You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA) adalah suatu pembangkitan energi listrik dengan
mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik oleh turbin dan diubah lagi menjadi
energi listrik oleh generator dengan memanfaatkan ketinggian dan kecepatan aliran air.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber
energi listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi
pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara.
Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan.
Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk
besar di Indonesia, selain digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk
menjadi energi penghasil listrik. Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini
salah satunya disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,
dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik. Hal ini
ditujukan untuk menciptakan biaya produksi yang murah pada listrik di Indonesia.
Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit listrik tertua yang
pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula beberapa jenis pembangkit listrik
yang ada di dunia.
Seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga
pembangkit listrik tenaga nuklir. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara
merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energy mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel
minyak atau samadengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar
orang.
PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air
untuk kerjanya. Saat ini pengetahuan tentang PLTA perlu untuk diketahui oleh para
mahasiswa sebagai modal awal untuk kedepannya.

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 1


PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Masa itu
merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama di
dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu progresnya berjalan
lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan
bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar
minyak mulai menipis.

1.2 Rumusan Masalah


Dari berbagai pandangan mengenai pemanfaatan bendungan sebagai pembangkit listrik
tenaga air, maka dapat dirumuskan :
1. Apa yang dimaksud PLTA?
2. Jenis bendungan seperti apa yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik ?
3. Bagaimana prinsip kerja PLTA?
4. Apa saja yang didapat dari pembangunan PLTA?
5. Berapa besaran energy yang didapat dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA)?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang mengenai fungsi dan kegunaan bendungan sebagai
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengetahui jenis-jenis bendungan yang dapat digunakan sebagai generator pembangkit
listrik tenaga air.
2. Mengetahui jenis-jenis generator/turbin yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga
air (PLTA).
3. Memahami fungsi generator/turbin yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga air
(PLTA).
4. Mengetahui besaran energy yang didapat dari beroperasinya pembangkit listrik tenaga
air.

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Tenaga air merupakan sumber daya terpenting. Tenaga air memiliki beberapa keuntungan
yang tidak dapat dipisahkan. Bahan bakar untuk PLTU adalah batubara. Berdasarkan
pengertian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa bahan bakar untuk PLTA adalah air.
Nyatanya suatu jurnal teknis mengenai tenag air menamakannya sebagi batubara putih.
Tetapi keunggulan untuk bahan bakar PLTA ini sama sekali tidak akan habis terpakai
ataupun berubah menjadi yang lain.
PLTA tidak menghadapi masalah pembuangan limbah. PLTA meruapkan suatu sumber
energy yang abadi. Air melintas melalaui turbin tanpa kehilangan kemampuan pelayanan
untuk wilayah di hilirnya. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA sangat rendah.
Pada PLTA, transportasi batubara putih berlangsung secara alamiah. Turbin-turbin pada
PLTA bisa dioperasikan setiap saat dan cukup sederhana untuk dimengerti. Peralatan PLTA
yang mutakhir, umumnya memiliki peluang yang besar untuk bisa dioperasikan selama 50
tahun. PLTA bisa diamnfaatkan untuk cadangan yang bisa diandalakn pada sistem kelistrikan
terpadu.
2.1.1 Pengertian PLTA
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbinair)
dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator) Pembangkit
listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin
setelah itu air dibuang. Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di
pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial
(dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari
energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar
barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh
lebih 1 milyar orang.

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 3


Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan
tanaga listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah
tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau
jaringan transmisi.
2.1.2 Prinsip PLTA dan Konversi Energi
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis
dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan
adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi
energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa
dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air
(head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi, yaitu:
a. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu
akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana :
Ep : Energi Potensial
M : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga
timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 4


m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
c. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin.
Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi
kinetis. Besarnya energi mekanis. dirumuskan:
Em = T . ɷ . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ɷ : sudut putar
t : waktu (s)
d. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi
listrik sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
T : waktu (s)

2.2 Komponen Dasar PLTA


Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam
berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air
yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.
a. Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan
memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di
hubungkan ke generator.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air
masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 5


chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros,
bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum air turbin dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena
adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang
menghantam sudu.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan
memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di
hubungkan ke generator.
b. Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari
18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk
9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic
Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan
turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar
memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di
stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa
menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
o Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai
dengan persamaan:
η = 60 . f / P
Dimana:
η : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi
system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 6


o Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya
listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit.
o Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari
besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan
timbul magnet dari rotor. Sehingga didapat persamaan:
E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
c. Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step
up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau
industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.
Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam
ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan
pumped-storage plant.
d. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke
sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut
pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Jenis bendungan antara lain:
o Bendungan Beton
 Bendungan Gravitasi
 Bendungan Busur
 Bendungan Rongga

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 7


o Bendungan Urugan
 Bendungan Urugan Batu
 Bendungan Tanah
o Bendungan Kerangka Baja
o Bendungan Tanah

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 8


BAB III

KONSEP PEMBAHASAN

3.1 Jenis-Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang di hubungkan ke
Turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik
tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun melainkan juga
meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga
ombak. Hidroelektrisitas adalah sumber energi terbarukan. Adapun jenis-jenis pembangkit
listrik tenaga air (PLTA) sebagai berikut :
3.1.1 PLTA Berdasarkan Tinggi Terjun
1. PLTA Jenis Terusan Air (Water Way)
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan
mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengankemiringan (gradient) yang agak
kecil.
Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan
kemiringan sungai.
2. PLTA Jenis DAM/Bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai, pembuatan
bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dibagian hulu sungai
guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar sebagai pembangkit listrik.
3. PLTA Jenis Terusan dan DAM (Campurn)
Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi
energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.
3.1.2 PLTA Berdasarkan Aliran Sungai
1. PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)
Banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini membangkitkan listrik
dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri secara alamiah.
2. PLTA Dengan Kolam Pengatur (regulatoring pond)

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 9


Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan menggunakan kolam
pengatur yang dibangun melintang sungai dan membangkitkan listrik sesuai
dengan beban.
Disamping itu juga dibangun kolam pengatur di hilir untuk dipakai pada waktu
beban puncak (peaking power plant) dengan suatu waduk yang mempunyai
kapasitas besar yang akan mengatur perubahan air pada waktu beban puncak
sehingga energi yang dihasilkan lebih maksimal.
3. Pusat Listrik Jenis Waduk (reservoir)
Dibuat dengan cara membangun suatu waduk yang melintang sungai, sehingga
terbentuk seperti danau buatan, atau dapat dibuat dari danau asli sebagai
penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau.
4. PLTA Jenis Pumpa (pumped storage)
adalah jenis PLTA yang memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan ketika
musim hujan atau pada saat pemakaian tenaga listrik berkurang saat tengah malam,
pada waktu ini sebgian turbin berfungsi sebagai pompa untuk memompa air yang
di hilir ke hulu, jadui pembangkit ini memanfaatkan kembali air yang dipakai saat
beban puncak dan dipompa ke atas lagi saat beban puncak terlewati.

3.2 Jenis-Jenis Turbin Air


Turbin atau kincir adalah komponen utama dalam proses pembangkitan tenaga listrik,
turbin berfungsi sebagai pemutar generator. Jenis-jenis turbin air :
1. Turbin Impuls
Turbin impuls atau nama lainnya turbin tahapan impuls
merupakan turbin sederhana berotor satu atau
gabungan yang mempunyai sudut-sudut pada rotor.
Sudut berbentuk simetris dan mempunyai sudut masuk
dan sudut keluar. Berbagai macam jenis turbin impuls.
Ada beberapa macam turbin impuls seperti turbin satu
tahap, turbin impuls gabungan, dan turbin impuls
gabungan kecepatan.

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 10


Selain itu, turbin impuls memiliki ciri seperti proses pengembangan uap ataupun
penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudut diam (nosel), dan akibat tekanan dalam
turbin sama yang disebut dengan Tekanan Rata.

2. Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu terdiri dari baris sudu tetap dan dua baris sudu
gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena
memiliki sudut yang tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama
dengan sudu tetap walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Turbin reaksi memiliki ciri-ciri diantaranya penurunan tekanan uap sebagian terjadi di
nosel dan sudut gerak, dan memiliki perbedaan tekanan di dalam turbin yang disebut
Tekanan Bertingkat.

3. Turbin Pelton
Jenis turbin ini dibagi menjadi 2 macam yaitu : Turbin pelton dengan poros mendatar dan
turbin pelton dengan poros tegak.

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 11


Gambar turbin pelton poros mendatar Gambar turbin pelton potos tegak

3.3 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:
1. Berdasarkan tujuan
Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai air,
irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga
listrik.
2. Berdasarkan keadaan hidraulik
Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan prinsip
dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang menggunakan
prinsip ini. Yaitu:
o Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang menggunakan
kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai.
o Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan yaitu
pembangkitan menggunakan konsep perputaran kembali air yang sama denagn
mempergunakan pompa, yang dilakukan saat pembangkit melayani permintaan
tenaga listrik yang tidak begitu berat.
o Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun air laut
menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas. Gambaran siklus air pasang
adalah perbedaan naiknya permukaan air pada waktu air pasang dan pada waktu air
surut. Air pada waktu pasang berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat disalurkan

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 12


ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi tersebut. Air akan dialirkan
kelaut pada waktu surut melalui turbin-turbin.
o Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan sebuah sumber
air yang besar seperti air laut yang masuk ke sebuah penurunan topografis yang
alamiah, yang didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian tekanan air untuk
membangkitkan tenaga listrik.
3. Berdasarkan Sistem Pengoperasian
Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan
permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang
mempunyai banyak unit.
4. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.
Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut diperlukan
ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun. Tanpa
kolam penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan
normal.
5. Berdasarkan Lokasi dan Topografi
Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran. Pembangkit di
pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di daerah dataran
berupa tanggul.
6. Berdasarkan Kapasitas PLTA
Menurut Mesonyi:
o Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW
o Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan : 1000 kW
o Kapasitas menengah PLTA sampai dengan : 10000 kW
o Kapasitas tertinggi diatas : 10000 kW
7. Berdasarkan ketinggian tekanan air
o PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari : <15 m
o PLTA dengan tekan air menengah berkisar : 15 m – 70 m
o PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar : 71 m – 250 m
o PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi : > 250 m
8. Berdasarkan bangunan/konstruksi utama

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 13


Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:
o Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus menjamin bahwa
pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi
pembangkit listrik. Dengan demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai kolam
cadangan untuk penyimpanan air yang besar, juga mempunyai sebuah saluran
pengatur jalannya air dari kolam penyimpanan itu.
o Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah, maka bendungan itu
merupakan lokasi utama dalam menciptakan sebauh kolam penampung cadangan air,
dan konstruksi bangunan terletak pada sisi tanggul.
o Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan, aliran air yang dialirkan
melalui sebauh terusan ke konstruksi bangunan yang lokasinya cukup jauh dari kolam
penyimpanan. Air dari lokasi bangunan dikeringkan ke dalam sungai semula denagn
suatu pengalihan aliran air. Pembangkt listrik tenaga air dengan pengalihan
ketinggian, tekanan air dialirkan melalui sebuah sitem terowongan dan terusan yang
menuju kolam cadangan diatas, atau aliran lain melalui lokasi bangunan ini.

3.4 Parameter yang mempengaruhi pengoperasian PLTA


Setiap pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), variabel yang menjadi
permasalahan teknik maupun non teknik dalam parameter pengoperasian selalu
dipertimbangkan. Dalam hal ini, parameter yang mempengaruhi pengoperasian PLTA sebagi
berikut :
1. Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim
penghujan. Maupun musim kemaraupanjang, diperlukan perhitungan besar volume air
yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus
dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila terjadi banjir, berapa besar
volume air yang harus dibuang keluar dari waduk / dam melalui pintu pembungan air,
sehingga tetap terjadi keseimbangan air dalam waduk / dam, dengan demikian dapat
dihindari kerusakan bangunan waduk / dam maupun perangkat keras pendukung lainnya.
Untuk kebutuhan perhitungan keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada
dalam waduk / dam, dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 14


keadaan air yang akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam. Pengukuran tersebut
dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada DAS dalam waduk / dam
tersebut.
2. Konstruksi Saluran Air ke Turbin
Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang dialirkan ke
turbin. Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi debit air yang
dialirkan beserta konstruksi dan penempatan saluran air yang mengalirkan air tersebut.
Semakin lebar diameter dan semakin tinggi pintu saluran air dibuka, semakin besar debit
air yang dialirkan, semakin tinggi tekanan air yang terjadi masuk ke turbin. Selain hal
tersebut diatas, rancangan dan peletakan saluran air tersebut, juga mempengaruhi tekanan
air yang dialirkan ke turbin.
Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi operasi PLTA, disebabkan
oleh :
o Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim
penghujan maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar volume air
yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus
dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin.
Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari waduk /
dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air dalam
waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan waduk / dam
maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan keadaan
air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk / dam, dilakukan
pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air yang akan masuk
maupun yang ada dalam waduk/dam.
Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada DAS
dalam waduk / dam tersebut. Data hasil pengukuran yang diperoleh pada stasiun
pengukuran, ditransmisikan melalui media komunikasi yang digunakan ke pusat
kontrol operasi PLTA untuk diproses sesuai fungsinya dalam sistem kontrol tersebut.
o Aliran dasar ( Base flow)
o Tinggi muka air

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 15


o Kehilangan air karena keadaan lingkungan
Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan, dipengaruhi antara
lain:
 Suhu udara semakin tinggi suhu udara, semakin besar kehilangan air.
 Kelembaban semakin kecil kelembaban (humidity), semakin besar kehilangan air.
 Kecepatan angin semakin cepat kecepatan angin berhembus, semakin besar
kehilangan air.
 Penyinaran matahari semakin panas dan semakin lama penyinaran matahari,
semakin besar kehilangan air.
o Keadaan DAS
Parameter keadaan DAS dipengaruhi beberapa parameter, antara lain :
 Vagitasi semakin rapat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan (pohon) dalam DAS,
semakin besar aliran dasar sungai.
 Penduduk semakin padat / ramai penduduk yang bermukim dalam DAS, semakin
besar kehilangan air.
 Industri semakin banyak industri yang beroperasi dalam DAS, semakin besar
kehilangan air.

3.5 Potensi EBT Dari Pembangunan PLTA


Sejalan dengan pertumbuhan infrastruktur dan ekonomi, kebutuhan energi listrik
Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat dengan pesat hingga mencapai tiga
kali lipat. Selain itu, pembangkit listrik yang digunakan Indonesia saat ini untuk
Gambar persediaan bahan bakar fosil memenuhi kebutuhan energi
yang terbatas listriknya, sebagian besar juga
merupakan pembangkit listrik yang
berbahan bakar fosil, seperti minyak
bumi, gas alam, dan batubara.
Apabila Indonesia terus bergantung
dengan sumber energi ini, tentu saja

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 16


hal ini bukan pilihan yang bijaksana karena hanya akan menimbulkan permasalahan
dikemudian hari akibat persediaan bahan bakarnya di dunia yang terbatas. Seperti yang
ditunjukkan oleh gambar di atas, persediaan bahan bakar fosil di dunia ini adalah terbatas.
Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil diperkirakan hanya akan bertahan sampai
40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam, dan 200 tahun untuk batu bara.
Kondisi keterbatasan sumber energi di tengah semakin meningkatnya kebutuhan energi dunia
dari tahun ketahun, serta tuntutan untuk melindungi bumi dari pemanasan global/polusi
lingkungan menjadikan tantangan buat Indonesia untuk segera menguasai teknologi baru
sumber energi yang terbarukan.
Di antara sumber energi alternatif yang tersedia saat ini yang banyak dikembangkan di
dunia (seperti tenaga nuklir, angin, air, gelombang air laut, surya, tenaga panas bumi, tenaga
hidrogen, dan bio-energi), pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu
pembangkit listrik yang dapat dikembangkan di Indonesia untuk skala mikro dan mini untuk
memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil.
Ukuran Kapasitas Listrik (MW)
Mikro <0.1
Kecil 0.1-30
Besar >30
Sumber : DoE HydroPower, 2002.
Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit listrik tenaga
air tergantung pada besarnya potensial energi air pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan
laju aliran airnya perluas penampang kanal air perdetiknya. Daya teoritis kasar (P kW) yang
tersedia dapat ditulis sebagai berikut:
P = 9.81 qh
Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air menjadi daya
mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis lainnya memiliki efisiensi yang
berkisar 85% hingga 90%, daya listrik yang dibangkitkan akan lebih kecil dari energi kasar
yang tersedia.

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 17


BAB IV

PENUTUP

4.1 Penutup
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam
berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air
yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh
waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6
miliar kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh
air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan
seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling
digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin
terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri.
Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 18


DAFTAR PUSTAKA

M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi, Sutanto.


Pembangkit Listrik Tenaga Air, 1991. et 1. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press).
Kadir, Abdul, 1995. Energi; Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi.
Cet 1. Edisi Kedua/ Revisi - Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Pranata Ongki. 2016. Pembangkit Listrik Tenaga Air (BTA). Makalah.
Three Immanuel. 2015. Pembangkit Listrik Tenaga Air. Makalah.
https://indone5ia.wordpress.com/2011/05/13/pembangkit-listrik-tenaga-air-plta-alternatif-
energi-masa-depan-indonesia/

Potensi Energi Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) | 19

You might also like