You are on page 1of 10

HUBUNGAN RESPONSE TIME DENGAN KEPUASAN KELUARGA PADA

PASIEN PRIORITAS II NON TRAUMA DI IGD RSUD BANGIL PASURUAN

Wayan Supi Andila1), Vita Maryah2), Dudella Desnani F.Y3)

¹) Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas


Tribhuwana Tunggadewi
)
² Dosen Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
)
³ Dosen Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Email: wayansofi34@gmail.com

ABSTRAK

Kepuasan keluarga pasien ditentukan oleh pelayanan salah satunya adalah response
time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat mengurangi luasnya kerusakan
organ dalam dan juga menekan beban pembiayaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan response time dengan kepuasan keluarga pada pasien prioritas 2 non trauma di
IGD RSUD Bangil Pasuruan. Desain penelitian ini menggunakan survei analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien prioritas 2 non trauma yang
didapatkan dengan metode random sampling sebanyak 126 orang. Data dikumpulkan dengan
menggunakan stopwatch untuk response time sedangkan untuk mengetahui kepuasan
keluarga pasien didapatkan dengan memberikan kuesioner. Analisis data menggunakan chi-
square dengan tingkat kemaknaan 95% ɑ (0,05). Hasil penelitian didapatkan sebagian besar
responden response time cepat sebanyak 91 responden (72,2%), sedangkan untuk kepuasan
keluarga pasien prioritas 2 non trauma sebagian besar mengatakan puas 65 responden
(51,6%). Terdapat hubungan yang cukup signifikan anatara response time dengan kepuasan
keluarga pada pasien prioritas 2 non trauma di IGD RSUD Bangil Pasuruan (P 0,016<0,05).

Kata kunci : Response time,kepuasan keluarga,prioritas 2,IGD


RELATIONSHIP BETWEEN RESPONSE TIME AND FAMILY SATISFACTION IN
PRIORITIY PATIENTS OF TWO NON TRAUMAS IN THE EMERGENCY
DEPERTEMEN OF BANGIL PASURUAN HOSPITAL

ABSTRAK

The patient's family satisfaction is determined by the service, one of which is


response time a fastand proper handling. This can reduce the extent of damage to internal
organs and also reduce the burden of financing. The purpose of this study was to determine
the relationship between response time and family satisfaction in priority 2 non trauma
patients in the emergency department of Bangil Pasuruan Hospital. The design of this study
uses an analytical survey with aapproach cross sectional. The sample of this study is non
trauma trauma priority 2 patients obtained bymethods random sampling 126. Data was
collected using a stopwatch for response time while to find out the patient's family
satisfaction was obtained by giving a questionnaire. Data analysis used chi-square with a
significance level of 95% ɑ (0.05). The results of this study showed that most of the
respondent's response time rapidwas 91 respondents (72.2%), while for the satisfaction of the
family of non-trauma priority 2 patients most said they were satisfied 65 respondents
(51.6%). There is a significant relationship between response time with family satisfaction in
priority non-trauma patients in Bangil Pasuruan Hospital Emergency Unit (P 0.016 <0.05).

Keywords:Response time,family satisfaction,emergency departments,priority 2.

PENDAHULUAN Instalasi Gawat Darurat, yang merupakan


Keadaan gawat darurat adalah gerbang utama jalan masuknya penderita
suatu keadaan klinis dimana pasien gawat darurat. IGD adalah suatu instalasi
membutuhkan pertolongan medis yang bagian rumah sakit yang melakukan
cepat untuk menyelamatkan nyawa dan tindakan berdasarkan triase terhadap
kecacatan lebih lanjut (Depkes RI, 2009). pasien (Musliha, 2010). Triage adalah
Penanganan gawat darurat ada filosofinya memilah tingkat kegawatan pasien untuk
yaitu Time Saving it’s Live Saving. Artinya menentukan prioritas penanganan lebih
seluruh tindakan yang dilakukan pada saat lanjut (Kemenkes, 2011). Prioritas adalah
kondisi gawat darurat haruslah benar- penentuan mana yang harus di dahulukan
benar efektif dan efisien. Hal ini mengenai penanganan dan pemindahan
mengingatkan pada kondisi tersebut pasien yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa
dapat kehilangan nyawa hanya dalam yang timbul. Setiap rumah sakit memiliki
hitungan menit saja. Berhenti nafas selama konsep triage yang berbeda beda salah
2-3 menit pada manusia dapat satu konsep yang dapat digunakan yaitu
menyebabkan kematian yang fatal PACS (Kurniasari, 2016). Terdapat 3 skala
(Sutawijaya, 2009). prioritas: P1 merupakan kategori pasien-
Salah satu bagian di Rumah Sakit pasien yang sedang mengalami koleps
yang memberikan pelayanan adalah kardiovaskuler atau dalam kondisi yang
mengancam nyawa. Pertolongan pada obstruksi total jalan napas dan henti
kategori ini tidak boleh delay. P2 jantung (Musliha, 2010).
merupakan kategori pasien-pasien sakit Penelitian Wa Ode. dkk, (2012)
berat, tidur di brankar atau bed, dan membuktikan tentang pentingnya response
distress berat, tetapi keadaan hemodinamik time bahkan pada pasien selain penderita
stabil pada pemeriksaan awal. Pasien pada penyakit jantung. Mekanisme response
kategori ini mendapatkan prioritas time, disamping menentukan keluasan
pertolongan kedua dan pengawasan ketat rusaknya organ-organ dalam, juga dapat
karena cenderung kolaps bila tidak mengurangi beban biaya. Kecepatan dan
mendapatkan pertolongan. P3 merupakan ketepatan pertolongan yang diberikan pada
kategori pasien-pasien dengan sakit akut, pasien yang datang ke IGD memerlukan
moderate, mampu berjalan dan tidak standar sesuai dengan kompetensi dan
beresiko kolaps, pertolongan secara efektif kemampuannya sehingga dapat menjamin
di IGD biasa cukup menghilangkan atau suatu penanganan gawat darurat dengan
memperbaiki keluhan penyakit pasien response time yang cepat dan penanganan
(Hadi, 2014). Pembagian prioritas harus yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan
lah benar benar sesuai dengan kegawatan peningkatan sarana, prasarana, sumber
pasien tetapi untuk waktu tanggap dihitung daya manusia dan manajemen IGD Rumah
sejak pasien datang ke IGD. Sakit sesuai standar (Kemenkes, 2009).
Response time atau waktu tanggap Ketepatan waktu dalam pelayanan
merupakan kecepatan dalam penanganan kegawat daruratan menjadi perhatian
pasien, dihitung sejak pasien datang penting di negara - negara seluruh dunia.
samapai dilakukan penanganan (Suhartati Hasil studi dari National Health Service di
dkk., 2011). Kurangnya response time dari Inggris, Australia, Amerika dan Kanada
perawat triage, baik dalam melakukan bahwa pelayanan perawatan
tindakan pengelompokan pasien mempengaruhi tingkat kepuasan pasien
berdasarkan berat ringannya kasus pada (Musliha, 2010). Keaneka ragaman pasien
pasien trauma maupun non trauma, di IGD yang datang dari berbagai latar
harapan hidup dan tingkat keberhasilan belakang dari sisi sosial ekonomi, kultur,
yang akan dicapai sesuai dengan standar pendidikan dan pengalaman membuat
pelayanan IGD yang dimiliki persepsi pasien atau masyarakat berbeda-
mengakibatkan peningkatan lama response beda. Pasien merasa puas dengan
time yang dibutuhkan dalam penanganan pelayanan perawat di IGD apabila harapan
kasus kegawat daruratan di IGD. Pada pasien terpenuhi, seperti pelayanan yang
pasien non trauma tertentu seperti cepat, tanggap, sopan, ramah, pelayanan
kegagalan, sistem saraf pusat, yang optimal dan interaksi yang baik.
kardiovaskuler, pernapasan dan Namun pasien atau masyarakat sering
hipoglikemia dapat menyebabkan menilai kinerja perawat kurang mandiri
kematian dalam waktu singkat antara 4-6 dan kurang cepat dalam penanganan
menit. Untuk itu dibutuhkan waktu yang pasien di IGD. Penilaian itu karena
relatif lebih cepat dalam melakukan beberapa hal, salah satunya diantaranya
pertolongan untuk mencegah kematian adalah ketidak tahuan pasien dan keluarga
biologis jika otak kekurangan oksigen tentang prosedur penatalaksanaan pasien
dalam 8-10 menit, seperti pada kasusus oleh perawat di ruang IGD (Igede, 2012).
Mentri Kesehatan pada tahun 2009 telah sesuai dengan harapan karena menurutnya
menetapkan salah satu prinsip umumnya pelayanan di IGD cukup lama.
tentang penanganan pasien gawat darurat
yang harus ditangani paling lama 5 (lima) METODE PENELITIAN
menit setelah sampai di IGD (Kemenkes, Penelitian ini menggunakan desain
2009). Dengan demikian sumber daya penelitian survei analitik dengan
manusia dan sarana di IGD sangat pendekatan cross sectional, variabel bebas
menentukan keberhasilan pelayanan dari penelitian ini adalah response time,
kepada pasien serta kepuasan pasien dan dan variabel terikat dalam penelitian ini
keluarga. adalah kepuasan keluarga pada pasien
Salah satu tujuan dalam prioritas II non trauma di IGD. Populasi
pelayanan di rumah sakit adalah kepuasan dalam penelitian ini diambil dari jumlah
pelanggan, Kepuasan keluarga pasien kunjungan pasien prioritas II non trauma
merupakan nilai subjektif terhadap kualitas di ruang IGD RSUD Bangil Pasuruan
pelayanan yang diberikan. Walaupun yaitu sekitar 184 pasien selama satu bulan,
subjektif tetap ada dasar objektifnya, yang menjadi 126 Responden dengan
artinya walaupun penilaian itu dilandasi rumus yang digunakan untuk menetukan
oleh pengalaman masa lalu besar sampel menggunakan rumus Slovin
pendidikan,status psikologi waktu dengan kriteria inklusi: pasien yang masuk
itu,pengaruh lingkungan. (Sabarguna & di instalasi gawat darurat dengan kategori
Rubaya, 2011). Kepuasan keluarga pasien P2, Pasien non trauma, keluarga bersedia
selain dipengaruhi oleh pelayanan yang menjadi responden, keluarga pasien bisa
diberikan, juga ditentukan oleh baca dan menulis, dan keluarga pasien
pengalaman dan pemikiran perorangan, dapat berkomunikasi dengan baik.
dan hal ini tidak dapat dengan mudah Pengambilan data untuk variabel
diupayakan untuk diubah, dan digiring ke independent yaitu mengunakan instrumen
arah keadaan yang memuaskan, maka penelitian berupa lemabar observasi untuk
upaya yang jelas dari pihak rumah sakit response time bila penanganan cepat ≤ 5
dilakukan agar dapat memberikan menit (skor 2), lambat > 5 menit (skor 1)
pelayanan yang secara konsepsional dan (Mentri Kesehatan RI 2009), dan untuk
terpadu menjamin kepuasan pada pasien Variabel dependent yaitu mengunakan
(Sabarguna & Rubaya, 2011). lembar kuesioner yang terdiri dari 15
Berdasarkan hasil studi pertanyaan dengan bobot sangat tidak puas
pendahuluan kepada 5 responden pasien (skor 1), tidak puas (skor 2), puas (skor 3),
prioritas II non trauma, didapatkan data 2 sangat puas (skor 4) (Syafrudin, 2011).
responden mendapatkan response time ≥5 Penelitian di laksanakan mulai 16 Juli
menit dikarenakan petugas kesehatan 2018 sampai dengan 30 juli 2018 di
berada di ruang tindakan dan tidak ada instalasi gawat darurat RSUD Bangil
yang berjaga di ruang triage, 1 responden Pasuruan.
menunggu pada saat akan dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
tindakan karena masih menangani pasien
yang lain, Pada keluarga pasien prioritas Tabel 1.Distribusi frekuensi karakteristik
II non trauma 2 responden mengatakan keluarga pada pasien prioritas 2
tidak puas/mengeluh pelayanan yang tidak
non trauma di IGD RSUD Bangil yaitu sebanyak 46 orang (36,5%), dan
pasuruan tahun 2018. pendidikan terakhir hampir setengah nya
Karakteristik Responden n f(%) adalah SD sebanyak 42 orang (33,3%).
Usia
21-30 tahun 34 27,0 Tabel 2.Kategori response time dan
31-40 tahun 47 37,3 kepuasan keluarga pasien di igd
41-50 tahun 21 16,7 rsud bangil pasuruan tahun
51-60 tahun 24 19,0 2018.
Jenis Kelamin
Laki-laki 57 45,2 Kategori n f(%)
Perempuan 69 54,8 Response Time
Hubungan dengan pasien Cepat 91 72,2
Orang tua 14 11,1 Lambat 35 27,8
Suami/istri 46 36,5 Kepuasan
Saudara 31 24,6 Sangat puas 61 48,4
Anak 35 27,8 Puas 65 51,6
Pendidikan Tidak puas 0 0
Tidak sekolah 23 18,3 Sangat tidak puas 0 0
SD 42 33,3
Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan
SMP 18 14,3
SMA 34 27,0 bahwa response time di Instalasi Gawat
Sarjana 9 7,1 Darurat (IGD) RSUD Bangil Pasuruan
sebagian besar dikategorikan cepat yaitu
Berdasarkan Tabel 1. Menunjukan sebanyak 91 orang (72,2%), dan untuk
bahwa keluarga pada pasien prioritas II kepuasan menunjukkan bahwa kepuasan
non trauma di IGD RSUD Bangil keluarga pada pasien prioritas II non
Pasuruan sebagian berusia 31-40 tahun, trauma di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
yaitu sebanyak 47 orang (37,3%). Jenis RSUD Bangil Pasuruan hampir setengah
kelamin sebagian besar adalah perempuan nya mengatakan puas yaitu sebanyak 65
sebanyak 69 orang (54,8%). Hubungan orang (51,6%).
dengan pasien sebagian adalah suami/istri

Tabel 3. Analisis Chi-Square hubungan response time dengan kepuasan keluarga pasien
tahun 2018.

yang dikategorikan cepat sebanyak 91


Berdasarkan tabel 3. menunjukkan orang (72,2%). kepuasan keluarga pasien

Variabel Kepuasan Keluarga Pasien n P


value
Sangat Puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas

Response Time Cepat 41 50 0 0 91 0,016

Lambat 20 15 0 0 35
Total 61 65 0 0 126

bahwa sebagian besar responsnse time dengan kategori puas sebanyak 65 orang
(51,6%), dan hasil perhitungan chi square datang samapai dilakukan penanganan
didapatkan nilai signifikan (Sig.) = 0,016 (Suhartati dkk., 2011). Kurangnya
(p value ≤ 0,05) yang berarti data response time dari perawat triage, baik
dinyatakan signifikan dan H1 diterima, dalam melakukan tindakan
artinya ada hubungan response time pengelompokan pasien berdasarkan berat
dengan kepuasan keluarga pada pasien ringannya kasus pada pasien trauma
prioritas II non trauma di Instalasi Gawat maupun non trauma, harapan hidup dan
Darurat RSUD Bangil Pasuruan. tingkat keberhasilan yang akan dicapai
sesuai dengan standar pelayanan IGD yang
Response Time dimiliki mengakibatkan peningkatan lama
Berdasarkan tabel 2. diketehui response time yang dibutuhkan dalam
bahwa response time di Instalasi Gawat penanganan kasus kegawat daruratan di
Darurat IGD RSUD Bangil Pasuruan IGD. Pada pasien non trauma tertentu
sebagian besar dikategorikan cepat yaitu seperti kegagalan, sistem saraf pusat,
sebanyak 91 responden (72,2%), kardiovaskuler, pernapasan dan
sedangkan 35 responden (27,8%), hipoglikemia dapat menyebabkan
response time nya lambat dikarenakan kematian dalam waktu singkat antara 4-6
berbagai macam faktor seperti, menit. Untuk itu dibutuhkan waktu yang
ketersediian stretcher, alat atau obat- relatif lebih cepat dalam melakukan
obatan dan beban kerja. Dari penelitian pertolongan untuk mencegah kematian
iIni menunjukan bahwa tenaga kesehatan biologis jika otak kekurangan oksigen
yang ada di IGD melakukan tindakan dalam 8-10 menit, seperti pada kasus
sesuai dengan standar Depkes RI yaitu obstruksi total jalan napas dan henti
response time ≤5 menit. Hasil penelitian jantung (Musliha, 2010). Sistem
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya manajemen yang baik ini mendukung
yang dilakukan oleh Hermawan D pisu Kepmenkes RI No. 856 tahun 2009
(2015) dengan hasil sebanyak 37 orang tentang Standar IGD Rumah Sakit yang
(61%) merasakan respon time cepat dan menyatakan bahwa kecepatan dan
sebanyak 23 (38,3%) merasa puas ketepatan pertolongan yang diberikan pada
terhadap pelayanan yang diberikan, ada pasien yang datang ke IGD memerlukan
hubungan response time dengan kepuasan standar sesuai dengan kompetensi dan
pasien. Penelitian lain yang dilakukan oleh kemampuannya sehingga dapat menjamin
Nur Dahliana (2015 dengan hasil suatu penanganan gawat darurat dengan
penelitian menunjukan bahwa jenis kasus response time yang cepat dan penanganan
trauma memiliki waktu tanggap kategori yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan
cepat sebanyak 16 (35,6%) dan non trauma meningkatkan sarana, prasarana, sumber
11 (24,4%). P =( 0,038) ada hubungan daya manusia dan manajemen IGD rumah
antara waktu tanggap perawat pada sakit sesuai standar. Pada tahun 2010,
penanganan pasien dengan jenis kasus Depkes RI juga mengatakan salah satu
trauma lebih cepat dibandingkan pasien prinsip umum pelayanan IGD di RS adalah
non trauma. response time, dimana pasien gawat
Response time atau waktu darurat harus ditangani paling lama 5
tanggap merupakan kecepatan dalam (lima) menit setelah sampai di IGD.
penanganan pasien, dihitung sejak pasien Pendapat Moenir (2008), yang menyatakan
beberapa faktor yang penting guna tercipta Dimana tenaga kesehatan memberikan
dan terwujudnya pelaksanaan pelayananan tindakan sesuai dengan faktor faktor yang
secara efektif yaitu terdiri dari faktor mempengaruhi kepuasan keluarga seperti
kesadaran, faktor aturan, faktor organisasi, kinerja, pelayanan, lokasi yang strategis,
faktor pendapatan, faktor kemampuan dan fasilitas, komunikasi dan kualitas produk
keterampilan, serta faktor sarana atau jasa yang di berikan kepada keluarga
pelayanan. pasien. Beberapa penelitian sebelum nya
Response time oleh tenaga yang sejalan dengan penelitian ini diantara
kesehatan yang diketagorikan cepat yaitu nya yaitu, penelitian yang di lakukan oleh
dapat dipengaruhi oleh aturan yang ada di Dwi Retnaningsih (2017) Kepuasan
Instalasi Gawat Darurat RSUD Bangil keluarga paasien di ruang ICU hasil sangat
Pasuruan, dimana diberlakukannya aturan signifikan p=(0.000) kualitas pelayanan
di RSUD Bangil Pasuruan untuk melayani keperawatan sebagian besar 24 (75%)
pasien dengan kesesuaian dimulai dari responden mengatakan baik dan kepuasan
penerimaan pasien dari pertama kali kluarga pasien sebagian besar sebanyak 16
datang sampai mendapatkan pelayanan, (50%) responden mengatak puas.
pelayanan dibentuk berdasarkan 5 prinsip Penelitian selanjutnya yaitu dilakukan oleh
service quality yaitu kecepatan, ketepatan, Melkiro S.Y.B (2018) hasil dinyatakan
keamanan, keramahan dan kenyamanan sangat signifikan dimana p=0,000 terdapat
layanan, sehingga dari peran perawat yang hubungan komunikasi terapeutik perawat
advokat kepada pasien dan penanganan dengan kepuasan keluarga di SLB Bhakti
yang cepat, tepat, nyaman serta keramahan Luhur Malang.
perawat kepada pasien akan menimbulkan Kepuasan pasien dan keluarga
tingkat kepercayaan keluarga pasien. tergantung pada kualitas pelayanan. Suatu
Sesuai dengan setandar yang ada dan pelayanan dikatakan baik oleh pasien
manajemen keperawatan untuk maupun keluarga ditentukan oleh
meningkatkan mutu rumah sakit dan kenyataan apakah jasa yang diberikan bisa
kualitas pelayanan yang ada di IGD, selain memenuhi kebutuhan pasien atau keluarga
dari 5 prinsip diatas sarana prasarana juga pasien dengan menggunakan persepsi
dapat menunjang pelayanan yang ada di tentang pelayanan yang diterima
IGD RSUD Bangil Pasuruan. memuaskan atau mengecewakan juga
termasuk lamanya waktu pelayanan
Kepuasan Keluarga Pasien (Adhyty0, 2013). Kepuasan dimulai dari
Berdasarkan tabel 2. diketehui penerimaan pasien dari pertama kali
bahwa kepuasan keluarga pada pasien datang sampai mendapatkan pelayanan,
prioritas II non trauma di Instalasi Gawat pelayanan dibentuk berdasarkan 5 prinsip
Darurat RSUD Bangil Pasuruan setengah service quality yaitu kecepatan, ketepatan,
responden dikategorikan puas sebanyak 65 keamanan, keramahan dan kenyamanan
responden (51,6%) dan setengahnya sangat layanan (Anjaryani 2009 dalam Adhytyo
puas sebanyak 61 responden (48,4%). & Mulyaningsih 2013).
Kategori ini menunjukan bahwa kepuasan Selain itu juga kepuasan keluarga
kluarga pasien dikatakan semuanya puas, maupun pasien merupakan salah satu
dengan tindakan yang di berikan oleh aspek terpenting dalam menejemen rumah
tenaga kesehatan yang ada di IGD. sakit, dimana jasa yang kita berikan sesuai
dengan keinginan keluarga maupun pasien. (2015) juga membuktikan bahwa ada
Semua ini akan memberikan dampak hubungan antara response time dengan
positif bagi tenaga kesehatan dan juga kepuasan keluarga pasien gawat darurat (p
rumah sakit, pasien yang puas dengan = 0,017).
pelayanan IGD apabila semua itu sesuai Upaya memberikan pelayanan
dengan apa yang mereka harapkan dan agar bisa memberikan kepuasan pasien
inginkan dari pelayanan tersebut. Dari khususnya pelayanan gawat darurat dapat
hasil penelitian yang dilakukan oleh dinilai dari kemampuan perawat dalam hal
peneliti pasien mengatakan puas dan responsiveness (cepat tanggap), reliability
sangat puas dari pelayanan IGD yang (pelayanan tepat waktu), assurance (sikap
mereka dapatkan, kenapa karena mereka dalam memberikan pelayanan), emphaty
mendapatkan pelayanan sesuai dengan (kepedulian dan perhatian dalam
harapan mereka, dimana tenaga kesehatan memberikan pelayanan) dan tangible
memberikan pelayanan sesuai dengan (mutu jasa pelayanan) dari perawat kepada
standar yang terbaik untuk konsumen agar pasien (Muninjaya 2011).
konsumen tidak beranggapan bahwa Waktu tanggap gawat darurat
rumah sakit tersebut tidak sesua dengan merupakan gabungan dari waktu tanggap
standar pelayanan yang ada di tambah lagi saat pasien tiba di depan pintu rumah sakit
RSUD Bangil merupakan rumah sakit sampai mendapat respon dari petugas
rujukan yang menyediakan BPJS, maka Instalasi Gawat Darurat (response time)
dari itu haruslah tenaga kesehatan dengan waktu pelayanan yang diperlukan
memberikan pelayanan yang optimal agar sampai selesai proses penanganan gawat
terpenuhinya harapan keluarga maupun darurat (Haryatun dan Sudaryanto, 2008).
pasien. Menurut Nusantara (2005), faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan, antara lain
Hubungan Response Time dengan faktor psikologis, faktor demografi dan
Kepuasan Kelurga Pasien faktor geografis. Faktor psikologis
Berdasarka tabel 3. didapatkan meliputi manfaat yang diharapkan dan
nilai p=0,016, yang berati ada hubungan persepsi atau pemahaman terhadap produk
anatar responsse time dengan kepuasan atau pelayanan yang diberikan yaitu
kluarga pada pasien prioritas II non pelayanan petugas rumah sakit terhadap
trauma di IGD RSUD Bangil Pasuruan. pasien. Faktor demografi lebih menitik
Hasil penelitian ini sejalan dengan beratkan pada keadaan populasi statistik
penelitian yang dilakukan oleh Eko manusia, diantaranya jenis kelamin, umur,
Widodo (2015) dimana di peroleh p pendidikan, pekarjaan dan status
=0,042 yang berarti ada hubungan antara perkawinan, cara pembayaran, jenis
response time perawat dalam memberikan penyakit serta karakteristik lainnya. Faktor
pelayanan dengan kepuasan pelanggan di geografis lebih menekankan pada lokasi
IGD. Penelitian lain yang di lakukan oleh tempat penggunaan jasa pelayanan.
Mario Alan Rembet (2015) menunjukkan Berdasarkan teori tersebut,
bahwa ada hubungan antara response time responsiveness memberikan dampak bagi
perawat dengan tingkat kepercayaan kepuasan pelanggan. Responsiveness
keluarga pasien pada triage kuning (p = dalam pelayanan di IGD mencakup dua
0,008). Penelitian Dewi Efasusanti Purba hal yaitu response time pada saat pasien
datang dan waktu pelayanan sampai 2) Kepuasan keluarg pasien pada pasien
selesai proses pelayanan di IGD (Haryatun priotitas 2 di IGD RSUD Bangil
dan Sudaryanto, 2008). Ketepatan dalam Pasuruan dikategorikan puas.
memberikan pelayanan kesehatan 3) Terdapat hubungan response time
merupakan tanggug jawab dari kinerja dengan kepuasan keluarga pada pasien
petugas kesehatan itu sendiri yang di prioritas II non trauma di IGD RSUD
dalamnya menyangkut perencanaan Bangil Pasuruan.
kesehatan, yakni identifikasi masalah,
penetapan prioritas masalah kesehatan, DAFTAR PUSTAKA
menetapkan tujuan, rencana kerja atau
Alamsyiah, Dedi. 2012. Manajemen
rumusan kegiatan, menetapkan sasaran,
Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta:
susunan organisasi, rencana kegiatan, dan
Nuha Medika
evaluasi (Alamsyiah, 2012).
Mengenai tingkat korelasi yang Departement Kesehatan RI. 2009.
rendah dapat disebakan oleh beberapa Petunjuk teknis penggunaan DAK
faktor seperti saat pasien datang petugas bidang kesehatan. Jakarta:
kesehatan sedang berada diruang tindakan Departement Kesehatan.
sehingga pasien menunggu hingga petugas
kesehatan datang keruang triage dan Dewi Efasusanti Purba Dkk,2015,
mengambilkan stretcher, lain halnya Hubungan Response Time Dengan
dengan karakteristik pasien yang datang Kepuasan Keluarga Pasien Gawat
pada, sore dan malam hari tidak semua Darurat pada Triase Merah di IGD
pasien p2 keadaan nya saama keadaan Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou
pasien berbeda sehingga kecepatan bukan Manado: Program Studi Ilmu
merupakan hal utama yang diinginkan, Keperawatan Fakultas Kedokteran
namun keramahan dan kemampuan Universitas Sam Ratulangi Manado.
profesional petugas di IGD dalam
memberikan pelayanan dan kesempatan Eko Widodo.2015, Hubungan response
untuk berinteraksi/berdiskusi menjadi time perawat dalam memberikan
faktor yang diharapkan pasien. Faktor lain pelayanan dengan kepuasan
yang tidak bisa dikesampingkan adalah pelanggan di IGD RS. panti waluyo
budaya masyarakat. Mayoritas pasien di surakarta, program study s1-
IGD RSUD Bangil adalah penduduk keperawatan, stikes kusuma husada:
Madura dengan pendidikan yang rendah surakarta.
dan pengetahuan mengenai kesehatan
Hadi, Sutrisno. 2014. Penelitian Research.
sangat minim/terbatas, sehingga jika kita
Yogyakarta: BPFE.
tidak berkomunikasi dengan baik akan
berpengaruh kepada kepuasan keluarga Hermawan D pisu,dkk, 2015, Hubungan
pasien. Respons Time Perawat dengan
Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat
KESIMPULAN Darurat Rsup Prof. Dr. R. D.
1) Response time pasien di IGD RSUD Kandou Manado, Kandou Manado:
Bangil Pasuruan sebagian besar Program Studi Ilmu Keperawatan
dikategorikan cepat yaitu ≤5 menit.
Fakultas Kedokteran Universitas Moenir. 2008. Manajemen Pelayanan Umum
Sam Ratulangi Manado. di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Igede.2012. Hubungan persepsi pasien
tentang perawat IGD RSUD wates Musliha.2010. Keperawatan Gawat
kulon Progo yogyakarta dengan Darurat. Nuha Medika : Yogyakarta.
kecemasan pasien di ruang IGD
RSUD wates kulon Progo. Suhartati, et al. 2011. Standar Pelayanan
Yogyakarta: Program Studi S1 Keperawatan Gawat Darurat di
keperawatan : Universitas Respati Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat
Yogyakarta. Bina Pelayanan Keperawatan dan
Keteknisan Medik Direk
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.2011.Standar Pelayanan Suryani.2010. Keperawatan Gawat
Keperawatan Gawat Darurat di RS. Darurat. Online available:
Jakarta: Kementrian Kesehatan (http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5
Republik Indonesia. FIKESS1KEPERAWATAN/101
0712012/BAB%20I.pdf). Diaskes
Kurniasari, Regina.2016. Analisis tanggal 3 Desember 2015.
Hubungan Pelayanan dengan
Kepuasan Pasien (Studi di IGD Sutawijaya, R. B. 2009. Gawat Darurat
Rumah Sakit Sido Waras). Panduan Kesehatan Wajib Di
Universitas Airlangga. Rumah Anda . Yogyakarta : Aulia
Publishing.
Mario alan rembet.,dkk, 2015, Hubungan
response time dengan tingkat Wa Ode, dkk.2012. Faktor-Faktor Yang
kepercayaan keluarga pasien pada Berhubungan Dengan Ketepatan
triase kuning (urgent) di IGD RSU Waktu Tanggap Penanganan Kasus
GMIM kalooran amurang,: Program Pada Response Time I Di Instalasi
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Gawat Darurat Bedah dan Non
Kedokteran : Universitas Sam Bedah RSUD Dr.Wahidin
Ratulangi Manado. e –jurnal Sudirohusodo
keperawatan (e-Kp) volume 3 nomor http://pasca.unhas.ac.id.pdf. Diakses
2, september 2015. 12 Januari 2014

Melkiro Silvanus Yopi Balik dkk,


2018,Hubungan pelaksanaan
komunikasi terapeutik perawat
degan tingkat kepuasan keluarga di
yayasan SLB Bakti Luhur Malang,
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang, Nursing News volume 3,
nomor 1, 2018.

You might also like