You are on page 1of 9

MAKALAH

SEJARAH PERMAINAN BULUTANGKIS

Fathurrahman
18.0406.0003

Universitas Nahdlatul Ulama


Nusa Tenggara Barat
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang populer di Tanah Air kita. Fakta
menunjukkan bahwa di perkotaan, lapangan bulutangkis terdapat hampi di setiap Rukun Warga
(RW), sering jumlahnya lebih dari sebuah. Di pedesaan pun dapat dijumpai lapangan bulutangkis.
Banyaknya lapangan bulutangkis itu menggambarkan betapa populernya cabang olahraga di
negara kita. Indonesia memang merupakan negara yang memiliki pemain-pemain bulutangkis
yang handal. Tunas-tunas pebulutangkis pun merekah di mana-mana. Wajah-wajah baru muncul
di arena kejuaraan daerah maupun kejuaraan nasional. Nama-nama baru pebulutangkis tercantum
dalam daftar peserta dalam berbagai even internasional sebagai utusan bangsa Indonesia. Banyak
yang berhasil menjadi juara, mengharumkan nama bangsa. Oleh karena itu, tunas-tunas baru harus
ditumbuhkan agar muncul bintang-bintang junior untuk mengganti para bintang senior yang mulai
pudar sinarnya.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini penulis rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sejarah bulutangkis ?
2. Apa saja teknis dasar permainan bulutangkis ?
3. Bagaimanakah peraturan permainan, perwasitan, dan teknik penyelenggaraan pertandingan
bulutangkis ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman penulis mengenai masalah yang dibahas dalam makalah ini. Selain itu, tujuan
penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah Artikel.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Permainan Bulutangkis


Bulutangkis meskipun dikenal sebagai permainan yang dilahirkan di Poona India,
dipopulerkan di Inggris setelah dia menjadi permainan orang kelas atas. Nama badminton sendiri
diambildari nama wilayah tanah pertanian milik bangsawan Inggris, kemudian ini yang menjadi
nama ajang pertandingan. Di Indonesia permainan ini diduga masuk lewat orang Eropa yang
membawanya ketika mereka datang ke mari. Pada awalnya bulutangkis banyak dimainkan di Jawa
dan Sumatera, khususnya Medan yang memiliki perkebunan milik orang asing. Sebelum merdeka
sudah banyak klub didirikan dan mereka itu membuat pertandingan regular antar pemain.
Di Jawa, kota-kota yang memiliki klub selain Jakarta adalah Bandung, Tegal, Purwokerto,
Surabaya. Dari kompetisi tak resmi muncullah sejumlah nama seperti Sudirman, Ferry Sonneville.
Setelah itu baru diadakan kejuaraan tingkat nasional. Setelah memiliki pemain nasional,
dwitanding kemudian diadakan antar negara, khususnya dengan Malaya yang waktu itu masih
terdiri dari Malaysia dan Singapura. Malaya merupakan negara terkemuka di dunia karena
keberhasilan sejumlah pemain mereka menjadi juara di Eropa.
Indonesia sendiri mulai berkiprah di tingkat internasional ketika Tan Joe Hol menjadi juara
All England tahun 1957. Setelah itu semakin diakui ketika menjadi juara piala Thomas dengan
mengalahkan raksasa Malaya dan mulai aktif di berbagai kejuaraan di Eropa. Pemain putri juga
muncul dan mendapat nama setelah merebut pula Uber tahun 1975. Pada saat itu demam
bulutangkis dengan pemain top seperti Rudy Hartono, Christian Hadinata, Ade Chandra, Tjun
Tjun, Johan Wahyudi, sangat luar biasa dan membuat olahraga bulutangkis menjadi olahraga
nomor satu di Indonesia. Indonesia memasuki babak baru karena merebut dua medali emas
Olimpiade Barcelona 1992, yang terus bisa dipertahankan dengan merebut emas pula di Olimpiade
Athena 1996, dan Olimpiade Sidney 2000.

2.1.1 Sejarah Thomas Cup


Sekitar tahun 1920 – 1933 yang menjadi juara All England Championship adalah Sir
George Thomas, dilahirkan tahun 1881 dan meninggal tanggal 23 Juli 1972. Selain menjadi juara
perorangan, ia juga selalu menjuarai ganda putra dan ganda campuran. Selama 30 tahunGeorge
Thomas keluar sebagai juara dalam 90 pertandingan nasional di Eropa dan 50 kali menjuarai
kejuaraan internasional. Selain tampil sebagai pemain yang sukses di gelanggang pertandingan,
George Thomas juga seorang ahli dalam organisasi. Ia adalah presiden IBF yang pertama ketika
organisasi bulutangkis dunia tersebut didirikan pada tahun 1934 dan berlanjut sampai 1955.
Pada tahun 1939 Sir George Thomas mengemukakan usulan dalam pertemuan IBF untuk
mengadakan perebutan kejuaraan bulutangkis beregu putra yang bersifat internasional. Ia
mempersembahkan piala pada tahun 1939 untuk diperebutkan pada tahun 1941/1942. Piala ini
dibuat di Londondari bahan perak berlapis emas dengan ukuran tinggi 28 inchi, lebar 16 inchi dan
terdiri dari tiga bagian, yaitu dasar, badan piala, dan tutup. Bagian tutupnya dihiasi patung seorang
pemain pria. Kemudian diselenggarakan perebutan piala Thomas yang pertama kalinya di Preston
Inggris, yang diikuti oleh Kanada, Denmark, Inggris, Perancis, Irlandia, Wales, USA, dan Malaya.
Dalam kejuaraan tersebut Malaya keluar sebagai juara setelah mengalahkan Denmark 8–1.
Tahun 1957/1958 merupakan perebutan piala Thomas yang keempat kalinya, dan untuk
pertama kalinya Indonesia turut serta. Prestasi Indonesia saat itu sungguh luar biasa, karena
sebagai regu yang tidak diperhitungkan pada akhirnya mampu menundukkan juara bertahan
Malaya dengan angka 6–3. Setelah itu praktis Indonesia merajalela mempertahankan dan memiliki
piala Thomas sampai tahun 1984, diseling tahun1967 oleh Malaysia dan Cina tahun 1982. Pada
tahun 1986 sampai 1990 piala Thomas mendekam di Cina dan tahun 1992 di Malaysia. Baru pada
tahun 1994 piala Thomas kembali ke Indonesia dan bersanding kembali dengan piala Uber untuk
yang kedua kalinya setelah tahun 1975.
2.1.2 Sejarah Uber Cup
Piala Uber adalah lambang supremasi bulutangkis beregu putri, yang pada mulanya
diperebutkan dalam kurun waktu tiga tahun sekali. Namun setelah pertemuan IBF tanggal 19 Mei
1982 berubah menjadi 5 partai. Pelaksanaannya bersamaan dengan perebutan piala Thomas,
dengan sistem dan partaiyang sama. Piala ini merupakan sumbangan dari pemain terkenal Inggris,
H.S. Uber yang selama kurang lebih 25 tahun berada di arena bulutangkis internasional. Uber
sebenarnya memulai karirnya dalam bulutangkis tahun 1926. Kemudian dalam tahun-tahun
berikutnya karirnya terus meningkat. Tercatat mulai tahun 1935 – 1938 Uber pernah menjadi juara
tunggal putriAll England (1935), juara ganda putri (1937, 1938), dan ganda campuran bersama
suaminya, D.C. Hume, pernah tercatat sebagai pasangan yang tak terkalahkan selama tahun 1930
sampai tahun 1938. Selama karirnya dalam bulutangkis pernah menjuarai tak kurang 40 turnamen.
Piala Uber secara fisik berbentuk globe dengan bagian atasnya terdapat patung seorang pemain
bulutangkis putri yang sedang mengayunkan raket. Piala ini terbuat dari perak setinggi kurang
lebih 40 cm (18 inchi) dibuat oleh Messrs Mappin dan Webb of London.
Pada tahun 1956/1957 ditetapkan sebagai turnamen memperebutkan piala Uber pertama
kali, yang diiikuti oleh Malaya, Hongkong, India yang tergabung dalam zona Asia, Irlandia,
Swedia, Skotlandia, Denmark, Inggris yang tergabung dalam zona Eropa serta Amerika Serikat
dan Kanada dalam zone Amerika. Juaranya adalah Amerika Serikat setelah mengalahkan Denmark
di final. Indonesia sendiri ikut serta untuk pertama kalinya pada kontes kedua tahun 1959/1960
dan Indonesia baru menjadi juara untuk pertama kalinya pada tahun 1975. Setelah itu tidak ada
lagi juara. Indonesia seolah-olah ditelan oleh keperkasaan regu negara lain. Pada perebutan piala
Uber yang ke-15 kalinya tahun 1994 di Jakarta, Indonesia berhasil merebutnya kembali dari juara
bertahan Cina, kemudian dipertahankan di Hongkong pada tahun 1996. Dan terakhir kalinya
Indonesia memboyong piala Uber terjadi pada tahun 1994 yang disandingkan dengan piala
Thomas.

2.2 Perkembangan Olahraga Bulutangkis di Indonesia


Olahraga bulutangkis semakin populer di Indonesia. Gerakan olahraga bulutangkis
merupakan salah satu kegiatan di kalangan masyarakat Indonesia yang ikut menunjang
terbentuknya manusia Indonesia, yang tidak saja sehat jasmaniah dan rohaniah serta gemar
olahraga semata-mata, melainkan juga dengan satu cita-cita yaitu mengharumkan nama, harkat,
dan derajat negara Indonesia di mata bangsa-bangsa di dunia. Sejak diresmikannya persatuan
olahraga badminton di Inggris, permainan ini mulai berkembang di beberapa wilayah jajahan
Inggris, termasuk Malaysia dan Singapura. Dari dua negara jajahan Inggris inilah diperkirakan
olahraga badminton masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930.
Perkembangan olahraga bulutangkis di Indonesia mulai merebak ke beberapa daerah,
seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sekitar tahun 1930. Pada tahun 1933 di Jakarta
sudah ada perkumpulan badminton bernama “Bataviase Badminton Bond” (BBB). Selanjutnya
berdiri pula satu perkumpulan lagi yang bernama “Bataviase Badminton League”. Kedua
perkumpulan ini akhirnya bersatu menjadi “Bataviase Badminton Unie” (BBU). Pada tahun 1942,
diusulkan untuk mengganti istilah badminton. R.M.S. Tri Tjondrokoesoemo yang waktu itu
menjabat sebagai Ketua ISI (Ikatan Sport Indonesia) mengusulkan nama badminton. Usul itu
mendapat tanggapan positif dan diterima baik oleh kalangan pencinta bulutangkis dan menyebar
luas di seluruh pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya di Nusantara.
Satu tahun kemudian di Jakarta dibentuk suatu gerakan olahraga dengan nama GELORA
(Gerakan Latihan Olahraga Rakyat) sebagai induk bulutangkis yang dipimpin oleh Otto Iskandar
Dinata. Pada tanggal 4 – 6 Mei 1951 para tokoh bulutangkis menyelenggarakan kongres di
Bandung. Mereka sepakat untuk membentuk badan bulutangkis nasional. Maka pada tanggal 5
Mei 1951 dibentuklah organisasi bulutangkis nasional dengan nama PBSI (Persatuan Bulutangkis
Seluruh Indonesia). Sebagai Ketua PBSI pertama adalah H.R. Rochdi Partaatmadja dan dua Wakil
Ketua yaitu Sudirman dan Tri Tjondrokoesoemo.
Pada tahun 1953 PBSI secara resmi menjadi calon untuk menjadi anggota IBF. Ini
merupakan langkah awal masuk ke dunia internasional merealisasi ambisi untuk memboyong piala
Thomas yang merupakan kejuaraan dunia beregu putra.

2.3 Teknik Dasar Permainan Bulutangkis


Untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik terlebih dahulu kita harus memahami
bagaimana cara bermain bulutangkis dan menguasai beberapa teknik/keterampilan dasar
permainan ini. Keterampilan teknik dasar permainan bulutangkis yang perlu dipelajari secara
umum dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu :
2.3.1 Cara memegang raket (Grip)
Cara memegang raket tidak begitu sukar karena raket bulutangkis relatif ringan. Teknik
memegang raket yang dianggap baik adalah teknik memegang raket yang dapat digunakan untuk
menerima atau mengembalikan kok dengan mudah.

2.3.2 Sikap berdiri


1. Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :
a. Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada
daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis servis pendek. Kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang, sementara berat badan bertumpu pada kaki
belakang. Pada saat kok dipukul, berat badan pindahkan ke depan.
b. Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah
pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis pendek. Kaki kanan di
depan dan kaki kiri di belakang, berat badan berada di tengah dan pada saat servis
dilakukan berat badan pindahkan ke depan.
2. Sikap berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun backhand :
a. Sikap berdiri untuk permainan tunggal adalah berdiri pada daerah servis kira-kira di
tengah-tengah daerah servis dan satu meter di belakang garis servis pendek.
b. Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke depan tetapi tidak
melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Berat
badan berada di kaki depan dengan posisi labil (kedua kaki agak jinjit). Pada saat servis
dilakukan berat badan dipindahkan ke arah datangnya kok, mungkin ke depan atau
belakang tergantung pada jenis servis.
3. Sikap berdiri pada saat rally
Sikap ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah ia melakukan
serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana arah datangnya kok, apakah dari
depan, belakang, di atas kepala, di samping atau di bawah. Sebagai patokan, sikap berdiri
pemain tunggal dianjutkan untuk selalu berdiri di tengah-tengah lapangan dan kedua kaki
tidak sejajar.

2.3.3 Gerak kaki (foot work)


Gerak kaki atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah yang mengatur badan untuk
menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain dalam melakukan gerakan memukul kok
sesuai dengan posisinya.
2.3.4 Teknik pukulan (strokes)
1. Pukulan dengan ayunan raket dari bawah terdiri dari :
- Servis
- Under arm lob mengangkat kok tinggi
2. Pukulan mendatar atau menyamping, terdiri dari :
- Drive
- Dropshot
- Netting

3. Pukulan dari atas kepala, terdiri atas :


- Overhead lob
- Overhead smes
- Chopped
- Dropshot
- Around the head
- Servis

2.4 Peraturan Permainan, Perwasitan, dan Penyelenggaraan Pertandingan Bulutangkis


2.4.1 Peraturan Permainan
Peraturan permainan ditentukan dan ditetapkan oleh sidang tahunan organisasi olahraga
bulutangkis internasional. Peraturan ini mulai diperbaiki dan diberlakukan tanggal 1 Agustus 1998
dan berlaku sampai tahun 2004. Pertengahan tahun 2004 terjadi perubahan dalam pengaturan skor,
yang mulanya untuk ganda putra skor 15 menjadi 21, tunggal putri dari 11 menjadi 21, sedangkan
untuk ganda putra, putri, dan campuran dari 15 menjadi 25.
1. Lapangan
Lapangan harus berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 6,71 meter dan
lebar 6,10 meter, serta tinggi net 1,52 meter.
2. Net dan tiang
Net terbuat dari tali halus dan berwarna gelap, lubang-lubangnya berjarak antara 15 – 20
mm. Panjang net sebaiknya sesuai dengan lebar lapangan yaitu 6,10 meter dan lebarnya 76 cm,
dengan bagian atasnya mempunyai pinggiran pita putih selebar 7,5 cm. Tiang net ditancapkan
tepat pada titik tengah ujung garis samping lapangan. Untuk ganda tinggi tiang 155 cm. Bagian
paling atas net di bagian tengah berjarak 1,524 meter dari permukaan lantai dan pinggiran
lapangan berjarak 1,55 meter di atas garis tepi permainan ganda.
3. Kok (shuttlecock)
Kok biasanya terbuat dari bulu angsa buatan pabrik, umumnya sudah memiliki standar
yang ditentukan IBF. Berat kok kira-kira 5,67 gram. Bulu angsa yang menancap di gabus yang
dibungkus kulit berwarna putih berjumlah antara 14 – 16 buah dan diikat dua tali agar tidak
mudah lepas.
4. Raket
Panjang raket 67,95 cm, kepala raket mempunyai panjang 29,21 cm, lebar 22,86 cm.
Pegangan raket tidak mempunyai ukuran tertentu, tetapi disesuaikan dengan keinginan orang
yang menggunakannya.
5. Penghitungan (scoring)
Permainan berlaku the best of three games, artinya maksimal pemain bertanding tiga set
(dua set kemenangan). Skor permainan tunggal putra dan putri adalah 21 angka, sedangkan
ganda putra, putri, dan campuran adalah 25 angka. Jika perhitungan sama-sama mencapai 20
untuk tunggal dan 24 untuk putri, maka terjadi duece dan pihak pertama kali memperoleh
angka tersebut mempunyai hak untuk menetapkan penambahan (setting) 3 angka. Pihak yang
memenangkan set pertama berhak untuk melakukan servis pertama pada set berikutnya.
2.4.2 Perwasitan
Seringkali terjadi dalam suatu kejuaraan seorang atlet merasa dirugikan oleh petugas
lapangan, khususnya wasit yang memimpin pertandingan atau hakim garis sehingga mengganggu
konsentrasinya dan dianggap sebagai penyebab kekalahannya, atau bahkan sang pemain mundur
dari lapangan sebelum pertandingan berakhir. Fenomena tersebut merupakan salah satu bukti
bahwa petugas lapangan (wasit, hakim servis, dan hakim garis) mempunyai peranan yang besar
dalam kesuksesan suatu kejuaraan. Untuk menghindari hal-hal di atas, seorang wasit harus
memperhatikan beberapa hal diantaranya :
- Menguasai peraturan permainan.
- Berpenampilan meyakinkan dan mantap.
- Berwibawa dan mempunyai harga diri.
- Berpendirian netral dan tidak memihak kepada salah satu pemain serta bertindak sebagai
penengah.
- Tidak terpengaruh oleh pemain atau penonton.
- Bersuara lantang dan jelas untuk setiap kata-kata yang diucapkan.
- Selalu cepat tanggap dan inisiatif dalam mengambil keputusan, terutama bila terjadi kasus pada
jalannya pertandingan yang sedang dipimpinnya.
- Memiliki wawasan tentang bulutangkis yang luas.
- Setiap saat dapat mengikuti perkembangan perbulu-tangkisan, terutama bila terjadi perubahan
peraturan.
- Berusaha memelihara dan meningkatkan mutu perwasitan.

2.4.3 Penyelenggaraan Permainan Bulutangkis.


2.4.3.1 Sistem pertandingan
Dalam menentukan sistem pertandingan bulutangkis perlu dipertimbangkan
beberapa faktor berikut :
1 Tujuan pertandingan
2 Sarana dan prasarana
3 Waktu yang tersedia
4 Tenaga pelaksana
5 Jumlah peserta
6 Dukungan dana
Pada dasarnya ada dua macam sistem pertandingan, yaitu :
- Sistem gugur, yaitu tata cara pelaksanaan pertandingan yang menetapkan bahwa setiap
peserta yang telah kalah dinyatakan gugur dan tidak berhak mengikuti pada
pertandingan babak selanjutnya.
- Sistem kompetisi
Sistem kompetisi dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
- Sistem kompetisi penuh, dimana setiap peserta akan saling berhadapan dua kali dengan
lawan yang sama.
- Sistem setengah kompetisi, dimana peserta saling berhadapan satu kali.

2.4.3.2 Undian pertandingan (drawing)


Cara melaksanakan undian pertandingan bulutangkis nasional dan internasional
harus dengan ketentuan yang berlaku. Panitia tidak akan memberikan izin mengadakan
alternatif undian, kecuali dalam situasi berikut ini :
- Pemain berhalangan karena sakit/cedera
- Pemain pengganti tidak boleh memiliki ranking yang lebih tinggi dari pemain yang
berhalangan.
Penggantian pasangan tunggal diizinkan apabila :
- Pemain pengganti itu sudah termasuk nominasi dari asosiasi nasional yang
bersangkutan.
- Pemain itu tidak mengikuti turnamen tersebut.
Penggantian pasangan ganda :
- Seorang pemain ganda yang berhalangan boleh diganti oleh salah seorang pasangan
ganda lainnya.
- Jika pasangan asli mendapat bye dan kemudian ada pengganti pemain, maka pasangan
baru tersebut dapat menempati posisi semula, kalau tidak maka akan diundi kembali.

2.4.3.3 Qualifying Rounds


Bila ada pemain yang tidak masuk maindraw, maka committee tournament
mengadakan pertandingan pendahuluan sebagai babak kualifikasi, yaitu :
- Melaksanakan sejumlah pertandingan yang diatur oleh committee.
- Dianjurkan agar setiap delapan tempat tidak menempatkan lebih dari satu pemain
kualifikasi.
- Apabila pemain dari maindraw menarik diri sebelum babak kualifikasi dimulai,
committee berhak mengisi lowongan tersebut dari peserta kualifikasi.
Dalam pembuatan bagan, jika terdapat bye maka ditempatkan sisipan pada first round
dan selalu dimulai dari pertengahan sebelah bawah, kemudian disusul pada bagian atas,
kembali ke bawah, dan seterusnya.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang populer di Indonesia. Banyaknya lapangan
bulutangkis menggambarkan betapa populernya cabang olahraga di negara kita. Bulutangkis
meskipun dikenal sebagai permainan yang dilahirkan di Poona India, dipopulerkan di Inggris
setelah dia menjadi permainan orang kelas atas. Nama badminton sendiri diambil dari nama
wilayah tanah pertanian milik bangsawan Inggris, kemudian menjadi nama ajang pertandingan.
Di Jakarta dibentuk suatu gerakan olahraga dengan nama GELORA (Gerakan Latihan
Olahraga Rakyat) sebagai induk bulutangkis yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata. Pada
tanggal 5 Mei 1951 dibentuklah organisasi bulutangkis nasional dengan nama PBSI (Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia). Tahun 1953 PBSI secara resmi menjadi calon untuk menjadi
anggota IBF, ini merupakan langkah awal masuk ke dunia internasional dalam cabang olahraga
bulutangkis.

You might also like