Professional Documents
Culture Documents
Nama : Asrul
Nim : 60700112042
Kelompok : I (satu)
Telah diperiksa dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima
Mengetahui
B. Pembahasan
8. Tabung reaksi
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan
mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi, dapat berupa
kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung
reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar)
dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang
kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak
terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl atau NaOH saat mengatur
12. Penjepit/gegep
Gegep (penjepit tabung) berfungsi untuk menjepit tabung khususnya tabung reaksi. Cara
menggunakannya adalah dengan menekan pemegang penjepit kemudian menjepit tabung dengan
Batang pengaduk berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah sedikit dan juga berfungsi
Untuk mengaduk dan sebagai alat untuk memasukkan zat cair kedalam labu Erlenmeyer. Batang
pengaduk bentuknya bulat panjang dan masing-masing ujungnya tipis. Batang pengduk ini
Botol semprot berfungsi Untuk menyimpan aquadest dan untuk membersihkan dinding bejana.
Botol semprot ini dapat juga digunakan untuk memasukkan cairan kedalam labu dalam jumlah
17. Corong
Corong berfungsi untuk memasukkan suatu larutan ke dalam suatu tempat yang mempunyai
mulut yang kecil. Penggunaannya dengan cara menuangkan larutan langsung ke dalam mulut
corong, dimana sebelumnya ujung corong telah dimasukkan ke dalam mulut tabung.
ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume
19. Erlenmeyer
Labu erlemeyer terbuat dari kaca yang tahan panas dengan dinding yang tipis untuk
memudahkan pemindahan panas dan mengurangi tegangan. Labu erlenmeyer berfungsi untuk
menampung larutan, bahan atau cairan yang digunakan untuk meracik dan menghomogenkan
bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan
lain-lain.
http://asrultoosilajara.blogspot.co.id/2013/12/laporan-pengenalan-alat-alat.html
3.2.11 Spatula
Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan di tempat
menyimpan bahan seperti kaca arloji.
3.2.12 Batang pengaduk
Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu amati.
3.2.13 Kawat Kasa
Letakkan kawat kasa di atas Bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan alat
gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan.
3.2.14 Kaki Tiga
Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa.
3.2.15 Labu Ukur
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan kain lap.
Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat dengan bantuan kertas
isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk
melarutkannya. Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan.
3.2.16 Termometer
Cara menggunakannya yaitu termometer dimasukkan ke dalam suatu larutan lalu
perhatikan suhu larutan atau perubahan suhu yang terjadi.
3.2.17 Rak Tabung Reaksi
Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang ada
dalam rak tabung reaksi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
No Nama Fungsi
1 Gelas piala · Tempat menyimpan larutan
· Tempat untuk memanaskan larutan kimia,untuk
menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan
2 Erlenmeyer · Tempat mereaksikan zat dan atau mencampur zat
· Digunakan sebagai tempat zat yang akan di titrasi
3 Labu ukur · Tempat membuat larutan dan mengencerkan larutan
BAB V
PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
1. Gelas kimia
Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan dan media pemanasan
cairan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap.
Simpan larutan didalamnya.
2. Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang
dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan cara menggunakannya yaitu
dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu
dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu erlenmeyernya larutan, menampung filtrate
hasil penyaringan, dan menampung titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi. 3. Labu
ukur
Labu dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena
panas karena dapat memuai berfungsi untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan
dengan kain lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat
dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas. Lalu
dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu
homogenkan.
4.Petridish
Tempat untuk membiakkan mikroba
5.Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau
plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.
6. Kaca arloji
Terbuat dari kaca bening dan memiliki berbagai ukuran berfungsi sebagai penutup gelas
kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, dan tempat untuk
mengeringkan padatan dalam desikator. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu
dengan tissue atau lap, kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan sebagai tutup
gelas kimia, atau letakkan bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca arloji tersebut.
7. Tabung reaksi
Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca borosilikat tahan
panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi
kimia dalam skala kecil. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi
dengan aqua dm setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan
direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
8. Cawan
Terbuat dari porselen, berfungsi untuk mrnguapkan larutan.masukkan bahan atau
larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu panaskan atau uapkan ke dalam oven
9. Mortar dan Pastle
Terbuat dari kaca, porselen, atau batu granit berfungsi untuk menghancurkan dan
mencampurkan padatan. Cara menggunakannya yaitu masukkan bahan kimia berupa padatan ke
dalam lumpang (Mortar) dan gerus hingga halus menggunakan alu (Pastle).
10.Krush
Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-logam.
11.Pipet tetes
Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil
12. Pipet volum
Untuk mengukur volume larutan
19. Corong
Digunakan untuk memasukan atau memidahkan larutan penyaringan setelah diberikertas
saring
20 Rak tabung reaksi
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang – lubang seukuran tabung reaksi
berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara menggunakannya yaitu letakkan
tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.
21.Penjepit tabung reaksi
Untuk menjepit tabung reaksi.
22.Statif dan klem
Sebagai penjepit, misalnya:
- Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi
- Menjepit buret dalam proses titrasi
- Untuk menjepit kondensor pada proses destilasi
23 Sikat tabung reaksi
Untuk membersihkan tabung reaksi setelah digunakan untuk praktikum.
24.Segitiga
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu
penyaringan.
25.Bola hisap
Untuk menghisap larutan yang akan dipindahkan dari botol larutan
26.Lampu spritus
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu
proses.
27.Bunsen
untuk memanaskan larutan,dan dapat juga digunakan untuk sterillisasi dalam suatu proses
28. Kaki tiga
Besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. Cara
menggunakannya yaitu diletakkan di antara bunsen dan kawat kasa.
29.Botol semprot
Tempat meletakkan aquades
30. Kawat kasa
Kawat yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di atas bunsen dengan disangga kaki tiga.
Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan
31.Klem utilitas
Untuk menjepit alat alat gelas seperti,erlenmeyer,gelas piala,dll.
32.Oven
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan
bahan yang dalam keadaan basah.
33.Tanur
Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °c.
34.Hot plate
Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.
35. Timbangan analitis
Untuk menimbang zat
36. Termometer
Terbuat dari kaca yang tahan panas. Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu
ataupun perubahan suhu. Thermometer terdapat berbagai jenis dan satuan derajat yang berbeda,
misalnya thermometer celcius, fahrenheit dan kelvin. Cara menggunakannya yaitu termometer
dimasukkan ke dalam suatu larutan lalu perhatikan suhu larutan atau perubahan suhu yang terjadi
37. Tabung sentrifuse
Tabung sentrifuse terbuat dari kaca, sama seperti tabung reaksi. Namun pada ujung
bawahnya agak mengecil. Tabung sentrifuse berfungsi sebagai tabung/perantara untuk
memisahkan larutan dan endapan. Cara menggunkannya yaitu larutan yang akan disentrifuga
dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse. Lalu dimasukkan kea lat sentifugase.
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
http://apriansyaabdullah.blogspot.co.id/2014/03/contoh-laporan-praktikum-pengenalan.html
Success is My Life
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan
melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini.
Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal
ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti
dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy,
1999: 5).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta
fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan
memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya
alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas
air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat
gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat
gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu
ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain
seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain.
Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk
memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-
hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk
memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang
mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan
itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk
memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang
tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang
tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang
berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang
secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan
atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu
volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika
permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan
pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca
keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran,
kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day dan
Underwood, 1999 : 577-578).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan alat
ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan
timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan
maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut
masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium.
Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika tidak,
berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya yang keliru. Ada
hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai saat ini,
karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu penelitian memerlukan dana, tenaga
dan waktu yang banyak, maka kesalahan hipotesis akan mengakibatkan percobaan yang
dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga
dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah
(Syukri, 1999 : 3).
1.
1.4.2 Pembahasan
1.4.2.1 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Dari hasil data pengamatan tersebut setiap praktikan harus mampu mengenal dan
memahami fungsi, cara penggunaan dan perbedaan berbagai macam alat yang ada di
laboratorium. Sebelum menggunakan alat laboratorium terlebih dahulu harus dicuci agar steril.
Alat-alat laboratorium dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : alat gelas, alat pemanas dan
alat lainnya seperti gelas arloji, pengaduk gelas, corong dan botol semprot. Alat-alat seperti statif
digunakan untuk menyangga buret, propipet untuk menyedot cairan pada pipet.
1.4.2.3 Penyaringan
Penyaringan pada percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini
disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan CaCO3, nantinya
akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali kedalam larutan, karena molekulnya
lebih besar daripada pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3 berwarna putih.
1.4.2.5 Pengenceran
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu ukur, dihitung jumlah zat
yang akan diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan
diencerkan harus dihitung terlebih dahulu. Tujuan pengenceran adalah untuk memperkecil
konsentrasi dan memperbesar volume suatu larutan.
1.5 PENUTUP
1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Dalam penggunaan alat-alat dilaboratorium harus sesuai dengan petunjuk seperti cara
penggunaan alat, meletakan dan juga cara menggunakan alat dari listrik.
2. Perlu memperhatikan sifat dari bahan kimia karena berbahaya.
3. Alat-alat gelas mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi dibandingkan alat-alat lainnya,
karena alat-alat gelas terbuat dari bahan kaca yang mudah pecah.
4. Pastikan alat-alat yang digunakan bersih dan steril.
5. Pada proses penyaringan berguna untuk menyaring endapan atau zat hasil dari suatu
percampuran larutan.
6. Pada proses penimbangan berguna untuk menimbang bahan kimia dengan benar
menggunakan neraca analitis.
7. Pada proses pengenceran berguna untuk mengencerkan berbagai bahan kimia dengan benar.
8. Pada proses titrasi, apabila larutan berwarna gelap maka yang dibaca adalah miniskus atas, dan
apabila larutan berwarna bening maka yang dibaca adalah miniskus bawah.
1.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat
dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Ketika percobaan
berlangsung praktikan harus bisa menjaga keselamatan kelompok, jangan egois, serta sesama
praktikan tidak boleh bercanda ketika percobaan sedang berlngsung.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Lampiran
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM dan KEGUNAANNYA
I PENDAHULUAN
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Gelas kimia, (2) Labu erlemeyer, (3) Gelas ukur, (4) Pipet,
(5) Buret, (6) Tabung reaksi, (7) Kaca arloji, (8) Corong, (9) Cawan, (10) Mortar dan pastle, (11)
Spatula, batang pengaduk, (12) Kawat kasa, (13) Kaki tiga, (14) Labu ukur, (15) Botol semprot,
(16) Pipa U, (17) Pipet volimetrik, (18) Plat tetes, (19) Rak tabung reaksi, (20) Klem, (21) Statif,
(22) Tabung sentrifuge.
2.1 Gelas Kimia
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingya. Terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 C. Ukuran alat ada yang 50 mL, 100 mL
dan 2 L. Fungsinya untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan, media pemanasan cairan.
2.2 Labu Erlemeyer
Erlenmeyer terbuat dari Bahan gelas borosilikat.Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas
semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya, ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L,
bedanya dengan gelas kimia adalah bentuknya yang mempunyai mulut yang sempit. Fungsinya
untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampun filtrate hasil penyaringan, menampung
titran pada proses titrasi.
2.3 Gelas Ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya.Terbuat dari kaca atau plastic yang
tidak tahan panas.Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Fungsinya untuk mengukur volume
larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlha tertentu.
2.4 Pipet
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.
2.5 Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki keran di ujungnya.Ukurannya mulai dari 5 dan 10
ml(mikroburet) dengan sekala 0,01 ml, dan 25 dan50 ml dengan sekala 0,05 ml. fungsinya untuk
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
2.6 Tabung Reaksi
Berupa tabung yang kadang di lengkapi dengan tutup.Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas,
terdidri dari berbagai ukuran.Fungsinya sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan
untuk untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil.
2.7 Kaca Arloji
Terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter. Fungsinya untuk penutup gelas
kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, dan tempat untuk
mengeringkan padatan dalam desikator.
2.8 Corong
Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri
dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan
kertas saring ke dalam corong tersebut. Fungsinya untuk mnyaring campuran kimia.
2.9 Cawan
Terbuat terbuat dari porselen. Funsinya untuk menguapkan larutan.
2.10 Mortar dan Pastle
Terbuat dari porselen, kaca atau batu granit. Fungsinya untuk menghancurkan dan
mencampurkan padatan.
2.11 Spatula
Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunnium.
Fungsinya untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan di pakai untuk mengaduk
larutan.
2.12 Batang Pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas. Fungsinya di gunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas
kimia
2.13 Kawat Kasa
Kawat yang di lapisi dengan asbes. Funginya sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal
dari suatu pembakar.
2.14 Kaki Tiga
Besi yang menyangga ring.Digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.
2.15 Labu Ukur
Labu dengan leher yang panjang dan bertutup terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas
karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 ml hingga 2 L. Fungsinya untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
2.16 Botol Penyemprotan
Botol ini digunakan untuk menyimpan aquades dan berwarna putih.Botol ini digunakan untuk
menyemprot alat-alat untuk diseterilkan.
2.17 Pipet Volumetri
Untuk mengukur volume zat atau larutan dengan ketelitan tertentu.
2.18 Plat Tetes
Bentuknya persegi panjang dan terdapat 8 lubang kecil.Fungsinya untuk tempat mereaksikan
larutan.
2.19 Rak Tabung Reaksi
Reaksi terbuat dari kayu yang berbentuk persegi danterdapat lubang-lubang sebagai tempat
meletakan tabung reaksi.
2.20 Klem
Klem terbuat dari logam berupa besi dan lapisi oleh karet untuk menjaga atau agar buret tidak
terlepas pada saat dijepit. Klem buret ini berfungsi supaya buret seimbang dan tidak jatuh pada
saat melakukan praktikum titrasi.
2.21 Statif
Statif terbuat dari logam berupa besi yang biasanya digunakan sebagaitempat atau batang
klem.Statis ini berfungsi sebagai tiang penyangga untuk destilasi, titrasi dan penyarinan, hal ini
dikarenakan tabung buret yang pajang sehingga tidak mungkin untuk dipegang oleh prakrikan
pada saat akan menitrasi atau destilasi.
2.22 Tabung Sentrifuge
Tabung ini brfungsi untuk memisahkan antara larutan dan endapan dengan sendirinya.
Digunakan untuk
Simpen kawat kasa diatas
6. menahan kawat kasa
kaki tiga.
dalam pemanasan.
Digunakan untuk
Masukan suatu larutan lalu
12. menstabilkan suhu
tutup termostat.
larutan.
100 ml
Digunakan untuk
Ambil tanggrus lalu
menjepit gelas kimia dan
20. jepitkan pada gelas kimia
cawan pada keadaan
dalam keadaan panas.
panas.
Masukan termometer
kedalam cairan yang akan
Untuk mengukur suhu
30. diukur suhunya, nanti akan
atau perubahan suhu.
terlihat berapa ukuran
suhunya.
http://adesazaliana.blogspot.co.id/2013/09/laporan-pengenalan-alat-alat-praktikum.html
2 Tabung Reaksi
3. Beker Gelas
5 Pipet Ukur
7 Pipet Tetes
9 Botol Semprot
menyimpan aquadest dan digunakan untuk mencuci atau membilas alat-alat dan bahan
10 Cawan Porselin
Wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi
11 Kawat Nikrom
12 Erlenmeyer
Menyimpan dan memanaskan larutan dan menampung filtrate hasil penyaringan.
13 Pembakar Spirtus
14 Batang Pengaduk
Mengaduk larutan
15 Kaca Arloji
16 Klem Buret
Memegang buret yang digunakan untuk titrasi
17 Statif
18 Kertas saring
Menyaring larutan
21 Corong
22 Kawat kasa
23 Buret
24 Pipet gondok
Dipakai untuk mengambil larutan dengan volume tertentu
25 Plat Tetes
26 Lemari Asam
27 Oven
28 Neraca
29 Bunsen
Keperluan penggunaan api
30 Kertas indikator
Menentukan pH larutan
31 Centrifuge
32 Eksikator
Mendinginkan zat
33 Corong Pisah
Memisahkan larutan dan gas
34 Mikropipet
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah di dalam laboratorium
mikrobiologi alat-alat yang digunakan diantaranya alat-alat yang terbuat dari gelas seperti gelas
objek, cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer, ose, pipet tetes, batang pengaduk, corong dan
gelas ukur, alat-alat sterilisasi seperti coloni counter, oven, inkobator, autoklaf dan laminator air
flow/lemari asam, alat-alat lainnya seperti mikroskop, neraca analitik, penjepit/gegep, bunsen,
botol semprot.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah sebaiknya para
praktikan harus bekerja semua dalam laboratorium, sehingga semua praktikan biar mengetahui
Anonim. Pengenalan Alat-Alat Mikrobiologi. http://validator.w3 .org/ check/referer. Diakses pada tanggal
29 mei 2013.
Anonim. Pengenalan Alat Mikrobiologi, http://www.blogger.com/blog-this.g. Diakses pada tanggal 29 Mei
2013
Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk.
Erlangga. Jakarta. 1998
Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. 2003
Ginting, Tjurmin. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian. 2000
Khasani. Prosedur alat-alat Kimia.Yogyakarta : liberty. 1990
Lay, W. B. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. 1994
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja
danfungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna,kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan
sangatmempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan
ketepatan penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).
Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan
kitadapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan
fungsinyakita juga harus mengetahui cara kerja dan sistematika penggunaan alat-alat tersebut
secaratepat dan akurat, karena dengan mengetahui sistematika atau langkah-langkah
penggunaanalat akan membuat praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang
dapatterjadi pada alat saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerjaserta
fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan
dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-
masing alat, praktikan dapatmelaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja
atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun
sakitatau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari
rasakhawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman,
produktif,dan efesien (Khasani, 1990
).Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat
gelas.Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut
dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakanap
abila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratoriumuntuk
menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadidapat
berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering
digunakandalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-
nama alat, fungsi, dan cara penggunaanalat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang
akan dilakukan berjalan dengan baik(Setiawati, 2002).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang
digunakan.Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari
gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan
terhadap panas, dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan
alatdan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).
Buret adalah alat yang digunakan pada saat proses titrasi. Zat yang digunakan untukmenitrasi
ditempatkan pada buret.Masih ada peralatan gelas lainnya seperti tabung reaksi.Sesuai dengan
namanya, tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan suatu zat. Tak hanya itu,di laboratorium
juga terdapat botol semprot yang berfungsi untuk menyimpan aquadest.Terdapat pula kaca arloji.
Alat yang terbuat dari kaca bening ini terdiri dari berbagaiukuran diameter. Kaca arloji berfungsi
untuk mengeringkan padatan dalam desikator, sebagaitempat saat menimbang bahan kimia dan
sebagai penutup gelas kimia saat memanaskansampel.
5.1.2 Peralatan non Gelas
Alat
–
alat non gelas yang ada dilaboratorium adalah :Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan
lubang
–
lubang seukuran tabung
reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara menggunakannya yaitu letakkant
abung reaksi kedalam lubang
–
lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.Kaki Tiga adalah Besi penyangga ring berfungsi untuk
menahan kawat kasa dalam pemanasan. Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen
dan kawat kasa.Kawat Kasa yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran
panasyang berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di atas Bunsen dengan disangga
kakitiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan.Spatula berupa
sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel
atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan
dipakaiuntuk mengaduk larutan.Bola Hisap Untuk menghisap larutan yang akan dari botol
larutan. Untuk larutan selainair sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan
pada pipet ukur.Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan
untukmengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.Hot Plate Untuk memanaskan larutan.
Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.Timbangan analitis sebagai tempat untuk
menimbang zat-zat yang akan ditimbangdalam skala kecil.Tanur Digunakan sebagai pemanas
pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C. dan untukmenentukan kadar abu
digunakan untuk mengukur volume larutan dan memiliki skalamillimeter(mL) yang dibaca dari
0 mL hingga sampai angka gelas ukur.
Pipet Volume
mempunyai volume 1,2,5, dan 10 mL.hanya digunakan mengambil larutanyang sesuai volume
pipet volume dan bola hisap digunakan sebagai alat bantu menyedotlarutan ke dalam pipet.
5.2.3 Menggunakan neraca
Ada tiga jenis neraca,yaitu:-Neraca palang tiga mempunyai ketelitian 0,1-0,01 gram.-Neraca
beban mempunyai ketelitian 0,01 gram -0,1 mgram-Neraca analitis mempunyai ketelitian 0,001
gram-0,01 mgram.
5.2.4 Teknik menggunakan Buret untuk titrasi
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memilkigaris ukur dan
sumbat keran pada bagian bawahnya.Buret digunakan untuk meneteskansejumlah reagen cair
dalam eksperimen yang melakukan presisi,seperti pada eksperimentitrasi.Oleh karena presisi
buret yang tinggi,kehati-hatian pengukuran volume dengan buretsangatlah penting untuk
menghindari galat sistematik.ketika membaca buret,mata harus tegaklurus dengan permukaan
cairan untuk menghindari galat paralaks.Kaidah yang umunnyadigunakan adalh dengan
menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniscus
menyentuh bagian bawah garis ukur.Oleh karena presisinya yang tinggi,satu tetes cairan yangme
nggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima,biasanya dengan
menyentuhtetesan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
Alat ini dapat disebut juga dengan mortal dan pestle terbuat dari porselin, kaca atau batu granit.
3. Kaca Arloji
Alat ini terbuat dari kaca bening yang terdiri dari berbagai ukuran, diameter.
4. Cawan Petri
Cawan petri atau telepa petri merupakan sebuah alat yang berbentuk seperti gelas kimia yang
berbanding sangat rendah yang terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas. Cawan petri selalu
berpasangan, yanag ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan
tutupnya. Cawan petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877 yaitu Julius Richard
Petri (1852-1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman.
5. Penjepit besi
Alat ini terbuat dari besi atau baja
6. Sendok
Sendok merupakan sebuah alat yang terbuat dari porselin. Alat ini bukan sendok yang digunakan
kita dalam sehari-hari, tetapi digunakan khusus untuk melakukan kegiatan selama di dalam
laboratorium.
7. Cawan Porselin
Cawan porselin terbuat dari porselin yang berbentuk bundar
8. Corong
Corong bisa terbuat dari plastik ataupun kaca tahan panas, dan memiliki bentuk seperti gelas
bertangkai yang terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek
9. Pipet tetes
Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing
serta ujung atasnya ditutupi dengan karet
Benda ini berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless atau
alumunium
13. Gelas Ukur
Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya terbuat dari kaca atau
plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai 10 ml sampai 2 L
14. Labu Ukur
Labu ukur berupa labu dengan leher yang panjang dan tertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh
terkena panas karena dapat memuai. Labu ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas
antara 5 ml sampai 5 L. Alat ini biasanya juga digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu
yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan
menggunakan pipet. Kebanyakan labu volumetri mempunyai sumbat kaca asah atau polirtilena,
tudung ulir atau tudung cungkil plastik (snap caps).
15. Batang pengaduk
Termometer merupakan sebuah alat yang terbuat dari kaca yang tahan panas
Gelas kimia (beaker) atau disebut juga dengan gelas piala merupakan sebuah alat yang berupa
gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat
yang tahan terhadap panas hingga suhu 200o C. Ukuran alat ini ada yang 50 ml, 100 ml, dan 2 L
18. Labu Bundar Berleher Pendek
Alat ini berupa labu dengan leher pendek dan tertutup. Terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena
panas karena akan memuai, ukuran dari 1 ml sampai 2 ml
19. Labu Bundar Berleher Panjang
Alat ini berupa labu dengan bentuk leher panjang. Alasnya ada yang bundar dan ada juga yang
rata. Alat ini terbuat dari kaca yang tahan panas pada suhu 120oC-300oC. Ukurannya mulai dari
250 ml sampai 2000 ml
20. Tabung Reaksi
Tabung reaksi yaitu berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Alat ini terbuat dari
kaca borosilikat tahan panas dan terdiri dari berbagai ukuran
Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan skala
sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 ml sampai 2 L
24. Kaki Tiga
Alat ini terbuat dari besi yang digunakan untuk menyangga alat-alat pada saat dipanaskan
25. Kasa Asbes
Corong buchner biasanya terbuat dari porselin. Namun kadang ada juga yang terbuat dari kaca
dan plastik. Dibagian atasnya terdapat sebuah silinder dengan dasar yang berpori-pori.
Botol semprot atu botol cucia merupakan botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Setiap
praktikan hendaknya mempunyai botol cuci dengan kapasitas yang sesuai yang dapat
mengalirkan air suling dari dalam ujung paruh yang disambung kebagian utama botol itu. Botol
cuci digunakan bila diperlukan aliran air suling yang kecil dan terarah, seperti bila membilas
dinding dalam bejana kaca untuk menjamin tidak adanya tetesan larutan sampel yang hilang.
30. Pembakar spiritus
Alat ini disebut juga dengan burner yang terbuat dari kaca