You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap
hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih
tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan
yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Jika suatu masyarakat lebih menghargai
kekayaan materil dari pada kehormatan. Gejala tersebut menimbulkan lapisan
masyarakat, yang merupakan perbedaan posisi seseorang atau suatu kelompok
dalam kedudukan yang berbeda-beda.
Filsuf Aristoteles mengatakan bahwa di dalam negara terdapat tiga unsur,
mereka yang kaya sekali, yang pertengahan dan yang melarat. Seseorang sosiologi
terkemuka, yaitu Pitirim A.Sorokin, pernah mengatakan bahwa sistem lapisan
merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur.
Lapisan teratas adalah orang yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah
yang sangat banyak. Dan lapisan rendah adalah mereka yang hanya sedikit sekali
atau tidak memiliki sesuatu yang berharga. Biasanya golongan yang berada dalam
lapisan teratas tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang di hargai oleh
masyarakat, tetapi kedudukanya yang tinggi, memiliki uang banyak, kekuasaan,
dan mungkin juga kehormatan. Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut dalam
sosiologi di kenal dengan social stratification. Kata stratification berasal dari kata
stratum (strata yang berarti lapisan).
Menurut Pitirim A.Sorokin social stratification adalah perbedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Perwujutanya
adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Menurut sorokin, dasar dan
inti lapisan masyarakat tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan
kewajiban, kewajiban, dan tanggung jawab nilai-nilai sosial pengaruhnya di antara
anggota-anggota masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Lapisan Masyarakat (stratifikasi sosial)?
2. Bagaimana Terjadinya Lapisan Lasyarakat?
3. Bagaimana Sifat Sistem Lapisan Masyarakat?
4. Apa Lapisan yang sengaja disusun dalam Masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi dari Lapisan Masyarakat (stratifikasi sosial)
2. Mengetahui Bagaimana Terjadinya Lapisan Lasyarakat
3. Mengetahui Bagaimana Sifat Sistem Lapisan Masyarakat
4. Mengetahui Lapisan yang sengaja disusun dalam Masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Lapisan Masyarakat (stratifikasi sosial)


Menurut Pitirim A.Sorokin, stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat. Pitirim
A.Sorokin juga mengatakan bahwa lapisan dalam masyarakat itu merupakan
ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur. Lapisan-
lapisan kelas secara bertingkat dapat di bedakan menjadi tiga unsur, yaitu
kelas atas, menengah, dan kelas bawah. Golongan yang berada dalam kelas
atas adalah golongan yang memiliki banyak uang, kekuasaan, dan mungkin
juga kehormatan.
Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan-
lapisan tersebut tetap ada sekalipun dalam masyarakat kapitalistis,
demokratis, komunistis, dan lain sebagainya. Lapisan masyarakat tadi mulai
ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama di dalam suatu
organisasi bersama. Misalnya pada masyarakat-masyarakat yang bertaraf
kebudayaan masih bersahaja. Lapisan masyarakat mula-mula di dasarkan
pada perbedaan seks, perbedaan antara pemimpin dengan yang di pimpin,
golongan budak dan bukan budak, pembagian kerja, dan bahkan juga suatu
perbedaan berdasarkan kekayaan.
Lapisan masyarakat memiliki banyak bentuk-bentuk kongkrit. Akan tetapi,
secara prinsipil bentuk-bentuk tersebut dapat di klasifikasikan ke dalam tiga
macam kelas yaitu yang ekonomis, politis, dan yang didasarkan pada jabatan-
jabatan tertentu dalam masyarakat. Umumnya, ketiga bentuk kelompok tadi
mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainya, di mana terjadi
saling mempengaruhi. Misalnya, mereka yang termasuk ke dalam suatu
lapisan atas dasar ukuran politis biasanya juga merupakan orang-orang yang
menduduki suatu lapisan tertentu atas dasar ekonomis. Dimikian pula mereka
yang kaya biasanya menempati jabatan-jabatan yang senantiasa penting.
Akan tetapi hal itu tergantung pada sistem nilai yang berlaku serta
berkembang dalam masyarakat bersangkutan.
2. Terjadinya Lapisan Lasyarakat
Sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat itu. Akan tetapi, ada pula yang dengan sengaja di
susun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Alasan terbentuknya lapisan
masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur,
sifat keaslian keanggotaan, kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin
juga harta dalam batas-batas tertentu.
Secara teoritis, semua manusia di anggap sederajat. Akan tetap, sesuai
dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah
dimikian. Perbedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan
bagian sistem sosial setiap masyarakat.
Pedoman untuk meneliti pokok-pokok terjadinya proses lapisan dalam
masyarakat.
1. pada sistem pertentangan yang ada dalam masyarakat, sistem dimikian
hanya mempunyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu.
2. Sistem lapisan dapat di analisis dalam arti-arti sebagai berikut.
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti penghasilan, kekayaan,
dan keselamataan.
b. Sistem pertanggaan yang di ciptakan oleh para warga masyarakat.
c. Kriteria sistem pertentengan dapat berdasarkan kualitas pribadi,
keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, dan wewenang atau
kekuasaan.
d. Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara
berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi.
e. Mudah sukarnya bertukar kedudukan.
f. Solidaritas di antara individu atau kelompok-kelompok sosial yang
menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat
seperti:
 Pola-pola interaksi (struktur klik,keanggotaan organisasi, perkawinan
dan sebagainya).
 Kesamaan atau ketidaksamaan sistem percayaan, sikap dan nilai-
nilai.
 Kesadaran akan kedudukan masing-masing.
 Aktifitas sebagai organ kolektif.
Sistem lapisan masyarakat yang dengan sengaja di susun untuk mengajar
suatu tujuan bersama. Hal itu biasanya berkaitan dengan pembagian
kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti
pemerintah, prusahaan, partai politik, angkatan bersenjata atau
perkumpulan.kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusus dalam
sistem lapisan. Unsur tersebut memepunyai sifat yng lain dari uang, tanah,
benda-benda ekonomis, ilmu pengetahuan, atau kehormatan.
Akan tetapi, apabila suatu masyarakat hendak hidup dengan teratur,
kekuasaan dan wewenang yang ada harus di bagi dengan teratur pula
sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan
wewenang dalam organisasi, secara vertikal dan horizontal. Apabila
kekuasaan dan wewenang tidak di bagi secara teratur, kemingkinan besar
sekali akan terjadi pertentangan-pertentangan yang dapat membahayakan
keutuhan masyarakat.

3. Sifat Sistem Lapisan Masyarakat

Sifat sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup


(closed social stratification) dan terbuka (open social stratification). Sistem
lapisan yang bersifat tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari
satu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak ke atas atau ke
bawah. Di dalam sistem demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu
lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. Sebaliknya di dalam sistem terbuka,
setiap masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan
sendiri untuk naik lapisan, atau, bagi mereka yang tidak beruntung jatuh dari
lapisan yang atas ke lapisan dibawahnya. Pada umumnya sistem terbuka ini
memberi perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk di
jadikan landasan pembagunan masyarakat dari pada sistem yang tertutup.
4. Apa Lapisan yang sengaja disusun dalam Masyarakat

Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan


bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan
dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung dua
sistem, yaitu:
a. Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan
yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam
kedudukan yang sederajat.
b. Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau
jenjang dari bawah ke atas (vertikal).

Di mana telah diterangkan bahwa ada lapisan yang sengaja disusun, dalam
suatu organisasi formal oleh mereka yang berwenang untuk itu. Secara panjang
lebar hal itu disusun oleh Chester F. Barnard dalam karangannya yang berjudul
The Function of Status Sistem.
Menurut Barnard, sistem pembagian kedudukan pada pokoknya
diperlukan secara mutlak agar organisasi dapat bergerak secara teratur untuk
mencapai tujuan yang di niatkan oleh para penciptanya.
Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena perbedaan-
perbedaan kebutuhan, kepentingan, dan kemampuan individual yang mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Perbedaan kemampuan individu. Kemampuan khusus yang di miliki
seseorang dan di akui oleh masyarakat menyebabkan yang bersangkutan memiliki
kedudukan tertentu.
2. Perbedaan-perbedaan yang menyangkut kesukaran-kesukaran untuk
melakukan bermacam-macam jenis pekerjaan.
3. Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan.
4. Keinginan pada kedudukan yang formal sebagai alat sosial atau alat
organisasi.
5. Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang.

You might also like