You are on page 1of 9

MANAJEMEN MUTU

PENYELENGGARAAN MAKAN

ADAM FARIPASHA PO.62.31.3.15.189

DESI SRI RAHMADANI PO.62.31.3.15.

KHAIRUL ANWAR PO.62.31.3.15.

NOVE ANDARI .P PO.62.31.3.15.219

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA
JURUSAN GIZI
PROGRAM DIPLOMA IV GIZI
ANGKATAN II TAHUN AKADEMIK 2018/2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii


BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................
B. Tujuan .............................................................................................................................
C. Rumusan Masalah ...........................................................................................................
BAB 2 ISI .............................................................................................................................. 4
A. Pengertian Quality Assurance (QA) ................................................................................
B. Manfaat Quality Assurance (QA) ....................................................................................
C. Elemen-Elemen Dalam Quaity Assurance.......................................................................
D. Quality Assurance Plan ....................................................................................................5
E. Peran Pemerintah Dalam Sistem Quality Assurance....................................................... 6
BAB 3 PENUTUP…............................................................................................................. 8
A. Kesimpulan .....................................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9

ii
BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan sebagai suatu sub sistem terdiri dari 3 komponen yaitu
input (masukan) proses (kegiatan) dan output (luaran). Input dari kegiatan
penyelenggaraan makanan adalah tenaga, dana, fasilitas bahan makanan, metode dan
pasar /konsumen.
Proses penyelenggaraan makanan meliputi penyusunan standar gizi, penyusunan
anggaran, perencanaan menu, penyusunan kebutuhan bahan makanan, pembelian,
penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, penditribusian bahan makanan, persiapan,
pengolahan dan distribusi makanan, pengawasan penyelenggaraan makanan, pencatatan
dan pelaporan serta evaluasi.
Sedangkan output penyelenggaraan makanan meliputi syarat gizi, cita rasa dan
selera, standar sanitasi dan aman dikonsumsi serat pelayanan yang layak, tepat dan cepat
(Depkes 2003).

Quality Assurance (QA) pada pengadaan bahan makanan.


Kegiatan pengadaan bahan makanan adalah kegiatan yang menurut saya agak
membingungkan secara teori. Ada yang mengatakan hanya dari spesifikasi sampai
penerimaan, ada yang bilang dari perhitungan anggaran sampai penyimpanan, dan lain-
lain. Namun, saya berusaha menyamakan persepsi berdasarkan pendapat pribadi dan
kesimpulan dari saya pengadaan meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan dan
pembelian bahan makanan dengan melakukan survey pasar.
Spesifikasi Bahan Makanan: standar bahan makanan yang ditetapkan dengan ukuran,
bentuk, penampilan, dan kualitas bahan makanan. Tipe Spesifikasi:
1. Spesifikasi teknik: untuk bahan yang dapat diukur secara objektif dengan instrumen
tertentu.
2. Spesifikasi penampilan:
 Nama bahan makanan/nama produk
 Ukuran/tipe unit/kontainer/kemasan (kemasan jangan ada yang penyok,
menggembung, terbuka, rusak atau cacat)
 Tingkat kualitas
 Umur bahan makanan (kadaluarsa)
 Warna bahan makanan
 Identifikasi pabrik
 Label pangan
 Satuan bahan makanan
 Keterangan khusus lain bila diperlukan

B. Tujuan
1. Memahami pengertian Quality assurance (QA)
2. Memahami komponen-komponen Quality assurance (QA)
3. Memahami Quality assurance (QA) plan

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Quality assurance (QA)?
2. Bagaimana komponen-komponen Quality assurance (QA)?
3. Bagaimana Quality assurance (QA) plan?
3
BAB II

ISI

A. Pengertian Quality Assurance (QA)


Memastikan kecukupan dan mutu produk-produk pangan untuk dikonsumsi
merupakan komponen yang paling penting dari seluruh program produksi pangan.
Seharusnya yang menjadi perhatian utama industry pangan adalah memvalidasi
konsistensi proses pabrik menghasilkan produk pangan yang seragam sesuai dengan ciri
dan mutu yang diharapkan. Ketersediaan tenaga terlatih untuk melaksanakan prosedur-
prosedur secara tepat sangat penting untuk memperoleh outcome (hasil) yang baik.
Tujuan dari Quality Assurance (QA) adalah menjamin kualitas produk yang
dihasilkan dan memastikan proses pembuatan produk tersebut sesuai dengan standar dan
persyaratan yang telah ditentukan.
Quality Assurance atau disingkat dengan QA merupakan proses yang pro-aktif yaitu
melakukan penekanan terhadap perencanaan, dokumentasi dan penentuan panduan
kualitas pada awal proyek dimulai untuk memahami persyaratan dan standar kualitas
yang diharapkan.
Setelah semua persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut di-
identifikasikan, maka diperlukan pengembangan perencanaan untuk memenuhi
persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian Quality Assurance (QA) adalah
mencakup monitoring, uji-tes dan memeriksa semua proses produksi yang terlibat dalam
produksi suatu produk.
Guna memastikan semua standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen dari produk
atau layanan yang disediakan oleh perusahaan untuk memberikan jaminan kualitas sesuai
standar yang diberikan oleh perusahaan.

B. Manfaat Quality Assurance (QA)


Diantaranya manfaat dari Quality Assurance adalah :
1. Memberikan kepuasan kepada pelanggan.
2. Memotivasi tim dalam bekerja lebih baik dengan kualitas yang tinggi.
3. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
4. Menghindari pemborosan (waste).
5. Mengurangi pekerjaan ulang yang merugikan perusahaan dalam segi finansial
maupun waktu.
6. Meningkatkan efisiensi operasional.
7. Meningkatkan kepercayaan pelanggan.

C. Elemen-Elemen Dalam Quaity Assurance


Elemen-Elemen Penting dalam Sistem QA produksi Pangan adalah :
1. Cepat, Pengujian Sederhana. Keputusan perbaikan harus dibuat tepat waktu karena
sekali pangan diproduksi, hampir tidak pernah dapat diproses ulang. Pengujian harus
menggunakan metode yang cepat, mudah,
2. Pemeriksaan, Audit Dan Teknikal Dan Monitoring. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
membuktikan dengan tepat apakah pangan sesuai dengan standar dan spesifikasi yang
ditetapkan. Kegiatan ini harus didasarkan pada metode analisis kantitatif. Untuk
memastikan bahwa hasilnya berarti, diperlukan keahlian mengembangkan rencana

4
D. Quality Assurance Plan
Rencana penjaminan mutu adalah dokumen yang dibuat oleh tim proyek, yang
dimaksud kan untuk memas tikan produk akhir berkualitas maksimal. Rencana
penjaminan mutu berisi seperangkat kegiatan terdokumentasi yang dimaksudkan untuk
memastikan bahwa pelanggan puas dengan barang atau jasa yang disediakan
perusahaan. Ada empat langkah proses penjaminan mutu: Rencanakan, Lakukan, Cek,
dan Bertindak. Fokus artikel ini adalah pada item apa yang masuk kedalam rencana
penjaminan mutu. Rencana penjaminan mutu harus menentukan tujuan, peran dan
tanggungj awab, berkoordinasi dengan rencana lain, dan menentukan tugas dan jadwal.
Program QA diperlukan langkah-langkah berikut :
1. Memberi spesifikasi untuk pangan pembawa (ukuran butiran, warna, daya
terima, level atau dosis fortifikan).
2. Melakukan “Hazard Analysis” (Analisis Bahaya) pangan secara rutin,
terutama untuk kontaminan kimia, mikrobiologi dan fisik.
3. Pengambilan sampel dan pengujian pangan pembawa dan pangan yang
untuk potensi, ukuran butiran, warna, berat bersih, pencampuran, pengepakan dan
kondisi penyimpanan.
4. Mengidentifikasi dan mengatur “critical control point” (Titik Kendali
Kritis) yang dapat menyebabkan kerugian pangan
5. Penarikan kembali dengan mencari dan mengidentifikasi produk dalam
kasus konsumen.
6. Mengaudit dan mengevaluasi system QA untuk menentukan apakah ada
variasi elemen-elemen dengan system managemen kualitas yang efektif dalam
mmencapai kualitas yang diharapkan.
7. Mengimplementasikan kegiatan perbaikan (mendeteksi masalah-masalah
kualitas atau keamanan dan ukuran-ukuran) untuk menghindari timbulnya masalah
yang sama.
8. Dokumentasi semua aspek system QA dan menyediakan dokumentasi yang
dapat direspon untuk pangan .
Contoh quality assurance

5
E. Peran Pemerintah Dalam Sistem Quality Assurance
Pada pertemuan PBB tahun 1985, dalam menetapkan pedoman untuk
perlindungan konsumen dideklerasikan: “Ketika membuat kebijakan dan rencana
nasional tentang pangan, pemerintah sebaiknya memasukkan sejumlah kebutuhan
konsumen untuk keamanan pangan…..”. Hampir semua Negara-negara di dunia,
pemerintahnya peduli pada kualitas dan masalah keamanan pangan dari daya terima,
sedangkan resiko penyakit dari makanan yang membahayakan kesehatan sangat
sedikit diperhatikan. Padahal pemerintah bertanggungjawab melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat
1. Membuat peraturan dan standar Membuat dan melaksanakan undang-
undang pangan, serta mengumumkan dengan resmi atau
mensosialisasikan undang-undang tersebut merupakan suatu cara
memantau dan menyakinkan mutu dan keamanan pangan
2. Pemeriksaan dan Sertifikasi Perusaan pangan harus didorong untuk
melaksakan prosedur Quality Assurance secara sukarela untuk
meningkatkan kepercaan terhadap mutu pangan yang diproduksi.
3. Indentifikasi produk-produk yang tidak memenuhi standar Peratran atau
standar pangan fortifikasi meliputi beberapa spesifikasi, sebagian akan
dijadikan batas krtis untuk mutu pangan fortifikasi. Pelangaran terhadap
spesifikasi kritis ini menyebabkan pangan tidak layak untuk dijual. Focus
pemeriksaan pemerintah seharusnya pada spesifikasi ini (batas bawah dan
atas untuk layak dijual), dan harus mengkomunikasikannya dengan jelas
kepada pengusaha sehingga mereka dapat mengikuti peraturan
pemerintah.

6
4. 4. Menarik kembali produk yang sudah beredar Pemerintah harus
membuat pedoman untuk prosedur penarikan kembali produk dan diikuti
dengan kegiatan koreksi. Pengusaha harus bertanggungjawab untuk
menarik kembali produknya, diikuti dengan pengecekan untuk
menyakinkan bahwa penarikan produk sudah berhasil. Pemerintah juga
harus mempunyai strategi untuk memantau setiap produk yang ditarik
tergantung pada keseriusan pelanggaran. Misalnya, Pangan fortifikasi
yang mengandung zat besi atau vitamin A berlebih mempunyai resiko
kesehatan masyarakat dan harus dimusnahkan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi diatas dapat disipulkan bahwa:


1. Quality assurance (QA) adalah suatu penjamin mutu (kualitas) yang dimulai dari
proses persiapan hingga pendistribusian sesuai dengan standar.
2. Manfaat Qality asurance (QA) untuk mendapatkan kepuasan konsumen dan
pekerja , tim pekerja berkerja dengan baik, kualitas produk tinggi, dan mendapat
kepercayaan pelanggan
3. Proses QA plan merencanakan, melakukan, mengecek, dan bertindak. . Rencana
penjaminan mutu harus menentukan tujuan, peran dan tanggung jawab,
berkoordinasi dengan rencana lain, dan menentukan tugas dan jadwal.

B. Saran

Sebaiknya dalam setiap jenis produksi pangan mikro maupun makro Quality
assurance sangat penting dilakukan untuk mendapatkan qualitas pangan yang baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Panduan PGRS (Pelayanan Gizi Rumah Sakit) dari Kementerian Kesehatan RI, 2013.

Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Depkes,Jakarta, 1992.

Emilie Beck, Joseph ED. Quality Assurance/RiskManagement : The NursesPrespective,


CareCommunicationInc, Chicago, 1981.

Texas Hospital Association.GuidelinestoanEffectiveQuality Assurance Program, Texas


SocietyforQuality Assurance, Texas, 1984.

WiorldHealthOrganization. The PrinciplesofQuality Assurance, Reporton WHO


MeetingBarcelona, 1986.

You might also like