Professional Documents
Culture Documents
Meutia
Email: meutia0891@yahoo.com
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi (RSIJPK) merupakan rumah sakit tipe B dan
salah satu rumah sakit terbaik di wilayah Jakarta Timur. RSIJPK memiliki visi sebagai rumah
sakit yang berkualitas dan menjadi kepercayaan masyarakat, yang peduli kepada kaum dhuafa
dan Pusat Pengkaderan Persyarikatan Muhammadiyah di bidang kesehatan se-Jakarta Timur
dan sekitarnya (RSIJPK, 2014). RSIJPK memiliki tujuan mulia dengan basis non-profit pada
kaum dhuafa namun tetap mengutamakan kualitas dalam pelayanan. Demi menunjang visi
Tinjauan Pustaka
Hariandja (2010) menuturkan bahwa Sumber Daya Manusia adalah keseluruhan dari
kegiatan penentuan dan pelaksanaan berbagai aktivitas, policy, dan program yang bertujuan
untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan dan pemeliharaan dalam usaha
meningkatkan dukungan terhadap peningkatan efektifitas organisasi dengan cara yang secara
etis dan sosial dapat dipertanggungjawabkan. Pelatihan dalam suatu organisasi terutama pada
rumah sakit adalah sebagai upaya untuk pengembangan SDM. Kegiatan ini merupakan suatu
siklus yang harus terjadi terus menerus dan tidak terputus karena organisasi itu harus
berkembang untuk mengantisipasi perubahan-perubahan di ekternal organisasi. Suatu konteks
pengembangan Sumber Daya Manusia, pendidikan dan pelatihan adalah upaya yang penting
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia (Notoadmojo,
2009).
Pengertian Pelatihan adalah kegiatan tetersusun atas beberapa program yang terencana
dan di desain untuk meningkatkan kinerja pada level perorangan , kinerja kelompok dan atau
organisasi ( Cascio, 2010). Pada proses pelatihan, Irianto (2001), membagi tahapan pelatihan
menjadi tiga bagian diantaranya adalah analisis kebutuhan pelatihan. Pada tahapan ini
merupakan tahapan yang sangat penting dalam kegiatan pelatihan. Analisis ini digunakan
untuk menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan termasuk juga bagaimana format dan
rancangan pelatihan yang nantinya akan dilaksanakan. Tahap ini bisa dibilang sebagai
tahapan pengarah bagi tahapan lainnya. Kedua adalah implementasi yang merupakan tahapan
Gambar 2.4
Pendekatan sistem
1. Struktur
2. Sumber daya manusia, seperti jumlah, variasi, dan kualifikasi tenaga profesional
dan dukungan
Hal ini diartikan sebagai kegiatan yang pelayanan kesehatan - termasuk diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi, pencegahan, dan pendidikan pasien - biasanya dilakukan oleh
tenaga profesional, tetapi juga termasuk kontribusi lain untuk peduli, terutama oleh
pasien dan keluarga mereka.
3. Hasil
Ini diartikan perubahan (diinginkan atau tidak diinginkan) pada individu dan populasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem. (Azwar, 1996). Pada administrasi kesehatan,
unsur sistem yang dapat berupaya menghasilkan pelayanan kesehatan dapat dilihat dari
hubungan unsur-unsur sistem antara lain Input (Masukan), Proccess (Proses), Output
(Keluaran), Impact (Dampak), Feedback (Umpan Balik) dan Environment (Lingkungan).
Metode penelitian
Penulisan skripsi ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan data pendukung
telaah dokumen pelatihan. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan melakukakan wawancara
mendalam terhadap informan penelitian terkait pelatihan. Penelitian ini dilakukan di bagian
SDI Diklat RSIJPK serta dua unit dengan porsi pelatihan terbesar dan terkecil. Penelitian
dilakukan Jl. Raya Pondok Kopi Jakarta Timur. Telepon: 021- 8630654. Waktu pelaksanaan
penelitian dilakukan pada bulan September 2014 Data Primer Teknik pengumpulan data
menggunakan data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dan
observasi. Wawancara mendalam dilakukan dengan 6 orang informan, yaitu: Manager SDI,
Kepala Seksi Pelatihan, Penanggung Jawab dan Kepala Unit X dan Y serta Observasi
terhadap ketersediaan SOP, sarana prasarana yang ada dan lain-lain . Data sekunder diperoleh
melalui telaah dokumen dan data-data yang berhubungan dengan kegiatan pelatihan seperti
laporan kebutuhan pelatihan, laporan pelaksanaan pelatihan, laporan evaluasi pelatihan, SOP
dan dokumen-dokumen yang menyangkut pelatihan. Instrumen penelitian terdiri dari peneliti
itu sendiri karena peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Peneliti
Hasil Penelitian
Grafik
Program
Pela-han
Unit
X
Tahun
2013
60
40
20
0
2013
Gambar 1
Tabel 1
Deskripsi SDM di Bagian Diklat Berdasarkan Kesesuaian Jabatan, Pendidikan
dan Lama Bekerja di RSIJPK
2014
Kepala √ 1
orang
Penanggung jawab √ √ √ 2
orang
Pelaksana √ √ √ 2
orang
Tabel 2
Tahun 2014
Pembahasan
Mondy (2005) menyatakan tahap pertama dari pelatihan dan pengembangan adalah
menentukan kebutuhan pelatihan. Kebutuhan pelatihan bisa ditentukan dengan analisis di
beberapa tahapan, diantaranya analisis organisasi yang mengacu berdasarkan pandangan
keseluruhan organisasi, strategi organisasi, tujuan, perencanaan korporasi, sepanjang sesuai
dengan hasil dari perencanaan sumber daya. Kedua adalah analisis tugas/ operasional yang
merupakan tahapan selanjutnya dari analisis adalah fokus kepada tugas di diperlukan untuk
mencapai tujuan dari organisasi. Job description sangat diperlukan dalam analisis tugas.
Terakhir adalah analisis pribadi yang merupakan tahap akhir dari menentukan kebutuhan. Hal
ini mencakup siapakah yang membutuhkan pelatihan? Penilaian kinerja dan wawancara serta
survey dari atasan sangat membantu pada tahap analisis pribadi.. Pelaksanan TNA yang
digunakan Bagian Diklat RSIJPK mengenai pelatihan umum belum berjalan secara optimal
karena pemahaman akan TNA pada setiap staf seharusnya lebih dikembangkan. Fried (2005)
mengemukakan bahwa terdapat analisis organisasi yang dapat dilakukan seperti melihat
renstra, visi rumah sakit maupun wawancara dengan kepala unit terkait mengenai analisis
organisasi yang dapat diterapkan oleh diklat. Sedangkan untuk analisis individu, beberapa
unit lebih merapkan sikap subjektifitas dalam pemilihan peserta pelatihan, didasarkan kepada
likes&dislike bukan berdasarkan analisis individu dimana terdapat unsur penilaian kinerja dan
lain-lain. Pelaksanaan analisis kebutuhan pelatihan ternyata belum sepenuhnya berjalan di
RSIJPK hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor selain pemahaman yang kurang tentang
TNA pada karyawan, selain itu terdapat faktor lain diantaranya adalah sponsor dari
perusahaan juga memegang peranan penting dalam kebutuhan pelatihan karena selama
pelatihan tersebut telah disokong dari segi pendanan dari sponsor maka walau dinilai kurang
sesuai dengan kebutuhan akan tetap terealisasi. Pada tahapan Implementasi metode pelatihan
lebih sering diselenggarakan secara eksternal training padahal menurut Mondy (2005)
pelatihan dapat terdiri dari bermacam metode tidak hanya metode tertentu seperti dapat
dilaksanakan on the job training atau lain-lain sebaiknya metode pelatihan dapat melibatkan
unit untuk pemilihannya sehingga benar-benar terpenuhi dari tingkat user. Sedangkan pada
tahapan evaluasi yang masih berjalan pada tahap pelaksanaan saja, diharapkan dijalankan
Kesimpulan
Saran
Dessler, Gery. (2000). Human Resource Management Eight Edition. New Jersey: Prenctice
Hall
Diklat RSIJPK. (2014) Company Profile RSIJPK. Jakarta: Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok
Kopi
Diklat RSIJPK.(2013) Data Pelatihan Tahun 2013. Jakarta: Rumah Sakit Islam Jakarta
Pondok Kopi
Diklat RSIJPK. (2014). Data Pelatihan Tahun 2014. Jakarta: Rumah Sakit Islam Jakarta
Pondok Kopi
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo
Ilyas, Yaslis. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia Rumah Sakit. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Ilyas, Yaslis.(2012). Kinerja Teori, Peneliaan dan Penelitian. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Irianto, Jusuf (2001) Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan.. Surabaya: Insan Cendikia
Kirkpatrick, Donald and James. 2007. Implementing The Four Levels A Pratical Guide For
Effective Evaluation Of Training Programs. San Fransisco:Berret Koehler
Mondy, R Wayne. 2005 . Human Resource Managemen Ninth Edition. New Jersey: Pearson
Prentice Hall
Kemenkes RI. (2009) Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor . 659 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. (2014). Company Profile 2014. Jakarta: Rumah
Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi.
UU RI No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. pada depkes.go.id Diakses pada tanggal 8
Oktober 2014.