You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Pembagian fi’il menurut asal

hurufnya” ini membahas mengenai pengertian Fi’il dan contoh Fi’il berdasarkan

asal hrufnya. Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. kami sadar bahwa

makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu dikarenakan keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan kami . Oleh karen itu, kami sangat mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini, masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhirnya

penulis berharap agar karya ilmiah ini, memberikan manfaat bagi teman-teman

semua.

Makassar, 2017

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat rijit dan komplek, dari

karakteristik hurufnya sudah mempunyai simbol, tanda dan arti tersendiri,

Contohnya adalah huruf ha’ (‫ ح‬,(dimana ia mengandung arti yang berkonotasi

kepada sesuatu yang tajam dan panas, seperti Al-Hummaa (penyakit panas,

demam), Al-Haraara (panas), Al-Hurr (yang bebas dan merdeka), Al-Hubb

(kecintaan), Al-Hariiq (kebakaran), Al-Hiqd (kedengkian), dan lain-lain. Dari

segi morfologinya, bahasa Arab dapat terbentuk dari hanya tiga huruf namun

mempunyai beberapa derivasi yang menunjukkan makna yang berbeda-beda.

Contoh seperti kata nashara (menolong), yanshuru (mau menolong),

naashirun (penolong), manshurun (obyek yang ditolong), unshur (tolonglah)

dan lain-lain. Dari segi sintaksis, satu kalimah (kata) sudah terdiri dari dua

atau tiga struktur, yakni subyek dan predikat, contoh aqumu (saya berdiri),

subyek, predikat dan obyek contoh dlorobtuhu (saya memukul dia) dan lain-

lain. Dan dari segi semantiknya satu wazan (bentuk kata) dapat mempunyai

beberapa makna, contoh wazan fa’ala (bertasdid ain fi’ilnya) mempunyai

banyak makna seperti taksir, musyarokah, lisalbi dan lain-lain. Dari latar

belakang diatas saya hendak membahas mengenai pengertian dan contoh dari

Fi’il Tsulatsi Mazid.

Bahasa Arab memiliki keindahan yang khas dalam penyusunan

kalimatnya dan urutan kata-katanya yang dapat memberi pengaruh yang kuat

di hati para pendengarnya. Bahasa Arab memiliki peran yang besar dalam
pengembangan peradaban umat manusia hingga masa sekarang ini. Bahasa

Arab berkaitan erat dengan kejayaan ummat Islam, dan ini merupakan salah

satu hubungan yang saling melengkapi antara satu sama lainnya, ibarat

hubungan yang kuat antara ruh dan jasad. Di antara keistimewaan yang

dimiliki bahasa Arab adalah bahwa pada sebagian fi’il (verba/kata kerja)

memiliki makna yang banyak, meskipun lafazhnya satu.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud Fi’il Tsulatsi Mujarrad?


b. Apa yang dimaksud Fi’il Tsulatsi Mazid?
c. Bagaimana pembagian Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
d. Bagaimana pembagian Fi’il Tsulatsi Mazid?
1.3 Tujuan Masalah
Dengan adanya rumusan diatas maka penulis memiliki tujuan yaitu:
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
b. Untuk mengetahui pengertian Fi;il Tsulatsi Mazid?
c. Untuk mengetahui pembagian Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
d. Untuk mengetahui pembagian Fi;il Tsulatsi Mazid?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PEMBAGIAN FI’IL MENURUT ASAL HURUFNYA

Fi’il (kata kerja) menurut asal hurufnya terbagi dua : mujarrad dan maziid.

1. FI’IL MAZID

Fi’il mazid (ُ ‫)ال ِف ْع ُل ْال َم ِز ْيد‬


ْ adalah setiap kata kerja yang mendapatkan

tambahan satu atau lebih huruf dari huruf-huruf aslinya.

Contoh :

Keluar = ‫ َخ َر َج‬, mengeluarkan = ‫أَ ْخ َر َج‬

Mengerti = ‫فَ ِه َم‬, memberi pengertian = ‫أ َ ْف َه َم‬

Memukul = ‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ , berpukul-pukulan = ‫ب‬
َ ‫ار‬
َ ‫ض‬َ

Kata-kata ‫( خ ََر َج‬keluar), ‫( فَ ِه َم‬mengerti), dan ‫ب‬


َ ‫ض َر‬
َ (memukul) dalam contoh

di atas adalah fi’il-fi’il mujarrad yang huruf-hurufnya masih asli, belum

mendapatkan tambahan. Sebaliknya kata-kata ‫( أَ ْخ َر َج‬mengeluarkan), ‫أ َ ْف َه َم‬

(memberi pengertian), dan ‫ب‬


َ ‫ار‬
َ ‫ض‬َ (berpukul-pukulan) adalah fi’il mazid,

yang sudah mendapatkan tambahan huruf dari huruf-huruf aslinya.

Mazid Tsulatsi

Fi’il tsulatsi (kata kerja yang terdiri dari tiga huruf) ada kalanya

mendapatkan tambahan satu huruf, dua huruf, atau tiga huruf.

a. Mazid Tsulatsi Bi Harfin Wahid


Fi’il tsulatsi yang mendapatkan tambahan satu huruf mempunyai tiga

wazan (timbangan), yaitu : ‫ فَ َّع َل‬,َ‫ أ َ ْف َعل‬dan ‫ع َل‬


َ ‫فَا‬

b. Mazid Tsulatsi Bi Harfain

Fi’il tsulatsi yang mendapatkan tambahan dua huruf mempunyai lima

wazan (timbangan), yaitu : ‫ تَفَ َّع َل‬, ‫ ِإ ْف َع َّل‬, ‫ ِإ ْفت َ َع َل‬, ‫ ِإ ْنفَ َع َل‬dan ‫تَفَا َع َل‬

c. Mazid Tsulatsi Bi Tsalatsati Ahrufin.

Fi’il tsulatsi yang mendapatkan tambahan tiga huruf mempunyai tiga

wazan (timbangan), yaitu : ‫ ِإ ْف َع ْو َع َل‬,َ‫ اِ ْست َ ْف َعل‬dan ‫ ِإ ْف َعا َّل‬.

2. Fi’il Mujarrad

Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari tiga

huruf dan bebas dari huruf tambahan. Contoh : ‫ ضرب‬,‫ نصر‬. Adapun fi’il

tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Dan diantara tiap-tiap bab

dapat dibedakan dengan ada kharokat ‘ain fi’il yang ada pada fi’il madzi dan

fi’il mudlori sebagaimana keterangan pada nadzom berikut ini :

1. ‫ فتح ضم‬: ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada

fi’il mudlori’, wazannya adalah ‫( فعل يفعل‬bab satu)

2. ‫ فتح كسر‬: ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada

fi’il mudlori’, wazannya adalah ‫( فعل يفعل‬bab dua)

3. ‫ فتحتا ن‬: ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’,

wazannya adalah ‫( فعل يفعل‬bab tiga)

4. ‫كسر فتح‬ : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah

pada fi’il mudlori’, wazannya adalah ‫( فعل يفعل‬bab empat)


5. ‫ضم ضم‬: ‘ain fi’il dibaca dlomah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’.

Wazannya adalah ‫( فعل يفعل‬bab lima)

6. ‫كسرتان‬ : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan pada fi’il

mudlori’. Wazannya adalah ‫( فعل يفعل‬bab enam)

Fi’il mujarrad adalah setiap fi’il yang semua hurufnya asli.

Contoh:

‫ع َد – نَا َل – َر َمى – دَحْ َر َج – َز ْل َز َل‬ َ َ ‫َكت‬


َ ‫ب – َو‬

Fi’il mujarrad ada dua bagian: tsulatsi dan ruba’i.

1. Fi’il Mujarrad Tsulatsi

Fi’il mujarrad tsulatsi mempunyai 3 wazan, yaitu:

a. ‫( فَعَ َل‬Dengan memfathah ‘ain)

Mudhari’nya ada 3 bab, yaitu: (diurutkan berdasarkan jumlahnya)

ُ ‫نَص ََر َي ْن‬


– ‫ص ُر‬

(Dengan mendhammahkan ‘ain pada mudhari’nya)

Cntoh:

‫ يَ ْعبُ ُر‬: ‫عبَ َر‬


َ

‫ يَ ْنش ُُر‬: ‫نَش ََر‬

‫يَ ْخ ُر ُج‬: ‫َخ َر َج‬

‫ يَحْ ُك ُم‬: ‫َح َك َم‬

Sebagaimana kaidah umum, maka fi’il mudha’af muta’addi selalu

dari bab ‫ص َر‬


َ َ‫ن‬.

Contoh:

‫ َي ُمد‬: ‫َم َّد‬


‫ يَشُق‬: ‫ق‬
َّ ‫ش‬
َ

‫ يَشُد‬: ‫ش َّد‬
ّ

‫ َي ُهد‬: ‫َه َّد‬

– Bab ‫ب‬ ْ َ‫ب ي‬


ُ ‫ض ِر‬ َ ‫ض ََر‬

(Dengan mengkasrahkan ‘ain pada mudhari’nya)

Contoh:

‫ف‬
ُ ‫ يَص ِْر‬: ‫ف‬
َ ‫ص ََر‬

‫ص‬
ُ ‫ يَحْ ِر‬: ‫ص‬
َ ‫ح ََر‬

‫ يَ ْن ِز ُل‬: ‫نَ َز َل‬

‫س‬ َ َ‫َجل‬
ُ ‫ يَجْ ِل‬: ‫س‬

Sebagaimana kaidah umum, maka fi’il mudha’af lazim dan fi’il

yang diawali oleh wawu berasal dari bab ‫ب‬


َ ‫ض ََر‬.

Contoh:

‫ يَ ِعف‬: ‫َف‬
َّ ‫ع‬

َّ ‫َخ‬
‫ يَ ِخف‬: ‫ف‬

‫ يَ ِرق‬: َّ‫َرق‬

(Mudha’af tsulatsi lazim)

Contoh:

‫ يَ ِع ُد‬: ‫ع َد‬
َ ‫َو‬

‫ َي ِج ُد‬: ‫َو َج َد‬

‫ف‬
ُ ‫ يَ ِص‬: ‫َف‬
َ ‫َوص‬

(Mitsal wawu)

– Bab ‫فَتَ َح َي ْفت َ ُح‬


Dengan memfathahkan ‘ain mudhari’)

Contoh:

‫ يَجْ َم ُع‬: ‫َج َم َع‬

ُ ‫ يَ ْذ َه‬: ‫ب‬
‫ب‬ َ ‫ذَ َه‬

‫ َي ْق َط ُع‬: ‫قَ َط َع‬

َ ‫ يَ ْخ‬: ‫ض َع‬
‫ض ُع‬ َ ‫َخ‬

b. ‫( فَ ِع َل‬Dengan mengkasrahkan ‘ain)

Mudhari’nya ada dua bab.

– Bab ‫فَ ِر َح يَ ْف َر ُح‬

Dengan memfathahkan ‘ain mudhari’)

Contoh:

ُ ‫ يَش َْر‬: ‫قَبِ َل‬


‫ب‬

ُ ‫ َي ْغض‬: ‫ب‬
‫َب‬ َ
َ ‫غ ِض‬

‫ يَ ْلقَى‬: ‫لَ ِق َي‬

‫ب‬
ُ ‫ يَش َْر‬: ‫ب‬
َ ‫ش َِر‬

– Bab ‫ب‬
ُ ‫س‬
ِ ْ‫ِب يَح‬
َ ‫َحس‬

(Dengan mengkasrahkan ‘ain pada mudhari’nya) dan ini sedikit.

Contoh:

‫ق‬
ُ ِ‫ يَث‬: َ‫َوثِق‬

c. ‫( فَعُ َل‬Dengan mendhammahkan ‘ain)

Mudhari’nya ada satu bab, yaitu:

– Bab ‫ك َُر َم َيك ُْر ُم‬

(Dengan mendhammahkan ‘ain pada mudhari’nya)


Contoh:

‫ب‬
ُ ُ ‫صع‬
ْ َ‫ ي‬: ‫ب‬
َ ُ‫صع‬
َ

‫س ُه ُل‬
ْ ‫ َي‬: ‫س ُه َل‬
َ

ُ ‫ يَ ْع‬: ‫ظ َم‬
‫ظ ُم‬ ُ ‫ع‬
َ

‫يَ ْكث ُ ُر‬: ‫َكث ُ َر‬

2. Fi’il Mujarrad Ruba’i

Fi’il mujarrad ruba’i mempunyai satu wazan, yaitu ‫فَ ْعلَ َل‬.

Contoh:

‫س – بَ ْعثَ َر – َد ْه َو َر – َز ْل َز َل‬ ْ ‫ت َ ْر َج َم – َو‬


َ ‫س َو‬

Ketika mudhari’ huruf mudhara’ahnya selalu didhammah dan huruf

sebelum terakhir dikasrah.

Contoh:

‫س – يُ َب ْع ِث ُر – يُ َد ْه ِو ُر‬ ْ ‫يُتَ ْر ِج ُم – يُ َو‬


ُ ‫س ِو‬
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa fi’il tsulasi itu terbagi

dua yaitu fi’il tsulasi mujarrad (pokok) yang memang terdiri dari tiga

huruf,selanjutnya adalah fi’il tsulasi mazid yang merupakan pengembangan

dari fi’il tsulasi mujarrad.

Fi’il tsulasi mazid adalah penambahan fi’il yang terdiri dari tiga

huruf tetapi mengalami penambahan ( mazid), baik satu,dua,maupun tiga

huruf. Sehingga dengan penambahan tersebut telah terjadi pergeseran dari

segi makna ,fungsi,serta bina nya.

Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari

tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu

seluruhnya ada 6 (enam) bab. Fi’il tsulatsi mazid ialah kalimat yang fi’il

madzinya memuat lebihdari tiga huruf dengan perincian yang tiga berupa

huruf asal dan yang lain berupa huruf tambahan. Secara garis besarnya fi’il

tsulatsi mazid terbagi menjadi tiga macam : ruba’I, khumasi, sudasi.


DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i, Shohib. 2014. Pengertian Fi’il dan pembagiannya. Tersedia


padahttp://www.coretanskripsi.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 13
September 2016.

Fahruddin, Mohammad A. 2011. Fi;il Mabni Fail. Tersedia


padahttp://www.shorfi.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 13 September
2016.

Ma’arif, Syamsul. 2012.NAHWU KILAT : Perpaduan Antara Teori dan Praktek.


(Bandung: Nuansa Aulia).
TUGAS MAKALAH

BAHASA ARAB

“ PEMBAGIAN FI’IL MENURUT ASAL HURUFNYA”

Disusun oleh : Kelompok X

Nama : AMELIA S (15020150127)

HADIJA RUSLAN TONANG (15020150128)

Kelas : C6

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2017

You might also like