You are on page 1of 8

1

Laporan Praktikum Kimia Organik TA 2016/2017

ESTERIFIKASI: SINTESIS ESTER VIA ASETAT ANHIDRAT


Ikko Haidar Farozy (1406574655), Ilham Faturachman (1406529771), Yasmine Nur
Fitria (1406603112)
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia,
Kampus UI Depok, 16424, Depok, Jawa Barat, Indonesia
E-mail: ikkohaidar@gmail.com

Abstrak

Ester adalah senyawa gabungan dari reaksi antara asam karboksilat dengan alcohol dengan penggunaan asam
kuat sebagai katalis dalam suasana asam. Reaksi esterifikasi yang dilakukan adalah esterifikasi dengan asetat
anhidrida yang menghasilkan produk akhir berupa ester asetat dan asam asetat, yang lebih efisien dan murni
dibandingkan dengan esterifikasi Fischer yang produk sampingannya air. Percobaan ini bertujuan untuk
memahami mekanisme reaksi, fungsi reaktan, dan perbedaan serta persamaan dengan esterifikasi Fischer.

1. PENDAHULUAN
Asetat anhidrida adalah suatu turunan dari asam asetat yang dibuat dengan mereaksikan
suatu klorida asam dengan ion dari asam asetat untuk membentuk asetat anhidrida, yang
bermanfaat untuk reaksi esterifikasi karena efisiensinya. Sementara ester sendiri adalah
senyawa hasil reaksi antara suatu asam karboksilat dengan alcohol pada suasana asam.
Esterifikasi menggunakan asetat anhidrida menghasilkan produk akhir berupa ester
asetat beserta asam asetat, yang keduanya dapat dipisahkan sehingga lebih efisien dibanding
esterifikasi Fischer di mana kadnungan air pada produk tidak dapat dipisahkan sepenuhnya.
Selain itu, reaksi esterifikasi ini juga tidak membentuk kesetimbangan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asetat Anhidrida
Adalah senyawa turunan anhidrida dari asam asetat yang secara harfiah artinya asam
asetat yang kehilangan molekul airnya. Asetat anhidrida tidak bisa langsung disintesis dari
asam asetat sendiri, tetpai disintesis dari turunan asam asetat yaitu klorida asam yang
direaksikan dengan ion asam asetat, karena sifatnya lebih reaktif dari asam asetat.
Senyawa ini memiliki massa molekul 102,088 gr/mol, titik didih 139,5 derajat Celsius,
dan titik leleh -73 derajat Celsius, dengan massa jenis 1,08 gr/mol.
2

Gambar 1: Struktur Asetat Anhidrida (Pubchem)

2.2 Benzil Alkohol


Benzil alcohol adalah senyawa alcohol dengan rumus molekul C6H5CH2OH di mana
gugus alkoholnya (metil alcohol) adalah substituent dari benzene, dengan warna bening dan
sedikit berbau, dengan massa molekul 108,14 gr/mol. Senyawa ini punya titik leleh -15,2
derajat Celsius dan titik didih 205,3 derajat Celsius, dan massa jenisnya 1,04 gr/ml.

Gambar 2: Struktur Benzil Alkohol (Sigma-Aldrich)

2.3 Reaksi Esterifikasi


Adalah reaksi yang melibatkan pembentukan ester, di mana asam karboksilat dan
alcohol direaksikan untuk menghasilkan ester. Reaksi esterifikasi umumnya memerlukan
katalis asam dan bersifat reversible, membentuk senyawa gabungan yang mempunyai rumus
molekul umum CH3COOR, dengan R adalah gugus alkil dari senyawa alcohol. Ikatan yang
terputus adalah ikatan C-O pada asam karboksilat, bukan ikatan O-H asam karboksilat,
ataupun ikatan C-O alcohol.
Meskipun reaksi ini umumnya bersifat reversible, tetapi reaksi tersebut dapat dibuat
supaya kesetimbangannya bergeser jauh ke sisi produk ester yang diinginkan dengan
membuang produk sampingan ataupun menggunakan reaktan secara berlebihan. Dengan cara
ini, reaksi akan berlangsung secara irreversible.
Dengan menggunakan asetat anhidrida, kesetimbangan reaksi dapat digeser jauh ke
produk yang diinginkan yaitu ester asetat dengan alcohol karena produk sampingannya yaitu
asam asetat dapat dipisahkan dengan proses dekantasi, sehingga hasil dari esterifikasi akan
menjadi optimal.
Reaksi umum esterifikasi adalah sebagai berikut:
3

Gambar 3: Contoh reaksi umum esterifikasi (An hour of chem a day)

3. METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat:

• Tabung reaksi
• Gelas beaker
• Ice bath
• Water bath
• Hotplate
• Pipet tetes
Bahan:

• Asetat Anhidrida
• H2SO4 pekat
• Benzil alcohol
• Akuades
• Larutan NaCl (Jenuh dan ½ jenuh)
• NaHCO3 5%
3.2 Langkah Kerja
1. Memasukkan 1,5ml asetat anhidrida ke tabung reaksi
2. Memasukkan tabung reaksi tersebut ke ice bath dan memindahkannya ke lemari asam
3. Menambahkan H2SO4 pekat dan benzil alcohol ke dalam tabung reaksi
4. Memasukkan tabung reaksi berisi campuran pada water bath (air panas dalam gelas beaker
200ml), pada menit ketiga ditambahkan 8 tetes akuades. Suhu dijaga 70 derajat Celsius
5. Setelah 5 menit pemanasan, didinginkan hingga suhu kamar
6. Menambahkan 3ml NaCl 1/2 jenuh, mengocok larutan selama 5 menit lalu didiamkan,
membuang lapisan bawah
7. Menambahkan 3ml NaHCO3 5%, mengocok larutan selama 5 menit lalu didiamkan,
membuang lapisan atas
8. Menambahkan 3ml NaCl jenuh, mengocok larutan selama 5 menit lalu didiamkan,
membuang lapisan atas
4

9. Mengukur volume pada lapisan bawah, dan kemudian massa dengan massa jenis
3.3 Penentuan Yield Reaksi
Persen yield dapat dihitung dengan perhitungan berikut:
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠
Sementara persen kesalahan relatif (KR) dapat dihitung dengan perhitungan berikut:
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠
%𝐾𝑅=|
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠
|𝑥100%

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil dan Perhitungan:
Massa ester = rho x volume = 1,054 gr/ml x 0,8ml = 0,843 gram
Mol benzil alcohol = (rho x volume) / massa relatif = (1 ml x 1,04 gr/ml) / 108,14 gr/mol =
0,009 mol
Mol asetat anhidrida = (rho x volume) / massa relatif = (1,5 ml x 1,08 gr/ml) / 102,088 gr/mol
= 0,016 mol
Reaksi:

Massa benzil etanoat teoretis = massa relatif x mol = 150,18 gr/mol x 0,009 mol = 1,352
gram
0,843 𝑔𝑟𝑎𝑚
%𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 = 1,352 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥100% = 62,4%

0,843−1,352
%𝐾𝑅=|
1,352
| 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥100% = 37,6%

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan reaksi esterifikasi, yaitu pembentukan senyawa ester,
yaitu senyawa turunan asam karboksilat yang atom H pada ikatan –OH digantikan oleh gugus
alkil R’, dengan rumus umumnya RCOOR’. Ester yang akan dibentuk kali ini adalah ester
dari asetat anhidrida, suatu turunan asam asetat juga, dengan benzil alcohol. Asetat anhidrida
dipilih karena menghasilkan produk sampingan berupa asam asetat yang dapat dipisahkan
dengan mudah.
5

Pertama-tama, reagen utama yaitu asetat anhidrida dimasukkan dalam tabung reaksi
sebelum kemudian dimasukkan dalam ice bath. Hanya setelah ini asam sulfat pekat dan
benzil alcohol dicampurkan ke dalam larutan asetat anhidrida. Asetat anhidrida dan benzil
alcohol adalah pereaksi utama, sedangkan asam sulfat pekat adalah katalis asam yang
menyediakan ion H+. Karena sifat asam sulfat adalah asam kuat, maka reaksi dilakukan
dalam tempat dingin untuk mengurangi energi kinetic sehingga tidak berlangsung terlalu kuat
karena jika terlalu kuat dapat membuat cipratan yang berbahaya. Oleh sebab ini juga reaksi
harus dilakukan dalam lemari asam.
Reaksi berlangsung dengan mekanisme sebagai berikut:

Gambar 4: Mekanisme reaksi esterifikasi dengan asetat anhidrida

Di mana terjadi penambahan atom H+ pada atom O di karbonil, dan kemudian terjadi
perpindahan electron dari ikatan rangkap menjadi PEB O sehingga salah satu karbon pada
asetat anhidrida menjadi karbokation dan memungkinkan serangan elektrofilik dari OH pada
alcohol
H dari OH kemudian terlepas menjadi H+ dan mengembalikan katalis dan kemudian
menyerang O tengah pada asetat anhidrida sehingga kemudian salah satu gugus asetat
terlepas dari asetat anhidrida menghasilkan asam asetat. Sedangkan gabungan dari alkanoat
dan alcohol mengalami resonansi dan kemudian katalis terlepas, sehingga menghasilkan
produk berupa benzil etanoat beserta asam asetat yang tereliminasi dari asetat anhidrida.
Eliminasi asam asetat sendiri analog dengan eliminasi air pada esterifikasi Fischer
karena akan terbentuk gugus –OH2+ yang kemudian terlepas membentuk H2O.
Setelah itu, campuran dipanaskan pada suhu 70 derajat Celsius agar reaksi jadi lebih
cepat kembali, selagi ditambahkan akuades. Akan tetapi, larutan tidak boleh dipanaskan
terlalu tinggi karena sifat reaktan cukup volatile sehingga rawan menguap, dan fungsi
akuades adalah untuk menghidroloisis asetat anhidrida yang tersisa dalam larutan.
Setelah dipanaskan, larutan ditambahkan dengan 3ml larutan NaCl ½ jenuh yang dibuat
dari membuat 3ml larutan NaCl jenuh + 3ml akuades lalu larutan dikocok dan didiamkan.
Fungsi penambahan larutan NaCl ½ jenuh adalah untuk memisahkan emulsi, yang terbukti
dengan terbentuknya dua lapisan berbeda. Lapisan atas yang jernih adalah ester, sedangkan
lapisan bawah adalah sisa asam sulfat, dan asam asetat yang terlarut dalam air.
6

Lapisan bawah dibuang sedangkan lapisan atas dipertahankan. Karena tidak


menggunakan labu ekstraksi akibat volumenya yang amat kecil, digunakan teknik pemisahan
di mana pipet ditahan sampai bagian bawah gelas ukur dan dilepas ketika demikian, sehingga
lapisan yang tersedot adalah lapisan bawah.
Setelah itu, larutan ditambahkan natrium bikarbonat 5%, yang bertujuan untuk
menetralisir asam yang masih juga tersisa karena sifat larutannya adalah membentuk buffer
bikarbonat, sehingga dapat menetralisir asam yang ada sebagai air dan karbon dioksida.
Setelah larutan dikocok dan didiamkan, larutan kembali terpisah atas dua lapisan. Meskipun
secara teoretis lapisan yang diinginkan adalah lapisan atas, tetapi yang terjadi adalah lapisan
bawah yang memuat ester, sehingga lapisan ataslah yang dibuang.
Reaksi buffer bikarbonat dengan asam adalah sebagai berikut:

Gambar 5: Reaksi kesetimbangan buffer bikarbonat pada suasana asam (Wikifoundry)

Setelah itu, larutan kembali ditambahkan larutan NaCl 1/2 jenu, dikocok, dipisahkan
dengan mengambil lapisan bawahnya (Meskipun secara teoretis lapisan ester harusnya ada di
atas), lalu ditambahkan larutan NaCl jenuh, agar emusli terpisah sempurna. Setelah dikocok
lalu didiamkan, terjadi pemisahan emulsi yang ditandai dengan terbentuknya dua lapisan
yang lebih jelas terlihat dibanding pemisahan emulsi pertama dan kedua. Lagi, justru lapisan
bawah yang terlihat jernih sedangkan lapisan atasnya keruh, di mana lapisan bawahnya
mengandung ester, sehingga lapisan bawahnya yang diambli, lapisan atas dibuang.
Didapatkan produk utama yang lebih murni yaitu ester benzil etanoat saja tanpa adanya
air, karena kandungan air dan asam telah dibuang pada proses ekstraksi
Ester yang terbentuk kemudian dipindahkan ke gelas ukur, volumenya diukur lalu
dihitung dengan rho agar dapat massanya. Didapatkan hasil massa ester 0,843gr dengan %
hasil 62,4% dan % KR 37,6%
Kemungkinan kesalahan pada posisi lapisan produk adalah karena ketidak telitian
praktikan pada saat pencampuran. Akan tetapi, pada praktikum-praktikum sebelumnya juga
terjadi hal yang sama, sehingga kemungkinan faktor reaktan yang sudah tercemar memainkan
peranan lebih besar.
Perbedaan antara esterifikasi metode ini dengan Fischer antara lain adalah:

• Produk: Produk sampingan metode ini adalah asam asetat, yang lebih mudah
dipisahkan dari produk utama dibandingkan dengan metode Fischer yang produk
sampingannya air
• Reaktan: Esterifikasi metode ini menggunakan asetat anhidrida, turunan dari asam
asetat. Asam asetat sendiri dipakai pada metode Fischer
• Proses: Eliminasi pada asetat anhidrida menghasilkan asam asetat, eliminasi pada
asam asetat menghasilkan air, sesuai dengan fakta bahwa ikatan –OH (Atau –OR
pada asetat anhidrida) yang terputus
7

• Metode pemisahan: Esterifikasi ini menggunakan pemisahan pada tabung reaksi


karena volume yang digunakan kecil, sedangkan metode Fischer menggunakan
metode labu pisah karena volumenya besar
Sedang kesamaannya adalah sebagai berikut:

• Katalis: Kedua reaksi mengandalkan katalis asam


• Pemutusan ikatan: Pada hakikatnya, terjadi eliminasi pada ikatan –OH pada asam
asetat (-OR pada asetat anhidrida). Yang berbeda adalah hasil eliminasinya apa
• Tipe reaksi: Keduanya adalah sintesis ester
5. KESIMPULAN
1. Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester, yang menggabungkan asam
karboksilat dengan alcohol membentuk alkil alkanoat
2. Reaksi esterifikasi ini berbeda dengan metode Fischer karena terutama menggunakan
reaktan asetat anhidrida
3. Mekanisme reaksi esterifikasi melibatkan pemutusan ikatan –OH pada asam asetat (-
OR pada asetat anhidrida) dan terjadi eliminasi
4. Reaksi esterifikasi melibatkan serangan elektrofilik pada karbokation di asetat yang
dilakukan oleh atom O pada –OH alcohol
5. Didapatkan hasil massa ester 0,843gr dengan % hasil 62,4% dan % KR 37,6%
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih dan rasa syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang tanpa
ijin dan bantuannya tidak mungkin akan selesai laporan ini. Selanjutnya Penulis juga
berterima kasih pada rekan kelompok Penulis, Yasmine Nur Fitria dan Ilham Faturachman
serta asisten lab Kak Ijal yang telah membantu jalannya praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

• https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/acetic_anhydride#section=Top, diakses
25 Oktober 2016
• Tim KBI Kimia Organik. 2016. Praktikum Kimia Organik. Depok: Universitas
Indonesia
• Fessenden, Ralp J. dan Joan S Fessenden. 1986. Organic Chemistry, Third Edition.
Belmont: Wadsworth, Inc.
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 6: Ester yang terbentuk


8

Gambar 7: Ester berada di bawah pada ekstraksi pertama

Gambar 8: Ester berada di atas pada ekstraksi kedua dan selanjutnya

You might also like