia didaerah, kulit,

hidung, mulut dan usus besar (Pelczar dan Chan. 2008).

Kerajaan : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Pseudomonadales

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 44 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Famili : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Spesies : Pseudomonas aeruginosa

6.2.1 Staphylococcus Aureus pada media Nutrient Agar plat agar :

Cara swab

Pada penanaman inokula bakteri ini, ditunjukkan dengan adanya

penampakan bakteri di atas permukaan media sesuai pada goresan yang

dibuat, ini menunjukkan bahwa bakteri ini bersifat aerob obligat, bakteri

menuju keatas untuk mendapatkan oksigen lebih banyak. Warna agar

menjadi biru dan terdapat lender berbentuk zigzag.

Tetapi dari hasil perbandingan dengan kelompok lain terjadi

perbedaan hasil pada kelompok 6 yang hasil nya bekteri menyebar luas pada

permukaan yang seharusnya bakteri ada hanya pada goresan saja, hal ini

dikarenakan media terkena kontaminasi udara yang berlebih saat melakukan

praktikum atau terlalu lama saat flambir disaat menutup atau membuka

cawan petri yang menyebabkan panas dari api mempengaruhi.

Cara streak

Pada penanaman inokula bakteri ini tidak ditunjukan adanya

pertumbuhan bakteri pada goresan yang dibuat, hal ini dikarenakan media

terkena kontaminasi udara yang berlebih saat melakukan praktikum

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 45 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

inokulasi yang menyebabkan media terdapat bakteri yang tumbuh menyebar

merata keseluruh media atau seluruh permukaan.

Pada hasil perbandingan dapat disimpulkan bahwa pada kelompok 4

berhasil melakukan praktikum dengan cara streak yang hasilnya bakteri

tumbuh sesuai dengan goresan pada media yang dibuat. Ini merupakan

bakteri yang bersifat aerob obligat.

6.2.2 Staphylococcus Aureus pada media Nutrient Agar miring :

Bakteri tumbuh disekitar agar yang posisinya miring mengikuti bentuk

goresan ( merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat dan aerob

fakultatif). Pertumbuhan bakteri ini akan tumbuh banyak, seperti halnya

pada media plat, karena media miring ini memungkinkan tersentuh oksigen

untuk mendapatkan nutrisi bagi bakteri ini. Warna agar kuning pekat dan

terdapat lender-lendir putih yang merupakan bakteri ini.

6.2.3 Staphylococcus Aureus pada media Nutrient Agar tegak :

Pertumbuhan bakteri ditunjukan dengan adanya pertumbuhan bakteri

diatas permukaan media tegak lebih banyak, ini ditunjukkan karena bakteri

yang bersifat aerob obligat bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen,

sehingga penampakan bakteri yang lebih banyak ada di atas permukaan

media tegak, namun pada media tegak ini pertumbuhan baketri lebih sedikit

di banding pada media miring atau media plat. Warna agar kuning pekat dan

terdapat lender-lendir putih pada atas permukaan yang merupakan bakteri

ini.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 46 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Tetapi dari hasil perbandingan dengan kelompok lain terjadi

perbedaan hasil pada kelompok 6 yang hasil nya bekteri hanya tumbuh

pada permukaan media saja, hal ini dikarenakan media terkena kontaminasi

udara yang berlebih saat melakukan praktikum, panasnya jarum ose yang

menyebabkan bakteri terambil sedikit atau kurangnya saat pengambilan

bakteri menggunakan ose lurus sehingga bakteri tertumpuk pada permukaan

saat jarum ose ditusukan pada media. Hal ini juga dapat disebabkan bakteri

bersifat aerob obligat.

6.2.4 Staphylococcus Aureus pada media Nutrient Broth cair :

Pada media cair tidak ada penampakan bakteri ditunjukkan dengan

keruhnya warna yang terjadi pada media cair, seperti halnya pada media

yang lain, pada media cair ini pun kebanyakan penampakan pertumbuhan

bakteri terjadi diatas permukaan media cair, meskipun media ini berbentuk

cair, tapi bakteri ini tetap saja bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen

lebih banyak. Ini semua ditandai dengan adanya cairan seperti busa putih.

Bakteri ini merupakan bakteri aerob obligat dan aerob fakultatif.

Pada praktikum kali ini hasil percobaan banyak yang sesuai dengan

literatur dapat dikatakan bahwa percobaan sukses dan pada saat

dibandingkan dengan seluruh kelompok dapat disimpulkan bahwa hasilnya

selebihnya sama.

6.3 Pseudomonas Aeruginosa

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 47 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Pseudomonas aeruginosa menghasilkan satu atau lebih pigmen, yang

dihasilkan dari asam amino aromatic seperti tirosin dan fenilalanin. Pada media

plat, pertumbuhan bakteri lebih banyak yang ditunjukkan dengan adanya warna

hijau yang lebih banyak di atas permukaan. Selain bakteri ini menghasilkan

pigmen, bakteri ini bersifat aerob, ini berarti pertumbuhan bakteri yang paling

banyak berada pada media yang aerob, seperti pada media plat dan media miring.

Pada media tegak, pertumbuhannya relative sedikit, begitupula pada media cair,

media cair yang warnanya terbentuk hijau berada pada bagian atas permukaan

media cair (Dwidjoseputro, D. 1994).

Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob obligat,

berkapsul, mempunyai flagella polar, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri ini

tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan karbohidrat. Pada uji

biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negatif pada uji Merah Metil, dan Voges-

Proskauer. Bakteri ini secara luas dapat ditemukan di lingkungan alam, contohnya

di tanah, air, tanaman, dan hewan. P. aeruginosa adalah patogen oportunistik.

Bakteri ini merupakan penyebab utama infeksi pneumonia nosokomial. Meskipun

begitu, bakteri ini dapat berkolonisasi pada manusia normal tanpa menyebabkan

penyakit. Pseudomonas aeruginosa memproduksi katalase, oksidase, dan amonia

dari arginin. Bakteri ini dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya

(Dwidjoseputro, D. 1994).

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 48 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Class : Gamma Proteobacteria

Order : Pseudomonadales

Family : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Species : Pseudomonas aeruginosa

6.3.1 Pseudomonas aeruginosa pada media Nutrient Agar plat :

Cara swab

Pada penanaman inokula bakteri Pseudomonas aeruginosa ini,

ditunjukkan dengan adanya penampakan bakteri di atas permukaan media,

ini menunjukkan bahwa bakteri ini bersifat aerob obligat, bakteri tumbuh

pada goresan yang dibuat dan menuju keatas untuk mendapatkan oksigen

lebih banyak. Pada media plat, pertumbuhan lebih banyak di banding

dengan pertumbuhan pada media yang lain, ini disebabkan karena luas

permukaan sentuh media plat dengan oksigen lebih banyak sehingga pada

media plat, bakteri Pseudomonas aeruginosa ini lebih banyak tumbuh pada

media plat.

Cara streak

Pada penanaman inokula bakteri Pseudomonas aeruginosa ini

ditunjukan adanya pertumbuhan bakteri pada goresan yang dibuat. Warna

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 49 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

koloni bakteri putih agak kebiruan. Bakteri ini merupakan bakteri aerob

obligat.

6.3.2 Pseudomonas aeruginosa pada media Nutrient Agar miring :

Bakteri tumbuh disekitar agar yang posisinya miring mengikuti bentuk

goresan ( merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat dan aerob

fakultatif). Pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa akan tumbuh

banyak, seperti halnya pada media plat, karena media miring ini

memungkinkan tersentuh oksigen untuk mendapatkan nutrisi bagi bakteri

ini. Warna agar kuning pekat dan terdapat lender-lendir putih yang

merupakan bakteri ini.

Pada hasil kelompok ada sedikit perbedaan pada hasil praktikum.

Pada kelompok 3 bakteri yang terbentuk, berbentuk bulatan. Selebihnya

sama dan sesuai dengan litelatur.

6.3.3 Pseudomonas aeruginosa pada media Nutrient Agar tegak :

Pertumbuhan bakteri ditunjukan dengan adanya bakteri yang

melintang ke dalam media tegak, namun pertumbuhan bakteri diatas

permukaan media tegak lebih banyak, ini ditunjukkan karena bakteri yang

bersifat aerob obligat bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen,

sehingga penampakan bakteri yang lebih banyak ada di atas permukaan

media tegak, namun pada media tegak ini pertumbuhan bakteri lebih sedikit

di banding pada media miring atau media plat. Warna agar kuning pekat dan

terdapat lender-lendir putih yang merupakan bakteri ini.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 50 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Pada hasil kelompok ada sedikit perbedaan pada hasil praktikum.

Pada kelompok 3 bakteri yang dihasil bakteri hanya tumbuh pada

permukaan media saja, hal ini dikarenakan media terkena kontaminasi udara

yang berlebih saat melakukan praktikum, panasnya jarum ose yang

menyebabkan bakteri terambil sedikit atau kurangnya saat pengambilan

bakteri menggunakan ose lurus sehingga bakteri tertumpuk pada permukaan

saat jarum ose ditusukan pada media. Hal ini juga dapat disebabkan bakteri

bersifat aerob obligat.

6.3.4 Pseudomonas aeruginosa pada agar media Nutrient Broth cair :

Pada media cair penampakan bakteri ditunjukkan dengan keruhnya

warna yang terjadi pada media cair, seperti halnya pada media yang lain,

pada media cair ini pun kebanyakan penampakan pertumbuhan bakteri

terjadi diatas permukaan media cair, meskipun media ini berbentuk cair, tapi

bakteri ini tetap saja bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen lebih

banyak. Ini semua ditandai dengan adanya cairan seperti busa putih. Bakteri

ini merupakan bakteri aerob obligat dan aerob fakultatif.

Pada praktikum kali ini hasil percobaan banyak yang sesuai dengan

literatur dan dapat dikatakan bahwa percobaan sukses. Pada saat

dibandingkan dengan seluruh kelompok dapat disimpulkan bahwa hasilnya

selebihnya sama dan hanya ada perbedaan pada percobaan yang hasilnya

berbeda dengan literatur.

6.4 Escherchia coli

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 51 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies

utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor

Escherich ini hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan pada

manusia seperti diare, muntaber, dan masalah pencernaan lainnya. E. coli banyak

digunakan dalam teknologi rekayasa genetika, biasa digunakan sebagai vektor

untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli

dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.

Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe

O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E.

Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi

vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus (Hadioetomo, R.S.

1993).

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa

digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan

untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan

mudah dalam penanganannya (Hadioetomo, R.S. 1993).

Superdomain : Phylogenetica

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 52 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Genus : Escherichia

Spesies : E. coli

6.4.1 E. Coli pada media Nutrient Agar plat agar :

Cara Swab

Pada penanaman inokula bakteri ini, ditunjukkan dengan adanya

penampakan bakteri di atas permukaan media dan tumbuh pada goresan

yang dibuat, ini menunjukkan bahwa bakteri ini bersifat aerob obligat

bakteri menuju keatas untuk mendapatkan oksigen lebih banyak. Pada

media plat, pertumbuhan lebih banyak di banding dengan pertumbuhan pada

media yang lain, ini disebabkan karena luas permukaan sentuh media plat

dengan oksigen lebih banyak sehingga pada media plat, bakteri ini lebih

banyak tumbuh pada media plat.

Tetapi dari hasil perbandingan dengan kelompok lain terjadi

perbedaan hasil pada kelompok 5 yang hasil nya bekteri menyebar luas pada

permukaan yang seharusnya bakteri ada hanya pada goresan saja, hal ini

dikarenakan media terkena kontaminasi udara yang berlebih saat melakukan

praktikum atau terlalu lama saat flambir disaat menutup atau membuka

cawan petri yang menyebabkan panas dari api mempengaruhi.

Cara streak

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 53 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Pada penanaman inokula bakteri E. Coli ini ditunjukan adanya

pertumbuhan bakteri pada goresan yang dibuat. Warna koloni bakteri putih

agak kebiruan. Bakteri ini merupakan bakteri aerob obligat.

Tetapi dari hasil perbandingan dengan kelompok lain terjadi

perbedaan hasil pada kelompok 5 yang hasil nya bekteri menyebar luas pada

permukaan yang seharusnya bakteri ada hanya pada goresan saja, hal ini

dikarenakan media terkena kontaminasi udara yang berlebih saat melakukan

praktikum atau terlalu lama saat flambir disaat menutup atau membuka

cawan petri yang menyebabkan panas dari api mempengaruhi.

6.4.2 E. Coli pada media Nutrient Agar miring :

Bakteri tumbuh disekitar agar yang posisinya miring mengikuti bentuk

goresan ( merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat dan aerob

fakultatif). Pertumbuhan bakteri ini akan tumbuh banyak, seperti halnya

pada media plat, karena media miring ini memungkinkan tersentuh oksigen

untuk mendapatkan nutrisi bagi bakteri ini.

6.4.3 E. Coli pada media Nutrient Agar tegak :

Pertumbuhan bakteri ditunjukan dengan adanya bakteri yang

melintang ke dalam media tegak, namun pertumbuhan bakteri diatas

permukaan media tegak lebih banyak, ini ditunjukkan karena bakteri yang

bersifat aerob obligat bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen,

sehingga penampakan bakteri yang lebih banyak ada di atas permukaan

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 54 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

media tegak, namun pada media tegak ini pertumbuhan baketri lebih sedikit

di banding pada media miring atau media plat.

6.4.4 E. Coli pada media Nutrient Broth cair :

Pada media cair penampakan bakteri ditunjukkan dengan keruhnya

warna yang terjadi pada media cair, seperti halnya pada media yang lain,

pada media cair ini pun kebanyakan penampakan pertumbuhan bakteri

terjadi diatas permukaan media cair, meskipun media ini berbentuk cair dan

berbusa, tapi bakteri ini tetap saja bergerak ke atas untuk mendapatkan

oksigen lebih banyak. Bakteri ini merupakan bakteri aerob obligat dan aerob

fakultatif.

Tetapi dari hasil perbandingan dengan kelompok lain terjadi

perbedaan hasil pada kelompok 3 dan 5 yang hasil nya bakteri tumbuh

hanya dibawah permukaan media. Hal ini juga dapat disebabkan bakteri

bersifat aerob fakultatif.

Pada praktikum kali ini hasil percobaan banyak yang sesuai dengan

literatur dan dapat dikatakan bahwa percobaan sukses. Pada saat

dibandingkan dengan seluruh kelompok dapat disimpulkan bahwa hasilnya

selebihnya sama dan hanya ada perbedaan pada percobaan yang hasilnya

berbeda dengan literatur.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 55 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perbandingan bakteri dalam

beberapa media diperoleh berdasarkan permukaan luas, volume media, dan

metode inokulasi yang baik. Pada media plat agar hampir seluruhnya bakteri

memiliki permukaan luas yang sama dan jumlah yang banyak, kecuali pada

bakteri Basilus subtilis dan Escherichia coli. Karena pada B.subtilis tidak terlihat

bakteri yang tumbuh dalam media, sedangkan pada E.coli permukaan luasnya

hanya pada tengah cawan petri saja, hal ini dikarenakan melakukan metode

inokulasinya tidak baik sehingga bakteri tidak merata.

Dalam tabung reaksi pada media agar tegak dengan menggunakan metode

tusuk, semua bakteri tumbuh banyak sesuai dengan pola metode tusuk kecuali

bakteri Staphylococccus Aureus. Staphylococccus Aureus tidak terdapat adanya

pertumbuhan bakteri, hal ini terjadi karena pada saat menggoreskan bakteri pada

media, metode inokulasi yang dilakukan tidak baik sehingga hasil yang didapat

tidak sesuai. B.subtilis tumbuhnya tidak terlihat, tetapi muncul sedikit bakteri

diatas permukaan hal ini terjadi karena B.subtilis bersifat aerob, yaitu bakteri yang

memerlukan oksigen untuk tumbuh.

Pada media agar miring dengan menggunkan metode gores secara zig-zag

semua bakteri tumbuh sesuai dengan pola metode gores secara zig-zag kecuali.

Hal ini terjadi karena pada saat menggoreskan bakteri pada media, metode

inokulasi yang dilakukan dengan baik sehingga hasil yang didapat sesuai.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 56 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

VII. KESIMPULAN

Inokulasi adalah proses menanam inokula pada media steril baik dalam

keadaan padat maupun cair secara aseptik. Inokula merupakan bahan yang

mengandung mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat. Tujuan inokulasi

yaitu untuk memurnikan, mengidentifikasi, meremajakan, dan menyimpan

mikroba.

Media yang digunakan dalam inokulasi adalah media plat agar, media agar

miring, media agar tegak, dan media cair dalam tabung.

Metode-metode inokulasi mikroba yang digunakan yaitu goresan (streak),

tusukan, dan apusan (swab). Dari hasil praktkum dapat disimpulkan bahwa:

a. Bakteri Bacillus Subtilis

1. Media agar miring bakteri bersifat aerob obligat dan aerob fakultatif.

2. Media agar tegak bakteri bersifat aerob obligat.

3. Media agar cair bakteri bersifat aerob obligat dan aerob fakultatif.

4. Media cawan Petri cara swab bakteri bersifat aerob obligat.

5. Media cawan Petri cara streak bakteri tidak tumbuh pada media.

Tetapi jika tumbuh seharusnya bakteri bersifat aerob obligat.

b. Bakteri Staphylococcus aureus

1. Media agar miring bakteri bersifat aerob obligat dan aerob fakultatif.

2. Media agar tegak bakteri bersifat aerob obligat.

3. Media agar cair bakteri bersifat aerob fakultatif dan anaerob fakultatif.

4. Media cawan Petri cara swab bakteri bersifat aerob obligat.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 57 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

5. Media cawan Petri cara streak bakteri bersifat tidak tumbuh pada

media. Tetapi jika tumbuh seharusnya bakteri bersifat aerob obligat.

c. Bakteri Pseudomonas aeruginosa

1. Media agar miring bakteri bersifat aerob obligat dan aerob fakultatif.

2. Media agar tegak bakteri bersifat aerob obligat.

3. Media agar cair bakteri bersifat aerob obligat dan aerob fakultatif.

4. Media cawan Petri cara swab bakteri bersifat aerob obligat.

5. Media cawan Petri cara streak bakteri bersifat aerob obligat.

d. Bakteri Escherichia coli

1. Media agar miring bakteri bersifat aerob obligat dan aerob fakultatif.

2. Media agar tegak bakteri bersifat aerob obligat.

3. Media agar cair bakteri bersifat aerob fakultatif dan anaerob fakultatif.

4. Media cawan Petri cara swab bakteri bersifat aerob obligat.

5. Media cawan Petri cara streak bakteri bersifat aerob obligat.

Dari hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa percobaan pada

praktikum kali ini dapat dikatakan sukses karena banyak yang sesuai

dengan literatur. Pada saat dilakukan perbandingan hasil dengan

kelompok lain hasil percobaan juga tidak banyak berbeda dan sebagian

besar hasil sama atau sesuai dengan literatur.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 58 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang tidak sesuai dengan

literatur yaitu:

1. Pada saat dekstuksi alat-alat yang digunakan tidak bersih atau

masih terkontaminasi oleh mikroba.

2. Pada saat bakteri di inokulasi ketika diflambir jarum ose terlalu

panas sehingga bakteri yang diambil yang hidup hanya sedikit.

3. Pada saat bakteri di inokulasi cawan petri dibuka diudara terlalu

lama atau lupa diflambir atau penginokulasian jauh dari sumber

panas sehingga kerja kurang rapi dan kurang aseptis.

4. Pada saat bakteri di inokulasi tabung reaksi lupa diflambir atau

penginokulasian jauh dari sumber panas sehingga kerja kurang rapi

dan kurang aseptis.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 59 dari 60
Laporan Praktikum Mikrobiologi 1439H/2017

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Donacki, Nanci. 2004. Aseptic techniques used by Cell Culture specialists in

handling products from and/or mammalian cells. http://protocol-

online.org.

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.

James, Daniel E., 2008. Nine Safe Practices for the Microbiology Laboratory

Carolina Biological Supply, Burlington, NC.John C. Schof ield, B.V.Sc.,

M.R.C.V.S. Essode-entials for Animal Research:A Primer for Research

Personnel : Principles of Aseptic Technique.

http://www.unmc.edu/Education.

Suhardi, S.H., Koesnandar, D. K. Indriani, H. Arnaldo. 2008. Biosafety :

Pedoman Keselamatan Kerja di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah

Sakit. PT. Multazam Mitra Prima.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit D – Mikrobiologi | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba 60 dari 60

You might also like